Lanjutan
United
Nations
Conference
on
Environment
and
Development, UNCED 1992 (KTT Bumi/Earth Summit di Rio
de Jainero).
Konferensi ini mengahasilkan:
1. Komitmen
yang mengikat: Convention on Biological
Diversity(CBD), United Nations Framework Convention on
Climate Change(UNFCCC), dan Convention to Combat
Desertification(CCD).
2. Komite yang tidak mengikat: Rio Declarationtentang 27
prinsip yang menekankan hubungan antara lingkungan dan
pembangunan
dan
Forest
Principles:
Authoritative
Statement of Principles for a Global Consensus on
Management, Conservation, and Sustainable Development
of all Types of Forests.
Lanjutan
World
Summit
on
Sustainable
Development, 2002 di Johannesburg,
South Africa
ditekankan padaplan of implementation,
yang
mengintegrasikan
elemen
ekonomi, ekologi, dan sosial yang
didasarkan pada tata penyelenggaraan
pemerintahan
yang
baik(good
governance).
Lanjutan
PENGERTIAN
Peristilahan:
Milieurecht,
Environmentallaw,
Umweltrecht,
Droitdelenvironment, dll.
Hukum lingkungan adalah hukum yang
mengatur hubungan timbal balik antara
manusia
dengan
mahluk
hiduplainnyayang biladilanggar dapat
dikenai sanksi.
PRINSIP HUKUM
Lanjutan
Lanjutan
keadilan
8. ekoregion
9. keanekaragaman hayati
10.pencemar membayar
11.partisipatif
12.kearifan lokal
13.tata kelola pemerintahan yang baik
14.otonomi daerah.
7.
TUJUAN PPLH
1.
2.
3.
4.
5.
melindungi
wilayah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
dari
pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup
menjamin keselamatan, kesehatan, dan
kehidupan manusia
menjamin kelangsungan kehidupan makhluk
hidup dan kelestarian ekosistem
menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
mencapai keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan lingkungan hidup;
Lanjutan
6.
7.
8.
9.
10.
PERENCANAAN PPLH
Dalam rangka PPLH harus dibentuk RPPLH
RPPLH terdiri atas RPPLH Nasional, RPPLH
Provinsi dan RPPLH Kabupaten/Kota
RPPLH
memuat:
pemanfaatan
dan
pencadangan SDA, pemeliharaan dan
perlindungan
kualitas/fungsi
LH,
pengendalian,
pemantauan
dan
pendayagunaan
SDA,
adaptasi
dan
mitigasi terhadap perubahan iklim
Pasal 5 Pasal 11
PEMANFAATAN
Pasal 12
PENGENDALIAN
Pengendalian pencemaran/kerusakan LH
meliputi:
1. Pencegahan
2. Penanggulangan
3. Pemulihan
PENCEGAHAN
Instrumen pencegahan:
1. KLHS
2. tata ruang
3. baku mutu lingkungan
hidup
4. kriteria
baku
kerusakan lingkungan
hidup
5. amdal
6. UKL-UPL
7. perizinan
8.
9.
10.
11.
12.
13.
instrumen
lain
sesuai
dengan
kebutuhan dan/atau perkembangan
ilmu pengetahuan
Lanjutan
KLHS
KLHS
dibuat untuk menjamin prinsip
pembangunan berkelanjutan menjadi
dasar pembangunan
KLHS memuat: kapasitas daya dukung
dan daya tampung LH, perkiraan
mengenai dampak dan resiko LH, kinerja
layanan/jasa
ekosistem,
efisiensi
pemanfaatan SDA, tingat kerentanan
dan adaptasi terhadap perubahan iklim
dan tingkat ketahanan dan potensi
Kehati
Pasal 15-Pasal 18
Lanjutan
BMLH
Pencemaran terhadap LH diukur dengan
BMLH
BMLH terdiri atas: BM Air, BM Air Limbah,
BM Udara Ambien, BM Emisi, BM
Gangguan, BM lainnya
Orang dapat membuang limbah, dengan
syarat: memenuhi BMLH dan mendapat
izin.
Pasal 20
Lanjutan
KBKLH
KBKLH digunakan untuk menentukan
kerusakan LH
KBKLH dibagi menjadi 2, yakni KBK
ekosistem
(ex:
KBK
tanah
untuk
biomassa, KBK terumbu karang, KBK
kebakaran hutan/lahan, KBK mangrove,
KBK padang lamun, KBK gambut, dll)
dan KBK Akibat Perubahan Iklim (ex:
kenaikan temperatur, kenaikan muka air
laut, badan dan/atau kekeringan).
Lanjutan
AMDAL
Pasal 1 angka 11 Amdal adalah kajian
mengenai dampak penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usah dan/atau
kegiatan.
AMDAL
wajib
terhadap
setiap
usaha/kegiatan yang berdampak penting
terhadap LH
Lanjutan
Kriteri dampak penting:
1.
besarnya
jumlah
penduduk yang akan
terkena dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan
2.
luas wilayah penyebaran
dampak
3.
intensitas dan lamanya
dampak berlangsung
4.
banyaknya
komponen
lingkungan hidup lain
yang
akan
terkena
dampak
5.
6.
7.
atau
kriteria
lain
perkembangan
dan teknologi.
tidak
berbaliknya
sesuai
dengan
ilmu pengetahuan
Lanjutan
Kriteria Usaha/Kegiatan yang
berdampak penting
1. pengubahan bentuk lahan dan
bentang alam
2. eksploitasi sumber daya alam,
baik yang terbarukan maupun
yang tidak terbarukan
3. proses
dan kegiatan yang
secara
potensial
dapat
menimbulkan
pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan
hidup serta pemborosan dan
kemerosotan
sumber
daya
alam dalam pemanfaatannya
4. proses
dan kegiatan yang
hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sosial
dan budaya;
5.
6.
7.
8.
Lanjutan
Lanjutan
Masyarakat
dapat
mengajukan
keberatan terhadap dokumen AMDAL
AMDAL disusun oleh orang yang
mempunyai sertifikat kompetensi
AMDAL dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL
Pasal 22-Pasal 33
Lanjutan
UKL/UPL
Pasal 1 angka 12 UKL-UPL adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap
usaha dan/atau kegiatan yang tidak
berdampak penting terhadap lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan
keputusan
tentang
penyelenggaraan
usaha
dan/atau
kegiatan.
UKL/UPL wajib terhadap kegiatan/usaha
yang tidak wajib AMDAL
Kriteria
UKL/UPL
ditetapkan
oleh
Gubernur, Bupati, Walikota
Lanjutan
Usaha/kegiatan
yang
tidak
wajib
UKL/UPL
wajib
membuat
surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup
Kriteria
penetapan
UKL/UPL:
tidak
berdampak
penting
dan
usaha
mikro/kecil
Pasal 34-Pasal 35
Lanjutan
IZIN LINGKUNGAN
Pasal 1 angka 35 Izin lingkungan adalah
izin yang diberikan kepada setiap orang
yang
melakukan
usaha
dan/atau
kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL
dalam
rangka
perlindungan
dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai
prasyarat untuk memperoleh izin usaha
dan/atau kegiatan.
Kegiatan/usaha
wajib
AMDAL
atau
UKL/UPL, wajib memiliki izin lingkungan
Izin lingkungan diberikan berdasarkan
KLH/Rekomendasi UKL/UPL
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Izin
lingkungan
berisi
tentang
persyaratan dan kewajiban yang ada
dalam KLH atau rekomendasi UKL/UPL,
persyaratan
yang
ditetapkan
oleh
pejabat
yang
berwenang
dan
berakhirnyanya izin.
Apabila usaha/kegiatan mewajibakan
Izin PPLH, maka izin lingkungan wajib
mencantumkan jumlah dan jenis Izin
PPLH
Izin lingkungan berakhir bersamaan
dengan izin usaha/kegiatan
Lanjutan
Lanjutan
ANALISIS RESIKO LH
Analisis resiko LH wajib dilakukan
terhadap
usaha/kegiatan
yang
berpotensi
menimbulkan
dampak
penting terhadap lingkungan hidup,
ancaman
terhadap
ekosistem
dan
kehidupan dan/atau kesehatan dan
keselamatan manusia
Analisis resiko LH meliputi: pengkajian
resiko,
pengelolaan
resiko,
dan
komunikasi resiko.
Pasal 47
Lanjutan
AUDIT LH
Untuk
meningkat kinerja lingkungan
hidup, pemerintah dapat mendorong
untuk dilakukan audit LH.
Menteri
mewajibkan untuk dilakukan
audit terhadap usaha/kegiatan yang
beresiko
tinggi
dan
terhadap
penanggungjawab usaha/kegiatan yang
tidak taat terhadap ketentuan per-UU-an.
Audit LH dilakukan oleh Auditor LH yang
memiliki sertifikat kompetensi
Pasal 48-Pasal 52
PENANGGULANGAN
Usaha/kegiata
yang
menimbulkan
pencemaran/kerusakan
LH
wajib
untuk
melakukan penanggulangan.
Penanggulangan dilakukan dengan pemberian
informasi peringatan kepada masyarakat,
pengisolasian
pencemaran/kerusakan
LH,
penghentian sumber pencemaran/kerusakan
LH dan lain-lain
Pasal 53
PEMULIHAN
Usaha/kegiatan
yang
menimbulkan
pencemaran/kerusakan
LH,
wajib
melakukan
pemulihan.
Pemulihan
LH
dilakukan
dengan
tahapan:
penghentian sumber pencemaran dan pembersihan
unsur pencemar; remediasi; rehabilitasi; restorasi;
dan/atau
cara
lain
yang
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemegang izin lingkungan wajib menyediakan dana
penjaminan pemulihan LH.
Pasal 54
PENGELOLAAN B3 &
LIMBAH B3
Lanjutan
Pasal 58-Pasal 61
PENGAWASAN
Pasal 71-Pasal 75
Lanjutan
Pejabat Pengawas LH berwenang:
1. melakukan pemantauan
2. meminta keterangan
3. membuat
salinan dari dokumen dan/atau
membuat catatan yang diperlukan
4. memasuki tempat tertentu
5. Memotret
6. membuat rekaman audio visual
7. mengambil sampel
8. memeriksa peralatan
9. memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi
10. menghentikan pelanggaran tertentu.
SANKSI ADMINISTRATIF
Lanjutan
Lanjutan
Pasal 76-Pasal 83
PENYELESAIAN SENGKETA
LH
Pasal 84
Lanjutan
Non-Litigasi
Penyelesaian
sengketa non litigasi dilakukan untuk
mencapai kesepakatan mengenai
1. bentuk dan besarnya ganti rugi
2. tindakan
pemulihan akibat pencemaran dan/atau
perusakan
3. tindakan
tertentu untuk menjamin tidak akan
terulangnya pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau
4. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif
terhadap lingkungan hidup
. Penyelesaian sengketa non litigasi tidak berlaku untuk
tindak pidana LH
. Penyelesaian sengketa non litigasi dapat mengunakan
jasa mediator atau arbitor
Pasal 85
Lanjutan
Litigasi
Penanggungjawab usaha kegiatan yang
melakukan PMH yang menimbulkan
kerugian bagi orang lain atau LH wajib
melakukan ganti rugi dan/atau melakukan
tindakan tertentu (liability based on fault)
Pengadilan dapat menjatuhkan uang
paksa atas keterlambatan pelaksanaan
putusan pengadilan
Pasal 87
Lanjutan
Pasal 88
Lanjutan
Lanjutan
Hak Gugat
Instansi pemerintah dan Pemda mempunyai
kewenangan untuk mengajukan gugatan ganti
rugi atau tindakan tertentu
terhadap
usaha/kegiatan
yang
menyebabkan
pencemaran/kerusakan LH (Pasal 90)
Masyarakat berhak mengajukan gugatan
perwakilan kelompok (class action) apabila
mengalami
kerugian
akibat
pencemaran/kerusakan LH, dengan syarat
ada kesamaan fakta/peristiwa, dasar hukum
dan jenis tuntutan antara wakil kelompok dan
anggota kelompok (Pasal 91)
Lanjutan
Lanjutan
Gugatan Administratif
Setiap orang dapat mengajukan gugatan ke PTUN,
apabila:
1. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan
izin lingkungan kepada usaha dan/atau kegiatan
yang wajib amdal tetapi tidak dilengkapi dengan
dokumen amdal;
2. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan
izin lingkungan kepada kegiatan yang wajib UKLUPL, tetapi tidak dilengkapi dengan dokumen
UKLUPL; dan/atau
3. badan
atau pejabat tata usaha negara yang
menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan yang
tidak dilengkapi dengan izin lingkungan.
Lanjutan
Pasal 93
Lanjutan
PEMERINTAH PUSAT:
menetapkan kebijakan nasional
menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria
menetapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
mengenai RPPLH nasional
menetapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
mengenai KLHS
menetapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
mengenai amdal dan UKL-UPL
menyelenggarakan inventarisasi sumber daya
alam nasional dan emisi gas rumah kaca;
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
memberikan
pendidikan,
pelatihan,
pembinaan, dan penghargaan
mengembangkan sarana dan standar
laboratorium lingkungan hidup
menerbitkan izin lingkungan
menetapkan wilayah ekoregion
melakukan
penegakan
hukum
lingkungan hidup.
Lanjutan
PROVINSI
menetapkan kebijakan tingkat provinsi;
menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat
provinsi
menetapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
mengenai RPPLH provinsi
menetapkan
dan
melaksanakan
kebijakan
mengenai amdal dan UKL-UPL
menyelenggarakan inventarisasi sumber daya
alam dan emisi gas rumah kaca pada tingkat
provinsi
mengembangkan dan melaksanakan kerja sama
dan kemitraan
Lanjutan
Lanjutan
Lanjutan
KABUPATEN/KOTA
menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota
menetapkan
dan
melaksanakan
KLHS
tingkat
kabupaten/kota
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai
RPPLH kabupaten/kota
menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai
amdal dan UKL-UPL
menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan
emisi gas rumah kaca pada tingkat kabupaten/kota
mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan
kemitraan
mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan
hidup
memfasilitasi penyelesaian sengketa
Lanjutan
TERIMA KASIH