Anda di halaman 1dari 9

AUDIT LINGKUNGAN SEBAGAI PERWUJUDAN TANGGUNG JAWAB

SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPPONSIBILITY)


DI ERA GLOBALISASI EKONOMI

Nur Sulistyo B Ambarini*

Abstract

Environment audit was both law and economy instruments of protection and environment management.
Environment audit was law instrument which have voluntary and mandatory characteristic. Environment
audit application periodically and continuity could be the corporate social responsibility realization within
economy globalization era. Beside given economy profit and protection to environment (planet), company
could develop relationship with local societes and paid attention to the people by doing development
activity and used them in order to increasing their prosperity.

Kata kunci: Audit Lingkungan, Corporate Social Responsibility, Globalisasi.

Era 1990-an muncul gerakan konsumen yang dan Perikanan RI) mengatakan: Global warming
disebut "konsumen hijau" (green consumer) (pemanasan global) dapat memusnahkan terumbu
menghendaki produk yang bersahabat dengan karang. lni mengancam ketahanan pangan dari
lingkungan (environmentally friendly producQ. Hal ini sumber perikanan kelautan. Di kawasan segitiga
terjadi karena meningkatnya kerusakan ekologi terumbu karang yaitu: Indonesia, Malaysia (Sabah),
sebagai akibat kegiatan pembangunan termasuk Filipina, Papua Niugini, Solomon dan Timar Leste,
ekonomi dan perdagangan. Kondisi ini mendorong seluas 75.000 Km2 yang dikenal sebagai hutan
PBB menyelenggarakan KTI Bumi mengenai Amazon bawah laut terdapat lebih 500 spesies
"Lingkungan Hidup dan Pembangunan" ( United terumbu karang dan 3.000 spesies ikan, diperkirakan
Nations Conferenceon Environment and mampu memenuhi kebutuhan hidup 120 juta
Development) tahun 1992 di Rio de Janeiro. Hasilnya penduduk sebagai tempat pemijahan tuna dan
"Deklarasi Rio· dan •Agenda 21 • berisi prinsip-prinsip sumber ekonomi regional dengan perputaran uang
menyangkut pengelolaan lingkungan dan 2,3 miliar dollar AS per tahun.2
pembangunan. Menurut Melda Kamil A Riadno Laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan
(1999), Konferensi Stockholm telah meletakkan dasar lklim (United Nations Intergovernmental Panel on
pengaturan global mengenai perlindungan Climate Change/1PPC) di Valencia, 19 Nopember
lingkungan hidup.' Demikian pula KTT Rio 2007, menyebutkan bahwa pemanasan global
menqeriakan banyak hal untuk meletakkan dasar merupakan hal yang tidak terbantahkan lagi. Aktivitas
hukum, keahlian, dan kelembagaan bagi suatu manusia (90%) sebagai penyebab utama pemanasan
gerakan bersama mencapai pembangunan yang global. Menurut Antara News (2007), sedikitnya 23
berkelanjutan. pulau tak berpenghuni di Indonesia tenggelam dalam
Permasalahan lingkungan hidup terus 10 tahun terakhir akibat pemanasan global.
berlangsung sampai saat ini. Pada Pembukaan Diperkirakan tahun 2070 sekitar 800 ribu rumah di
Senior Official Meeting (SOM) lnisiatif Segi Tiga pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 pulau
Terumbu Karang (Cora/ Triangle lnitiati~. tanggal 6 dari sekitar 18.000 pulau di Indonesia akan tenggelam
Desember 2007 Freddy Numberi (Menteri Kelautan akibat naiknya air laut. Pulau Maladewa (India),

Nur Suhstyo BudiAmbarini, SH.MHum adalah Dosen Fakullas Hukum Urwersrtas Bengkulu, saat 11\1 Se<lang menempuh Program Doktor llroo Hukum UNDIP
1 Melda Kami! A Riadno, "Pnnstp-Prinsip Dalam Hukum Lingkungan lntemas,onar. Majalah 'Hukum dan Pembangunan' No II Tahon XXIX (Maaret-Apnl 1999),
hlm.12
2 Laporan Khusus COP-13 Bah, Kompas, 7 Desember 2007

93
MMH, Ji/id 40 No. 1 Maret 2011

Vanuatu dan beberapa pulau lain akan mengalami selanjutnya membahas beberapa persoalan yaitu
nasib sama.3 mengenai: Mengapa audit lingkungan sebagai
Persoalan lingkungan terus berlangsung seiring instrumen hukum yang sudah diatur dalam peraturan
dengan berbagai upaya yang dilakukan ditingkat perundang-undang masih belum efektif dalam
global maupun nasional. Sesuai komitmen dalam melindungi lingkungan hidup?; Bagaimana peran
Konferensi Stockholm 1972, Indonesia berupaya audit lingkungan dalam mengantisipasi
mengembangkan Hukum Lingkungan Nasional untuk permasalahan lingkungan hidup di era globalisasi
mengelola lingkungan hidup Nusantara. Dalam ekonomi?; dan Bagaimana audit lingkungan dapat
kerangka hukum nasional, pemanfaatan sumber daya merupakan perwujudan dari tanggung jawab sosial
alam dan pengelolaan lingkungan secara perusahaan di era globalisasi ekonomi?
konstitusional didasarkan pada Pasal 33 Undang-
Undang Dasar Negara RI 1945. Kebijaksanaan Globalisasi Ekonomi Dan Pembangunan
Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup dirumuskan Berkelanjutan
dalam GBHN tahun 1973 dan disempumakan dalam Kn Bumi tahun 1992 di Rio de Janeiro, telah
GBHN 1993. Hal ini sebagai penyesuaian terhadap melahirkan konsep "Pembangunan Berkelanjutan"
Prinsip-prinsip Deklarasi Rio 1992 dalam (Sustainable Developmen~. Untuk pertama kalinya
melaksanakan Pembangunan Berkelanjutan yang negara-negara merumuskan pengertian
Berwawasan lingkungan. Selanjutnya ditetapkan pembangunan berkelanjutan dalam Konferensi
Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan Stockhlom 1972 yang dituangkan dalam Prinsip II
Pokok Lingkungan Hidup (UUPLH). Kemudian Deklarasi Stockholm sebagai berikut'Tne natural
diganti dan disempumakan dengan Undang-Undang resources of the earth, including the aie, water,
No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan land,flora and fauna and especially representative
Hidup (UULH), dan sekarang disempumakan dengan samples of natural ecosystem, must be safeguarded
Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang for the benefit of present and future generations
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup through careful planning or management, as
(PPLH) tanggal 3 Oktober2009. appropriate".
Beberapa instrumen hukum ditujukan bagi dunia WCED mendefinisikan pembangunan
usaha dalam rangka menciptakan dunia usaha atau berkelanjutan sebagai:"Development that meets the
industri yang berwawasan lingkungan. Salah satunya needs of the present without comprimising the ability
adalah audit lingkungan. Audit lingkungan pada of future generation to meet their own needs"" Dari
awalnya tidak diatur dalam Undang-Undang No. definisi tersebut terdapat dua kunci konsep utama
4/1982 tetapi ditetapkan dengan Keputusan Menteri yaitu: pertama konsep tentang kebutuhan atau needs
Lingkungan Hidup No. 42 Tahun 1994 tentang yang sangat esensial untuk memenuhi kebutuhan
Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan. generasi sekarang dan yang akan datang. Kedua,
Audit lingkungan merupakan piranti pentaatan diperlukan pengaturan agar lingkungan hidup tetap
lingkungan yang diusulkan pada tahun 1993 karena mampu mendukung kegiatan pembangunan dalam
berbagai kelemahan dalam penegakan hukum rangka kebutuhan manusia. Secara formal terdapat
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). lima prinsip 'pembangunan berkelanjutan' yang
Audit lingkungan merupakan instrumen ekonomi yang dinyatakan Mas Achmad Santosa5, yaitu prinsip
peka terhadap lingkungan dalam proses produksi keadilan antar generasi (intergenerational equity);
untuk mewujudkan industri yang berwawasan prinsip keadilan dalam satu generasi
lingkungan. Diatur dalam Pasal 48 - 52 Undang- (intragenerational equity); prinsip pencegahan dini
Undang No. 32 Tahun 2009. Audit lingkungan (precautionary); prinsip perlindungan keragaman
merupakan salah satu alat dalam pengelolaan hayati ( conservation of biological diversity);
lingkungan hidup dan sebagai piranti pentaatan intemalisasi beaya lingkungan dan mekanisme
lingkungan terutama bagi pemrakarsa kegiatan insentif.
termasuk perusahaan. Oleh sebab itu uraian Pada dekade bersamaan, paradigma
3 Budl Hastono. "Pemariasan Global danKesehatan•.Semarang: Suara Merdeka,7-12- 2007
4 WCED.HariDepanKitaBersama(OurCommMFuture).Jakarta:Gramecfia,1988,Nm.58
5 MasAchmadSantosa. GoodGovemancedan Hukuml.ingfwngan.Jakarta: 1ca. 2001.Nm.158

94
Nur Sulistyo B.A, Audit Ungkungan

'pembangunan berkelanjutan' tersaingi munculnya mencapai konsensus, mencakup kebutuhan seluruh


paradigma 'globalisasi' yang menjadi isu sentral di era negara (besar dan kecil), membangun kemitraan
1980-1990. Definisi globalisasi menurut Barbara (yang kuat membantu yang lemah), mengupayakan
Parker6 adalah adanya peningkatan makna dan penyatuan kepedulian lingkungan dan
peristiwa yang terjadi di seluruh dunia yang menyebar pembangunan, melakukan campur tangan terhadap
dengan cepat untuk membentuk suatu dunia yang negara dan komunitas internasional demi
tunggal, terintegrasi secara ekonomi, sosial budaya, kepentingan umum guna mengontrol kekuatan pasar
teknologi, bisnis dan pengaruh lainnya yang maupun untuk mencapai keadilan sosial yang lebih
menembus batas dan sekat tradisional seperti besar, serta mengupayakan tercapainya pola-pola
bangsa-bangsa, kebudayaan nasional, waktu ruang produksi dan konsumsi yang berkelanjutan9•
dan bisnis industri meningkat dengan mudah. Brown Sudharto Hadi (1995),10 mengatakan bahwa dari
(1992) and Renesch (1995):.Globa/ization is as perspektif perdagangan, globalisasi dapat bermakna
interconnections between overfaping intersets of ganda yaitu: "pertama, globalisasi menuntut setiap
business and society. (Globalisasi adalah saling negara untuk bisa menyesuaikan standar (kualitas
keterkaitan antara kesaling tumpang tindihan antara suau barang) dengan kriteria intemasional, seperti
kepentingan bisnis dan kepentingan masyarakat). ISO Seri 14000 yang diantaranya terdiri dari audit
Terdapat tiga konsep' yang dapat ditemukan dalam lingkungan, label lingkungan, sistem pengelolaan
mendefinisikan globalisasasi yaitu: lingkungan dan analisis daur hidup. Kedua,
kesalinghubungan, integrasi dan globalisasi bisa berpengaruh buruk terhadap
kesal ingterkaitanlinterdependensi. lingkungan. Perdagangan bebas tidak hanya
Globalisasi tidak terlepas dari berbagai berkaitan dengan bidang manufaktur tetapi juga
permasalahan seperti masalah lingkungan hidup, dengan fauna, tumbuhan dan jasad renik.
underdevelopment, pertumbuhan populasi dan gaya
hidup dalam hubungannya dengan sumberdaya Audit Lingkungan sebagai Perwujudan Tanggung
alam. Menurut Emil Salim8 : Globalisasi dunia Jawab Sosial Perusahaan
melahirkan tiga isu utama yaitu hak azasi manusia, Pandangan klasik menyatakan perusahaan
demokratisasi dan lingkungan hidup. Globalisasi sebagai institusi bisnis mempunyai tujuan utama
produksi, keuangan, perdagangan serta teknologi menciptakan keuntungan (profit oriented) bagi
menghasilkan dampak terhadap lingkungan hidup pemegang saham (shareholders). Namun
yang bersifat global. Persoalan lingkungan tidak pandangan tersebut telah berubah, dan perusahaan
hanya menjadi persoalan nasional tetapi telah yang ingin bertahan pada era global harus mengubah
memiliki ciri global. Secara institusional, globalisasi paradigma tanggungjawabnya dari shareholders
memperoleh dukungan dengan berdirinya WTO menjadi tanggung jawab sosial kepada stakeholders
(World Trade Organization) melalui Persetujuan atau pemegang kepentingan atas perusahaan secara
Marrakesh 1994. Dengan pendekatan liberalisasi luas yaitu pemegang saham, pegawai, konsumen,
"pasar be bas", berbagai persetujuan WTO dan masyarakat sekitar dimana kegiatan bisnis
memberikan kesempatan globalisasi ekonomi untuk berlangsung Menurut Sonny Keraf (1998): dalam
berkembang dan menguasai dunia. Dalam bidang pendekatan stakeholders perusahaan (kegiatan
lingkungan, negara tidak perlu menerapkan alat bisnis} dituntut dan menuntut dirinya untuk menjamin
kontrol alas lingkungan dengan asumsi hal ini akan stakeholders yang terdiri dari dua kelompok yaitu
meningkatkan pertumbuhan dan sumberdaya, yang kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer
dapat digunakan untuk melakukan perlindungan (pemilik modal/saham, kreditor, karyawan, pemasok,
lingkungan. Pendekatan paradigma "Pasar Bebas" konsumen, penyalur, pesaing atau rekanan);
bertentangan dengan pendekatan paradigma Kelompok sekunder (pemerintah setempat, atau
"Pembangunan Berkelanjutan" yang bertujuan asing, kelompok sosial, media massa, masyarakat

6 Ade Ma man Suherman. Aspek Hukum Dalam Ekonom, Global. Jal<arta:Ghalia lndones,a,2002
7 Bud, Winamo. Global1SBS1 WuJud lmpenabsme Baro: Petan Negaradalam Pembangunan. Jogyal<arta: Taj1du Press, 2005, him. 39
8 HA,Jauhan"'B~1s Hijau Menyongsong Era Pasar Bebas· maialah Ekomfo No.1 (Junt-Augustus 1998, him 5)
9 Maron Khor. GlobalisaSI dan KnS/s Pembangunan 8erke/Bf¥Ulan. Yogyal<arta: Ctndelaras Pustaka Rakyat Cerdas, 2002, hlm.32
10 Sudharto Had,. 'lndustri Berwawasan L1nglwngan Polretdantantangand1 Era Globahsast .majalah Pancaroba No. 10. Januan 1995. hlm.111

95
MMH, Ji/id 40 No. 1 Maret 2011

setempat atau umum). Untuk kepentingan ekonomi, yang bertujuan untuk mengubah nilai
stakeholders tersebut, perusahaan mempunyai untung relatif terhadap rugi bagi pelaku dengan
tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab legal, dan memberikan insentif-disentif ekonomi; (c) instrumen
tanggung jawab sosial." suasif, yaitu mendorong masyarakat secara
John Elkington12 (1997) dalam bukunya persuasif, bukan paksaan. Tujuannya adalah untuk
"Cannibals with Fork, the Triple Bottom Line of mengubah persepsi hubungan manusia dengan
Twetieth Century Business" mengembangkan konsep lingkungan hidup ke arah memperbesar untung relatif
"Triple Bottom Line" dalam istilah economic prosperity, terhadap rugi.
environmental quality dan social justice. Bahwa Audit lingkungan dapat dikatakan sebagai
perusahaan yang ingin berkelanjutan haruslah instrumen yang bisa digunakan untuk melakukan hal
memperhatikan "3P" (Profit, People,PlaneQ. Selain tersebut. Selain sebagai instrumen ekonomi dan
mengejar keuntungan (profiQ, perusahaan juga harus instrumen hukum, audit lingkungan juga merupakan
memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan instrumen yang digunakan perusahaan untuk
kesejahteraan masyarakat (people) dan berkontribusi melaksanakan tanggung sosialnya terhadap
dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup (planeQ. masyarakat sekaligus terhadap lingkungan hidup
Keuntungan merupakan hal utama bagi perusahaan. disekitamya. Hal tersebut tercermin dari definisi atau
Namun perusahaan tidak dapat mengabaikan kedua pengertian audit lingkungan sebagai berikut: Menurut
aspek lainnya untuk mendukung keberlangsungan Sadan Pertindungan Lingkungan AS (EPA) dalam
kehidupan suatu perusahaan. Masyarakat, selain General US EPA Policy on Environment Auditing
sebagai konsumen atau pasar utama bagi produk- (1986): "Environment auidting is systemic,
produk perusahaan, juga berperan dalam mendukung documented, periodic andobjective review by reg/ate
stabilitas kegiatan operasionalisasi perusahaan. entities of facility operations and practice related to
Demikian juga alam dan lingkungan hidup terutama meeting environmental requirement. Audit can be
yang berada disekitar lokasi perusahaan. Oleh sebab designed to accomplish any or all of the following:
itu perlu memperoleh perhatian karena juga Verify compliance with environmental requirement;
merupakan stakeholders, sebagaimana dikatakan evaluate the effectiveness of environmental
oleh K. Bertens (2000), bahwa alam dan lingkungan management system already in place or assess risks
hidup juga berkedudukan sebagai stakeholders. from unregulated materials and practice".
1•
Untuk melaksanakan tanggung jawab terhadap Berdasarkan definisi terse but Mas Achmad Santosa
tersebut memertukan komitmen berbagai pihak menyimpulkan ada tiga jenis audit lingkungan: (1)
terutama dari pihak yang berwenang dalam Audit Pentaatan (Regulatory Compliance AuditJRCA);
pengambilan keputusan baik pada level Pemerintah (2) Audit manajemen lingkungan (Environment
maupun Perusahaan. Hal itu dapat dilakukan dengan Management System audit/EMS); (3) Audit penilaian
melakukan perubahan sikap dan perilaku terhadap risiko (Total Environmental Risk Audit/TERA).
lingkungan. Sementara itu Daud Silalahi15 (dikutip dari M Mann,
Menurut Otto Soemarwoto, 13 untuk mengubah Ph.D •the Use of complianceAudit assessment is
sikap dan kelakuan manusia terhadap lingkungan Establishing of Program Baseline ans Plan" 1993.
hidup dapat dilakukan dengan tiga cara yang hlm.168-169) Audit Lingkungan dibagi: (1) Audit
mendasarkan diri pada sifat manusia yang dominan manajemen (Management AudiQ; (2) Audit pentaatan
(egoisme) yaitu dengan: (a) instrumen pengaturan ( compliance audiO.
dan pengawasan yang bertujuan untuk mengurangi Dalam Keputusan Menteri KLH No. 42/1994
pilihan pelaku dalam usaha memanfaatkan tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan
lingkungan hidup; dalam sistem pengelolaan disebutkan audit lingkungan adalah suatu alat
lingkungan hidup disebut Atur-Dan-Awasi (ADA) atau pengelolaan yang meliputi evaluasi secara sistemik,
Command-And-Control (CAC); (b) instrumen terdokumentasi, periodik, dan obyektif tentang kinerja

11 K Berten, Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius, 2000, him. 289-301


12 YusufWiblsono. MembedahKonsepdanaplikasiCSR (Cot):>Mlte Soeta/Resposibility). Gres.le: FascoPublislllg, 2007, him. 32
13 Otto Soemarwoto. Atur· Diri.send,n, Paradigms Baru Pengelolaan LJngJcungan Hidup. Yogyakarta: UGM Press, 2001.hlm.92.
14 MasAchmadSantosa.Aspelc-aspel(HukumAuditlilgl(ungan.Jakarta:BPHN, 1996/1997,hlm.3.
15 Oaud SijaJahi. • Hulrum Unglrungandan lmplementasinyadalam ISO 14000".Jakarta: Makalah "KursusAudrt llnglrungan", 11-20 Maret 1996.

96
Nur Sulistyo B.A. Audit Ungkungan

organisasi, sistem pengelolaan dan peralatan dengan perusahaan besar yang umumnya berorientasi
tujuan memfasilitasi pengendalian pengelolaan ekspor. yang telah menerima/memiliki sertifikat ISO
tehadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak 14001 guna memenuhi standardisasi perdagangan
lingkungan dan pengkajian pentaatan kebijakan intemasional.
usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang- Dengan melakukan audit lingkungan dalam
undangan tentang pengelolaan lingkungan. Demikian kinerja manajemen lingkungannya secara
pula pada Pasal 1 butir 28 Undang-Undang No. 32 berkesinambungan, perusahaan akan memperoleh
Tahun 2009 (PPLH), audit lingkungan adalah evaluasi keuntungan yaitu: penghematan dan pengurangan
yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung biaya produksi karena efisensi penggunaan bahan
jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan dan peralatan serta pencegahan pencemaran dengan
hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh prinsip 4R (Reduce, reuse, recycle, recovery).
pemerintah. Oengan melaksanakan prinsip 4R dalam proses
produksi, maka perusahaan akan dapat
AuditLingkungan sebagai instrumenekonomi menghasilkan produk yang ramah lingkungan sesuai
Pada prinsipnya audit lingkungan adalah tuntutan konsumen. Hal ini dapat meningkatkan daya
merupakan perangkat pengelolaan yang dilakukan saing perusahaan untuk memperluas akses pasar
secara internal oleh suatu kegiatan atau usaha. baik secara nasional, regional maupun intemasional.
Merupakan upaya proaktif yang dilakukan secara Secara ekonomi pada akhirnya baik langsung
sadar untuk mengidentifikasi permasalahan maupun tidak langsung akan memberikan
lingkungan yang akan timbul sehingga dapat keuntungan finansial kepada perusahaan. Dengan
dilakukan upaya pencegahannya. Audit lingkungan demikian perusahaan dapat melaksanakan tanggung
dilakukan dalam proses kegiatan yang sudah jawab ekonominya terhadap stakeholders dan
beroperasi. lebih berfungsi internal untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya.
meningkatkan kinerja manajemen lingkungan Selain itu dengan melaksanaan audit lingkungan
perusahaan. Beberapa manfaat audit lingkungan secara periodik perusahaan dapat mengevaluasi dan
menu rut M. Agus M Tardan. dkk ( 1997'6) antara lain: mengukur kinerja manajemen lingkungannya,
(1) Mengurangi biaya produksi melalui sehingga memudahkan perusahaan untuk
penghematan sumberdaya; (2) Memperbaiki efisiensi melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
dan efektivitas manajemen perusahaan; (3) kegiataan operasionalnya terhadap lingkungan.
Mencegah mengurangi risiko lingkungan; (4) Oengan demikian sebagai suatu badan usaha (badan
Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat hukum), sekaligus perusahaan dapat melaksanakan
dan mendapatkan keuntungan di pasar konsumen tanggung jawab legalnya untuk melindungi dan
hijau (green consumer); (5) Meningkatkan kesadaran melestarikan lingkungan hidup. Berdasarkan evaluasi
pimpinan perusahaan dan pegawainya akan hasil audit yang dilakukan secara periodik
kebijaksanaan lingkungan dan tanggung jawabnya. perusahaan dapat memenuhi ketentuan perundang-
Secara umum audit lingkungan sebagai instrumen undangan yang disyaratkan dalam perijinan, terutama
ekonomi dilakukan secara sukarela. Dengan motivasi dalam melaksanakan ketentuan wajib mengenai baku
untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam mutu lingkungan (Pasal 20), AMOAL (Pasal 22) dan
memperluas akses pasar serta memenuhi tuntutan pengelolaan limbah maupun 83 (bahan berbahaya
konsumen atas produk ramah lingkungan. Hal ini beracun) Pasal 58-59 UUPPLH.
belum banyak dilakukan oleh pemrakarsa
kegiatan/usaha, masih terbatas oleh perusahaan Audit Lingkungan sebagai lnstrumenHukum
yang akan melakukan sertifikasi ISO 14001. Suatu Dalam sistem pengelolaan lingkungan hidup
perusahaan berupaya melaksanakan Sistem selain pendekatan pengaturan dan pengawasan
Manajemen Lingkungan ISO 14001 yang d1dalamnya (ADA), menurut Otto Soemarwoto dapat dilakukan
termasuk melaksanakan audit lingkungan baik secara pendekatan alternatif yang disebut Atur-Oiri-Sendiri
internal maupun eksternal dalam kegiatan (AOS).11 Audit lingkungan mulai diperkenalkan di
operasionalnya. Beberapa perusahaan terutama Indonesia pada tahun 1993, sebagai altematif dalam
16 M.AgusM Tardan. Audit Ungkungan. Jakarta· 01,jen O,kb Departemen Pendid1kandan Kebodayaan. 1997, hlm.30-35
17 Otto Soemarwoto. Op. Cit. hlm.92

97
MMH, Ji/id 40 No. 1 Maret 2011

mengantisipasi dampak lingkungan karena lemahnya hal tertentu yaitu untuk kegiatan/usaha yang berisiko
penegakan hukum lingkungan terutama dalam tinggi terhadap lingkungan, dan bagi usaha atau
penerapan AMDAL. Pada awal perkembangannya di kegiatan yang menunjukan ketidaktaatan terhadap
Amerika Serikat, audit lingkungan merupakan salah peraturan perundang-undangan, Hal ini tercantum
satu alat komando dan pengawasan dalam bentuk dalam Pasal 49 dan 50 UUPPLH dan Keputusan
audit ketaatan terhadap peraturan yang ada. Namun Menteri Lingkungan Hidup No.30 Tahun 2001 tentang
dalam pelaksanaannya menimbulkan reaksi keras Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang
dari kalangan pengusaha, sehingga selanjutnya diwajibkan. Dalam penerapannya baru akan bersifat
dilakukan dengan pendekatan sukarela. memaksa apabila mengindikasikan adanya
Berdasarkan UUPPLH audit lingkungan pelanggaran oleh pelaku kegiatan atau perusahaan
merupakan instrumen pentaatan hukum lingkungan terhadap ketentuan wajib. Untuk kasus demikian
yang bersifat sukarela (voluntary) dan bersifat wajib pemerintah wajib memerintahkan pelaksanaan audit
(mandatory). Secara prinsip merupakan audit lingkungan. Seperti pemah dilakukan pada PT. Inti
pentaatan (Regulatory Compliance audi~ yang lndorayon (Sumatera Utara); PT. Freeport Indonesia
bersifat sukarela. Dalam hal ini penggunaannya (Papua); PT. Newmount Minahasa Raya di Teluk
diserahkan pada inisiatif dan etikat baik dari Buyat (Sulawesi Utara), dan beberapa perusahaan
penanggungjawab kegiatan atau perusahaan. Dalam yang menimbulkan masalah lingkungan dalam
posisi ini pemerintah berperan untuk menghimbau, kegiatan operasionalnya.
memberi motivasi dan dorongan kepada penanggung Dengan demikian sesuai dengan fungsi hukum,
jawab kegiatan untuk melaksanakan audit lingkungan audit lingkungan sebagai instrumen hukum yang
sebagainya diatur pada Pasal 48 UUPLH dan bersifat memaksa baru dapat diterapkan ketika telah
Keputusan Menteri KLH No.42/1994. Menurut terjadi kasus perusakan atau pencemaran terhadap
Bambang Purwono dan RJ. Damopolii (1996)'8, lingkungan hidup. Dalam hal ini pelaksanaan audit
alasan perlunya audit lingkungan bagi suatu yang diperintahkan (diwajibkan), hasilnya akan
perusahaan, karena audit lingkungan dapat menjadi alat pembuktian dalam menyelesaikan kasus
digunakan untuk maksud sebagai berikut: lingkungan yang sudah terjadi.
(1) Untuk membuat suatu perusahaan mentaati
perundangan yang berkaitan dengan baku mutu emisi Audit Lingkungan sebagai tanggung jawab
limbah udara, baku mutu limbah cair. standar terhadapmasyarakat dan lingkungan
pengelolaan limbah dan standar operating procedure; Menurut Satjipto Raharjo (2000), secara
(2) Mendokumentasi prosedur manajemen sosiologis hubungan antara industri dan lingkungan
lingkungan, pengoperasian peralatan agar baku mutu sebagai perwujudan tanggung jawab sosial
lingkungan dipenuhi oleh perusahaan termasuk perusahaan adalah merupakan pola interaksi yang
perencanaan sistem tanggap darurat, pemantauan, wajar. Dalam perspektif manajemen berwawasan
pelaporan dan perencanaan di masa datang; (3) lingkungan, maka tanggung jawab sosial ini
Mendapatkan asuransi dalam usaha melakukan diintemalisasikan ke dalam proses penyusunan
pencegahan dan pengendalian kerusakan planning, budged, strategi dan penyiapan sistem
lingkungan; (4) Untuk mendapatkan informasi tentang informasinya. Sebab dalam kacamata manajemen
validitas prediksi dampak lingkungan dalam AMDAL ekonomi konvensional faktor tanggung jawab sosial
dan penerapan hasil AMDAL sebagai dasar untuk terhadap lingkungan masih sebagai faktor luar
memperbaiki AMDAL; (5) Membuat agar perusahaan perusahaaan.
mematuhi prinsip-prinsip pembangunan Konsep tanggung jawab sosial perusahaan
berkelanjutan dan menggunakan energi lebih efisien. (Corporate Social Responsibility/ CSR) menurut The
Berbeda dengan Baku Mutu, AMDAL, dan World Business Council for Sustainable Development
Pengelolaan Limbah dan 83 yang merupakan (WBCSD) adalah "Continuing commitment by
ketentuan wajib (mandatory) yang harus business to behave ethically and contribute to
dilaksanakan dalam suatu kegiatan atau perusahaan. economic development while improving the quality of
Audit lingkungan menjadi instrumen wajib, dalam hal- life the workforce and their families as well as of the

18 Bambang Purwono; RJ Damopolii. "PemahamanMetodologiAudrt Ungkungan'.Jakarta· Makalah 'KursusAudtt Llngkungan•, 11-20Maret 1996.

98
Nur Sulistyo B.A, Audit Ungkungan

local community dan society at large• (komitmen Action, yang diterbitkan International Union for
dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara Conservation on Nature (IUCN) tahun 2002,
etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk perwujudan tanggungjawab sosial perusahaan paling
peningkatan ekonomi, bersamaan dengan sedikit memenuhi tiga bentuk yaitu (a) mewujudkan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan Good Corporate Governance; (b) pengembangan
keluarganya sekaligus peningkatan kualitas masyarakat; (c) berpartisipasi dalam pembangunan
komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas). berkelanjutan; (d) Membina hubungan dengan
Menurut Sudhamek AWS (Pendiri dan CEO Garuda masyarakat. 20
Food), merumuskan tanggung jawab sosial Seperti telah diuraikan sebelumnya, dengan
perusahaan ( Corporate Social ResponsibilitytCSR) melakukan audit lingkungan secara periodik dan
sebagai strategi jangka panjang untuk menjaga berkesinambungan, secara ekonomi, hukum (dalam
keberlangsungan hidup perusahaan dan pemangku bidang lingkungan) dan sosial suatu perusahaan
kepentingan. dapat melaksanakan tanggung jawabnya kepada
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) stakeholders. Dengan kemampuannya melakukan
melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai
pemerintah, lembaga sumberdaya komunitas dan peraturan perundang-undangan, perusahaan
komunitas setempat (lokal). Benny Sutrisno (Presdir tersebut telah berperan dalam pengelolaan
PT. Apac Inti Corpora), mengartikan CSR lingkungan hidup dengan menciptakan lingkungan
sebagian·budi pekerfi" perusahaan. Artinya, CSR hidup yang baik dan sehat bagi masyarakat
mewujud dalam semua aspek kegiatan perusahaan. sebagaimana diatur dalam Pasal 65 dan 68 Undang-
Kemitraan yang berkeadilan dalam mata rantai nilai Undang No. 32 Tahun 2009.
bisnis dipandang sebagai salah satu bentuk CSR Perusahaan yang dapat menciptakan lingkungan
pada aspek ekonomi. Pada aspek lingkungan, CSR yang baik dan sehat bagi masyarakat disekitarnya,
mewujud antara lain pada analisis dan anlisipasi maka kehadiran perusahaan tidak mengganggu
dampak lingkungan secara bertanggungjawab. "Disisi kehidupan masyarakat. Hal ini akan menciptakan
etika, CSR bersifat sukarela, tapi terkait dampak hubungan yang baik antara perusahaan dengan
19
lingkungan CSR bersifat memaksa, diatur hukum. masyarakat disekitamya. Membina hubungan yang
Dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi dengan masyarakat disekitarnya merupakan modal
(industri) dan lingkungan hidup, tanggung jawab sosial bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan
sosial/CSR ( Corporate Social Responsibility) tel ah perlu memperhatikan kepentingan masyarakat
diatur dalam Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun dengan melakukan aktivitas yang bersifat
2007 tentang Perseroan Terbatas; dan Pasal 15 pengembangan dan pemberdayaan terhadap
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang masyarakat dalam rangka meningkatkan
Penanaman Modal, yang mewajibkan perusahaan kesejahteraannya.
dan penanaman modal yang berkaitan dengan Selain itu untuk kepentingan kelestaraian sumber
sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk daya dan lingkungan yang terbatas, perusahaan
melakukan progran CSR. dapat memanfaatkan sumberdaya alam secara
Tanggung jawab sosial perusahaan pada efisien, memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hakekatnya bermuara pada tujuan akhir yaitu dengan mencegah dan menanggulangi pencemaran
menempatkan entitas bisnis untuk ikut serta dan perusakan lingkungan hidup (Pasal 68). Dengan
mewujudkan pembangunan berkelanjutan demikian perusahaan dapat mendukung tujuan
(sustainable development). Dan untuk perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
mewujudkannya maka tanggung jawab sosial harus (Pasal 3) dalam melaksanakan pembangunan
dilakukan pada sisi dalam (intema~ entitas bisnis dan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan baik
sisi luar (ekstema~ perusahaan. Berdasarkan pokok- secara nasional maupun global.
pokok pikiran dalam The Handbook for Corporate

19 Nur Hidayati. "Menyoal Bodi PekertJ Perusahaan'. Kompas 18 Juti 2008


20 Sudharto P. Hadi; FX.Aqi Samekto. (),mens,l.Xlgkungan Dalam Blsms: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Ungkungan. Semarang: Sadan Penelbrt UNDIP,
2007. hlm127 • 139. 23 Malays,a l/PA2010 Speaa/301 Report on Copyright ProtectlOflAnd Enfolcement, p. 239.

99
MMH, Jilk! 40 No. 1 Maret 2011

Penutup dapat merupakan perwujudan dari tanggung jawab


Audit lingkungan merupakan instrumen sosial perusahaan. Selain memberikan keuntungan
pengelolaan lingkungan hidup yang telah diatur ekonomi (profi~ dan memberikan perlindungan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 dapat yang terhadap lingkungan hidup (planeQ, perusahaan
bersifat sukarela {Pasal 48) dan wajib {Pasal 49-50). dapat membina hubungan yang dengan masyarakat
Dalam penerapannya baik secara sukarela maupun disekitarnya dan memperhatikan kepentingan
wajib, audit lingkungan belum efektif untuk melindungi masyarakat (people)dengan melakukan aktivitas
lingkungan hidup dari berbagai kegiatan yang bersifat pengembangan dan pemberdayaan
pembangunan terutama kegiatan ekonomi. masyarakat dalam rangka meningkatkan
Penerapan secara sukarela dan internal lebih bersifat kesejahteraannya.
profit oriented sesuai tujuan operasional perusahaan;
selain itu pemerintah sebagai motivator belum secara Daftar Pustaka
intensif mensosialisasikan pentingnya audit
lingkungan untuk mendorong pelaku Ade Maman Suherman, 2002, Aspek Hukum Dalam
bisnis/perusahaan melaksanakannya dalam kinerja Ekonomi Global. Jakarta:Ghalia Indonesia.
perusahaan. Kalau pun ada sosialisasi melalui Budi Winarno, 2005, Globalisasi:Wujud baru
pelalihan-pelatihan dan konsultasi, biayanya cukup imperialisme baru, Peran Negara dalam
mahal sehingga hanya perusahaan besar mampu pembangunan, Tajidu Press, Jogyakarta.
mengikutinya. ------------------, 2007.. Globalisasi dan Krisis
Pelaksanaan audit lingkungan secara wajib Demokrasi, Jogyakarta: Media Pressindo.
{Pasal 49-50) yang dilakukan suatu perusahaan lebih Bambang Rudito; Melia Famiola, 2007, Etika Bisnis
disebabkan adanya kewajiban yang diperintahkan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di
oleh Pemerintah karena adanya indikasi Indonesia. Bandung: Rekayasa Sains.
ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan Bertens, K., 2000, Pengantar Etika Bisnis.
perundang-undangan. Dalam hal ini hasil Jogyakarta: Kanisius.
pelaksanaan audit lingkungan digunakan sebagai Bambang Purwono; RJ Damopolii, 1996,
instrumen untuk membuktikan ada atau tidak adanya *Pemahaman Metodologi Audit Lingkungan".
pelanggaran atau permasalahan lingkungan yang Jakarta: Makalah "KursusAudit Lingkungan",
telah dilakukan suatu perusahaan, dan selanjutnya 11-20 Maret 1996.
digunakan sebagai acuan untuk melakukan Daud Silalahi, 1996, • Hukum Lingkungan dan
memperbaiki kinerja perusahaan yang bersangkutan lmplementasinya dalam ISO 14000". Jakarta:
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan. lni Makalah ·Kursus Audit Lingkungan", 11-20
dilakukan secara insidental ketika permasalahan Maret 1996.
lingkungan telah terjadi, sehingga lebih merupakan Jauhari, H.A. 1998, "Bisnis Hijau Menyongsong Er
instrumen hukum yang bersifat represif. Pasar Bebas" majalah Ekoinfo No.1 (Juni-
Sebagai instrumen ekonomi audit lingkungan Augustus 1998).
yang dilaksanakan secara periodik dan Komisi Pemerintahan Global. 1997, Kerukunan
berkesinambungan, akan memberikan keuntungan Dunia, Jakarta: Pusat Penterjemah UI.
finansial bagi perusahaan sehingga dapat Marthin Khor, 2002, Globalisasi dan Krisis
melaksanakan tanggung jawab ekonomi temadap Pembangunan Berkelajutan, Yogyakarta:
stakeholders. Pelaksanaan audit lingkungan yang Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas.
menghasilkan produk yang ramah lingkungan, dapat M.Agus M Tardan, 1997, Audit Lingkungan. Jakarta:
berperan sebagai alat promosi bagi perusahaan untuk Dirjen Dikli Departemen Pendidikan dan
mengakses pasar nasional, regional maupun global. Kebudayaan.
Disamping itu sebagai instrumen hukum, audit Melda Kamil A Riadno, 1999, "Prinsip-Prinsip Dalam
lingkungan dapat berperan dalam memberikan Hukum Lingkungan lntemasional". Maja/ah
perlindungan terhadap lingkungan berkaitan dengan 'Hukum dan Pembangunan' No. II Tahun
kegiatan ekonomi di era globalisasi. XXIX (Maaret-April 1999).
Audit lingkungan yang dilaksanakan oleh Mas Achmad Santosa, 1996/1997, Aspek-aspek
perusahaan secara periodik dan berkesinambungan HukumAudit Lingkungan. Jakarta: BPHN.

100
Nur Sulistyo B.A, Audit Ungkungan

----------, 2001, Good Governance dan Hukum


Lingkungan.Jakarta: ICEL,
Nur Hidayati. "Menyoal Budi Pekerti Perusahaan",
Kompas, 18 Juli 2008
Otto Soemarwoto, 2001, Atur-Diri-Sendiri Paradigma
Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup .
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Riza Irvan, 2000, "Tanggungjawab Sosial: Agenda
Bisnis Global". Majalah Manajemen
Usahawan Indonesia No. 11 /XXIX/Nopember
2000
Sudharto P. Hadi. Dimensi Hukum Pembangunan
Berkelanjutan. Semarang: Sadan Penerbit
UNDIP,2002
Sudharto P. Hadi; FX. Adji Samekto, 2007, Dimensi
Lingkungan Dalam Bisnis: Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Pada Lingkungan.
Semarang: Sadan Penerbit UNDIP.
Tim Tropis, "Menanti Langkah Nyata dari Bali",
Majalah Ekonomi dan Koservasi "TROPIS",
Edisi 02/2007.
Yusuf Wibisono, 2007, Membedah Konsep dan
aplikasi CSR ( Corporate Social
Resposibility). Gresik: Fasco Publising.

101

Anda mungkin juga menyukai