OLEH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilaksanakannya konferensi tersebut adalah sejalan dengan keinginan dari PBB untuk
menanggulangi dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi. Bertepatan dengan di
umumkannya “Strategi Pembangunan Internasional” bagi “Dasawarsa Pembangunan Dunia ke–
2 “(The Second UN Development Decade) yang dimulai pada tanggal 1 Juni 1970, Sidang
Umum PBB menyerukan untuk meningkatkan usaha dan tindakan nasional serta Internasional
guna menanggulangi “proses pemerosotan kualitas lingkungan hidup” agar dapat diselamatkan
keseimbangan dan keserasian ekologis, demi kelangsungan hidup manusia, secara khusus
resolusi Sidang Umum PBB No. 2657 (XXV) Tahun 1970 menugaskan kepada Panitia
Persiapan untuk mencurahkan perhatian kepada usaha “melindungi dan mengembangkan
kepentingan-kepentingan negara yang sedang berkembang” dengan menyesuaikan dan
memperpadukan secara serasi kebijakan nasional di bidang lingkungan hidup dengan rencana
Pembangunan Nasional, berikut skala prioritasnya (Hardjasoemantri, 200:7).
PEMBAHASAN
Dalam UU Nomor 32/2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup Bab
II pasal 3 poin e berbunyi “Mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan lingkungan
hidup”. Namun sayangnya implementasinya belum optimal. Hal ini terbukti dengan adanya
pengelolaan lingkungan yang ada masih belum sepenuhnya mensinergikan antara
kepentingan keseimbangan ekologi dan sosial (kepentingan rakyat). Pengelolaan yang masih
didominasi oleh aspek ekonominya. Ini terbukti dengan berbagai eksploitasi sumber daya
alam yang justru merugikan masyarakat sekitar, karena terjadi kerusakan lingkungan seperti
banjir, tanah longsor.
Menurut Soerinegara segala sesuatu yang ada disekitar alam ini adalah
lingkungan.Sedangkan jika unsur-unsur lingkungan tersebut memberi manfaat pada manusia
maka itu disebut dengan sumber daya alam. Tapi tidak seluruh unsur lingkungan menjadi
sumber daya bagi manusia akan tetapi lingkungan tersebut bisa menjadi sumberdaya bagi
makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan.4 Dalam pengertian umum sumber daya alam
didefinisikan sebagi suatu yang dipandang memiliki nilai ekonomi.Dapat juga dikatakan
bahwa sumber daya alam adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan
jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Grima dan Brekes mendefinisikan sumber daya alam sebagai aset untuk pemenuhan
kepuasan utilitas manusia.Rees lebih jauh mengatakan bahwa sesuatu bisa dikatakan sebagai
sumber daya alam jika memiliki dua kriteria berikut yaitu, pertama adalah harus ada
pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk memanfaatkannya.Kedua adalah
harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya alam tersebut. Kalau kedua kriteria
tersebut tidak dimiliki, maka sesuatu itu belum bisa disebut sumber daya alam tapi sebatas
barang netral.
Secara singkat sumber daya alam bisa diartikan sebagai kekayaan alam yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia, sumber daya alam
akan berkembang dan akan terus dibutuhkan seiring perkembangan teknologi. Pemanfaatan
sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestariaannya karena sebagian
sumber daya alam bersifat terbatas.Maka untuk kelangsungan hidup manusia perlu diadakan
tindakan yang bijaksana dan disertai dengan kesadaran yang tinggi dalam pengelolaan
sumber daya alam agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga.
Istilah triple bottom line pertama kali dipopulerkan oleh John Elkington (1997)
dalam bukunya Cannibal with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business.
Konsep ini merumuskan bahwa keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan tidak
semata-mata bergantung pada laba usaha (profit), melainkan juga tindakan nyata yang
dilakukan perusahaan terhadap lingkungan (planet), dan keadilan (people). Dan
semuanya dilakukan demi terciptanya sustainable development (pembangunan
berkelanjutan). Keadaan masyarakat tergantung pada ekonomi, dan ekonomi tergantung
pada masyarakat dan lingkungan, bahkan ekosistem global. Ketiga komponen triple
bottom line ini tidaklah stabil, melainkan dinamis tergantung kondisi dan tekanan sosial,
politik, ekonomi dan lingkungan, serta kemungkinan konflik kepentingan. Berikut
penjabaran dari konsep triple bottom line :
1. Profit
Perusahaan tetap harus berorientasi untu mencari keuntungan ekonomis yang
memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. Planet
Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan
lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan pemukiman, pengembangan
pariwisata (ekoturisme) dan lain sebagainya
3. People
Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. beberapa
program CSR yang sering dikembangkan oleh perusahaan diantaranya: pemberian
beasiswa bagi pelajar di lingkungan sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan
dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal dan lain sebagainya.
Keseimbangan triple bottom line merupakan suatu upaya yang sungguh-sungguh untuk
bersinergi dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang secara konsisten mendorong
keseimbangan ekonomi,sosial dan lingkungan. Idealnya, tentu saja perusahaan melakukan
seluruh kegiatan triple bottom line bagi para stakeholders-nya. Namun, hal yang terpenting
sebenarnya, perusahaan melakukan CSR dengan menekankan pada prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Beberapa prinsip pembangunan berkelanjutan dari Deklarasi Rio pada tahun 1992
adalah sebagai berikut (UNCED, The Rio Declaration on Environment and Development,
1992 dalam Mitchell et al., 2003):
1. Manusia menjadi pusat perhatian dari pembangunan berkelanjutan.Mereka hidup
secara sehat dan produktif, selaras dengan alam.
2. Dalam rangka pencapaian pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan
seharusnya menjadi bagian yang integral dari proses pembangunan dan tidak dapat
dianggap sebagai bagian terpisah dari proses tersebut.
3. Penduduk asli dan setempat mempunyai peran penting dalam pengelolaan dan
pembangunan lingkungan karena pemahaman dan pengetahuan tradisional mereka.
Haris (2000) dalam Fauzi (2004) melihat bahwa konsep keberlanjutan dapat diperinci
menjadi tiga aspek pemahaman, yaitu:
1. Keberlanjutan ekonomi, yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlanjutan
pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat
merusak produksi pertanian dan industri.
1) Emil Salim :
Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau suistainable development
adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam sumber
daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan
(yayasan SPES,1992:3)
Pada tulisannya yang lain, Emil Salim mengemukakan ada beberapa asumsi dasar serta
ide pokok yang mendasari konsep pembangunan berlanjut ini, yaitu :
- Pertama, proses pembangunan itu mesti berlangsung secara berlanjut, terus menerus di
topang oleh sumber alam, kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara
berlanjut,
- Kedua, sumber alam terutama udara, air dan tanah memiliki ambang batas, diatas mana
penggunaannya akan menciutkan kualitas dan kuantitasnya. Penciutan itu berarti
berkurangnya kemampuan sumber alam tersebut untuk menopang pembangunan
secara berlanjut, sehingga menimbulkan gangguan pada keserasian sumber alam
dengan daya manusia.
- Ketiga, kualitas lingkungan berkolerasi langsung dengan kualitas hidup. Semakin baik
kualitas lingkungan, semakin posistif pengaruhnya pada kualitas hidup, yang antara
lain tercermin pada meningkatnya kualitas fisik, pada harapan usia hidup, pada
turunnya tingkat kematian dan lain sebagainya. Oleh karena itu pembangunan
berkelanjutan, supaya memberi pengaruh positif terhadap kualitas hidup.
- Keempat, pembangunan berkelanjutan mengadaikan solidaritas transgenerasi, dimana
pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang untuk meningkatkan
kesejahteraannya, tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
2) Ignas Kleden :
Pembangunan berkelanjutan di sini untuk sementara di definisikan sebagai jenis
pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam
maupun sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada saat yang sama
memelihara keseimbangan optimal di antara berbagai tuntutan yang saling bertentangan
terhadap sumber daya tersebut (yayasan SPES, 1992:XV).
3) Sofyan Effendi :
- Pertama, proses pembangunan itu mesti berlangsung secara berlanjut, terus menerus di
topang oleh sumber alam, kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara
berlanjut,
- Kedua, sumber alam terutama udara, air dan tanah memiliki ambang batas, diatas mana
penggunaannya akan menciutkan kualitas dan kuantitasnya. Penciutan itu berarti
berkurangnya kemampuan sumber alam tersebut untuk menopang pembangunan
secara berlanjut, sehingga menimbulkan gangguan pada keserasian sumber alam
dengan daya manusia.
- Ketiga, kualitas lingkungan berkolerasi langsung dengan kualitas hidup. Semakin baik
kualitas lingkungan, semakin posistif pengaruhnya pada kualitas hidup, yang antara lain
tercermin pada meningkatnya kualitas fisik, pada harapan usia hidup, pada turunnya
tingkat kematian dan lain sebagainya. Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan,
supaya memberi pengaruh positif terhadap kualitas hidup.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4. Secara singkat sumber daya alam bisa diartikan sebagai kekayaan alam yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia, sumber daya alam
akan berkembang dan akan terus dibutuhkan seiring perkembangan teknologi.
Pemanfaatan sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestariaannya
karena sebagian sumber daya alam bersifat terbatas.Maka untuk kelangsungan hidup
manusia perlu diadakan tindakan yang bijaksana dan disertai dengan kesadaran yang
tinggi dalam pengelolaan sumber daya alam agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga.
Istilah triple bottom line pertama kali dipopulerkan oleh John Elkington (1997)
Konsep ini merumuskan bahwa keberlangsungan dan pertumbuhan perusahaan tidak
semata-mata bergantung pada laba usaha (profit), melainkan juga tindakan nyata
yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungan (planet), dan keadilan (people). Dan
semuanya dilakukan demi terciptanya sustainable development (pembangunan
berkelanjutan). Peranan sumber daya alam dalam pembangunan yaitu Sumber Daya
Alam Bahan Tambang, air dan panas bumi.
pembangunan berkelanjutan atau suistainable development adalah suatu proses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam sumber daya
manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan
(yayasan SPES,1992:3)
DAFTAR PUSTAKA
Mohammad Basyuni, Konsep Ekonomi Lingkungan dalam Pengelolaan Sumber daya
Alam Menuju Pembangunan berkelanjutan, dalam karya ilmiah Universitas Sumatera
Utara th 2001.
Reksodiprodjo, Sukamto, Pradono , Ekologi Sumber Daya Alam dan Energi, 1968,
BPFE, Yogyakarta.
Suparmoko. M., Ekologi Sumber Daya Alam dan Lingkungan., 1994, BPFE,Yogyakarta.