Anda di halaman 1dari 9

MENGULAS BUKU ECOLOGY, ECONOMY, EQUITY; SEBUAH UPAYA

PENYEIMBANGAN EKOLOGI DAN EKONOMI

Disusun oleh:
Shafira Ramadhanissa Putri Aulia
NIM : 215030801111017
Mata Kuliah : Analisis Dampak Pariwisata (A)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI PARIWISATA
MALANG
2023
COVER BUKU
I. PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan global semakin lama semakin memprihatinkan karena
pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan aspek-aspek lingkungan.
Indonesia yang memiliki sumber daya yang melimpah sudah sepatutnya menjaga dan
melestarikan sumber daya yang dimiliki, walaupun pembangunan negara terus
dilakukan. Hal ini dilakukan agar stabilitas negara untuk bisa mensejahterakan rakyat
saat ini maupun masa yang akan datang terpenuhi.
Untuk bisa mewujudkan sebuah Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development) diperlukan berbagai integrasi antara aspek-aspek yang ada di suatu
negara. Secara umum aspek tersebut adalah Ecology (Keberlanjutan Lingkungan),
Economy (Pertumbuhan Ekonomi), dan Equity (Kesetaraan Sosial). Tiga aspek ini biasa
disebut dengan Tiga Pilar Ketahanan (The Three E’s of Sustainability).
Dalam buku ini menjelaskan mengenai konsep dasar dari Tiga Pilar Ketahanan ini
dan isu-isu dari pembanunan berkelanjutan yang ada di dunia secara umum dan di
Indonesia secara khusus.

II. PEMBAHASAN
2.1 Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi
Dalam bab 1 ini membahas definisi Ekologi itu sendiri yang berarti analisis
ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan lingkungannya. Ekonomi
didefinisikan sebagai domain sosial yang cenderung berbentuk praktik di lapangan,
wacana, dan pokok bahasannya terkait dengan produksi penggunaan, dan
pengolahan sumberdaya (Paul, 2015). Untuk Equity (Ekuitas) membicarakan
tentang keadilan yang harus ada dalam diri manusia untuk dibawa dalam kehidupan
bermasyarakat. Ekuitas adalah prinsip utama pembangunan berkelanjutan karena
apabila ekuitas tidak ada maka dapat menyebabkan degradasi lingkungan.
Ekologi dan Ekonomi sendiri memiliki hubungan yang disebut sebagai ekonomi
ekologi yang artinya adalah sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan
alam. Dengan kata lain, kajian ini menjelaskan mengenai interaksi antara sistem
ekonomi dan sistem ekologi. Keberlanjutan sistem ekonomi harus bisa
memproduksi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dasar, keberlanjutan dari
sistem lingkungan harus mamp mempertahankan sumberdaya secara stabil, dan
keberlanjutan dari sistem sosial harus bisa dicapai dengan adanya equity atau
kesetaraan.
2.2 Ekonomi Alam
Dalam bab 2 ini, dijelaskan bahwa ekonomi sumberdaya alam berhubungan
dengan penyediaan, permintaan, dan alokasi sumberdaya alam yang ada di bumi.
Tujuan utama dari eknomi sumberdaya alam adalah untuk lebih memahami peran
sumberdaya alam dalam perekonomian sehingga dapat dikembangkan metode
pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk memastikan
ketersediaannya bagi generasi mendatang. Sumberdaya alam terbagi menjadi dua
macam, yaitu sumberdaya yang dapat diperbarui dan sumberdaya yang tidak dapat
diperbarui.

2.3 Eco-Analysis dan Green Growth


Dalam bab 3 diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pasti terdapat
dampak positif dan dampak negatifnya, pada aspek ekonomi dampak positif dapat
terlihat dengan adanya investasi yang lebih ditekankan pada pemerintah secara
umum dan masyarakat secara khusus. Green growth sangat dibutuhkan dan dinilai
sangat efisien secara ekonomi, karena penting untuk negara-negara berkembang
dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial yang signifikan. Pada
dasarnya, konsep dari Green Growth dan Green Economy dihubungkan oleh fakta
bahwa mereka dikenalkan sebagai alat untuk mengatasi krisis keuangan dan
ekonomi.

2.4 Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan


Pengelolaan lingkungan berusaha untuk bisa mencapai potensi dalam menjaga
keseimbangan secara global, dan jika memungkinkan, memperbaiki kesejahteraan
masyarakat. Konsep pengelolaan dan pembangunan lingkungan hidup yang terjadi
di Indonesia baru dimulai saat adanya PELITA III. Proses pembangunan suatu
negara tidak dapat dipisahkan dengan peran dari kelembagaan yang berupa Instansi
pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan peraturan perundang-undangan serta
rencana kegiatan yang diajukan pemerintah. Dalam Keputusan Presiden Nomor 2
tahun 2002 menyatakan bahwa tugas dan wewenang BAPEDAL dialihkan ke
Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2.5 Sejarah Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang memperhatikan
aspek-aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan budayanya. Tujuan dari pembangunan
berkelanjutan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga mampu
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut pada
ahli dalam Rahmatullah (2015), terdapat beberapa kaidah dalam pembangunan
berkelanjutan antara lain :
1. Pemerataan dan keadilan (equity and justice)
2. Keberlanjutan ekologis (ecological sustainability)
3. Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability)
4. Keberlanjutan sosial budaya (social-culture sustainability)
5. Keberlanjutan politik (political sustainability)
6. Keberlanjutan pertahanan dan keamanan (defense and security sustainability),
7. Pendekatan integratif, perspektif jangka panjang (long term perspective)
Dalam pembangunan berkelanjutan terdapat tiga aspek utama yaitu
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan pembangunan pada lingkungan.
Hubungan antara aspek pembangunan ekonomi dengan pembangunan sosial
menciptakan hubungan yang adil/berkeadilan (equitable). Hubungan antara aspek
pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan bertujuan agar dapat terus
bertahan (bearable). Hubungan antara perlindungan lingkungan dan pembangunan
ekonomi bertujuan agar hubungan ini terus berjalan dan berkesimbangungan
(viable).

2.6 Pendekatan Ekonomi Ekologi


Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Isu konseptual yang utama muncul dalam
berbagai literature untuk ekonomi ekologi adalah nilai monism, model actor
rasional, analisis marginal, perlakuan ketidakpastian, peran efiensi dalam kebijakan
ekonomi, dan produksi sebagai bentuk sosial dan fisik.

2.7 Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi


Ekonomi ekologi adalah suatu cabang studi yang mempelajari hubungan antara
hubungan manusia dengan alam. Dengan kata lain, studi yang mempelajari
interaksi-interaksi yang terjadi pada sistem ekonomi dan sistem ekologi. Terdapat
dua poin penting dalam mempelajari ekonomi ekologi, yang pertama adalah dalam
hal ini banyak melibatkan berbagai disiplin ilmu yang relevan. Kedua, terdapat
banyak fenomena dan masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan ekosistem yang
dapat diselesaikan dengan pendekatan klasik.
Apabila pembangunan ekonomi yang terus dilakukan tanpa melihat kelestarian
lingkungan akan berdampak jangka panjang berupa menurunnya kualitas
lingkungan untuk masa depan, sehingga dapat menyebabkan permasalahan
pembangunan di kemudian hari (Uaya, 2004). Terdapat dua hal yang sangat
berkaitan dengan keberlanjutan suatu negara di masa yang akan datang yaitu
pembangunan dan degradasi lingkungan. Penurunan fungsi sumberdaya adalah
salah satu tanda bahwa lingkungan mulai terdegradasi.

2.8 Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk bisa menyelaraskan,
mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas
sistem ekonomi dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia di masa yang akan datang.
Tantangan untuk pembangunan berkelanjutan, yaitu
1. Penerapan standar perlindungan lingkungan hidup
2. Mengidentifikasi dampak eksternal dari kegiatan di luar tingkat lokal
3. Mencari adanya keberlanjutan sosial
4. Pembangunan masyarakat
5. Pemberantasan kemiskinan; dan lain sebagainya.
Masalah utamanya adalah di satu sisi, banyak yang menilai bahwa skala
aktivitas ekonomi global saat ini mengancam keberlanjutan: mengancam untuk
mengurangi kapasitas masa depan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia.

2.9 Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup


Lingkungan memainkan peran kunci dalam perekonomian manusia, sebagai
penyedia bahan yang kemudian masuk ke dalam proses produksi dan melalui
banyak layanan yang diberikannya. Pertumbuhan ekonomi biasanya mengacu pada
kenaikan tingkat jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, seperti yang terhitung
dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Berbagai teori ini menunjukkan bahwa
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan bersifat kompleks dan
multidimensi. Peran kebijakan lingkungan adalah untuk menciptakan pengelolaan,
penyediaan, dan penggunaan sumberdaya lingkungan dengan cara mendukung
peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan untuk generasi sekarang dan masa
depan.

2.10 Instrumen Kebijakan Lingkungan


Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena lingkungan adalah
barang publik. Untuk mengatasi hal tersebut maka instrumen yang dapat digunakan
adalah instrumen perintah dan instrumen pengawasan (command & control) serta
economic incentives. Kedua jenis instrumen ini bertujuan untuk mendorong
masyarakat agar mulai berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga lingkungan,
karena kemampuan pemerintah juga terbatas. Instrumen kebijakan ekonomi dalam
pembiayaan pengelolaan secara khusus dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu :
(1) Kebijakan insentif dan subsidi; (2) Kebijakan disinsentif, pajak dan retribusi;
dan (3) Kebijakan penentuan harga dari sumberdaya.
Instrumen Ekonomi (IE) akan menyediakan sinyal dari pasar dalam bentuk
harga relatif (misalnya label pada produk tertentu) dan atau transfer keuangan
(pembayaran tagihan). Tipe-tipe instrumen ekonomi, yaitu (1) biaya emisi atau
pajak; (2) biaya penggunaan; (3) biaya produk atau pajak; (4) biaya administrasi;
dan lain sebagainya. Keuntungan dari Instrumen Ekonomi, yaitu penyesuaian yang
otomatis, efektivitas biaya, insentif, fleksibilitas, peningkatan pendapatan, dan
konservasi sumberdaya dan transmisi.

2.11 Perdangan Internasional dan Lingkungan


Perdagangan Internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk negara-
negara yang sedang berkembang atau negara dengan tingkat ekonomi yang rendah,
yaitu munculya hutang luar negeri karena proses ekspor dan impor. Antara negara
maju dan berkembang terjadi kesenjangan dalam hal pengelolaan lingkungan, hal
ini dikarenakan perbedaan teknologi, kualitas sumberdaya manusia, dan tingkat
pendapatan masyarakat.
Prinsip dari perdagangan Internasional dapat dibagi menjadi empat menurut
Adolf (2005), yaitu prinsip dasar kebebasan berkontrak, prinsip dasar pacra sunt
servanda, prinsip dasar penyelesaian sengketa dengan arbitrase, dan prinsip dasar
kebebasan komunikasi. Standardisasi lingkungan baru dimulai pada tahun 1960- an,
sehingga mulai banyak hukum dan kebijakan terkait lingkungan pada tahun 1970
dan 1980 karena banyaknya masalah pencemaran. Perlindungan lingkungan dan
kesehatan suatu negara sangat dipengaruhi oleh perdagangan internasional.

2.12 Equity
Prinsip utama di balik pembangunan berkelanjutan adalah keadilan dan equity
antar sektor. Equity berbicara tentang keadilan. Secara umum disepakati bahwa
eguity menyiratkan mengenai perlunya keadilan dalam distribusi keuntungan dan
kerugian, dan hak setiap orang terhadap kualitas dan standar hidup yang dapat
diterima. generasi sekarang dan generasi lainnya, masa lalu dan masa depan.
Pertumbuhan aliran barang dan jasa yang muncul dari pertumbuhan ekonomi
menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan.
Sebuah langkah menuju perubahan teknologi dan persediaan modal yang
dibutuhkan untuk melakukan pengurangan proses produksi yang terus-menerus dan
mengalir melalui sistem ekonomi sudah dilakukan. Kemudian langkah pertahanan
selanjutnya adalah untuk mengubah komposisi konsumsi sehingga berdampak pada
produksi. Langkah pertahanan terakhir, yang tidak mungkin dipilih oleh masyarakat
secara sukarela, tapi bisa dipaksakan kepada masyarakat dengan melihat kenyataan
di lingkungan. Pengurangan dari ketidaksetaraan adalah tujuan dari equity yang
sejati, terlepas dari dampak lingkungannya, namun berbagai norma sosial mengenai
masalah ini sangat bervariasi, dari satu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke
waktu.

2.13 Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan


Terdapat tiga masalah ekonomi yang utama yaitu alokasi, distribusi, dan skala.
Lokasi sumberdaya yang efisien antara penggunaan alternatif adalah masalah
ekonomi yang paling banyak dibahas, sehingga banyak yang menganggap bahwa
masalah alokasi adalah yang terpenting. Meningkatkan alokasi pasar dengan cara
melakukan internalisasi biaya lingkungan dan sosial serta menyadari adanya konflik
dengan arus globalisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan
lingkungan dan sumberdaya adalah faktor-faktor yang saling terkait satu sama
lainnya.
Terdapat beberapa negara di dunia yang telah mulai menerapkan konsep E3
(Ecology, Economy, dan Equity) untuk mewujudkan SDG atau Sustainable
Development Goal. Sustainable Development Goal adalah suatu agenda universal
dari pemerintah dunia yang memerintahkan suatu negara untuk membuat strategi
yang holistik dengan mengkombinasikan antara pertumbuhan ekonomi, sosial, dan
keberlanjutan dari lingkungan. Alasan mengapa Swedia menjadi negara dengan
tingkat keberhasilan SDG yang tinggi karena mulai menerapkan prinsip-prinsip
Ecology, Economy, dan Eguity.

III. PENUTUP
Kesimpulannya dengan adanya integrasi dari Tiga Pilar Ketahanan (The Three
E’s of Sustainability) dapat menjadi langkah utama dari suatu negara untuk menuju
pembangunan yang berkelanjutan. Karena keberlanjutan dari sistem lingkungan
harus mampu mempertahankan sumber daya secara stabil, menghindari adanya
eksploitasi atau menjaga agar lingkungan tidak kehilangan fungsi utamanya,
menggunakan sumber daya buatan untuk menggantikan sumber daya yang tidak
dapat diperbarui.
Dengan adanya Equity atau Kesetaraan Sosial dapat mencapai keberlanjutan
dari sistem sosial yang dimana termasuk dalam bidang kesehatan dan pendidikan,
kesetaraan gender, akuntabilitas politik dan partisippasi masyarakat, serta
perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai