dan Ekonomi
Penerbit : UB Press
Ekologi adalah analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Ini adalah bidang interdisipliner yang mencakup biologi, geografi, dan
ilmu bumi. Ekologi mencakup studi tentang interaksi yang dimiliki organisme satu sama
lain, organisme lain, dan komponen abiotik di lingkungan mereka.
Ada banyak aplikasi praktis ekologi dalam biologi konservasi, pengelolaan lahan
basah, pengelolaan sumberdaya alam (agroekologi, pertanian, kehutanan, agroforestry,
perikanan). perencanaan kota (ekologi perkotaan), kesehatan masyarakat, ekonomi, ilmu
pengetahuan dasar dan terapan, dan interaksi sosial manusia (ekologi manusia).
Equity (ekuitas) berbicara tentang keadilan yang harus ada dalam diri manusia
untuk dibawa dalam kehidupan bermasyarakat Setiap komunitas memiliki hak yang sama
untuk mengakses sumberdaya dan kemudian tidak akan ada individu atau kelompok yang
dimintai pertanggungjawaban lebih besar atas beban lingkugan.
Keberlanjutan sistem ekonomi harus bisa memproduksi barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini dilakukan untuk mengatur pemerintahan dan utang
luar negeri, selain itu juga digunakan untuk menghindari adanya ketidakseimbangan
antara sektor pertanian atau industri.
Keberlanjutan dari sistem sosial harus bisa dicapai dengan adanya equity atau
kesetaraan. Hal ini termasuk equity dalam bidang kesehatan dan pendidikan, kesetaraan
akuntabilitas politik, dan partisipasi.
Ekonomi sumberdaya alam yang diperkirakan telah ada di paruh pertama abad ke-
19 dan ekonomi lingkungan yang jauh lebih baru yang dikembangkan pada paruh kedua
abad ke-20 cenderung diperlakukan sebagai disiplin ilmu ekonomi neo klasik yang
terpisah dan otonom. Kebutuhan praktis dunia global saat ini dan pengetahuan ilmiah
yang berkembang berpendapat bahwa kedua disiplin ini harus diperlakukan sebagai
disiplin terpadu dan terintegrasi. Ekonomi sumberdaya alam yang terbentuk secara
bertahap selama dua abad terakhir berkaitan dengan pertanyaan mengenai cara
menggunakan sumberdaya alam untuk memperoleh manfaat secara maksimal.
lingkungan dan sumber daya adalah hal yang penting tidak hanya untuk
kesejahteraan ekonomi, namun juga sebagai sistem yang mendukung kehidupan. Biosfer
di Bumi tidak hanya menjadi sumberdaya alam untuk diproduksi dan memenuhi tingkat
konsumsi saja, namun juga lingkungan yang memungkinkan lahirnya spesies manusia
dan kelahiran jutaan spesies tumbuhan dan hewan lainnya. Kejadian kelangkaan yang
terus meningkat dari jasa lingkungan yang merupakan bagian dari sumberdaya alam dan
kemudian menjadi bagian ekonomi lingkungan yang lebih umum, merupakan bagian dari
ekonomi. Alasannya adalah bahwa hanya dengan memasukkan jasa lingkungan ke dalam
proses pembuatan keputusan ekonomi, keputusan ekonomi, manusia dapat menemukan
keseimbangan antara fungsi ekonomi dan lingkungan serta menerapkan salah satu prinsip
penting pembangunan berkelanjutan.
Alam atau lingkungan memberikan manusia berbagai fungsi dan manfaat yang
bernilai ekonomis (Turner et al., 1994), memiliki beberapa asumsi yang ada, antara lain:
Secara garis besar alam merupakan sumber dari adanya sumberdaya alam (sebagai
input untuk proses produksi dan konsumsi). Contohnya bisa berupa endapan mineral,
hutan atau populasi hewan. Alam juga merupakan tempat di mana semua limbah
dikeluarkan dan diendapkan. Alam juga merupakan sumber lanskap dan barang yang
mampu Kemudian, alam juga memenuhi kehidupan manusia. Kemudian, menyediakan
fungsi dan layanan pendukung kehidupan.
Green Growth dinilai sangat penting untuk bisa mengatasi tantangan dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Lee, 2011; World Bank, 2012;
ADB/ESCAP/UNEP, 2012; OECD, 2013). Menurut Wolrd Bank (2012) dan OECD
(2013), green growth sangat dibutuhkan dan dinilai sangat efisien secara ekonomi, karena
penting untuk negara-negara berkembang dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan
sosial yang signifikan. Secara umum, kebijakan Green Growth membawa faktor
lingkungan ke dalam keputusan ekonomi sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi
sumberdaya, mengubah sistem energi, menilai modal alami dalam kalkulus ekonomi, dan
menentukan eksternalitas lingkungan (Jouvet et al, 2013). Pentingnya keadilan dalam
Green Growth ditekankan oleh beberapa ahli yang menyoroti hubungan antara
pembangunan sosial dan kelestarian lingkungan (Smith et al., 2012; World Bank, 2012).
Sebagian besar kebijakan hijau memiliki biaya ekonomi dalam jangka pendek,
terlepas dari manfaat ekonomi dari lingkungan dan modal alam yang lebih baik dalam
jangka panjang (Strand & Toman, 2010; Hallegatte et al, 2011). Kebijakan Pertumbuhan
Hijau harus bisa bermanfaat dalam jangka pendek dan panjang, dengan memaksimalkan
adanya sinergi dan mitigasi dari trade-off di seluruh ruang dan waktu (Hallegatte et al.,
2011). Dengan demikian, World Bank (2012) menunjukkan bahwa Green Growth harus
berfokus pada apa yang perlu dilakukan dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang
untuk menghasilkan keuntungan sesegera mungkin dan menghindari terjebak dalam jalur
yang tidak berkelanjutan. Menurut Jacobs (2013) & Kosoy et al. (2012), teori
pertumbuhan hijau tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai strategi atau jalur
pertumbuhan hijau tertentu akan mencapai target yang diinginkan, dan beberapa ahli
berpendapat bahwa alat konvensional seperti ekonomi neo-klasik memiliki keterbatasan
yang cukup parah untuk bisa memasukkan pertimbangan lingkungan ke dalam kebijakan
ekonomi.
Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang menuntut
pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu,
agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik dan jenis kelamin untuk bersama-sama
mencari pendekatan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah-masalah penting. Dalam
40 tahun terakhir ini, baik pengelolaan dan perkembangan lingkungan dituntut untuk bisa
mengatasi masalah global dan pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan keduanya.
Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan
dari berbagai bidang ilmu.
Hal pertama untuk melakukan analisis ekonomi adalah The Rational Actor Model
yang membuat keputusan tanpa konteks sosial atau lingkungan. Bukti empiris yang
berkembang menyatakan bahwa manusia menggunakan sifat adil dalam pengambilan
keputusan. Salah satu alternatif ekonomi ekologi untuk Marginal Analysis adalah analisis
sitem adaptif yang kompleks (Gunderson et al., 1995; Holling et al., 2000; Scheffer et al.,
2001).
Penurunan fungsi sumberdaya adalah salah satu tanda bahwa lingkungan mulai
terdegradasi. Beberapa contoh dari degradasi lingkungan adalah lahan kritis, polusi udara,
dan menurunnya keanekaragaman hayati. Hal tersbebut dapat mengancam keberlanjutan
dari pembangunan ekonomi, sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Pertumbuhan
ekonomi akan berdampak pada degradasi lingkungan apabila aktivitas ekonomi
menyebabkan adanya degradasi lahan dan memperbanyak pencemaran baik di udara, air,
dan tanah. Aktivitas ekonomi yang dilakukan memungkinkan munculnya limbah dan
tidak semua limbah dapat diolah dan ditampung oleh lingkungan karena lingkungan
memiliki kapasitas yang terbatas.
Pertumbuhan ekonomi biasanya mengacu pada kenaikan tingkat jumlah barang dan
jasa yang dihasilkan, seperti yang terhitung dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara PDB dan model perhitungan serupa lainnya mencerminkan nilai barang dan
layanan yang diberikan dengan melihat pasar, namun masih banyak pengecualian lain
yang tidak diberikan melalui pasar namun tetap berkontribusi terhadap kesejahteraan
secara keseluruhan. Misalnya, kegiatan sukarela dan tidak dibayar atau bekerja di dalam
rumah, dan banyak jasa layanan yang disediakan oleh lingkungan untuk memfasilitasi
kegiatan ekonomi Akibatnya, PDB tidak mencerminkan banyak faktor yang
memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan manusia adalah konsep yang
kompleks dan beragam, ditentukan oleh berbagai faktor termasuk tingkat pendapatan
(absolut dan relatif), status kesehatan, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan rumah dan
kualitas lingkungan.
OECD mendefinisikan modal alam sebagai aset dari alam yang berperan untuk
menyediakan input sumberdaya alam dan jasa lingkungan dalam proses produksi
ekonomi. Hal ini termasuk udara bersih, air, dan tanah yang kita gunakan untuk menanam
tanaman dan mineral serta biji yang diekstrak dari bumi.
Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena lingkungan adalah barang
publik. Namun tetap masing-masing pribadi memiliki tanggung jawab dalam
penggunaannya, sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk terlaksananya
hal tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka instrumen yang dapat digunakan adalah
instrumen perintah dan instrumen pengawasan (command & control) serta economic
incentives. Kedua jenis instrumen ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mulai
berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga lingkungan, karena kemampuan pemerintah
juga terbatas. Instrumen kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan secara
khusus dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu:
Instrumen yang didukung oleh adanya administrasi dan lembaga adalah instrumen
yang efektif dan mampu memengaruhi perilaku masyarakat dan perusahaan. Banyak
kebijakan yang memiliki pengaruh kepada pihak-pihak yang bersangkutan, contohnya
adalah kebijakan juran dan retribusi untuk sampah dan air.
Negara pada masa ini tidak boleh hanya berharap pada sektor impor dan ekspor
untuk membangun perekonomian negaranya. Seharusnya, negara berkembang yang
memilik sumberdaya alam yang melimpah yang biasa dijadikan sebagai eksportir hasil
buminya mampu mengelola sumberdaya alamnya secara mandiri dan lebih baik.
Ekolabel dapat diartikan sebagai sebuah deskripsi produk yang menyatakan dalam
proses produksinya tidak ada kegiatan yang merusak lingkungan. Sehingga apabila
sebuah produk belum memiliki ekolabel, kemungkinan besar akan ditolak oleh konsumen
di berbagai negara.
Produsen yang ada di seluruh dunia dituntut untuk bisa menggunakan bahan baku
sesuai syarat ekolabel dan dalam proses produksinya tidak merusak lingkungan, selain itu
apabila produk tersebut sudah tidak digunakan maka tidak akan merusak lingkungan.
Ekolabel bisa menjadi sebuah instrumen untuk bisa mengukur kemampuan suatu negara
untuk mengelola sumberdaya alam secara berkelanjutan dan mencari peluang pada
pangsa pasar untuk produk-produk hasil olahan negara.
Prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan adalah keadilan dan equity antar
sektor. Equity ini dapat dimaknai mengenai perlunya keadilan dalam distribusi
keuntungan dan kerugian, dan hak setiap orang terhadap kualitas dan standar hidup yang
dapat diterima. Intergenerational Equity adalah konsep yang menyatakan bahwa manusia
memiliki lingkungan alam dan budaya yang sama baik dengan generasi sekarang dan
generasi di masa depan. Peran kebijakan lingkungan adalah untuk menciptakan ekonomi
yang lebih baik dan lebih efisien. Hubungan antara kekayaan dan kesejahteraan dapat
dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang memiliki banyak kontribusi saat populasi tersebut
hidup di bawah tingkat kepuasan dengan kebutuhan dasar, namun bagi populasi yang
relatif kaya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan peningkatan konsumsi dapat
memiliki dampak positif bahkan negatif terhadap kesejahteraan.
Bab terakhir di buku ini membahas isu atau permasalahan dalam ekonomi ekologi
dan pembangunan berlanjutan. Modal dari alam yang awalnya banyak, kini terus
menurun karena tidak seimbang dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak. Ada
3 masalah utama yang mendasari isu dalam ekonomi ekologi, masalah tersebut meliputi
alokasi, distribusi, dan skala. Aloaksi merupakan masalah serius menurut para ahli,
namun kenyataannya masih ada dua masalah ekonomi yang lebih serius yaitu distribusi
mengenai modal buatan dan alam serta skala makro ekonomi yang memiliki dampak
terhadap ekosistem.
Indonesia yang berada pada jalur strategis lingkungan yang baik, terus melakukan
kegiatan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya, namun hal ini
berdampak pada terdegradasinya sumberdaya alam yang ada. Hal ini dikarenakan aspek
perlindungan dan pelestarian lingkungan yang terabaikan. Apabila terus berlanjut akan
berdampak pada pencemaran udara, pencemaran air, kerusakan tanah, alih fungsi lahan
pertanian, kerusakan hutan, perubahan iklim, kebakaran, dan lainnya. Selain itu, dapat
mendorong munculnya kemiskinan pada masyarakat yang bergantung pada sumberdaya
alam yang ada untuk pemenuhan kebutuhannya.
Setelah dibaca semua isi buku ini memiliki fokus pembahasan mengenai hubungan
ekonomi, ekologi, dan ekuitas. Pembahasan mengenai poin utama tersebut dijelaskan
dengan sangat rinci. 3 poin utama ini dibahas mulai dari sejarah suatu konsep, definisi,
hubungan antar konsep, pengaruh, dan aspek-aspek lain. Buku ini sangatlah cocok
sebagai landasan pengetahuan bagi siapa yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai
ilmu ekonomi dan dampaknya.