Anda di halaman 1dari 11

Mengulas Buku: Ecology Economy Equity Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi

dan Ekonomi

Oleh Afriza Syahrial Ramadhani / 215030800111003

Judul Buku : Ecology Economy Equity

Penulis : Rita Parmawati

Jumlah Halaman : 191

Tahun : September 2018

Penerbit : UB Press
Ekologi adalah analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Ini adalah bidang interdisipliner yang mencakup biologi, geografi, dan
ilmu bumi. Ekologi mencakup studi tentang interaksi yang dimiliki organisme satu sama
lain, organisme lain, dan komponen abiotik di lingkungan mereka.

Ada banyak aplikasi praktis ekologi dalam biologi konservasi, pengelolaan lahan
basah, pengelolaan sumberdaya alam (agroekologi, pertanian, kehutanan, agroforestry,
perikanan). perencanaan kota (ekologi perkotaan), kesehatan masyarakat, ekonomi, ilmu
pengetahuan dasar dan terapan, dan interaksi sosial manusia (ekologi manusia).

Ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang


pengalokasian sumberdaya, yang mempunyai alternatif-alternatif penggunaan, dalam
memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia yang tidak terbatas (Fauzi, 2004). Definisi
tersebut berhubungan dengan masalah dalam pertimbangan biaya karena sumberdaya
yang semakin terbatas. Sumberdaya alam adalah sarana dasar dalam menunjang
pembangunan ekonomi dari perseorangan, kelompok, maupun suatu negara. Oleh karena
itu, pemanfaatan sumberdaya alam sebaiknya berpedoman pada prinsip ekonomi yang
mempertimbangkan jangka waktu masa kini dan masa datang. dalam setiap tindakannya,
dan juga mempertimbangkan kegiatan produksi yang berwawasan lingkungan agar
sumberdaya terjaga keberlanjutannya (sustainable development).

Equity (ekuitas) berbicara tentang keadilan yang harus ada dalam diri manusia
untuk dibawa dalam kehidupan bermasyarakat Setiap komunitas memiliki hak yang sama
untuk mengakses sumberdaya dan kemudian tidak akan ada individu atau kelompok yang
dimintai pertanggungjawaban lebih besar atas beban lingkugan.

Pembangunan berkelanjutan sering didefinisikan sebagai proses pembangunan


yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan lingkungan
untuk menyediakan kebutuhan untuk generasi yang akan datang. Keberlanjutan adalah
sebuah kapasitas yang digunakan untuk mempertahankan keadaan, sehingga sangat
potensial untuk digunakan dalam mempertahankan keadaan ekonomi, ekologi, politik,
dan dimensi sosial jangka panjang. Terdapat tiga komponen yang akan membantu
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan
lingkungan, dan kesetaraan sosial (equity). Sehingga dalam keberlanjutan tiga hal tersebut
disebut sebagai Tiga Pilar Keberlanjutan (The Three E's of Sustainability). Berbeda
dengan gagasan keberlanjutan konvensional yang hanya menghubungkan antara
lingkungan dan hanya terfokus pada sektor ekologi saja. Pendekatan dari Tiga Pilar
Keberlanjutan memiliki keterkaitan. Tidak ada keberlanjutan ekologis tanpa adanya
persamaan atau keadilan. Tidak ada keberlanjutan ekonomi tanpa ekologi.

Keberlanjutan sistem ekonomi harus bisa memproduksi barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan dasar. Hal ini dilakukan untuk mengatur pemerintahan dan utang
luar negeri, selain itu juga digunakan untuk menghindari adanya ketidakseimbangan
antara sektor pertanian atau industri.

Keberlanjutan dari sistem lingkungan harus mampu mempertahankan sumberdaya


secara stabil, menghindari adanya eksploitasi atau menjaga agar lingkungan tidak
kehilangan fungsi utamanya, menggunakan sumberdaya buatan untuk menggantikan
sumberdaya yang tidak dapat diperbarui. Hal ini menyangkut dalam memelihara
biodiversitas, stabilitas atmosfer, dan ekosistem yang lain yang tidak termasuk dalam
sumber ekonomi.

Keberlanjutan dari sistem sosial harus bisa dicapai dengan adanya equity atau
kesetaraan. Hal ini termasuk equity dalam bidang kesehatan dan pendidikan, kesetaraan
akuntabilitas politik, dan partisipasi.

Ekonomi sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaan, dan


alokasi sumberdaya alam yang ada di bumi. Tujuan utama dari ekonomi sumberdaya alam
adalah untuk lebih memahami peran sumberdaya alam dalam perekonomian sehingga
dapat dikembangkan metode pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk
memastikan ketersediaannya bagi generasi mendatang. Para ahli ekonomi sumberdaya
mempelajari interaksi antara sistem ekonomi dan alam, dengan tujuan mengembangkan
ekonomi yang berkelanjutan dan efisien. Sehingga dapat dikatakan bahwa ini adalah
cabang ilmu akademis yang multidisiplin.

Ekonomi sumberdaya alam yang diperkirakan telah ada di paruh pertama abad ke-
19 dan ekonomi lingkungan yang jauh lebih baru yang dikembangkan pada paruh kedua
abad ke-20 cenderung diperlakukan sebagai disiplin ilmu ekonomi neo klasik yang
terpisah dan otonom. Kebutuhan praktis dunia global saat ini dan pengetahuan ilmiah
yang berkembang berpendapat bahwa kedua disiplin ini harus diperlakukan sebagai
disiplin terpadu dan terintegrasi. Ekonomi sumberdaya alam yang terbentuk secara
bertahap selama dua abad terakhir berkaitan dengan pertanyaan mengenai cara
menggunakan sumberdaya alam untuk memperoleh manfaat secara maksimal.

lingkungan dan sumber daya adalah hal yang penting tidak hanya untuk
kesejahteraan ekonomi, namun juga sebagai sistem yang mendukung kehidupan. Biosfer
di Bumi tidak hanya menjadi sumberdaya alam untuk diproduksi dan memenuhi tingkat
konsumsi saja, namun juga lingkungan yang memungkinkan lahirnya spesies manusia
dan kelahiran jutaan spesies tumbuhan dan hewan lainnya. Kejadian kelangkaan yang
terus meningkat dari jasa lingkungan yang merupakan bagian dari sumberdaya alam dan
kemudian menjadi bagian ekonomi lingkungan yang lebih umum, merupakan bagian dari
ekonomi. Alasannya adalah bahwa hanya dengan memasukkan jasa lingkungan ke dalam
proses pembuatan keputusan ekonomi, keputusan ekonomi, manusia dapat menemukan
keseimbangan antara fungsi ekonomi dan lingkungan serta menerapkan salah satu prinsip
penting pembangunan berkelanjutan.

Alam atau lingkungan memberikan manusia berbagai fungsi dan manfaat yang
bernilai ekonomis (Turner et al., 1994), memiliki beberapa asumsi yang ada, antara lain:

1. Dasar dari sumberdaya alam (sumberdaya terbarukan dan tidak terbarukan).

2. Kapasitas dan kemampuan asimilasi limbah,

3. Sekumpulan sumberdaya alam (lanskap dan kemudahan sumberdaya),

4. Sistem pendukung bagi kehidupan.

Secara garis besar alam merupakan sumber dari adanya sumberdaya alam (sebagai
input untuk proses produksi dan konsumsi). Contohnya bisa berupa endapan mineral,
hutan atau populasi hewan. Alam juga merupakan tempat di mana semua limbah
dikeluarkan dan diendapkan. Alam juga merupakan sumber lanskap dan barang yang
mampu Kemudian, alam juga memenuhi kehidupan manusia. Kemudian, menyediakan
fungsi dan layanan pendukung kehidupan.

Dalam suatu kegiatan terdapat langkah-langkah mendalam untuk bisa mempelajari


kelayakan sebuah kegiatan yang disebut sebagai uji kelayakan. Aspek ekonomi dan sosial
digunakan untuk menilai seberapa besar manfaat dari kegiatan yang dilakukan untuk
masyarakat luas. Aspek dampak lingkungan digunakan untuk menilai seberapa besar
dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan sekaligus mencari
jalan keluar dari permasalahan tersebut. Apabila suatu proyek telah dianggap layak untuk
dilakukan maka langkah selanjutnya adalah untuk melakukan penilaian terhadap aspek-
aspek ekonomi yang diperkirakan akan muncul di kemudian hari.

Green Growth dinilai sangat penting untuk bisa mengatasi tantangan dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Lee, 2011; World Bank, 2012;
ADB/ESCAP/UNEP, 2012; OECD, 2013). Menurut Wolrd Bank (2012) dan OECD
(2013), green growth sangat dibutuhkan dan dinilai sangat efisien secara ekonomi, karena
penting untuk negara-negara berkembang dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan
sosial yang signifikan. Secara umum, kebijakan Green Growth membawa faktor
lingkungan ke dalam keputusan ekonomi sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi
sumberdaya, mengubah sistem energi, menilai modal alami dalam kalkulus ekonomi, dan
menentukan eksternalitas lingkungan (Jouvet et al, 2013). Pentingnya keadilan dalam
Green Growth ditekankan oleh beberapa ahli yang menyoroti hubungan antara
pembangunan sosial dan kelestarian lingkungan (Smith et al., 2012; World Bank, 2012).

Sebagian besar kebijakan hijau memiliki biaya ekonomi dalam jangka pendek,
terlepas dari manfaat ekonomi dari lingkungan dan modal alam yang lebih baik dalam
jangka panjang (Strand & Toman, 2010; Hallegatte et al, 2011). Kebijakan Pertumbuhan
Hijau harus bisa bermanfaat dalam jangka pendek dan panjang, dengan memaksimalkan
adanya sinergi dan mitigasi dari trade-off di seluruh ruang dan waktu (Hallegatte et al.,
2011). Dengan demikian, World Bank (2012) menunjukkan bahwa Green Growth harus
berfokus pada apa yang perlu dilakukan dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang
untuk menghasilkan keuntungan sesegera mungkin dan menghindari terjebak dalam jalur
yang tidak berkelanjutan. Menurut Jacobs (2013) & Kosoy et al. (2012), teori
pertumbuhan hijau tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai strategi atau jalur
pertumbuhan hijau tertentu akan mencapai target yang diinginkan, dan beberapa ahli
berpendapat bahwa alat konvensional seperti ekonomi neo-klasik memiliki keterbatasan
yang cukup parah untuk bisa memasukkan pertimbangan lingkungan ke dalam kebijakan
ekonomi.
Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang menuntut
pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu,
agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik dan jenis kelamin untuk bersama-sama
mencari pendekatan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah-masalah penting. Dalam
40 tahun terakhir ini, baik pengelolaan dan perkembangan lingkungan dituntut untuk bisa
mengatasi masalah global dan pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan keduanya.

Pada awal tahun 1960-an, pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah


kegiatan yang bersifat top-down. Seiring berjalannya waktu, sampai masa kini perhatian
pada lingkungan terus meningkat dan memunculkan konsep pembangunan berkelanjutan.
Konsep ini telah menjadi bagian penting dari wacana lingkungan dan pembangunan pada
abad kedua puluh satu, dan berbagai pihak berwenang telah mencatat bahwa ini adalah
konsep yang sangat membantu untuk mengintegrasikan manajemen pengelolaan dan
pengelolaan lingkungan,

Dalam Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan Hidup di Indonesia


banyak sekali Perundang-undangan yang muncul tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Adanya UU Nomor 4 Tahun 1982 memberikan tanda bahwa telah tercipta
inetgrasi dari upaya pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Adanya UU
yang mengatur tentang Lingkungan Hidup ini juga sebagai garda atau pengawasan
tentang tata cara pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia.

Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan
dari berbagai bidang ilmu.

Hal pertama untuk melakukan analisis ekonomi adalah The Rational Actor Model
yang membuat keputusan tanpa konteks sosial atau lingkungan. Bukti empiris yang
berkembang menyatakan bahwa manusia menggunakan sifat adil dalam pengambilan
keputusan. Salah satu alternatif ekonomi ekologi untuk Marginal Analysis adalah analisis
sitem adaptif yang kompleks (Gunderson et al., 1995; Holling et al., 2000; Scheffer et al.,
2001).

Pembangunan berkelanjutan memiliki fungsi dasar sebagai untuk bisa memenuhi


kebutuhan hidup dan sarana menyejahterakan masyarakat baik untuk generasi saat ini dan
masa yang akan datang, tanpa harus mengurangi kualitas sumberdaya alamnya
(Budihardjo & Sujanto, 1999).

Menurut Brown (2001), ahli ekonomi ekologi berpendapat bahwa perekonomian


harus memperhatikan ekologi untuk bisa memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
membahayakan masa depan. Konsep ini tidak saling mementingkan antara
ekologi/lingkungan dahulu atau ekonomi terlebih dahulu, karena untuk membangun
perekonomian berkelanjutan diperlukan adanya kolaborasi ekonomi dan ekologi untuk
menstimulasi pembangunan.

Penurunan fungsi sumberdaya adalah salah satu tanda bahwa lingkungan mulai
terdegradasi. Beberapa contoh dari degradasi lingkungan adalah lahan kritis, polusi udara,
dan menurunnya keanekaragaman hayati. Hal tersbebut dapat mengancam keberlanjutan
dari pembangunan ekonomi, sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Pertumbuhan
ekonomi akan berdampak pada degradasi lingkungan apabila aktivitas ekonomi
menyebabkan adanya degradasi lahan dan memperbanyak pencemaran baik di udara, air,
dan tanah. Aktivitas ekonomi yang dilakukan memungkinkan munculnya limbah dan
tidak semua limbah dapat diolah dan ditampung oleh lingkungan karena lingkungan
memiliki kapasitas yang terbatas.

Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk bisa menyelaraskan,


mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek ekonomi, dan lingkungan hidup. aspek
sosial budaya, ekonomi, Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas
sistem ekonomi dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia di masa yang akan datang. Jika sistem ekonomi dan lingkungan berjalan sesuai
kebutuhan untuk adanya suatu keberlanjutan, maka dalam model berkelanjutan dari
operasi, jika tidak maka itu tidak berkelanjutan. Banyak pakar yang mulai khawatir
dengan sistem perekonomian saat in yang tidak mencerminkan adanya keberlanjutan
sehingga suatu saat dapat merusak kapasitas sistem ekonomi dan lingkungan untuk terus
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.

Dengan memanfaatkan perspektif ekonomi, ekologi, dan sosial terdapat beberapa


tema utama yang merupakan turunan dalam paradigma pembangunan:
1. Keberlanjutan ekonomi mensyaratkan bahwa harus ada berbagai jenis modal
yang membuat produksi ekonomi untuk terus dipertahankan atau diperbesar.
Hal ini termasuk modal buatan, modal alam, modal manusia, dan modal sosial.
Beberapa pergantian untuk modal tersebut juga mungkin untuk dilakukan,
namun secara luas modal- modal tersebut saling melengkapi, sehingga
pemeliharaan dari keempat modal utama tersebut sangat penting dalam jangka
panjang.
2. Konservasi ekosistem dan sumberdaya alam sangat penting untuk proses
produksi pada sistem ekonomi yang berkelanjutan dan keadilan untuk semua
generasi. Dari perspektif ekologis, populasi manusia dan total kebutuhan
sumberdaya harus dibatasi dengan skala, integritas ekosistem dan keragaman
spesies harus dipelihara. Mekanisme pasar yang ada seringkali tidak berjalan
secara efektif untuk melestarikan modal alam yang ada, namun malah
cenderung menguras dan menurunkannya.
3. Keadilan sosial, pemenuhan kebutuhan, kesehatan, dan pendidikan dasar, serta
pemenuhan partisipasi masyarakat dalam sistem demokrasi merupakan elemen
penting dalam pembangunan dan terkait dengan kelestarian lingkungan.

Secara keseluruhan, prinsip-prinsip dari pembangunan berkelanjutan dengan jelas


menyarankan adanya pedoman baru dalam proses pembangunan. Selain itu, dalam
pelaksanaannya juga memerlukan adanya modifikasi tujuan untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi (Arrow et al., 1995).

Pertumbuhan ekonomi biasanya mengacu pada kenaikan tingkat jumlah barang dan
jasa yang dihasilkan, seperti yang terhitung dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara PDB dan model perhitungan serupa lainnya mencerminkan nilai barang dan
layanan yang diberikan dengan melihat pasar, namun masih banyak pengecualian lain
yang tidak diberikan melalui pasar namun tetap berkontribusi terhadap kesejahteraan
secara keseluruhan. Misalnya, kegiatan sukarela dan tidak dibayar atau bekerja di dalam
rumah, dan banyak jasa layanan yang disediakan oleh lingkungan untuk memfasilitasi
kegiatan ekonomi Akibatnya, PDB tidak mencerminkan banyak faktor yang
memengaruhi kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan manusia adalah konsep yang
kompleks dan beragam, ditentukan oleh berbagai faktor termasuk tingkat pendapatan
(absolut dan relatif), status kesehatan, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan rumah dan
kualitas lingkungan.

OECD mendefinisikan modal alam sebagai aset dari alam yang berperan untuk
menyediakan input sumberdaya alam dan jasa lingkungan dalam proses produksi
ekonomi. Hal ini termasuk udara bersih, air, dan tanah yang kita gunakan untuk menanam
tanaman dan mineral serta biji yang diekstrak dari bumi.

Peran kebijakan lingkungan adalah untuk untuk menciptakan dan penggunaan


sumberdaya pengelolaan, penyediaan, lingkungan dengan cara mendukung peningkatan
kesejahteraan yang berkelanjutan untuk generasi sekarang dan masa depan. Ada beberapa
alasan mengenai intervensi pemerintah yang diperlukan untuk mencapai hal ini.

Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena lingkungan adalah barang
publik. Namun tetap masing-masing pribadi memiliki tanggung jawab dalam
penggunaannya, sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk terlaksananya
hal tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka instrumen yang dapat digunakan adalah
instrumen perintah dan instrumen pengawasan (command & control) serta economic
incentives. Kedua jenis instrumen ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mulai
berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga lingkungan, karena kemampuan pemerintah
juga terbatas. Instrumen kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan secara
khusus dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu:

1. Kebijakan insentif dan subsidi

2. Kebijakan disinsentif, pajak dan retribusi

3. Kebijakan penentuan harga dari sumberdaya

Instrumen yang didukung oleh adanya administrasi dan lembaga adalah instrumen
yang efektif dan mampu memengaruhi perilaku masyarakat dan perusahaan. Banyak
kebijakan yang memiliki pengaruh kepada pihak-pihak yang bersangkutan, contohnya
adalah kebijakan juran dan retribusi untuk sampah dan air.

Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia semakin terintegrasi dengan


keadaan perekonomian di dunia, hal ini dapat dikarenakan sistem perekonomian yang
sedang digunakan adalah sistem perekonomian terbuka di mana aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan dunia Internasional. Kegiatan ekonomi sangat berperan dalam
proses pembangunan terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Namun, perkembangan ekonomi yang semakin pesat tidak diikuti dengan kegiatan
menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam, sehingga makin banyak masalah-
masalah lingkungan yang terjadi saat ini baik secara lokal dalam suatu negara ataupun
global.

Negara pada masa ini tidak boleh hanya berharap pada sektor impor dan ekspor
untuk membangun perekonomian negaranya. Seharusnya, negara berkembang yang
memilik sumberdaya alam yang melimpah yang biasa dijadikan sebagai eksportir hasil
buminya mampu mengelola sumberdaya alamnya secara mandiri dan lebih baik.

Permasalahan lingkungan selalu menjadi hal yang sangat dipertimbangkan dalam


perdagangan Internasional saat ini, sehingga muncul rencana untuk membuat sebuah
standarisasi dengan menggunakan ekolabel. Ekolabel nantinya dihubungkan dengan
syarat-syarat lingkungan dalam sebuah sistem perdagangan. Pada masa awal dikeluarkan,
ekolabel hanya terbatas untuk produk olahan hutan, namun saat ini sudah diterapkan juga
pada produk hasil industri.

Ekolabel dapat diartikan sebagai sebuah deskripsi produk yang menyatakan dalam
proses produksinya tidak ada kegiatan yang merusak lingkungan. Sehingga apabila
sebuah produk belum memiliki ekolabel, kemungkinan besar akan ditolak oleh konsumen
di berbagai negara.

Produsen yang ada di seluruh dunia dituntut untuk bisa menggunakan bahan baku
sesuai syarat ekolabel dan dalam proses produksinya tidak merusak lingkungan, selain itu
apabila produk tersebut sudah tidak digunakan maka tidak akan merusak lingkungan.
Ekolabel bisa menjadi sebuah instrumen untuk bisa mengukur kemampuan suatu negara
untuk mengelola sumberdaya alam secara berkelanjutan dan mencari peluang pada
pangsa pasar untuk produk-produk hasil olahan negara.

Prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan adalah keadilan dan equity antar
sektor. Equity ini dapat dimaknai mengenai perlunya keadilan dalam distribusi
keuntungan dan kerugian, dan hak setiap orang terhadap kualitas dan standar hidup yang
dapat diterima. Intergenerational Equity adalah konsep yang menyatakan bahwa manusia
memiliki lingkungan alam dan budaya yang sama baik dengan generasi sekarang dan
generasi di masa depan. Peran kebijakan lingkungan adalah untuk menciptakan ekonomi
yang lebih baik dan lebih efisien. Hubungan antara kekayaan dan kesejahteraan dapat
dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang memiliki banyak kontribusi saat populasi tersebut
hidup di bawah tingkat kepuasan dengan kebutuhan dasar, namun bagi populasi yang
relatif kaya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan peningkatan konsumsi dapat
memiliki dampak positif bahkan negatif terhadap kesejahteraan.

Bab terakhir di buku ini membahas isu atau permasalahan dalam ekonomi ekologi
dan pembangunan berlanjutan. Modal dari alam yang awalnya banyak, kini terus
menurun karena tidak seimbang dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak. Ada
3 masalah utama yang mendasari isu dalam ekonomi ekologi, masalah tersebut meliputi
alokasi, distribusi, dan skala. Aloaksi merupakan masalah serius menurut para ahli,
namun kenyataannya masih ada dua masalah ekonomi yang lebih serius yaitu distribusi
mengenai modal buatan dan alam serta skala makro ekonomi yang memiliki dampak
terhadap ekosistem.

Indonesia yang berada pada jalur strategis lingkungan yang baik, terus melakukan
kegiatan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya, namun hal ini
berdampak pada terdegradasinya sumberdaya alam yang ada. Hal ini dikarenakan aspek
perlindungan dan pelestarian lingkungan yang terabaikan. Apabila terus berlanjut akan
berdampak pada pencemaran udara, pencemaran air, kerusakan tanah, alih fungsi lahan
pertanian, kerusakan hutan, perubahan iklim, kebakaran, dan lainnya. Selain itu, dapat
mendorong munculnya kemiskinan pada masyarakat yang bergantung pada sumberdaya
alam yang ada untuk pemenuhan kebutuhannya.

Setelah dibaca semua isi buku ini memiliki fokus pembahasan mengenai hubungan
ekonomi, ekologi, dan ekuitas. Pembahasan mengenai poin utama tersebut dijelaskan
dengan sangat rinci. 3 poin utama ini dibahas mulai dari sejarah suatu konsep, definisi,
hubungan antar konsep, pengaruh, dan aspek-aspek lain. Buku ini sangatlah cocok
sebagai landasan pengetahuan bagi siapa yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai
ilmu ekonomi dan dampaknya.

Anda mungkin juga menyukai