Anda di halaman 1dari 13

Mengulas Buku Economy, Ecology, Equity (Sebuah Upaya Penyeimbangan

Ekologi dan Ekonomi) Karya Rita Parmawati

Oleh: M. Ananda Mulia Nugraha

NIM: 215030801111012
Buku "Ecology, Economy, Equity" karangan Rita Parmawati merupakan sebuah
upaya untuk menyeimbangkan tiga aspek penting dalam pembangunan, yaitu ekologi,
ekonomi, dan kesetaraan (equity). Dalam buku ini, dibahas bagaimana ketiga aspek
tersebut saling terkait dan harus diperhatikan dalam setiap kebijakan pembangunan yang
diambil.

Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi

Ekologi merupakan analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Ekologi mencakup studi tentang interaksi yang dimiliki organisme satu
sama lain, organisme lain, dan komponen abiotic di lingkungan mereka. Definisi ekonomi
sendiri adalah domain sosial yang cenderung berbentuk praktik di lapangan, wacana, dan
pokok bahasannya terkait dengan produksi, penggunaan, dan pengelolaan sumber daya
(Paul, 2015). Agen ekonomi sendiri dapat berupa individu, bisnis, organisasi, maupun
pemerintah. Sedangkan equity berbicara mengenai keadilan yang harus ada dalam diri
manusia untuk dibawa dalam kehidupan bermasyarakat. Secara umum, ekuitas
menyiratkan perlunya keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dialami akibat
adanya pembangunan. Ekuitas adalah prinsip utama pembangunan berkelanjutan karena
apabila ekuitas tidak ada maka dapat menyebabkan degradasi lingkungan.

Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi dapat disebut sebagai ekonomi
ekologi yang merupakan sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan alam.
Manusia tidak terlepas dari adanya prinsip ekonomi karena manusia adalah hewan yang
istimewa yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi secara sosial antar individu dan
memiliki aktivitas ekonomi yang berbeda jauh dari hewan yang lainnya. Ekonomi dapat
dikatakan sebagai sistem tunggal sedangkan alam atau lingkungan adalah keseluruhan
alam yaitu planet bumi. Ilmu ini menjelaskan mengenai interaksi antara sistem ekonomi
dan sistem ekologi. Ekonomi dan ekologi adalah disiplin yang subjeknya saling tumpang
tindih sehingga menyebabkan kedua bagian tersebut bertemu dan menyatu.

Terdapat tiga komponen yang saling membantu mewujudkan pembangunan


berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan
sosial. Sehingga dalam keberlanjutan tiga hal tersebut disebut sebagai tiga pilar
keberlanjutan (The Three E’s of Sustainability). Pendekatan dari tiga pilar keberlanjutan
memiliki keterkaitan. Keberlanjutan sistem ekonomi harus bisa memproduksi barang dan
jasa yang memenuhi kebutuhan dasar. Keberlanjutan dari sistem lingkungan harus
mampu mempertahankan sumberdaya secara stabil, menghindari adanya eksploitasi atau
menjaga agar lingkungan tidak kehilangan fungsi utamanya, menggunakan sumberdaya
buatan untuk menggantikan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui. Dan keberlanjutan
dari sistem sosial harus bisa dicapai dengan adanya equity atau kesetaraan baik dalam
bidang kesehatan dan Pendidikan, kesetaraan gender, akuntabilitas politik, dan
partisipasi.

Ekonomi Alam

Ekonomi sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaan, dan


alokasi sumberdaya alam yang ada di bumi. Tujuannya adalah untuk lebih memahami
peran sumberdaya alam dalam perekonomian sehingga dapat dikembangkan metode
pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk memastikan ketersediannya bagi
generasi mendatang. Beberapa decade terakhir menjadi bukti bahwa lingkungan dan
sumberdaya adalah hal yang penting tidak hanya untuk kesejahteraan ekonomi, namun
juga sebagai sistem yang mendukung kehidupan. Ekonomi lingkungan fokus untuk bisa
mengidentifikasi tingkat optimal dari suatu pencemaran lingkungan dan menggunakan
efisiensi ekonomi untuk melakukan perlindungan pada lingkungan.

Secara besar terdapat dua macam sumberdaya yang ada di alam yaitu sumberdaya
yang dapat diperbarui dan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui. Sumberdaya yang
dapat diperbarui adalah sumberdaya alam yang dapat disesuaikan dengan berlalunya
waktu, baik melalui reproduksi biologis atau proses alami lainnya yang berulang.
Sedangkan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui merupakan sumberdaya yang tidak
dapat memperbarui dirinya pada tingkat yang memadai untuk bisa diekstraksi untuk
kepentingan ekonomi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Setiap
pelaku ekonomi berkaitan dengan proses produksi dan konsumsi dari barang dan jasa.
Produksi adalah proses yang dilakukan perusahaan sedangkan konsumsi biasanya berada
di skala rumah tangga.

Eco-Analysis dan Green Growth


Dalam pelaksanaan kegiatan pasti terdapat dampak positif dan negatif, pada aspek
ekonomi dampak positif dapat terlihat dengan adanya investasi yang lebih ditekankan
pada pemerintah secara umum dan masyarakat secara khusus (Kasmir, 2008). Manfaat
ekonomi dan manfaat sosial adalah sesuatu yang dapat dilihat dalam sebuah proyek
menggunakan analisis ekonomi. Dalam suatu kegiatan terdapat langkah langkah
mendalam untuk bisa mempelajari kelayakan sebuah kegiatan yang disebut dengan uji
kelayakan. Hal tersebut bergantung pada berbagai aspek yang meliputi aspek hukum,
aspek pasar dan pemasaran, aspek operasional, aspek manajemen organisasi, aspek
ekonomi, aspek sosial, dan aspek yang terkait dengan dampak lingkungan.

Dalam suatu kegiatan terdapat langkah langkah mendalam untuk bisa


mempelajari kelayakan sebuah kegiatan yang disebut sebagai evaluasi ekonomi
sumberdaya alam, hal ini yang sangat penting untuk diperhatikan dan menjadi salah satu
isu sentral yang harus diselesaikan oleh ahli ekonomi. Terdapat dua instrument untuk
mengevaluasi sasaran dan kebijakan untuk lingkungan yaitu Cost Effectiveness Analysis
dan Cost Benefits Analysis.

Green Growth dinilai sangat penting untuk bisa mengatasi tantangan dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan terutama pada negara negara berkembang
dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial yang signifikan. Secara umum,
kebijakan Green Growth membawa faktor lingkungan ke dalam keputusan ekonomi
sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi sumberdaya, mengubah sistem energi,
menilai modal alami dalam kalkulus ekonomi, dan menentukan eksternalitas lingkungan.

Green Growth sangat terkaut dengan gagasan Green Economy yang berorientasi
pada peningkatan kesejahteraan sosial dan keadilan sosial secara keseluruhan, sekaligus
mengurangi resiko lingkungan dan penurunan kualitas ekosistem (UNEP, 2011). Green
Economy ditandai dengan adanya peningkatan investasi yang cukup besar di sektor
ekonomi untuk menciptakan dan memperkuat modal alam dari bumi atau berkontribusi
terhadap penurunan defisiensi ekologi dan ancaman lingkungan. Tujuan dari Green
Economy yang jelas juga memberantas kemiskinan dan memberikan dukungan kepada
negara negara berkembang.

Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan


Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang menuntut
pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu,
agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik dan jenis kelamin untuk bersama sama
mencari pendekatan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah masalah penting.
Sebelum tahun 1960-an, pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah kegiatan
yang bersifat top-down, sekarang kegiatan ini sangat membutuhkan partisipasi
masyarakat untuk bisa bekerja sama mewujudkan keselarasan lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan.

Pengelolaan lingkungan berusaha untuk bisa mencapai potensi dalam menjaga


keseimbangan secara global, dan jika memungkinkan, memperbaiki kesejahteraan
masyarakat. Telah banyak studi yang menjelaskan bahwa aka nada sebuah krisis untuk
umat manusia, dan bahwa manusia memiliki waktu yang terbatas untuk bisa mendapatkan
hak pengelolaan lingkungan sebelum bumi yang merasa terancam akan mengubah
keadaannya menjadi tidak menguntungkan bagi manusia.

Proses pembangunan suatu negara tidak terlepas dari peran kelembagaan oyang
berupa instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan peraturan perundang undangan
serta rencana kegiatan yang diajukan oleh pemerintah. Dalam Keputusan Presiden Nomor
2 tahun 2002 menyatakan bahwa tugas dan wewenang BAPEDAL atau Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan dialihkan ke Kementrian Negara Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.

Sejarah Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan dapat diidentifikasikan sebagai proses pembangunan


yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap
mempertahankan stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang.
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia
sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Pembangunan berkelanjutan sangat berkaitan dengan lingkungan yang ada sehingga
dapat diartikan bahwa pembangunan berkelanjutan dalam setiap prosesnya harus selalu
memandang dan menggunakan lingkungan dengan bijaksana agar tetap bisa menjaga
kelestariannya.

Menurut Dipoyuda (1982), terdapat setidaknya lima komponen utama dalam


perencanaan strategi untuk menciptakan kesejahteraan melalui pembangunan
berkelanjutan yaitu:

1. Pemenuhan segala kebutuhannya


2. Memberantas kemiskinan
3. Pembangunan dengan adanya partisipasi masyarakat
4. Adanya kekuasaan pemerintah
5. Melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang

Apabila terjadi interaksi antara lima komponen tersebut maka dapat menciptakan
suatu pembangunan yang seimbang dan ideal, terutama untuk mengurangi tingkat
kemiskinan dalam suatu wilayah.

Kunci dari pembangunan berkelanjutan adalah terpenuhinya kebutuhan saat ini


tanpa mengurangi kemampuan lingkungan atau sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan
di masa yang akan datang. Dalam konteks ini, kebutuhan adalah suatu hal yang berguna
untuk kelangsungan hidup alam dan manusia. Di Indonesia konsep dari pembangunan
berkelanjutan dapat diterjemahkan sebagai peningkatan pendapatan nasional bruto.

Pendekatan Ekonomi dan Ekologi

Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan
dari berbagai bidang ilmu. Isu konseptual yang utama muncul dalam berbagai literatur
untuk ekonomi ekologi adalah nilai monisme, model aktor rasional, analisis marginal,
perlakuan ketidakpastian, peran efisiensi dalam kebijakan ekonomi, dan produksi sebagai
bentuk sosial dan fisik.

Nilai monisme menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas
memiliki beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk bisa selalu
dibandingkan. Hingga abad ke 20 terjadi perdebatan oleh para ahli ekonomi mengenai
variasi nilai, yang didalamnya termasuk penggunaan dengan nilai tukar, teori energi
tenaga kerja, dan lainnya. Titik awal dari analisis ekonomi adalah aktor rasional yang
membuat keputusan tanpa konteks sosial atau lingkungan. Eksperimen teori permainan
dan hasil analisis laboratorium yang melibatkan perilaku manusia telah menyebabkan
munculnya keraguan pada validitas dari aktor rasional neoklasik. Temuan ini menunjukan
bahwa preferensi bersifat endogen, artinya mereka bergantung pada konteks sosial,
sejarah individu, dan preferensi sadar pengembangan (Albert dan Hahnel, 1990, Bowles,
1998).

Kebijakan neoklasik sangat terkait secara eksklusif dengan efisiensi dalam alokasi
biaya yang akan digunakan. Faktor produksi dipisahkan dari konsumsi sehingga efisiensi
produksi setara dengan memaksimalkan kesejahteraan sosial. Mempersempit pilihan
kebijakan ekonomi ke ranah efisiensi mengarahkan pada kesimpulan bahwa mekanisme
pasar harus mendorong adanya berbagai pilihan bernilai sosial. Namun pada
kenyataannya pasar tidak cocok untuk membuat pilihan sosial.

Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi adalah bidang ilmu transdisipliner yang relative baru. Pada
tahun 1989, The International Society For Ecological Economics yang dibantu oleh
beberapa ilmuwan dan ahli dari berbagai disiplin ilmu menyatakan bahwa untuk
memperlajari hubungan dan dampak dari kegiatan ekonomi pada alam membutuhkan
pendekatan yang transdisipliner, dengan mengintegrasikan dengan ilmu ekonomi dan
ekologi dalam pandangan yang klasik. Terdapat dua poin penting dalam mempelajari
ekonomi ekologi, yang pertama adalah dalam hal ini banyak melibatkan berbagai disiplin
ilmu yang relevan. Kedua, terdapat banyak fenomena dan masalah yang berkaitan dengan
ekonomi dan ekosistem yang dapat diselesaikan dengan pendekatan klasik.

Aktivitas ekonomi manusia sekarang sudah berskala global sehingga semakin


tinggi level dari interaksi dari pemasukan bahan bahan limbah ke lingkungan, dan hal
tersebut memengaruhi kinerja dan kestabilan ekosistem. Perubahan pada kualitas
lingkungan akan berpengaruh pada kemampuannya untuk bisa menyediakan bahan bahan
atau servis untuk aktivitas ekonomi manusia. Lingkungan dan ekonomi adalah hal yang
saling ketergantungan, hal yang terjadi dalam sistem ekonomi akan berpengaruh pada
lingkungan begitu pula sebaliknya.

Pembangunan berkelanjutan memiliki fungsi dasar sebagai sarana untuk bisa


memenuhi kebutuhan hidup dan menyejahterakan masyarakat baik untuk generasi saat
ini dan masa yang akan datang, tanpa harus mengurangi kualitas sumberdaya alamnya
(Budihardjo & Sujanto, 1999). Dalam sebuah sistem ekonomi, bahan bahan dari alam
dianggap sebagai input dan setelah mengalami proses produksi akan menjadikannya
output, yang kemudian dapat menjadi sarana pemenuhan kebutuhan manusia.

Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan

Definisi dari pertumbuhan berbeda dengan pembangunan, terutama dalam


konteks ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses yang menyebabkan adanya
peningkatan perekonomian suatu wilayah sehingga bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat yang nantinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat tersebut. Menurut
Todaro (2008), terdapat setidaknya tiga inti dari pembangunan yang bisa digunakan untuk
menggambarkan tujuan masyarakat:

a. Pangan, pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, rumah, kesehatan,


dan keamanan untuk kelangsungan hidup
b. Penghargaan diri, ingin menjadi manusia secara seutuhnya dan merasa
dihargai oleh orang lain
c. Bebas dari perbudakan, memiliki pilihan dan bisa memilih tanpa adanya
tekanan atau paksaan dari pihak lain.

Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk bisa menyelaraskan,


mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas sistem
ekonomi dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia
di masa yang akan datang. Jika sistem ekonomi dan lingkungan berjalan sesuai kebutuhan
untuk adanya suatu keberlanjutan, maka dalam model berkelanjutan dari operasi, jika
tidak maka itu tidak berkelanjutan.
Keberlanjutan terjadi pada beberapa tingkatan yaitu global, regional, dan lokal.
Apa yang menjadi sebuah keberlanjutan di tingkat regional belum tentu berkelanjutan
secara nasional. Secara general keberlanjutan sosial menunjukan bahwa untuk memenuhi
kebutuhan tidak bisa hanya dengan mengandalkan data dan bukti objektif untuk bisa
mendorong perubahan dalam perspektif manusia mengenai masalah lingkungan yang
dihadapi. Masalah utama pembangunan berkelanjutan adalah di satu sisi, banyak yang
menilai bahwa skala aktivitas ekonomi global saat ini mengancam keberlanjutan dan di
sisi lain, banyak yang berpendapat bahwa perlu meningkatkan skala kegiatan ekonomi
untuk meringankan kemiskinan.

Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Pertumbuhan ekonomi biasanya mengacu pada kenaikan tingkat jumlah barang


dan jasa yang dihasilkan, seperti yang terhitung dalam produk domestic bruto (PDB).
Sementara PDB dan model perhitungan serupa lainnya mencerminkan nilai barang dan
layanan yang diberikan dengan melihat pasar, namun masih banyak pengecualian lain
yang tidak diberikan melalui pasar namun tetap berkontribusi terhadap kesejahteraan
secara keseluruhan.

OECD mendefinisikan modal alam sebagai asset dari alam yang berperan untuk
menyediakan input sumberdaya alam dan jasa lingkungan dalam proses produksi
ekonomi. Hal ini termasuk udara bersih, air, dan tanah yang kita gunakan untuk menanam
tanaman dan mineral serta biji yang diekstrak dari bumi. Modal alam berkontribusi
terhadap output ekonomi melalui dua jalur utama yaitu:

1. Secara langsung sebagai masukan terhadap proses kegiatan ekonomi


2. Secara tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap produktivitas faktor
produksi lainnya.

Instrumen Kebijakan Lingkungan

Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapapun karena lingkungan adalah barang


publik. Namun tetap masing masing pribadi memiliki tanggung jawab dalam
penggunaannya, sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk terlaksananya
hal tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka instrument yang dapat digunakan adalah
instrument pemerintah dan instrument pengawasan (command & control) serta economic
incentives. Kedua jenis instrument ini bertujuan untuk mendorong agar masyarakat mulai
berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga lingkungan, karena kemampuan pemerintah
juga terbatas.

Instrumen ekonomi memberikan kebebasan memilih pada agen agen ekonomi


seperti perusahaan atau perseorangan untuk dapat memilih solusi yang paling
menguntungkan. Instrument yang dikembangkan untuk mencapai tujuan pengurangan
dampak lingkungan di Indonesia harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Efektivitas Lingkungan
b. Efisiensi Ekonomi
c. Dampak yang Terbatas terhadap Daya Saing

Perdagangan Internasional dan Lingkungan

Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia semakin terintegrasi dengan


keadaan perekonomian di dunia, hal ini dapat dikarenakan sistem perekonomian yang
sedang digunakan adalah sistem perekonomian terbuka di mana aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan dunia Internasional. Perdagangan internasional memiliki dampak
yang cukup parah untuk negara negara yang sedang berkembang atau negara dengan
ekonomi yang rendah, yaitu munculnya hutang luar negeri karena proses ekspor dan
impor. Hutang ini memaksa negara untuk terus melakukan eksploitasi terhadap
sumberdaya alam yang ada di negaranya untuk bisa melunasi hutang luar negerinya.

Prinsip dari perdangan internasional dapat dibagi menjadi empat menurut Adolf
(2005), yaitu:

1. Prinsip dasar kebebasan berkontrak


2. Prinsip dasar Pacta Sunt Servanda
3. Prinsip dasar penyelesaian sengketa dalam Arbitrase
4. Prinsip dasar kebebasan komunikasi
WTO mulai menyadari mengenai isu isu lingkungan dalam perdagangan
internasional mulai membuat aturan aturan terkait banyak hal. Hal ini memberikan
ancaman pada negara negara berkembang, karena diperkirakan dapat menghambat
perdagangan internasional dari produk hasil negara berkembang. Negara maju sebagai
negara yang memiliki pengaruh besar, berperan penting dalam pembuatan aturan,
kebijakan, dan mekanisme perdagangan internasional.

Menurut Bram (2009) dalam Endra et al., (2017), aktivitas dari perdagangan
internasional dapat membawa dampak negatif pada usaha usaha untuk perlindungan
lingkungan hidup. Beberapa masalah yang dianggap penting dari berlangsungnya
perdagangan internasional dan perlindungan lingkungan hidup adalah sebagai berikut.

1. Aturan aturan yang dibentuk dalam bidang perdagangan internasional


yang bertujuan untuk menciptakan perdagangan bebas dianggap
menyulitkan implementasi dari perjanjian lingkungan internasional
2. Aturan aturan yang ada pada perdagangan internasional dirasa
menghalangi usaha perlindungan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
pada suatu wilayah pada negara negara di dunia
3. Aturan dalam perdagangan multilateral dirasa dapat mencegah negara
untuk bisa menerapkan peraturan untuk melindungi lingkungan hidup
suatu negara
4. Aturan dalam perdagangan multilateral dapat menghalangi usaha untuk
bisa lebih mengadopsi standar lingkungan yang lebih tinggi dalam
usahanya untuk menghasilkan produk atau jasa dan perdagangan dengan
negara lain.

Equity

Equity berbicara tentang keadilan. Equity berasal dari konsep keadilan sosial. Ini
merupakan kepercayaan bahwa ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap oreng,
bahwa ada kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, bahwa tanggungan dan upah seharusnya
tidak terlalu berbeda pada seluruh lapisan masyarakat, dan kebijakan tersebut harus
diarahkan untuk tidak mendukung adanya keberpihakan, dan mendukung pada kejujuran
dan keadilan. Secara umum disepakati bahwa equity menyiratkan mengenai perlunya
keadilan dalam distribusi keuntungan dan kerugian, dan hak setiap orang terhadap
kualitas dan standar hidup yang dapat diterima.

Berdasarkan Kahneman et al., (1999), terdapat kepercayaan bahwa orang orang


yang tidak dapat memastikan syarat dasarnya untuk bisa bertahan hidup cenderung berada
pada kondisi yang relative tidak Bahagia. Namun, bagi orang orang yang terbiasa hidup
diatas garis kemiskinan, terdapat pengaruh dari kekayaan atau tingkat konsumsi terhadap
kebahagiaan yang masih relatif. Semakin banyak jumlah materi yang ada di dunia tidak
berkorelasi sempurna dengan kebahagiaan. Pertumbuhan ekonomi memiliki banyak
kontribusi saat populasi tersebut hidup dibawah tingkat kepuasan dengan kebutuhan
dasar, namun bagi populasi yang relatif kaya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan
dan peningkatan konsumsi dapat memiliki dampak positif atau bahkan negative terhadap
kesejahteraan.

Pengurangan dari ketidaksetaraan adalah tujuan dari equity yang sejati, terlepas
dari dampak lingkungannya, namun berbagai norma sosial mengenai masalah ini sangat
bervariasi, dari satu tempat ke tempat lain dan dari waktu ke waktu. Kecenderungan pada
norma dan nilai sosial, dan kecenderungan dalam pemikiran akademis, saling
memengaruhi pihak lain. Seiring munculnya ilmu ekonomi ekologi yang mencakup
gagasan keberlanjutan yang semakin luas dan mengakui bahwa equity memiliki tempat
yang penting dalam sebuah pemikiran teoritis dan tidak dapat dipungkiri bahwa nilai
tersebut tercermin di dunia.

Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan

Terdapat tiga masalah ekonomi yang utama yaitu alokasi, distribusi, dan skala.
Alokasi sumberdaya yang efisien antara penggunaan alternatif adalah masalah ekonomi
yang paling banyak dibahas, sehingga banyak yang menganggap bahwa masalah alokasi
adalah yang terpenting. Untuk bisa menyelesaikan masalah alokasi, ada sebuah
mekanisme pasar. Untuk masalah distribusi, terdapat kebijakan pendapatan dan
kesejahteraan yang terpisah. Untuk skala, mulai untuk membuat tujuan yang jelas
mengenai hal ini, sehingga makin banyak yang peduli mengenai skala dari modal alam
dan modal buatan manusia.

Konferensi yang dilakukan di Stockholm pada tahun 1972 oleh PBB mengangkat
isu dunia terhadap lingkungan hidup. Namun masih banyak masalah masalah yang
dihadapi oleh masyarakat secara global berkaitan dengan lingkungan yaitu
mensejahterakan masyarakat dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang bertujuan
untuk menopang kehidupan manusia. Indonesia yang berada pada jalur strategis
lingkungan yang baik, terus melakukan kegiatan pembangunan ekonomi untuk
mensejahterakan rakyatnya, namun hal ini berdampak pada terdegrasinya sumberdaya
alam yang ada. Hal ini dikarenakan aspek perlindungan dan pelestarian lingkungan yang
terabaikan.

Terdapat beberapa negara di dunia yang telah mulai menerapkan konsep E3


(Ecology, Economy, dan Equity) untuk mewujudkan SDG atau Sustainable Development
Goal. SDG adalah suatu agenda universal dari pemerintah dunia yang memerintahkan
suatu negara untuk membuat strategi yang holistik dengan mengkombinasikan antara
pertumbuhan ekonomi, sosial, dan keberlanjutan dari lingkungan. Berdasarkan SDG
Index and Dashboards Report pada tahun 2018, didapatkan bahwa negara dengan tingkat
keberhasilan SDG yang tertinggi adalah Swedia, kemudian dilanjutkan oleh Denmark dan
Norwegia. Ketiga negara ini adalah negara dengan indeks keberhasilan SDG yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai