Anda di halaman 1dari 14

Mengulas Buku: Ecology, Economy, Equity (Rita Parmawati)

Oleh : Setiyana Hayuning Tribuana

NIM: 215030801111019
I. Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi

Definisi Ekologi merupakan studi ilmiah serta studi interaksi antara organisme
dan lingkungannya. Sedangkan definisi ekonomi menurut [Paul, 2015] ekonomi berperan
sebagai domain sosial yang meliputi konteks praktik di lapangan, wacana, dan pokok
bahasannya terkait dengan produksi. Menurut [Fauzi, 2004] ilmu ekonomi bisa diartikan
sebagai ilmu yang mampu mempelajari hal pengalokasian sumberdaya, yang memiliki
berbagai alternatif penggunaan, untuk memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas.

Definisi equity atau ekuitas merupakan sebuah pokok utama dalam pembangunan
berkelanjutan, jika tidak adanya equity maka dikhawatirkan nantinya mampu
menimbulkan degradasi lingkungan. Pada dasarnya ekuitas menunjukan bahwa penting
adanya keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dijalani akibat adanya
pembangunan, dikarenakan ekuitas ini menerapkan tentang keadilan yang harus dimiliki
dalam diri manusia guna untuk dibawa dalam kehidupan bermasyarakat.

Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi dapat disebut dengan ekonomi
ekologi. Manusia pasti melakukan interkasi dengan alam setiap melakukan aktivitas.
Termasuk aktivitas ekonomi, manusia terkadang terlibat dengan pertukaran barang dan
energi dengan lingkungannya dan manusia tidak mungkin sanggup memenuhi segala
kebutuhan hidupnya tanpa harus berinterksi dengan alam.

Pertumbuhan ekonomi dapat menghasilkan banyak sekali manfaat seperti


meningkatkan standar kehidupan,kualitas kehidupan di seluruh dunia, akan tetapi
pertumbuhan ekonomi juga dapat mengakibatkan berkurangnya sumberdaya alam dan
degradasi ekosistem. Terdapat macam masalah dalam pembangunan yang akan
berdampak pada lingkungan baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.

Contanza et ak.,(1997) mengatakan bahwa terdapat lima bukti bahwa subsistem


ekonomi sudah melewati batas dari ekosistem global sebagai sumber bahan serta
penyerap limbah antara lain : Bukti penggunaan biomassa oleh manusia, kerusakan
lapisan ozon, degradasi lahan, adanya penurunan tingkat biodoversitas.
II. Ekonomi Alam
Tujuan dari ekonomi sumberdaya alam adalah untuk lebih mengenali karakter
sumberdaya alam dalam perekonomian, sehingga dapat dikembangkan dalam cara
pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk menunjukan ketersediaannya
bagi generasi mendatang. Secara kelengkapan, ekonomi sumberdaya ala mini secara
sistematis mengilustrasikan bagi penggunaan sumberdaya alam secara rasional dan
ekonomis yang bisa dilihat dari sudut pandang pemiliknya. Dan sumberdaya alam terbagi
menjadi dua macam, yaitu sumberdaya yang bisa diperbarui dan tidak bisa diperbarui.
Sumberdaya yang bisa diperbarui merupakan sumberdaya alam yang bisa
disesuaikan dengan sudah lewatnya waktu, baik dalam melalui reproduksi biologis atau
proses alami lainnya yang berulang. Sedangkan sumberdaya tidak terbarukan atau
sumberdaya yang terbatas merupakan sumberdaya yang tidak bisa diperbarui dirinya pada
tingkat yang cukup agar bisa diekstraksi untuk kepentingan ekonomi yang berkelanjutan
agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Seperti bahan bakar berbasis karbon dari bahan
organic, bahan bakar fosil, batubara, minyak bumi, dan gas alam serta lapisan akuifer
tertentu merupakan sumberdaya yang tak terbarukan.
Dalam pendekatan ekonomi pada pengelolaan sumberdaya ekonomi ini sendiri
menyiapkan konteks kerja yang utuh agar mampu menganalisis sebagian besar aspek
sumberdaya alam dan masalah lingkungan yang terjadi. Pada prinsip pengelolaan
sumberdaya yang tidak bisa terbaurkan ini berhubungan dengan penggunaan sumberdaya
yang optimal dan tidak memperhatikan keberlanjutan. Kebijakan lingkungan terdapat
kesamaan dalam konteks tujuannya yaitu untuk:
1. Adanya tingkat tercapainya perbaikan lingkungan
2. Bagi para pelaku ekonomi membuat biaya pengeluaran serendah mungkin
3. Menciptakan dampak yang positif di wilayah masyarakat dan hindari hal yang
negative seperti contoh pekerjaan, dan distribusi pendapatan.

Sebagian besar litelatur ekonomi yang membahas analisis interaksi antara produksi dan
konsumsi serta arus dari tiap-tiap bidang tersebut terdapat dua macam konsentrasi
ekonomi, yaitu makroekonomi dan mikroekonomi. Makroekonomi berfokus di setiap
perilaku aktivitas ekonomi dan tidak peduli seberapa kecilnya dan berfokus pada tingkat
harga total, tingkat pengangguran dan lain-lain.
III. Eco-Analysis dan Green Growth
Dalam aspek ekonomi ketika melaksanakan kegiatan tentunya terdapat dampak
positif dan negatif, dalam dampak positif tentunya muncul adanya investasi yang
memfokuskan kepada pemerintah secara umum dan kepada masyarakat secara khusus,
menurut [Kasmir, 2008]. Dan tentunya dalam perhitungan investasi, modal, ataupun efek
dari usaha yang bisa dilakukan itu juga tidak luput dari aspek-aspek ekonomi. Dalam
membangun suatu proyek pasti membutuhkan dana untuk keperluan dalam membangun
suatu proyek seperti pengadaan tanah, pelatan, gedung dan lain-lain, dan dalam keperluan
dana ini masuk kedalam investor proyek.
Setelah itu jika adanya suatu kegiatan perlu adanya beberapa langkah untuk
meninjau kelayakan pada sebuah kegiatan tersebut dengan sebutan uji kelayakan atau
valuasi ekonomi sumberdaya alam dan setelah itu uji kelayakan tersebut lolos dalam
kelayakan atau tidak akan tetapi itu tergantung pada aspek yang meliputi aspek hukum,
pasar dan pemasaran, aspek operasional, manajemen organisasi, ekonomi, sosial dan
aspek yang berkaitan dengan dampak lingkungan. Aspek lingkungan digunakan untuk
menilai seberapa besar dampak lingkungan yang dikeluarkan dari kegiatan pembangunan
tersebut.
Jika pembangunan proyek tersebut sudah dikatakan layak maka langkah
selnajutnya melakukan penilian pada aspek-aspek ekonomi. Dalam mengevaluasi sasaran
dan kebijakan untuk lingkungan terdiri dari beberapa alat agar bisa mengevaluasi yaitu
menanalisis efektivitas biaya dan analisis biaya, dan analisis biaya manfaat. Dalam
mengatasi tantangan dalam pembangunan ekonomi perlu dibutuhkannya Green Growth,
menurut World Bank (2012) green growth memang sangat dibutuhkan dan dinilai sangat
efesien secara ekonomi, green growth juga dibutuhkan bagi negara berkembang karena
mampu membantu meningkatkan keuntungan ekonomi serta sosial yang baik.
Tidak hanya itu saja Green Growth juga dihubungkan dengan Green Economy
dikarenakan bahwa faktanya kedua konsep ini juga dikenal sebagai alat untuk mengatasi
krisis keuangan dan ekonomi, namun pada dasarnya kedua konsep ini memiliki sejarah
yang berbeda akan tetapi untuk sekarang masih digunakan secara bergantian.
IV. Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan
Sebelum tahun 1960 pengelolaan dan perkembangan lingkungan masih memiliki
tingkat teratas dan masih menginginkan adanya keikutsertaan masyarakat agar bisa bekerja
sama demi mewujudkan kecocokan dalam lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Dan pada 40 tahun terakhir ini, pengelolaan dan perkembangan lingkungan diminta untuk
bisa mengatasi masalah global dan pembangunan berkelanjutan dikarenakan pada tahun
1972 [Meadows et al., 1972] membahas tentang The Limits to Growth dengan memiliki
pandangan “overshoot” yang mengatakan bahwa kebutuhan manusia bisa saja melampaui
batas secara global dan memiliki konsekuensi.
Namun konsekuensi tersebut dapat dicegah dengan melakukan pengelolaan
lingkungan dan pembangunan yang berhasil. Dan pengelolaan serta perkembangan
lingkungan hidup di Indonesia dapat dijelaskan menjadi tiga masa, Masa Arus Global
(1972), Masa adanya Komitmen Internasional, dan masa Komitmen Nasional dalam
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia dan pasca Reformasi, dan terjadi pada saat
adanya PELITA III, dan pada waktu ini Indonesia mampu melakukan kegiatan untuk bisa
memulai pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dan sangat berarti.
Dan pada tahun 1982, pemerintah membuat peraturan perundang-undangan
tentang pengelolaan lingkungan hidup dengan nama Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1982 tentang UUPPLH (Ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup). Dengan
ketentuan Undang-Undang tersebut tentunya terdapat dasar yang mampu untuk dijalani
yaitu “Ecodevelopment” yang dimana dalam dasar ini merupakan perpaduan antara
pembangunan dan lingkungan. Diharapkan dengan adanya Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup mampu membawa
pembauran dari adanya usaha pembangunan berkelanjutan.
Lalu pada aspek-aspek kelembangan lingkungan hidup di Indonesia sendiri
menunjukan dalam Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwa tugas
sekaligus wewenang BAPEDAL (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) dipindahkan
kepada Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Karena pada dasarnya
dalam proses pembangunan suatu negara perlu adanya peran dari kelembangaan seperti
Instansi pemerintahan, perangkat hukum, LSM, serta peraturan Undang-Undang dan
rencana kegiatan yang dikemukakan pada pemerintah serta inisiatif dari masyarakat.
V. Sejarah Pembangunan Berkelanjutan
Pada tahun 1798 para ahli ekonomi seperti Malthus memikirkan ketersedian
lahan yang mulai berkurang karena semakin banyaknya muncul penduduk dan tidak bisa
terkontrol, padahal dalam pertumbuhan di sektor ekonomi akan sangat mempengaruhi
dan dapat untuk dibatasi dengan ketersediaan sumberdaya alam pada suatu wilayah,
dengan sumberdaya alam yang jumlahnya sesuai. Pemikiran ini muncul karena melihat
kurangnya ketersediaan lahan di negara Inggris, dan dalam pembangunan berkelanjutan
juga masih ada kaitannya dengan pemikiran yang disimpulkan oleh Malthus.
Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa pemikiran Malthus tersebut memang
merupakan hal yang cocok untuk mendukung pembangunan berkelanjutan untuk saat ini,
namun dari sektor pemerintahlah yang merupakan hal penting. Pengembangan
berkelanjutan sendiri dapat diartikan sebagai proses pembangunan yang dijalankan
dengan mengawasi dari berbagai aspek, seperti aspek ekologi, ekonomi, sosial dan
budayanya dengan memiliki tujuan agar mampu memenuhi kebutuhan manusia serta
meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik lagi.
Kemudian di tahun 1972 PBB melakukan konferensi dengan tema konferensi
lingkungan dan manusia, yang dikabarkan sebagai penyebab adanya pembangunan
berkelanjutan, pada konferensi ini banyak negara berkembang dan maju yang
berdatangan. Dan dalam konferensi ini menurut Todoror dan Marinova (2011) akan
banyak konferensi-konferensi lain yang sama membahas pembangunan berkelanjutan,
contohnya kofenrensi di Rio de Janeiro tahun 1992, dalam pembahasan konferensi ini
semua negara ikut bekerja sama dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan menjadi
realita.
Dan selanjutnya adanya konferensi Yohanesburg (2002), dalam pembahasan
disini ialah konferensi tersebut memiliki tujuan untuk menyurvei tentang komitmen
negara-negara di dunia yang sudah menerapkan pelaksanaan dari pembangunan
berkelanjutan. Di Indonesia sendiri dalam pembangunan berkelanjutan dapat diartikan
sebagai kenaikan dalam pendapatan nasional bruto, beberapa langkah yang sudah
dilakukan oleh Indonesia sendiri diantaranya : Melakukan pemetaan terhadap data serta
indicator kepada targer pembangunan berkelanjutan dan Mengatur definisi operasional
untuk setiap langkah dalam pembangunan berkelanjutan. Menyusun peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.
VI. Pendekatan Ekonomi Ekologi
Definisi ekologi merupakan suatu peran yang memiliki proporsi dalam usaha
berkelanjutan dengan tujuan untuk menyatukan dari teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai macam bidang ilmu. Dan dalam teori ekonomi neoklasik dapat
mengatasi dari semua kebijakan ekonomi yang ada di seluruh dunia, akan tetapi sangat di
sayangkan bahwa teori ini mengalami krisis yang disebabkan berupa pembongkaran pada
dua tiang utamanya yaitu : adanya teori perilaku manusia yang terbentuk dalam pilihan
konsumen dan teori mengenai produksi yang sudah terwujud dalam kompetisi sempurna.
Namun, karena langkah tersebut sudah dilakukan untuk memperluas lingkup dari
teori ekonomi di luar konsep-konsep ini, maka konsep tersbut masilah menjadi sebuah
tiang untuk ekonomi kesejahteraan neoklasik dan efiensi pareto. Lalu ada nilai monisme
yang dimana nilai monisme mengungkapkan bahwa secara tidak langsung bahwa semua
entitas guna memiliki berbagai macam karakteristik yang umum yang kemungkinan dapat
selalu dibandingkan. Sedangkan nilai monisme ini berada di bawah analisis biaya manfaat
atau cost benefit analysis (CBA) yang memakai berbagai pilihan kebijakan publik.
Akan tetapi ekonomi ekologis yang timbul pada konsep Cost Benefit Analysis ini
dan nilai monisme memiliki cara pengganti seperti dapat membantu pada keputusan multi
kriteria atau multi criteria decision aide (MCDA) yang dimana MCDA ini merupakan
metode untuk menganalisis kebijakan serta mampu mempertimbangkan berbagai
informasi yang signifikan. Dan tentunya dalam penilian mampu didasarkan pada berbagai
macam patokan contoh seperti efiensi, keberlanjutan atau keadilan, dengan begitu hal ini
sangat memungkinkan dapat memberikan penilaian yang lebih baik, masuk akal, subsitusi
dan saling melengkapi antara kriteria tadi.
Selanjutnya ada penemuan the rational actor model yang dimana ini sebagai titik
awal menganalisis ekonomi dalam membuat keputusan yang rasional tanpa mencangkup
konteks social atau bahkan lingkungan. Di penuan ini dapat memperlihatkan bahwa
preferensi bersifat endogen, yang artinya mereka bisa bergantung pada konteks social,
sejarah individu, menurut (Albert dan Hahnel, 1990, Bowles, 1998). Namun pada hasil
penemuan yang memperlihatkan arti lain bahwa model actor rasional ini masih belum
mampu menjadi instrument yang bisa mempredeksi sikap manusia secara menyeluruh.
VII. Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi
Ekonomi ekologi merupakan suatu ilmu yang memiliki pusat yang penting guna
untuk kehidupan suatu negara nantinya, atau bisa juga diartikan dengan studi yang bisa
memberikan pelajaran tentang interaksi-interaksi yang bisa terjadi pada sistem ekonomi
dan sistem ekologi. Dan menurut beberapa ahli dari ekologi mengatakan bahwa dalam
pemahaman ekonomi ekologi ini sangatlah penting bagi para praktisi ekonomi. Namun
pada sekitar tiga dekade pada abad ke 20 para peneliti mulai menyadari bahwasannya
aktifitas ekonomi mulai terlihat dengan mendorong untuk kerusakan lingkungan.
Dan ini sangat berdampak secara lansung bagi perekonomian dari generasi yang
akan datang. Lalu dengan interaksi antara eokonomi dan ekologi disini ialah dalam hidup
manusia pastinya membutuhkan barang-barang yang layak dan barang yang dimaksud
tersebut ialah berasal dari alam sendiri, contohnya mungkin minyak,besi, temabaga dll,
artinya ketika manusia menyiapkan kebutuhan manusia itu sendiri jika tidak adanya
interaksi dengan alam maka akan sangat mustahil, apalagi sekarang manusia memiliki
jumlah kehidupan yang banyak sekali beda dengan masa lalu yang masih jumlah
manusianya masih sedikit.
Sehingga jika adanya interaksi pun tidak berpengaruh besar bagi fungsi dari
lingkungan, kecuali secara lokal, dan aktivitas ekonomi manusia juga sekarang sudah
masuk ke skala global jadi secara tidak langsung tingkat interaksi akan semakin tinggi.
Tidak hanya dengan interkasi saja tentunya ekonomi dan ekologi juga memiliki tingkat
keberlanjutan juga, seperti yang dilakukan oleh ahli peneliti Darwanto pada tahun 2007
mengatakan bahwa pasti semua bangsa memiliki tujuan dalam meningkatkan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakatnya. Dan dalam menjalankan keberlanjutan
ini hanya bisa apabila dalam langkah-langkahnya dapat memperhatikan prinsip ekologi.
Namun ternyata ada kaitan keberlanjutan dalam suatu negara di masa yang akan
datang yaitu dengan pembangunan dan degradasi lingkungan. Contohnya seperti jika
wisata alam mampu menyuguhkan keindahan panorama alam yang bisa dinikmati oleh
masyarakat sehingga sumberdaya ini memiliki kecukupan yang luas karena mempunyai
nilai khusus didalamnya, akan tetapi jika terjadi adanya penurunan fungsi sumberdaya
maka dapat dilihat berarti lingkungan tersebut mulai terdegradasi.
Contoh dari degradasi lingkungan seperti adanya lahan kritis, populasi udara, dan
menurunnya keanekaragaman hayati.
VIII. Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan
Keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan tentunya memiliki definisi
masing-masing yang berbeda, pertumbuhan berbeda dengan pembangunan termasuk ke
dalam konteks ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan perekonomian yang
meningkat di suatu wilayah karena adanya proses di dalamnya yang dimana dengan
meningkatnya perekonomian tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan
berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sedangkan pembangunan ekonomi
merupakan suatu hal yang berjalan dengan baik karena tingkat populasi yang semakin
meningkat sejajar dengan perkembangan teknologi yang cepat juga.
Pembangunan berkelanjutan juga memiliki konsep yang bersifat sesuai atau
sepantasnya dengan nilai-nilai. Adapun beberapa prinsip pembangunan berkelanjutan
antara lain: ekonomi, social-budaya, serta lingkungan. Pembangunan berkelanjutan tidak
hanya memiliki konsep, prinsip saja, akan tetapi pembangunan berkelanjutan memiliki
beberapa aspek yang pertama ada aspek dari sudut pandang ekonomi, sudut pandang
ekologi, sudut pandang social, sudut pandang secara keseluruhan yang meliputi populasi,
pertania, energi, industri, dan sistem budaya terbaruka. Dan keberlanjutan juga memiliki
karaketristik yang dimana karakteristik disini bisa mengurangi kebingungan dalam
perbedaan dalam terminology, serta data yang berlaku .
Dan tentunya pembangunan berkelanjutan juga tidak luput dari tantangan yang
ada, banyak masalah yang menjadi hambatan dalam kemajuan menuju keberlanjutan dan
pembangunan keberlanjutan. Ada berbagai macam tantangan dalam keberlanjutan
pembangunan seperti:
1. Penerapan standar perlindungan lingkungan yang masih minim
2. Kurangnya adanya Kerjasama antar pemangku kepentingan seperti
pemerintah dan masyarakat sipil
3. Pembangunan pendekatan yang holistik
4. Kurangnya kesadaran penduduk
5. Susahnya membratas kemiskinan
6. Kurangnya peningkatan Pendidikan

Dengan beberapa tantangan yang kurang lebih di sebutkan diatas tersebut


dikhawatirkannya nanti akan berpengaruh pada masa depan.
IX. Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Dalam pertumbuhan ekonomi biasanya mengarah pada tingkat jumlah barang dan
jasa yang semakin naik untuk dihasilkan, pada perhitungan dalam PDB (Produk Domestik
Bruto) dapat dilihat bahwa nilai barang dan layanan yang diberikan dengan melihat pasar
tersebut banyak pengecualian yang masih banyak tidak dilalui pada pasar akan tetapi
kesejateraan yang didapat masih ikut berkontribusi secara keseluruhan. Ada yang
mengatakan bahwa kenaikan PDB pada negara-negara yang memiliki penghasilan tinggi
tidak sama meningkatkan tingkat kebahagian lainnya.

Lalu dengan lingkungan hidup yang dimana OECD mengatakan bahwa


sumberdaya alam dan lingkungan termasuk ke dalam asset yang berasal dari alam yang
berperan ke dalam input sumberdayalam. Asset yang dikatakan disini ialah asset yang
disediakan oleh lingkungan alam yang memiliki beberapa kategori

1. Penyediaan layananan
2. Pengaturan layananan
3. Layanan budaya
4. Layanan pendukung

Lalu tidak hanya kategori-kategori tersebut saja, lingkungan hidup juga membedakan
beberapa yang masih bersangkutan dengan input lingkungan hidup seperti:

1. Modal alami sebagai input langsung terhadap peningkatan kekayaan : pada


lingkungan disini menyiapkan bahan baku untuk proses produksi bagi ekonomi
barang dan jasa dan terdapat dua jenis bahan baku seperti sumberdaya yang tidak bisa
terbaurkan dan sumberdaya terbaurkan
2. Modal alami sebagai input tidak langsung terhadap peningkatan kekayaan
3. Kegiatan ekonomi dengan lingkungan sebagai output : dalam hal ini, ada tantangan
yang dapat mencegah keinginan untuk menciptakan lingkungan hidup yang bersih
dan sehat serta mampu meningkatkan untuk memberi kesempatan dalam menciptakan
lapangan kerja.
X. Instrumen Kebijakan Lingkungan
Instrumen lingkungan ekonomi yang berpandangan pada hal yang positif yang
bisa dirasakan pada semua generasi, ekonomi berpandangan lingkungan ini sebelumnya
juga memiliki banyak kritikan karena dikatakan ekonomi ini masih belum berpihak pada
lingkungan, dan pada dasarnya lingkungan ini bisa dimanfaatkan oleh siapa saja
dikarenakan lingkungan ini merupakan barang publik.
Instrument ekonomi juga memiliki beberapa tipe yang digunakan untuk
membantu keberlanjutan dari lingkungan, berikut tipe-tipe instrument ekonomi ialah :
1. Biaya emisi atau pajak, tipe instrument ini banyak sekali digunakan oleh negara-
negara
2. Biaya penggunaan, pada biaya ini biasanya diperlukan bagi pemerintahan daerah
3. Biaya produk atau pajak, biaya pajak atau produk yang dimaksud ini untuk mengubah
harga yang relatif
4. Biaya administrasi, yang digunakan untuk mendanai lisensi atau bisa juga membantu
pemantauan lisensi
5. Perdagangan emisi
6. Sistem pengambilan dana, sistem ini juga sudah dipakai oleh negara-negara anggota
OECD
7. Subsidi

Selain tipe-tipe instrument ekonomi, instrument ekonomi juga memiliki beberapa


keuntungan atau kelebihan jika digunakan beberapa diantaranya seperti :

1. Penyesuaian yang secara langsung


2. Efektivitas biaya
3. Insentif
4. Fleksibel
5. Peningkatan pendapatan
6. Konservasi sumberdaya dan transmisi
XI. Perdagangan Internasional dan Lingkungan
Perdagangan internasional atau perdagangan ekonomi di Indonesia semakin
terpadu dengan keadaan perekonomian di dunia dikarenakan bahwa sistem ekonomi atau
perekonomian yang dipakai adalah termasuk sistem perekonomian terbuka yang dimana
kegiatan yang dilakukan berhubungan pada dunia internasional. Dan bagi negara-negara
berkembang seperti Indonesia kegiatan ini sangat befungsi. Lalu bagaimana dengan
perkembangan perjanjian perdagangan internasional.
Pada tahun 1986 terdapat adanya deklarasi Punta del Este (Paturan Paraguay) yang
dimana pada deklarasi ini banyak negara di dunia yang ikut mengikuti perbincangan
untuk menuju liberasi perdagangan dunia yang jauh lebih tersusun dan setara. Ada sistem
yang terdapat untuk bertujuan pada negara-negara maju yang mulai membagikan bantuan
berupa teknologi dan pengetahuan dikarenakan ternyata negara maju dan negara
berkembang memiliki masalah dalam hal pengelolaan lingkungan.
Karena pada negara maju tidak begitu banyak memiliki teknologi yang canggih,
kualitas sumberdaya manusia, dan tingkat pendapatan masyarakat masih minim
dibandingkan pada negara berkembang. Namun, pada akhirnya juga negara maju masih
ada yang belum mau untuk memiliki tanggung jawab untuk memenuhi sistem General
Agreement on Tariffs and Trade atau bisa di singgkat dengan GATT. Menurut Adolf
(2005) ia mengatakan juga bahwa ternyata perdagangan internasional.
Memiliki prinsip-prinsip hukum yang terbagi menjadi empat seperti:
1. Prinsip dasar kebebasan berkontrak, yang dimana semua negara bisa bersikap untuk
melakukan kebebasan dalam berkontrak untuk setiap para perdagangan
2. Prinsip dasar Pacta Sunt Servanda, pada prinsip ini setiap perdagangan harus memiliki
kesepakatan atas perjanjian yang sudah di tentukan dengan mendatangani atau sudah
disetujui ketika melaksanakan perdagangan tersebut
3. Prinsip dasar penyelesaian sengketa dengan Arbitrase, pada prinsip ini bertujuan
untuk apabila ketika terjadi suatu sengketa yang menimbulkan masalah maka harus
dicari bagaimana cara penyelesaian dengan menempuh jalur pengadilan ataupun luar
pengadilan
4. Prinsip dasar kebebasan komunikasi, disini ialah setiap negara memiliki akses ketika
melakukan perdagangan yang sama dengan harapan negara tersebut bisa
berkomunikasi dengan siapapun itu
XII. Equity
Equity membahasan tentang konsep keadilan sosial yang dimana equity ini menaruh
kepercayaan bahwa ketika kita harus memiliki hal yang dibutuhkan, kebutuhan dasar
tersebut harus dipenuhi. Dan secara dasar equity juga sudah disepakati bahwa equity
mengenai keadilan yang dibutuhkan dalam distribusi keuntungan dan kerugian, dan hak
setiap orang. Ada para ahli yang berpendapat bahwa jika adanya ketidakadilan ekonomi
yang kurang sesuai akan berdampak pada secara sosial nantinya,
Contohnya sasaran dan kendala dari SAEJAS pada pertumbuhan ekonomi
tradisonal yang dimana jika pertumbuhan aliran barang dan jasa yang muncul dari
pertumbuhan ekonomi ini dapat dijadikan salah satu penyebab adanya kerusakan
lingkungan, lalu bagaimana dengan Tindakan selnajutnya, diketahui bahwa pada abad ke-
21 langkah yang tepat atau sesuai sudah terlihat bermunculan. Bukan bagaimana dengan
solusinya tetapi mengenai area yang mungkin untuk di prioritaskan saat mencari solusi.
Yang pertama dari bidang teknologi produksi, yang dimana pada langkah menuju
perubahan teknologi dan persediaan modal yang dibutuhkan disini melakukan produksi
yang berkurang secara terus menerus. Dan selanjutnya melakukan langkah pertahanan
contohnya mungkin jika suatu konsumsi makanan di negara-negara yang kaya mulai
berbeda dengan secara keseluruhan atau semuanya mulai berbeda jauh dari daging dan
biji-bijian.
Dan selanjutnya langkah pertahanan yang terakhir yang dimana pada langkah ini
masyarakat yang berinisiatif tidak di mungkinkan untuk memilih akan tetapi bisa dengan
paksaan untuk masyarakat dengan melihat realita di lingkungan. Dan bahkan menurut
Daly, 1980 ia mengatakan bahwa langkah ini bisa menjadi penghentian, pengurangan,
atau bahkan pembalikan pertumbuhan dari output tersebut.
Lalu dengan keinginan untuk meningkatkan peran Pendidikan dalam output
nasional , bisa diketahui bahwa semua masyarakat di seluruh daerah bahkan dunia
membenarkan pada dasarnya Pendidikan memanglah memiliki nilai peran yang sangat
penting. Namun bagi masyarakat yang kurang mampu Pendidikan bukanlah termasuk hal
yang penting, akan tetapi bagi masyarakat yang tinggi Pendidikan sangatlah penting
walaupun hanya satu anggota keluarga saja. Dan akhinya dengan adanya kesetaraan
ekonomi tersebut diharapkan dapat memberikan dampak besar dengan meingkatnya
permintaan efektif demi mencapai Pendidikan yang baik.
XXI. Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan

Dalam isu-sisu yang menjadi tantangan dalam ekonomi ekologi ialah terdapat tiga
masalah ekonomi yang pertama ada masalah alokasi, distribusi, dan skala. Alokasi pada
sumberdaya yang baik adalah ketika penggunaan alternatif termasuk dalam masalah
ekonomi yang sering dibahas, sehingga banyak yang berfikir bahwa masalah alokasi ini
merupakan yang paling penting. Namun dalam menyelesaikan masalah alokasi disini ada
sebuah susunan pasar. Dan untuk masalah distribusi, terdapat kebijakan pendapatan dan
kesejahteraan yang dipisah.

Lalu dengan isu dalam pembangunan berkelanjutan dibahas dimulai dengan


adanya konferensi yang dijalankan di Stockholm pada tahun 1972 oleh PBB yang
membahas untuk mengangkat isu dunia terhadap lingkungan hidup. Indonesia sendiri
berada pada posisi yang strategis lingkungan yang baik dan masih terus untuk melakukan
pembangunan ekonomi demi mensejahterakan para rakyatnya. Namun ada faktor-faktor
yang bisa mempengaruhi permasalahan lingkungan dan sumberdaya seperti faktor-faktor
yang masih berhubungan satu sama lain.

Dan terdapat negara-negara di dunia yang sudah berusaha menerapkan E3, Ecolgy,
Economy, dan Equity. Terdapat ada lima negara yang berhasil dalam mencapai SDG
tertinggi, SDG sendiri merupakan kepanjangan dari Sustainable Development Goal
merupakan suatu kegiatan yang universal dari pemerintah dunia yang bisa
memerintahkan suatu negara untuk melakukan strategi secara keseluruhan dengan
mencampurkan antara pertumbuhan, ekonomi, sosial, serta keberlanjutan dari
lingkungan.

Berikut lima negara yang sudah menerapakn E3 antara lain :

1. Swedia
2. Denmark
3.Finlandia
4.German
5.Prancis

Anda mungkin juga menyukai