NIM (215030807111030)
Analisis Dampak Pariwisata (A)
Ekonomi Alam
Pada bab II, telah dijelaskan definisi, subjek, serta lingkup ekonomi sumber daya
alam. Ekonomi sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaan, serta
alokasi sumberdaya alam yang berada pada bumi. Sumberdaya memiliki arti sebagai
sumber yang memiliki nilai intristik sendiri atau bernilai untuk berkelanjutan jangka
panjang serta bermanfaat bagi manusia. Berdasarkan ilmu ekonomi, sumberdaya
lingkungan merupakan sesuatu yang sebagian besar tidak nyata. Sumberdaya alam
terbagi menjadi entitas yang terpisah-pisah seperti ikan atau bisa jadi ada dalam bentuk
alternatif yang harus diolah untuk memperoleh sumberdaya nya seperti contohnya biji
logam, minyak, dan sebagian besar untuk energi. Adapun klasifikasi sumber daya
berdasarkan asal usulnya yaitu biotik dan abiotik. Sumberdaya biotik berasal dari hewan
juga tumbuhan, sedangkan sumberdaya abiotik berasal dari benda mati contohnya yaitu
air, tanah dan juga udara. Pada umumnya, terdapat dua macam sumber daya yang ada di
alam yaitu sumber daya yang terbarukan dan juga sumber daya yang tidak terbarukan.
Sumber daya yang dapat diperbaharui merupakan sumber daya alam yang dapat
disesuaikan dengan berlalunya waktu, baik melalui reproduksi biologis atau proses alami
lainnya. Sedangkan, sumber daya yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya yang
terbatas dalam arti tidak dapat memperbaharui dirinya pada tingkat yang memadai agar
bisa diekstraksi untuk kepentingan ekonomi yang berkelanjutan demi memenuhi
kebutuhan manusia.
Pada segi substansinya, hubungan antara lingkungan dan ekonomi masih sangat
kurang memadai. Hanya pada dua dekade terakhir saja hubungan tersebut mulai dibahas
secara mendalam. Pada saat ini, sebagian besar penelitian berasal dari asumsi bahwa
lingkungan yang diadakan manusia dengan berbagai fungsi dan layanan bernilai
ekonomis. Secara garis besar, alam merupakan sumber dari adanya sumber daya alam.
Konsep alam juga merupakan sumber barang yang mampu memenuhi segala kebutuhan
manusia serta juga menyediakan berbagai fungsi dan layanan pendukung kehidupan.
Akibat meningkatnya tingkat aktivitas ekonomi dan meningkatknya jumlah spesies
manusia ambang kapasitas asimilasi alam telah dilanggar, keempat fungsi ini menjadi
kompetitif, alam serta ekosistemnya menjadi sumber daya yang langka, dengan
kecenderungan kelangkaan yang semakin meningkat.
Equity
Pada bab XII, telah dijelasakan mengenai equity yang berbicara tentang keadilan.
Equity sendiri berasal dari konsep keadilan sosial. Ini merupakan kepercayaan bahwa ada
beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang, bahwa ada kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi, bahwa tanggungan dan upah seharusnya tidak terlalu berbeda pada
seluruh lapisan masyarakat, dan kebijakan tersebut harus diarahkan untuk tidak
mendukung adanya keberpihakan, dan mendukung pada kejujuran dan keadilan. Secara
khusus menunjukkan apabila ada yang memiliki tingkat pendapatan minimum, kualitas
lingkungan yang ada tetap dapat mendukung kehidupannya di masa yang akan datang.
Apabila dimisalkan di dalam sebuah komunitas, berarti setiap orang harus memiliki akses
yang sama terhadap sumberdaya dan tidak ada individu tau kelompok orang yang diminta
untuk menanggung beban lingkungan yang lebih besar daripada masyarakat lainnya.
Secara umum disepakati bahwa equity menyiratkan mengenai perlunya keadilan
dalam distribusi keuntungan dan derugian, dan hak setiap orang terhadap kualitas dan
standar hidup yang dapat diterima. Konsep keadilan berakar kuat dalam hukum
internasional. Intergenerational equity merupakan konsep yang menyatakan bahwa
manusia memiliki lingkungan alam dan budaya yang sama baik dengan generasi sekarang
dan generasi lainnya, masa lalu dan masa depan.