Anda di halaman 1dari 13

Kayla Mazel Octavian

NIM (215030807111030)
Analisis Dampak Pariwisata (A)

UJIAN TENGAH SEMESTER

MENGULAS BUKU ECOLOGY ECONOMY EQUITY OLEH RITA


PARMAWATI
Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi
Pada bab I, telah dijelaskan bahwa definisi ekologi merupakan analisis ilmiah
serta studi antara organisme dan lingkungannya. Ekologi ini mencangkup studi mengenai
interaksi yang dimiliki organisme satu sama lain, organisme lain, dan komponen abiotik
pada lingkungan mereka. Adapun juga pengertian dari ekonomi yaitu tempat
memproduksi, mendistribusi, atau pertukaran, konsumsi, penyediaan jasa layanan.
Ekonomi ini difedinisikan sebagai domain sosial yang cenderung berbentuk praktik pada
lapangan, wacana, dan pokok bahasannya terkait dengan produksi, penggunaan dan
pengelolaan sumberdaya. Ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari mengenai sumber daya, yang mempunyai berbagai alternative penggunaan
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Terakhir ada
definisi equity yaitu menjelaskan tentang keadilan yang harus ada pada diri manusia
untuk dibawa dalam kehidupan bermasyarakat. Equitas menyiratkan perlunya adanya
keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dialami akibat adanya pembangunan.
Apabila equitas tidak ada, maka dapat menyebabkan degradasi lingkungan dan status
sosial.
Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi disebut juga ekonomi ekologi.
Ekonomi ekologi merupakan sebuah kajian mengenai hubungan manusia dana lam.
Kajian ini menjelaskan tentang adanya interaksi antara sistem ekonomi dan sistem
ekologi. Adapun tiga komponen penting yang akan membantu untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan
juga kesetaraan sosial. Sehingga, dalam keberlanjutan tiga hal tersebut dijuluki sebagai
tiga pilar keberlanjutan.

Ekonomi Alam
Pada bab II, telah dijelaskan definisi, subjek, serta lingkup ekonomi sumber daya
alam. Ekonomi sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaan, serta
alokasi sumberdaya alam yang berada pada bumi. Sumberdaya memiliki arti sebagai
sumber yang memiliki nilai intristik sendiri atau bernilai untuk berkelanjutan jangka
panjang serta bermanfaat bagi manusia. Berdasarkan ilmu ekonomi, sumberdaya
lingkungan merupakan sesuatu yang sebagian besar tidak nyata. Sumberdaya alam
terbagi menjadi entitas yang terpisah-pisah seperti ikan atau bisa jadi ada dalam bentuk
alternatif yang harus diolah untuk memperoleh sumberdaya nya seperti contohnya biji
logam, minyak, dan sebagian besar untuk energi. Adapun klasifikasi sumber daya
berdasarkan asal usulnya yaitu biotik dan abiotik. Sumberdaya biotik berasal dari hewan
juga tumbuhan, sedangkan sumberdaya abiotik berasal dari benda mati contohnya yaitu
air, tanah dan juga udara. Pada umumnya, terdapat dua macam sumber daya yang ada di
alam yaitu sumber daya yang terbarukan dan juga sumber daya yang tidak terbarukan.
Sumber daya yang dapat diperbaharui merupakan sumber daya alam yang dapat
disesuaikan dengan berlalunya waktu, baik melalui reproduksi biologis atau proses alami
lainnya. Sedangkan, sumber daya yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya yang
terbatas dalam arti tidak dapat memperbaharui dirinya pada tingkat yang memadai agar
bisa diekstraksi untuk kepentingan ekonomi yang berkelanjutan demi memenuhi
kebutuhan manusia.
Pada segi substansinya, hubungan antara lingkungan dan ekonomi masih sangat
kurang memadai. Hanya pada dua dekade terakhir saja hubungan tersebut mulai dibahas
secara mendalam. Pada saat ini, sebagian besar penelitian berasal dari asumsi bahwa
lingkungan yang diadakan manusia dengan berbagai fungsi dan layanan bernilai
ekonomis. Secara garis besar, alam merupakan sumber dari adanya sumber daya alam.
Konsep alam juga merupakan sumber barang yang mampu memenuhi segala kebutuhan
manusia serta juga menyediakan berbagai fungsi dan layanan pendukung kehidupan.
Akibat meningkatnya tingkat aktivitas ekonomi dan meningkatknya jumlah spesies
manusia ambang kapasitas asimilasi alam telah dilanggar, keempat fungsi ini menjadi
kompetitif, alam serta ekosistemnya menjadi sumber daya yang langka, dengan
kecenderungan kelangkaan yang semakin meningkat.

Eco-Analysis dan Green Growth


Pada bab III, telah dibahas tentang eco-analysis dan juga green growth. Dalam
pelaksanaan kegiatan pasti terdapat dampak positif dan negative, pada aspek ekonomi
dampak positif dapat terlihat dengan adanya investasi yang lebih ditekankan pada
pemerintah secara umum dan juga khusus. Perhitungan investasi, modal, maupun efek
dari usaha yang dilakukan tidak lepas dari aspek-aspek ekonomi. Dalam suatu kegiatan,
adapun langkah-langkah mendalam untuk bisa mempelajari kelayakan sebuah kegiatan
yang disebut sebagai uji kelayakan. Langkah-langkah mendalam dalam mempelajari
kelayakan sebuah kegiatan disebut juga sebagai evaluasi ekonomi sumber daya alam, hal
ini yang sangat penting untuk diperhatikan dan menjadi salah satu isu sentral yang harus
diselesaikan oleh ahli ekonomi.
Adapun dua macam intrumen yang digunakan untuk mengevaluasi sasaran dan
kebijakan untuk lingkungan yaitu ada cost effective anaylsis dan cost benefit analysis.
Instrumen yang pertama yaitu cost effective anaylsis yang dimana berbagai tindakan akan
dievaluasikan dalam hal biaya peningkatan perindikator atau langsung dengan indikator
dengan jumlah yang banyak. Kemudian adapun instrument yang kedua yaitu cost benefit
analysis yaitu analisis biaya manfaat di mana manfaat dipandang sebagai alat ukur untuk
meningkatkan salah satu banyak indikator yang dihitung dalam bentuk uang serta dinilai
berdasarkan biaya.
Green growth sangat dibutuhkan dan dinilai sangat efisien secara ekonomi, karena
green growth mampu mengatasi tantangan dalam pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan. Green growth penting untuk negara-negara berkembang karena dapat
meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial yang signifikan. Green growth ini
merupakan kelompok yang memiliki konsep kebijakan tentang pertumbuhan hijau sejalan
dengan perkembangan berkelanjutan, yang menekankan kemiskinan, pengangguran, dan
keadilan secara global; dan kelompok yang memiliki konsep untuk menekankan
transformasi di industry, energi, dan penggunaan kemitraan public-swasta. Green growth
ini sangat terkait dengan gagasan green economy yang berorientasi pada peningkatan
kesejahteraan sosial dan keadilan sosial secara keseluruhan, sekaligus juga untuk
mengurangi resiko lingkungan dan penurunan kualitas ekosistem. Green economy
ditandai dengan adanya peningkatan investasi yang cukup besar di sektor ekonomi untuk
menciptakan dan memperkuat modal alam dari bumi atau berkontribusi terhadap
penurunan definisi ekologi dan ancaman-ancaman lingkungan. Adapun tujuan dari green
economy yang jelas untuk memberantas kemiskinan dan memberikan dukungan kepada
negara-negara yang masih berkembang.

Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan


Pada bab IV, telah dijelaskan mengenai sejarah pengelolaan dan perkembangan
lingkungan. Pengelolaan dan perkembangan merupakan bidang yang menurut pandangan
Multidispenser dan memungkinkan integrase dari berbagai disiplin ilmu, agama, kelas,
kelompok etnis, pandangan politik, dan jenis kelamin untuk bersama-sama mencari
pendekatan yang terbaik agar masalah-masalah penting dapat terselesaikan. Pengelolaan
dan perkembangan lingkungan sering berganti dari hanya sekedar advokasi menjadi
usaha yang benar-benar dilakukan untuk mencapai tujuannya. Pengelolaan lingkungan
berusaha untuk bisa mencapai potensi dalam menjaga keseimbangan secara global, dan
jika memungkinkan, memberbaiki kesejahteraan masyarakat. Keberlanjutan adalah
fungsi berkelanjutan dari ekosistem atau penggunaan sumber daya, dan menyiratkan
tuntutan yang baik. Akibat perhatian pada lingkungan yang semakin meningkat
mengakibatkan munculnya konsep pembangunan berkelanjutan. Pembangunan
berkelanjutan adalah peningkatan kesejahteraan dan gaya hidup saat ini dan di masa yang
akan datang.
Secara umum, lintas sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia dapat diuraikan menjadi tiga masi yaitu masa arus global, masa adanya
komitmen intrnasional dalam masa pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, serta juga
masa pasca reformasi. Proses pembangunan suatu negara tidak dapat terpisahkan dengan
peran dari kelembagaan yang berupa instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan
peraturan perundang-undangan serta rencana kegiatan yang diajukan pemerintah. Selain
instansi dan lembaga pemerintah ada juga lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif
masyarakat sendiri untuk bisa mengelola lingkungan hidup, tetapi lembaga ini masih
sangat berpedoman pada hukum adat yang berbeda untuk setiap daerah. Namun,
lembaga-lembaga lokal ini telah terbukti mampu untuk melaksanakan tugasnya untuk
bisa menjaga kelestarian lingkungan karena masyarakat pedesaan atau pedalaman lebih
percaya pada hukum adat dibandingkan hukum yang berlaku secara nasional.

Sejarah Pembangunan Berkelanjutan


Pada bab V, telah dibahas mengenai sejarah pembangunan berjelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan sendiri dapat didefinisikan sebafai proses pembangunan
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pada masa ini tetapi dengan tetap
mempertahankan stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Menurut Permana (2016), dapat disimpulkan sebagai proses pembangunan yang
memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan budayanya. Adapun tujuan
dari pembangunan keberlanjutan ini yaitu untuk memenuji kebutuhan manusia sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya. Adapun juga
prinsip-prinsi pembangunan keberlanjutan antara lain pemenuhan segala kebutuhan,
memberantas kemiskinan, pembangunan dengan adanya partisipasi masyarakat, adanya
kekuasaan pemerintah, dan melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang.
Apabila terjadi interaksi antara komponen-komponen tersebut, maka dapat menciptakan
suatu pembangunan yang seimbang dan ideal terutama demi mengurangi tingat
kemiskinan dalam suatu wilayah.
Pembangunan berkelanjutan juga berhubungan dengan teori dari Malthus yang
memiliki dua teori yaitu efek positif dari standar hidup pada laju pertumbuhan populasi
dan juga keberadaan beberapa sumber daya tetap. Namun, tidak berarti bahwa populasi
yang tinggi akan menghancurkan negara-negara dengan populasi besar atau pertumbuhan
populasi yang depat terhadap kemiskinan, karena banynak hal lain dapat menangkal
pengaruh negatif dari peningkatan populasi. Indonesia menjadi salah satu negara yang
menyepakati penerapan dari tujuan pembangunan berkelanjutan dan memiliki komitmen
untuk menyukseskan hal tersebut sehingga dibuat berbagai penerapan untuk
pembangunan keberlanjutannya. Selain itu, pemerintah Indonesia membenruk sekretariat
nasional tujuan pembangunan keberlanjutan, agar implementasi dari pembangunan
berkelanjutan juga semakin merata. Tujuan dari secretariat ini adalah untuk melakukan
koordinasi antar kegiatan pembajunan berkelanjutan yang dilakukan di Indonesia dengan
beberapa pemangku kepentingan akademisi, lembaga pemerintahan, LSM, dan
pengusaha. Oleh karena itu dibentuknya secretariat nasional tujuan pengembangan
berkelanjutan secara efektif.

Pendekatan Ekonomi Ekologi


Pada bab VI, telah dijelaskan mengenai pendekatan ekonomi ekologi. Ekonomi
ekologi merupakan suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha berkelanjutan
untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan dari berbagai
bidang ilmu. Teori ekonomi neoklasik mendominasi semua kebijakan ekonomi hampir di
seluruh dunia, tetapi sekarang penggunaan dari teori tersebut mulai mengalami krisis
dikarenakan adanya pembongkaran pada dua tiang pokokya yaitu teori perilaku manusia
yang terwujud dalam aksioma pilihan konsumen dan teori produksi yang terwujud dalam
kompetisi sempurna dan produktivitas marginal dari teori-teori distribusi.
Adapun yang disebut nilai monisme, nilai monisme secara tidak langsung
menyatakan bahwa semua objek utilitas memiliki beberapa karakteristik yang umum
yang memungkinkan untuk bisa selalu dibandingkan. Teori alokasi menjadi lebih
mengakar pada kehidupan masyarakat dengan asumsi bahwa rasionalisme yang lebih
kaku dan individualisme dengan menganggap bahwa seseorang membuat semua
keputusan mengenai alokasi kebutuhannya secara terpisah dan independent sehingga
tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak lainnya. Gagasan mengenai teori margin atau batas
tersebut memunculkan adanya asumsi untuk dasar dari ekonomi neoklasik, hal ini
termasuk substitusi, nilai monism, biaya peluang, dan equilibrium.
Dalam hal kebijakan, suatu alternative ekonomi ekologis untuk mengasumsikan
bahwa ketidakpastian dapat dikurangi menjadi resiko merupakan prinsip kehati-hatian
yang menunjukkan bahwa membutuhkan tindakan yang teliti dalam menghadapi sebuah
ketidakpastian. Faktor ptoduksi dipisahkan dari konsumsi sehingga efisiensi produksi
setara dengan maksimalkan kesejahteraan sosial tujuan perusahaan untuk mengurangi
biaya telah diperluas untuk menjadi tujuan makro ekonomi dan masyarakat secara
keseluruhan. Tujuan ini tidak ideologis dan ilmiah, yaitu ketika penilaian dari nilai yang
mewarnai analisis ekonomi. Alternated yang dikembangkan dengan baik untuk
mengetahui fungsi produksi berdasarkan teori neoklasik adalah analisis input-output.
Tujuannya untuk memeriksa pengaruh secara langsung dari perubahan besar dalam
struktur ekonomi.

Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi


Pada bab VII, telah dijelaskan mengenai keberlanjutan dalam ekonomi dan
ekologi. Ekologi dan ekonomi merupakan cabang ilmu yang penting untuk kehidupan
sebuah negara. Ekologi sendiri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan antara hewan dan tumbuhan dengan lingkungannya baik lingkungan organik
maupun anorganik. Sedangkan ekonomi merupakan studi yang mempelajari manusia
mengenai cara-cara untuk hidup dan bagaimana cara manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain, studi ini studi yang mempelajari hubungan
interaksi yang terjadi pada sistem ekonomi dan sistem ekologi. Lingkungan ekonomi
adalah hal yang saling ketergantungan, hal yang terjadi pada sistem ekonomi akan
berpengaruh pada lingkungan begitupula sebaliknya.
Interaksi antara ekonomi dan ekologi terbukti karena ekonomi terletak di dalam
lingkungan, dan terjadi pertukaran energi dan bahan di dalamnya. Untuk bisa
mempertahankan hidupnya, manusia membutuhkan barang-barang yang berguna, dan
barang tersebuy kebanyakan berasal dari alam contohnya adalah minyak, besi tembaga,
dan lainnnya. Suatu bangsa memiliki tujuan yaitu untuk bisa meningkatkan kesejahteraan
dan kualitas hidup masyarakatnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan yaitu dengan cara
meningkatkan produktivitas pada semua bidang yang nantinya akan mendorong sehingga
semakin meningkatnya perekonomian bangsa. Terdapat dua hal yang sangat berkaitan
dengan keberlanjutan suatu negara pada masa yang akan datang yaitu pembangunan dan
degradasi lingkungan. Suatu negara akan bisa menerapkan pembangunan berkelanjutan
apabila mampu mengatasi masalah degradasi lingkungannya. Namun, dalam hal ini perlu
adanya partisipasi masyarakat karena apabila hanya dengan kemampuan pemerintah
untuk menjaga kelestarian lingkungan hal tersebut akan terasa mustahil untuk dicapai.
Sumber daya memiliki nilai ekonomi baik untuk produk maupun jasa yang
dihasilkan untuk bisa menjadi sarana pencapaian tujuan masyarakat. Penurunan fungsi
sumber daya adalah satu tanda bahwa lingkungan mulai terdegredasi.beberapa contoh
dari degredasi lingkungan adalah lahan kritis, polusi udara, dan menurunnya
keanekaragaman hayati. Hal tersebut dapat mengancam keberlanjutan dari
pengembangan ekonomi, sehingga sangatlah pentinh untuk diperhatikan. Selain itu,
proses produksi yang terjadi terus menerus akan menyebabkan kelangkaan sumber daya
alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga keanekaragaman hayati akan terpengaruh.

Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan


Pada bab VIII, telah dibahas mengenai keberlanjutan dan pembangunan
keberlanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk bisa menyelaraskan,
mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas sistem
ekonomi dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia
di masa yang akan datang. Jika sistem ekonomi dan lingkungan berjalan sesuai kebutuhan
untuk adanya suatu keberlanjutan, maka dalam model berkelaniutan dari operasi, jika
tidak maka itu tidak berkelanjutan. Banyak pakar yang mulai khawatir dengan sistem
perekonomian saat ini yang tidak mencerminkan adanya keberlanjutan sehingga suatu
saat dapat merusak kapasitas sistem ekonomi dan lingkungan untuk terus memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Pembangunan ekonomi merupakan suatu hal
dimensional dan bersifat dinamis sehingga karena adanya suatu proses integrase yang
terjadi karena populasi penduduk yang semakin meningkat diikuti dengan perkembangan
teknologi yang pesat yang menyebabkan adanya terobosan besar dalam bidang perbaikan
struktur ekonomi, perubahan tatanah sosial, mampu mengurangiketimpangan dan
pengangguran.
Pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan pembangunan sosial budaya dan
pembangunan hidup ke dalam perut utama pembangunan nasional agar kedua aspek
tersebut mendapatkan perhatian yang sama bobotnya dengan aspek ekonomi. Secara
kesuluruhan prinsip dari pembangunan keberlanjutan menyarankan adanya pedoman
baru dalam proses pembangunan. Prinsip keberlanjutan meyiratkan tujuan dan kebijakan
baru di semua bidang utama pembangunan ekonomi antara lain populasi, pertanian,
energi, industry, dan sistem budaya terbarukan. Beragam konsep yang muncul karena ada
pluralitas tujuan dalam mengkarakterisasi dan mengukur keberlanjutan. Untuk bisa
mengurangi kebingungannya dilakukannya penerimaan perbedaan dalam terminolohi,
data, dan metode yang berlaku yang pada situasi sebenarnya dapat dievaluasi dengan
mempertimbangkan karakteristik dari daerah masing-masing.

Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup


Pada bab IX, telah dibahas mengenai pertumbuhan ekonomi dan lingkungan
hidup. Seiring perekonomian global yang mulai bangkit dan masa resesi, banyak
pendapat yang menyatakan bahwa harus adanya pertumbuhan ekonomi yang dilakukan
secara berkelanjutan sehingga bisa bertahan dengan waktu yang lama. Lingkungan
memainkan peran penting dalam perekonomian manusia sebagai penyedia bahan yang
kemudian masuk ke dalam proses produksi dan melalui banyak layanan yang
diberikannya. Pertumbuhan ekonomi, pada gilirannya penting bagi kesejahteraan
ekonomi dan kesejahteraan manusia, terlepas baik di negara maju maupun negara
berkembang. Hal tersebut merangsang munculnya kemajuan teknologi, seperti yang
dibutuhkan untuk mengurangi pola konsumsi dan proses produksi yang berdampak pada
lingkungan. Sehingga, hal ini juga merupakan faktor penting untuk mendorong
kesejahteraan lainnya, seperti perbaikan kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup secara
keseluruhan.
Terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan jualitas lingkungan serta
juga terdapat hal yang mampu mendorong munculnya hal tersebut anta alian kurva
lingkungan kuznetz, pendekatan alternative hubungan ekonomi lingkungan, dan
penggerak hubungan ekonomi dan lingkungan. Kurva lingkungan Kuznets merupakan
kurva yang sering digunakan untuk menggambarkan hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan kualitas lingkungan. Terdapat juga teori alternatif yang lain yaitu teori batas
yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa batas lingkungan akan mencapai sebelum
ekonomi mencapai titik balik EKC. Berbagai teori ini menunjukkan bahwa hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan bersifat kompleks dan multidimensi. Peran
kebijakan lingkungan antara lain untuk menciptakan pengelolaan, penyediaan, dan
penggunaan sumber daya lingkungan dengan cara yang mendukung peningkatan
kesejahteraan yang berkelanjutan untuk generasi di masa yang akan datang.

Instrumen Kebijakan Lingkungan


Pada bab X, telah dijelaskan tentang instrumen kebijakan lingkungan.
Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena lingkungan merupakan barang
yang bersifat public. Namun, tetap masing-masing pribadi memiliki tanggung jawab
dalam penggunaannya sehingga perlu adanya dukungan dari pihak pemerintah untuk
terlaksananya hal tersebut. Instrumen kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan
secara khusus dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu kebijakan insentif dan subsidi;
kebijakan disinsentif, pajak, dan retribusi; dan kebijakan penentuan harga dari
sumberdaya. Polutter Pays Orinciple didefinisikan sebagai prinsip dimana perusahaan
atau seseorang yang menawarkan limbah yang menjadi pencemar lingkungan harus
menanggung biaya untuk melaksanakan tindakan pencegahan dan pengendalian polusi
yang kemudian akan dinilai oleh otoritas publik bahwa lingkungan berada dalam keadaan
yang dapat diterima. Dalam kerangka undang-undang bahan pencemar ditentukan
dampakya melalui peraturan tertentu yang sudah sesuai dengan standar yang ada.
Terdapat 4 kategori standar yaitu standar kualitas lingkungan, standar emisi,
standar proses produksi, dan standar produk untuk menentukan karakteristik produk.
Instrumental ekonomi akan menyediakan sinyal dari pasar dalam bentuk harga relatif atau
transfer keuangan. Fitur penting adalah bahwa instrumen ekonomi memberikan
kebebasan memiliki kepada agen-agen ekonomi seperti perusahaan atau perseorangan
untuk dapat memilih solusi yang paling menguntungkan. Tipe-tipe instrumen ekonomi
antara lain biaya emisi atau pajak, biaya penggunaan, biaya produk, biaya administrasi,
perdagangan emisi, sistem pengembalian dana, dan subsidi. Kelebihan instrumen
ekonomi antara lain yaitu penyesuaian yang otomatis, efektivitas biaya, insentif,
fleksibilitas, peningkatan pendapatan, dan juga konservasi sumber daya dan transmisi.

Perdagangan Internasional dan Lingkungan


Pada bab XI, telah dibahas mengenai perdagangan internasional dan lingkungan.
Perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia semakin terintegrasi dengan keadaan
perekonomian di dunia, hal in dapat dikarenakan sistem perekonomian yang sedang
digunakan adalah sistem perekonomian terbuka di mana aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan dunia Internasional. Kegiatan ekonomi sangat berperan dalam
proses pembangunan terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Namun, perkembangan ekonomi yang semakin pest tidak diikuti dengan kegiatan
menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam, sehingga makin banyak masalah-
masalah lingkungan yang terjadi saat ini baik secara lokal dalam suatu negara ataupun
global. Perdagangan Internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk negara-
negara yang sedang berkembang atau negara dengan tingkat ekonomi yang rendah, yaitu
munculya hutang luar negeri karena proses ekspor dan impor.
Adapun berbagai prinsip hukum perdagangan internasional yaitu prinsip dasar
kebutuhan berkontrak, prinsip dasar pacta sunt servanda, prinsip dasar penyelesaian
sengketa dengan arbitrase, dan prinsip dasar kebebasan komunikasi. Selain keempat
prinsip yang telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa prinsip lain yaitu prinsip
perdagangan Internasional menurut WTO (World Trade Organization). WTO adalah
organisasi perdagangan Internasional yang berusaha untuk mewujudkan adanya liberasi
perdagangan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan menghapuskan beberapa
hambatan dalam proses perdagangan seperti tarif maupun non-tarif dan mengurangi
tindakan diskriminasi dalam proses perdagangan. Liberasi perdagangan membuat suatu
negara dapat mengkhususkan jenis produksi barang atau jasa yang unggul untuk setiap
negara, sehingga dapat lebih efisien apabila dipasok ke negara yang membutuhkan.
Liberasi ini tidak lepas dari teori Adam Smith mengenai penggunaan sumberdaya dengan
efisien dan keunggulan komparatif. Prinsip perdagangan yang menurut WTO adalah
prinsip yang non-diskriminatif.

Equity
Pada bab XII, telah dijelasakan mengenai equity yang berbicara tentang keadilan.
Equity sendiri berasal dari konsep keadilan sosial. Ini merupakan kepercayaan bahwa ada
beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang, bahwa ada kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi, bahwa tanggungan dan upah seharusnya tidak terlalu berbeda pada
seluruh lapisan masyarakat, dan kebijakan tersebut harus diarahkan untuk tidak
mendukung adanya keberpihakan, dan mendukung pada kejujuran dan keadilan. Secara
khusus menunjukkan apabila ada yang memiliki tingkat pendapatan minimum, kualitas
lingkungan yang ada tetap dapat mendukung kehidupannya di masa yang akan datang.
Apabila dimisalkan di dalam sebuah komunitas, berarti setiap orang harus memiliki akses
yang sama terhadap sumberdaya dan tidak ada individu tau kelompok orang yang diminta
untuk menanggung beban lingkungan yang lebih besar daripada masyarakat lainnya.
Secara umum disepakati bahwa equity menyiratkan mengenai perlunya keadilan
dalam distribusi keuntungan dan derugian, dan hak setiap orang terhadap kualitas dan
standar hidup yang dapat diterima. Konsep keadilan berakar kuat dalam hukum
internasional. Intergenerational equity merupakan konsep yang menyatakan bahwa
manusia memiliki lingkungan alam dan budaya yang sama baik dengan generasi sekarang
dan generasi lainnya, masa lalu dan masa depan.

Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan


Pada bab yang terakhir yaitu bab XIII, dijelaskan mengenai isu-isu spesifik yang
menjadi sebuah tantangan dalam ekonomi ekologi. Modal buatan manusia menjadi
semakin relative banyak, dan modal-modal alam menjadi semakin langka. Hal tersebut
menjadi adanya kelangkaan pada modal akam karena masyarakat memiliki pandangan
bahwa modal alam dapat diganti dengan modal buatan manusia. Terdapat tiga masalah
utama dalam ekonomi yaitu alokasi, distribusi, dan juga skala. Hal tersebut dikarenakan
prinsip internalisasi biaya dari para ahli ekonomi saja hanya perpedoman pada
globalisasi. Saat ini banyak negara yang mulai melakukan internalisasi biaya untuk
lingkungan dan sosial. Jika sebuah negara akan membangun hubungan perdagangan yang
bebas, maka diperlukannya investasi dalam hal lingkungan, karena negara yang hanya
mengeluarkan biaya untuk membuka jalur perdagangan saja akan kalah dalam persaingan
tersebut.
Adapun ujga isu-isu dalam pembangunan berkelanjutan sehingga banyak
masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara global. Aktivitas
masyarakatsemakin lama semakin meningkat jumlahnya yang akan berimplikasi pada
makin bertambahnya masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup. Masalah-masalah ini
semakin terlihat pada efek negatif dari aktivitas ekonomi sehingga tidak diantisipasi
terlebih dahulu. Apabila semakin lama masalah lingkungan tidak secepatnya diatasi maka
dapat menghambat adanya pertumbuhan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Swedia termasuk salah satu negara yang menerapkan konsep ecology, economy,
dan equity. Pemerintah swedia menganggap bahwa agenda 2030 dan 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan sebagai komitmen yang sangat penting untuk diterapkan
pada negaranya. Titik awal negara Swedia menerapkan konsep ini yaitu dengan cara
melibatkan proses transformasi yang berututan dan pengembangan lebih lanjut dari
model sosial di negaranya sebagai negara modern yang sejahtera secara global maupun
lokal. Oleh karena itu, dengan adanya banyak integrase dari kelompok-kelompok yang
mendorong tercapainya pembangunan keberlanjutan terhadap sektor di negara Swedia.

Anda mungkin juga menyukai