Anda di halaman 1dari 10

MENGULAS BUKU : ECOLOGY ECONOMY EQUITY

Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi dan Ekonomi

Diulas oleh : Diva Arsy Lulisa Putri

Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Judul : Ecology Economy Equity

Penulis : Rita Parmawati

Halaman : 191

Tahun : September 2018

Penerbit : UB Press

ISBN : 978-602-432-567-1

ECOLOGY ECONOMY EQUITY

Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi dan Ekonomi

Setiap aktifitas ekonomi pasti tidak lepas dari ekologi, ekonomi berorientasi pada
pemanfaatan dan seringkali mengabaikan dampak lingkungan. Untuk itu dibutuhkan
sebuah keseimbangan dalam pemanfaatan ekologi untuk mendapatkan keuntungan
ekonomi. Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang berati tempat memproduksi,
mendistribusi atau pertukaran, konsumsi, dan penyediaan jasa layanan. Ilmu ekonomi
dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengalokasian sumber daya
yang mempunyai alternatif-alternatif pengunaan, dalam memenuhi keinginan atau
kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Indonesia mempunyai sumber daya yang
melimpah, sudah sepantasnya perlu melestarikan dan menjaga agar stabilitas negara dan
masyarakat sejahtera baik masa kini hingga masa depan.

Pada bab pertama, menjelaskan definisiekologi, ekonomi dan equity. Definisi


ekologi adalah analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan lingkungannya.
Dan definisi equity adalah tentang keadilan dalam kehidupan bermasyarakat. Hubungan
antara prinsip ekologi dan ekonomi disebut ekonomi ekologi, yaitu sebuah kajian yang
membahas tentang interaksi manusia yang tak terlepas dari prinsip ekonomi dan alam
planet bumi dimana terjadinya perekonomian. Dalam aktivitas ekonomi manusia terlibat
dengan pertukaran dengan lingkungannya berupa barang atau energi, karena manusia
tidak bisa lepas dari alam. Ekonomi dan lingkungan merupakan suatu system gabungan
yang saling mempengaruhi. Lalu berhubungan juga dengan konsep ekonomi ekologi dan
equity, untuk membangun keberlanjutan dibutuhkan komponen-komponen berikut yaitu
pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan sosial.

Keberlanjutan sistem ekonomi harus bisa memproduksi barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan dasar, keberlanjutan sistem lingkungan harus mampu
mempertahankan sumber daya secara stabil dengan menjaga lingkungan dan menghindari
eksploitasi dengan menggunakan sumber daya buatan, dan keberlanjutan sistem sosial
harus dicapai dengan kesetaraan. Konsep pembangunan berkelanjutan ini menyatakan
apakah pola hidup manusia saat ini pada batas wajar dan bisa diwariskan kepada generasi
yang akan datang. Pada pertumbuhan ekonomi saat ini menghasilkan banyak manfaat,
namun artinya sumber daya akan semakin berkurang. Dengan keadaan ini akan muncul
masalah baru di masa yang akan datang. Pada saat ini telah mencapai atau melampaui
batas subsistem ekonomi dari ekosistem global, buktinya adalah :

1. Limbah dari hasil aktivitas manusia telah meningkat. Limbah yang dihasilkan saat
ini telah memenuhi tanah dan membunuh banyak organisme dalam tanah,
sehingga sumber daya energi pada tanah semakin berkurang,
2. Perubahan iklim dunia yang semakin panas,
3. Kerusakan lapisan ozon yang berhubungan dengan perubahan iklim,
4. Degradasi lahan, tanah yang mengalami degradasi lahan yang mengakibatkan
pertumbuhan tanaman terhambat,
5. Penurunan tingkat biodiversitas, salah satu penyebabnya yaitu konversi lahan dari
hutan primer menjadi lahan pertanian, seperti yang kita ketahui hutan merupakan
habitat banyak macam spesies hewan dan tumbuhan. Jumlah spesies di bumi
semakin meningkat mengakibatkan tidak ada lagi ruang di bumi, akibatnya habitat
satwa telah diambil dan banyak spesies satwa mengalami kepunahan.

Pada bab ke-dua membahas tentang ekonomi sumber daya alam yang diperkirakan
telah ada pada abad-19, dan ekonomi sumbar daya yang lebih baru dikembankgkan pada
abad ke-20. Ekonomi sumber daya ini berhubungan dengan penyediaan, permintaan, dan
alokasi sumber daya alam. Tujuan dari ekonomi sumber daya alam adalah untuk
memahami lebih lanjut peran sumber daya alam dalam perekonomian yang akan
dikembangkan metode pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan untuk ketersediaan
di masa yang akan datang.

Ekonomi lingkungan berfokus untuk mengidentifikasi tingkat optimal dari


pencemaran lingkungan dan menggunakan efisiensi ekonomi untuk melakukan
perlindungan pada lingkungan. Sumber daya dibagi menjadi beberapa macam seperti air,
udara, serta organisme hidup, sumber daya logam, minyak, dan masih banyak lagi.
Sumber daya dibagi menjadi yang terbarukan dan tidak terbarukan, sumber daya
terbarukan dapat disesuaikan dengan berlalunya waktu baik reproduksi biologis atau
proses alami, sedangkan sumber daya tidak terbarukan atau terbatas yang tidak bisa
memperbarui dirinya sendiri.

Dalam bab ke-tiga membahas eco-analysis dan green growth. Suatu proyek
menggunakan analisis ekonomi yang bermanfaat untuk ekonomi dan sosial. Analisisi
evaluasi proyek adalah penentuan nilai biaya dan manfaat dari proyek yang dilakukan
dilihat dari tingkat perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Jika
suatu proyek dianggap layak maka selanjutnya adalah melakukan penilaian aspek
ekonomi yang diperkirakan kemudian hari. Adapun dampak apek ekonomi dari adanya
sebuah kegiatan pembangunan dan investasi seperti ekonomi rumah tangga disekitar
dapat meningkat, menggunakan dan mengelola ekonomi sumber daya alam secara
maksimal, dan peningkatan ekonomi daerah. Pemerintah memiliki peran dalam analisis
ekonomi dalam kesempatan lowongan kerja baru. Instrument untuk evaluasi sasaran dan
kebijakan untuk lingkungan terdiri dari Cost Effectiveness Analysis dan Cost Benefit
Analysis.

Bab ke-empat berisi sejarah pengelolaan dan perkembangan lingkungan, pengelolaan


lingkungan bertujuan untuk mencegah potensi dalam menjaga keseimbangan global dan
menyejahterakan masyarakat. Pengelolaan dan perkembangan dalam lingkungan adalah
bidang yang menuntut pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari
berbagai disiplin ilmu, agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik, dan jenis
kelamin untuk bersama-sama mencari pendekatan terbaik untuk menyelesaikan masalah-
masalah. Sejarah pengelolaan dan perkembangan lingkungan hidup di Indonesia dibagi
menjadi 3 masa yaitu Masa Arus Global (1972), Komitmen Internasional, dan Komitmen
Nasional dengan pengelolaan lingkungan hidup, serta Pasca Reformasi.

Pada proses pembangunan suatu negara tidak dapat dipisahkan dari peran
kelembagaan berupa instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan peraturan
perundangang-undangan serta rencana kegiatan dari pemerintah. Selain instansi dan
lembaga pemerintah, lembaga lokal masyarakat berinisiatif untuk mengelola lingkungan
hidup dengann pedoman daerah yang berbeda-beda.

Pada bab ke-lima membahas sejarah pembangunan berkelanjutan yang berkaitan


dengan lingkungan yang ada yang memandang dan menggunakan lingkungan dengan
bijaksana agar tetap lestari, menurut Rahmatullah (2005) terdapat 5 kaidah tentang
pembangunan berkelanjutan :

1. Pemerataan dan keadilan (equity and justice),


2. Kebelanjutan ekologis (ecological sustainability),
3. Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability),
4. Keberlanjutan sosial budaya (social-culture sustainability),
5. Kebelanjutan politik (political sustainability).

Berawal pada tahun 1798, Malthus memikirkan mengenai ketersediaan lahan mulai
berkurang karena ledakan penduduk tidak terkontrol di Inggris. Kemudian pada tahun
1972 terbit buku The Limit to Growth oleh Meadowet et al., menjelaskan bahwa
pertumbuhan pada sektor ekonomi sangat dipengaruhi dan mampu dibatasi oleh
ketersediaan sumber daya alam suatu wilayah. Sejarah pembangunan berkelanjutan di
Indonesia bermula dari konferensi PBB pada tahun 1972 yang bertujuan menyelesaikan
masalah-masalah lingkungan, kunci dari pembangunan adalah terpenuhi kebutuhan saat
ini tanpa mengurangi kebutuhan di masa depan. Pemerintah Indonesia membentuk
Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk melakukan koordinasi
antar kegiatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan pemangku kepentingan.

Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai proses pembangunan yang


dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang dengan tetap mempertahankan
stabilitas untuk masa yang akan datang. Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah
memenuhi kebutuhan manusia yang semakin meningkat untuk meningkatkan kualitas
hidup. eMenurut Dipoyuda (1982) setidaknya ada 5 komponen dalam perencanaan
strategi :

1. Pemenuhan segala kebutuhan,


2. Memberantas kemiskinan,
3. Pembangunan dengan adanya partisipasi masyarakat,
4. Adanya kekuasaan pemerintah,
5. Melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang.

Pada bab ke-enam dan tujuh membahas pendekatan dan keberlanjutan ekonomi
ekologi, ekonomi ekologi merupakan suatu keseimbangan yang berperan dalam usaha
keberlanjutan untuk menyatukan antara teori ekomomi dan kebijakan yang bersumber
pada pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Ekonomi dan ekologi adalah cabang studi
yang mempelajari hubungan manusia dan alam. Lingkungan dan ekonomi saling
bergantung, aktivitas ekonomi sekarang sudah berskala global dan level interaksi
pemasukan limbah yang tinggi, hal ini mempengaruhi kinerja dan kestabilan ekosistem.
Kebijakan ekonomi di seluruh dunia hampir didominasi oleh teori neoklasik, tetapi terjadi
krisis karena pembongkaran dua tiang yaitu teori perilaku manusia yang terwujud dalam
aksioma pilihan konsumen dan teori produksi yang terwujud dalam kompetisi sempurna
dan produktivitas marginal dari teori distribusi.

Kebijakan neoklasik ekslusif dengan efisiensi dalam alokasi biaya yang digunakan,
tujuan perusahaan untuk mengurangi biaya diperluas menjadi tujuan macro-ekonomi dan
keseluruhan masyarakat. Dalam pembangunan perekonomian negara sulit
menyeimbangkan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan. Pembangunan
berkelanjutan memiliki fungsi sebagai sarana memenuhi kebutuhan hidup dan
menyejahterakan masyarakat untuk generasi saat ini dan generasi yang akan datang tanpa
mengurangi kualitas sumber daya alam. Dua hal yang berkaitan dengan keberlanjutan
adalah pembangunan dan degradasi lingkungan, salah satu tanda degradasi adalh
penurunan fungsi sumber daya.

Bab ke-delapan adalah lanjutan dari bab ke-lima yang membahas keberlanjutan
dan pembangunan berkelanjutan, keberlanjutan adalah suatu proses menjaga kapasitas
sistem ekonomi dan lingkungan agar terus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia di masa yang akan datang. Keberlanjutan dibagi menjadi tingkatan regional,
global, dan lokal. Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk menyelaraskan,
mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan mengitegrasikan pembangunan sosial
budaya dan pembangunan lingkungan hidup dalam pembanunan nasional agar mendapat
bobot yang seimbang. Aspek dalam pembangunan berkelanjutan :

1. Sudut pandang ekonomi, keberlanjutan dapat didefinisikan dalam


memaksimalkan kesejahteraan dari waktu ke waktu berdasar teori neo-klasik,
2. Sudut pandang ekologi,
3. Sudut pandang sosial,
4. Sudut pandang secara keseluruhan.
Terdapat banyak masalah dan hambatan dalam kemajuan pembangunan
berkelanjutan, kriteria yang seringkali ditemui :

a. Perlu koordinasi secara global,


b. Perlu relevansi dengan pemngambil keputusan,
c. Perlu kerjasama untuk perkiraan kondisi lingkungan masa depan dan konsekuensi
untuk manusia.

Banyak yang menilai bahwa aktivitas ekonomi berskala global saat ini mengancam
keberlanjutan dengan mengurangi kapasitas untuk kebutuhan manusia di masa yang akan
datang. Banyak yang berpendapat untuk memperluas skala kegiatan ekonomi untuk
mengurangi angka kemiskinan, hal yang dibutuhkan adalah pertumbuhan ekonomi jenis
baru yang memiliki dampak lebih sedikit dan tidak mengancam lingkungan dan
keberlanjutan.

Bab ke-sembilan berisi bahasan tentang pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup,
lingkungan menyediakan sumber daya dalam proses produksi merupakan kunci dari
perekonomian manusia. Pertumbuhan ekonomi menjadi faktor dalam perbaikan dalam
berbagai dimensi, perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan dalam standar hidup,
Kesehatan, harapan hidup, pendidikan, dan kesempatan ekonomi.

Modal sumber daya alam merupakan aset dalam penyedia sumber daya dan jasa
lingkungan dalam proses produksi ekonomi, dalam bentuk udara, air, dan tanah.
Kebijakan lingkungan memiliki peran untuk menciptakan pengelolaan, penyediaan, dan
penggunaan sumber daya lingkungan dengan peningkatan kesejahteraan berkelanjutan
untuk generasi yang akan datang. Intervensi pemerintah bertujuan mencegah agar tidak
terjadi kegagalan dalam penggunaan sumber daya alam secara berlebih. Beberapa
kegagalan pasar, memerlukan kombinasi instrument yang ada agar efisien dan efektif.
Instrument kebijakan berbasis pasar (ekonomi) terdapat :

1. Perubahan iklim,
2. Kebijakan terkait limbah,
3. Menyampaikan tujuan lingkungan lebih luas.
Pada bab ke-sepuluh membahas lebih lanjut tentang instrument kebijakan lingkungan,
lingkungan membutuhkan sebuah institusi dan instrument untuk memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya dalam proses ekonomi tanpa mengurangi kualitas lingkungan
untuk generasi yang akan datang. Instrument yang dapat digunakan adalah instrument
perintah dan instrument pengawasan (command & control), instrument ini bertujuan
mendorong masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga
lingkungan. Instrument kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan secara khusus
dibedakan menjadi :

1. Kebijakan intensif fan subsidi,


2. Kebijakan disintensif, pajak, dan retribusi,
3. Kebijakan penentuan harga dari sumber daya.

Fungsi dari instrument ini adalah mendorong penggunaan dan pengelolaan sumber
daya alam yang lebih efisien, dan menerapkan prinsip Polluter Pays Principle yang
merupakan limbah dari Tindakan seseorang atau perusahaan dapat dibatasi. Prinsip
Polluter Pays Principle di mana pencemar lingkungan harus membayar biaya untuk
melaksanakan Tindakan pencegahan dan pengendalian yang akan dinilai oleh otoritas
publik.

Instrument ekonomi menyediakan chanel dari pasar dalam bentuk harga relatif atau
transfer keuangan. Instrument ekonomi memiliki fitur penting dengan memberikan
kebebasan agen-agen untuk memilih solusi yang paling menguntungkan.

Bab ke-sebelas mengulas perdagangan internasional dan lingkungan, perkembangan


ekonomi di Indonesia menerapkan sistem perekonomian terbuka di mana aktivitasnya
berhubungan dengan internasional. Tetapi jika perkembangan ini tidak diikuti dengan
menjaga kelestarian lingkungan dan sumber daya alam akan timbul banyak masalah-
masalah lingkungan yang akan terjadi.

Perdagangan internasional berdampak cukup parah dalam negara-negara dengan


tingkat ekonomi rendah, yaitu menimbulkan hutang luar negeri karena ekspor dan impor.
Hutang ini mengakibatkan negara terpaksa melakukan eksploitasi sumber daya alam
untuk melunasi hutang. Terjadi kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang
dalam penglolaan lingkungan karena perbedaan tekonologi, kualitas sumber daya
manusia, dan tingkat pendapatan masyarakat. Negara maju kebanyakan tidak memiliki
sumber daya alam yang melimpah sehingga melakukan kerjasama yang menguntungkan
dengan negara berkembang. Beberapa prinsip perdagangan internasional menurut Adolf
(2005) :

1. Prinsip dasar kebebasan berkontrak,


2. Prinsip dasar Pacta Sunt Servanda,
3. Prinsip dasar penyelesaian sengketa dengan Arbitrase,
4. Prinsip dasar kebebasan komunikasi.

Semua jenis aktivitas produksi mulai dari pembuatan produk hingga produk tersebut
siap dipasarkan adalah metode Proses Produksi atau Production Process Method (PPMs),
pemilihan produk dalam suatu negara dapat dilakukan dengan menerapkan metode ini,
proses produksi berpengaruh terhadap karakteristik produk. Untuk bisa melakukan
perdagangan internasional, lebih baik tetap menjaga kelestarian lingkungan secara global,
sehingga negara maju bida lebih transparan pada aturan-aturan yang dibuat dan negara
berkembang dapat menerapkan aturan tersebut.

Dalam bab ke-dua belas berisi bahasan mengenai equity secara mendalam, equity
berbicara tentang keadilan yang berasal dari konsep keadilan social. Equity menyiratkan
mengenai keadlian dalam distribusi keuntungan dan kerugian, dan hak setiap orang
terhadap kualitas dan standar hidup yang diterima. Teori pengembangan SEAJAS
(Socially and Environmentally Just and Sustainable) tujuannya untuk menciptakan
efisiensi yang bernilai sesuai dengan kesejahteraan material manusia dan kesehatan
ekosistem global dan lokal.

Pada bab terakhir yaitu bab ke-tiga belas membahas tentang isu dalam ekonomi
ekologi dan pembangunan berkelanjutan, pada awalnya dunia masih seimbang antara
sumber daya alam dan kebutuhan manusia sehingga banyak area konservasi dan area yang
banyak sumber daya alam, namun area-area tersebut sudah digunakan oleh manusia
dikarenakan kebutuhan dan populasi yang relative banyak. Mengakibatkan modal alam
mengalami kelangkaan dan mulai terpikit untuk diganti dengan modal buatan manusia.
Terdapat 3 masalah ekonomi yang utama yaitu 1) alokasi, 2) distribusi, 3) dan skala. Isu
dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia seperti degradasi sumber daya akibat dari
aspek perlindungan dan pelestarian lingkungan terabaikan. Untuk mewujudkan SDG
(Sustainable Development Goal) dengan strategi yang holistic kombinasi antara
pertumbuhan ekonomi, sosial, dan keberlanjutan lingkungan dengan menerapkan konsep
E3. Negara-negara yang mulai menerapkan E3 adalah Swedia, Denmark, Finlandia,
German, dan Perancis.

Anda mungkin juga menyukai