Anda di halaman 1dari 15

MENGULAS BUKU : Ecology, Economy, Equity (Sebuah Upaya

Penyeimbangan Ekologi dan Ekonomi)

OLEH RITA PARMAWATI

1. Judul : Ecology, Economy, Equity (Sebuah Upaya


Penyeimbangan Ekologi dan Ekonomi)
2. Penulis : Rita Parmawati
3. Tahun Terbit : 2018
4. Penerbit : UB Press
5. ISBN : 978-602-432-567-1
6. Jumlah Halaman : i – xvii + 191 Halaman
7. Tebal Buku : 15,5 cm x 23,5 cm
8. Sinopsis : Perhatian dunia terhadap isu-isu lingkungan mulai
menjadi hal yang utama, karena pembangunan yang terus dilakukan di negara-
negaraa dunia banyak berdampak pada lingkungan di sekitarnya. Kemudian
mulai muncul konsep dengan nama pembangunan berkelanjutan, yang
merupakan Langkah untuk bisa menyelaraskan, mengintegrasikan, dan
mensamaratakan aspek-aspek lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial budaya,
serta untuk memenuhi kesejahteraan saat ini dan masa depan. Pembangunan
berkelanjutan memiliki sebuah sifat yang bernilai normatif dan memiliki prinsip-
prinsip di dalamnya. Prinsip ini disebut sebagai Tiga Pilar Ketahanan (The Three
E’s of Sustainibility) yang terdiri dari pertumbuhan ekonomi, keberlanjuyan
lingkungan, dan kesetaraan sosial (equity). Keberlanjutan sistem ekonomi harus
bisa memproduksi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dasar yang akan
menunjang adanya pertumbuhan ekonomi, namun harus diintegrasikan dengan
adanya ekosistem lingkungan hidup sebagai sistem penopang yang sekaligus
berfungsi sebagai jaringan kehidupan. Keberlanjutan dari sistem lingkungan
harus mampu mempertahankan sumber daya secara stabil, menghindari adanya
eksploitasi atau menjaga agar lingkungan tidak kehilangan fungsi utamanya,
menggunakan sumber daya buatan untuk menggantikan sumber daya yang tidak
dapat diperbarui. Keberlanjutan dari sistem sosial harus bisa dicapai dengan
adanya equity atau kesetaraan yang termasuk dalam bidang kesehatan dan
pendidikan, kesetaraan gender, akuntabilitas politik, dan partisipasi masyarakat,
serta perdagangan. Dengan adanya integrasi dari ketiga pilar tersebut, dapat
menjadi langkah utama suatu negara untuk menuju pembangunan yang
berkelanjutan.
RINGKASAN ISI BUKU

1. BAB 1 : Keseimbangan dan Ekonomi Ekologi


Ekologi adalah analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Ini adalah bidang interdisipliner yang mencakup biologi, geografi,
dan ilmu bumi. Ekologi mencakup studi tentang interaksi yang dimiliki organisme
satu sama lain, organisme lain, dan komponen abiotik di lingkungan mereka.
Sedangkan definisi ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang berarti tempat
memproduksi, mendistribusikan atau pertukaran, konsumsi, dan penyediaan jasa
layanan. Ekonomi didefinisikan sebagai domain sosial yang cenderung berbentuk
praktik di lapangan, wacana, dan pokok bahasannya terkait dengan produksi,
penggunaan, dan pengelolaan sumberdaya (Paul, 2015). Equity atau ekuitas
merupakan keadilan yang harus ada dalam diri manusia untuk dibawa dalam
kehidupan bermasyarakat. Setiap komunitas memiliki hak yang sama untuk
mengakses sumberdaya dan kemudian tidak akan ada individu atau kelompok
yang dimintai pertanggungjawaban lebih besar atas beban lingkungan.
Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi disebut sebagai ekonomi
ekologi. Ekonomi ekologi adalah sebuah kajian mengenai hubungan antara
manusia dan alam. Manusia tidak terlepas dari adanya prinsip ekonomi karena
manusia adalah hewan yang istimewa yang memiliki kemampuan untuk
berinteraksi secara sosial antar individu dan memiliki aktivitas ekonomi yang jauh
berbeda dari hewan yang lainnya. Ekonomi dapat dikatakan sebagai sebuah sistem
tunggal, sedangkan alam atau lingkungan adalah keseluruhan alam yaitu planet
bumi. Perekonomian terletak di dalam bumi di mana terjadi proses tukar menukar
energi terjadi dalam hal itu. Sehingga, manusia pasti melakukan interaksi dengan
alam dalam setiap aktivitasnya. Ekonomi ekologi adalah studi tentang hubungan
antara manusia dan alam. Dengan kata lain, ilmu ini menjelaskan mengenai
interaksi antara sistem ekonomi dan sistem ekologi.
Keberlanjutan sistem ekonomi harus bisa memproduksi barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan dasar. Keberlanjutan sistem lingkungan juga harus mampu
mempertahankan sumberdaya secara stabil, menghindari adanya eksploitasi atau
menjaga agar lingkungan tidak kehilangan fungsi utamanya, menggunakan
sumberdaya buatan untuk menggantikan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.
Selanjutnya keberlanjutan dari sistem sosial harus bisa dicapai dengan adanya
equity atau kesetaraan. Hal ini berlaku dalam bidang kesehatan, pendidikan,
kesetaraan gender, akuntabilitas politik, dan partisipasi.
Pertumbuhan ekonomi telah menghasilkan banyak manfaat antara lain
meningkatkan standar kehidupan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
namun dalam penerapannya juga mengakibatkan berkurangnya sumber daya alam
dan degredasi ekosistem. Bukti bahwa subsistem ekonomi telah mencapai bahkan
melampaui batas dari ekosistem global sebagai sumber bahan dan penyerap
limbah antara lain adalah penggunaan biomass oleh manusia yang setiap tahunnya
menjadi hampir dua kali lipat. Bukti keduanya adalah perubahan iklim, dimana
dunia sudah semakin hangat. Penyebabnya adalah aktivitas manusia atau
variabilitas alami, namun banyak bukti yang mengatakan bahwa manusia adalah
penyebabnya. Selanjutnya adalah kerusakan lapisan ozon dan degradasi lahan.
Tanah telah mengalami degradasi oleh aktivitas manusia selama ribuan tahun, dan
dalam banyak kasus, lahan yang telah terdegradasi tidak dapat digolongkan
menjadi lahan yang produktif. Hal ini terjadi karena jika tanah telah terdegradasi,
ia memiliki dampak besar pada lahan dan lanskap, karena degradasi tanah
mencegah atau menghambat pertumbuhan tanaman. Bukti terakhir adalah
penurunan tingkat biodiversitas. Aktivitas ekonomi manusia telah tumbuh begitu
besar sehingga tidak ada lagi ruang bagi semua spesies di bumi ini. Tingkah
pengambil-alihan habitat satwa liar dan kepunahan spesies telah mengalami
percepatan selama beberapa dekade terakhir.
Untuk menuju SDGs maka harus dilakukan pendekatan menggunakan The
Three E’s of Sustainibility yang termasuk Ekologi, Ekonomi, dan Equity. Sehingga,
perlu adanya keseimbangan pada pembangunan suatu negara, tidak hanya
berfokus pada ekonomi saja namun juga mempertimbangkan lingkungan dan
keadilan masyarakat.
2. BAB 2 ; Ekonomi Alam
Ekonomi sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaan,
dan alokasi sumberdaya alam yang ada di bumi. Tujuan utama dari ekonomi
sumberdaya alam adalah untuk lebih memahami peran sumberdaya alam dalam
perekonomian sehingga dapat dikembangkan metode pengelolaan sumberdaya
yang lebih berkelanjutan untuk memastikan ketersediaannya bagi generasi
mendatang.
Sumberdaya alam terbagi menjadi dua, yaitu sumberdaya alam terbarukan
dan sumberdaya alam yang tidak terbarukan. Sumberdaya alam yang terbarukan
adalah sumberdaya alam yang dapat disesuaikan dengan berlalunya waktu, baik
melalui reproduksi biologis atau proses alami lainnya yang berulang. Sedangkan
sumberddaya alam yang tidak terbarukan adalah sumberdaya yang terbatas,
dimana sumberdaya ini tidak dapat diperbaharui pada tingkat yang memadai
untuk bisa diekstraksi untuk kepentingan ekonomi yang berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
Kedua jenis sumberdaya alam ini memegang peranan penting terhadap
eksistensi lingkungan. Pada dasarnya input dari alam akan diproses sebagai
bentuk kegiatan ekonomi. Maka dari itu, dengan meningkatnya tingkat aktivitas
ekonomi dan meningkatnya jumlah spesies manusia, ambang kapasitas asimilasi
alam telah dilanggar, alam serta ekosistem menjadi sumberdaya akan semakin
langka.
3. BAB 3 : Eco-Analysis dan Green Growth
Dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi, harus terdapat kegiatan analisis
ekonomi. Tujuan dari analisis ekonomi ini adalah untuk mengetahui dan
menentukan nilai biaya dan manfaat dari proyek yang dilakukan, juga dapat
mengetahui dampak positif dan negatifnya. Analisis ekonomi dapat mengetahui
kelayakan kegiatan yang dijalankan mulai dari berbagai aspek, yaitu aspek hukum,
aspek pasar dan pemasaran, aspek operasional, aspek manajemen, aspek
organisasi, aspek sosial, dan aspek yang terkait dengan dampak lingkungan.
Analisis ekonomi juga memiliki peranan dalam perumusan kebijakan untuk
pembangunan dalam skala lokal maupun nasional.
Green Growth merupakan pertumbuhan ekonomi yang berkontribusi
terhadap penggunaan modal alam secara bertanggung jawab, mencegah dan
mengurangi polusi, dan menciptakan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
sosial secara keseluruhan dengan membangun ekonomi hijau (green economy),
dan akhirnya memungkinkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan
(sustainable development). Green Growth dinilai sangat penting untuk bisa
mengatasi tantangan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan Green Growth membawa faktor lingkungan ke dalam keputusan
ekonomi sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi sumberdaya, mengubah
sistem energi, menilai modal alami dalam kalkulus ekonomi, dan menentukan
eksternalitas lingkungan.
Di negara-negara berkembang, pembelajaran mengenai Green Growth
masih terhitung sedikit. Padahal, harus ada sebuah pengalaman mengenai
pentingnya pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan tetap menjaga
lingkungannya. Strategi Green Growth telah dikembangkan untuk negara-negara
berpenghasilan rendah yang membutuhkan adanya penguatan untuk mengatasi
masalah lingkungan dan sosial sepenuhnya. Untuk daerah Malawi, Mozambik,
dan Afrika Selatan, menunjukkan bahwa kebijakan Green Growth mungkin tidak
sesuai dengan keunggulan komparatif dan investasi masa lalu mereka, yang secara
ekonomi mahal dan masih adanya perlawanan dari rakyat.
Green Growth sangat terkait dengan gagasan Green Economy yang
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial dan keadilan sosial secara
keseluruhan, sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan penurunan kualitas
ekosistem. Green Economy ditandai dengan adanya peningkatan investasi yang
cukup besar di sektor ekonomi untuk menciptakan dan memperkuat modal alam
dari bumi atau berkontribusi terhadap penurunan defisiensi ekologi dan ancaman
lingkungan. Tujuan dari Green Economy adalah memberantas kemiskinan dan
memberikan dukungan kepada negara-negara berkembang. Sedangkan tujuan dari
Green Growth adalah melanjutkan pertumbuhan ekonomi, sekaligus menyadari
peran modal alam dalam proses perencanaan dan neraca nasional.
4. BAB 4 : Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan
Antara abad ke-18 dan akhir 1940-an, sudut pandang yang berlaku di Barat
adalah alam merupakan sesuatu untuk dipelajari, dicatat, dimiliki, dan
dieksploitasi, dan bahwa bumi hampir tidak terbatas dan tahan lama. Pada 1960-
an, sikap manusia mulai berubah dimana telah terjadi perkembangan ketertarikan
pada isu lingkungan oleh orang-orang di luar akademisi. Hal ini didorong oleh
penyebab yang sangat kompleks seperti polusi yang semakin nyata, hilangnya
keanekaragaman hayati, penurunan stok ikan, degradasi tanah, penggundulan
hutan, sebuah kesadaran bahwa dunia ini terbatas dan mudah rusak. Pada tahun
1960-an, minat masyarakat terhadap isu lingkungan telah meningkat. Para
pemerhati lingkungan mulai banyak terbentuk. Akibat perhatian pada lingkungan
yang semakin meningkat, muncul konsep pembangunan berkelanjutan yang
menjadi bagian penting dalam wacana lingkungan dan pembangunan pada abad
ke-21.
Proses pembangunan suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan peran
dari kelembagaan yang berupa intansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan
peraturan perundang-undangan serta rencana kegiatan yang diajukan pemerintah.
Selain instansi dan lembaga pemerintah, ada juga lembaga-lembaga yang muncul
dari inisiatif masyarakat sendiri untuk bisa mengelola lingkungan hidup, tetapi
lembaga ini masih sangat berpedoman pada hukum adat yang berbeda di setiap
daerah. Namun, lembaga-lembaga lokal ini terbukti mampu melaksanakan
tugasnya untuk bisa menjaga kelestarian lingkungan karena masyarakat pedesaan
atau pedalaman lebih percaya pada hukum adat daripada hukum yang berlaku
secara nasional.
5. BAB 5 : Sejarah Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah proses pembangunan
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap
mempertahankan stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan
datang. Para ahli ekonomi sudah banyak berdiskusi mengenai konsep
pembangunan berkelanjutan, namun pada tahun 1798 saat Mathus mulai
memikirkan mengenai ketersediaan lahan yang ada di Inggris mulai berkurang
karena adanya ledakan penduduk yang sangat pesat dan tidak dapat terkontrol.
Kemudian pada tahun 1972, Meadowet et al., menerbitkan buku yang berjudul
The Limit to Growth. Dalam bukunya, ia menjelaskan bahwa pertumbuhan pada
sektor ekonomi akan sangat dipengaruhi dan mampu dibatasi oleh ketersediaan
sumberdaya alam suatu wilayah. Apabila sumberdaya alam terbatas jumlahnya,
maka kegiatan ekonomi yang berdasarkan hal tersebut tidak dapat dilakukan
secara berkelanjutan.
Berbagai kritikan yang dilakukan oleh para ahli ekonomi mulai muncul
karenah lemahnya fundamental ekonomi dalam buku The Limit to Growth.
Walaupun mendapatkan banyak kecaman dan kritikan, buku tersebut telah
membuka mata manusia mengenai pentingnya pembangunan yang dilakukan di
seluruh dunia. Kemudian PBB melakukan konferensi pada tahun 1972 di
Stockholm yang merupakan pemicu munculnya pembangunan berkelanjutan.
PBB menilai bahwa pembahasan pembangunan berkelanjutan sangat penting
sehingga muncul konferensi-konferensi lain yang digagas oleh PBB untuk terus
membahas pembangunan berkelanjutan seperti Millenium Development Goals
pada tahun 2000 dan Konferensi Tingkat Tinggi Dunia pada tahun 2002.
Perhatian dunia pada masalah lingkungan sudah cukup serius sejak
diadakannya konferensi oleh PBB pada tahun 1972, yang mendorong munculnya
banyak konferensi yang bertemakan lingkungan yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah lingkungan yang ada di dunia yang akan
dihadapi di masa yang akan datang. Indonesia sudah banyak terdampak dari
adanya konferensi PBB mengenai lingkungan. Kunci dari pembangunan
berkelanjutan adalah terpenuhinya kebutuhan saat ini tanpa mengurangi
kemampuan lingkungan atau sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan di masa
yang akan datang. Dalam konteks ini, kebutuhan merupakan sebuah hal yang
berguna untuk kelangsungan hidup alam dan manusia.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menyepakati penerapan dari
tujuan pembangunan berkelanjutan dan memiliki komitmen untuk menyukseskan
hal tersebut. Hingga tahun 2016, Indonesia dalam penerapannya untuk
pembangunan berkelanjutan telah melakukan beberapa langkah seperti
melakukan pemetaan untuk menyelaraskan antara tujuan dan target pembangunan
berkelanjutan, melakukan pemetaan mengenai data dan indikator pada target
pembangunan berkelanjutan, menyusun definisi operasional untuk setiap langkah
dalam pembangunan berkelanjutan, dan lain sebagainya.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga membentuk Sekretariat Nasional
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, agar implementasi dari pembangunan
berkelanjutan juga semakin merata. Tujuan dari secretariat ini adalah untuk
melakukan koordinasi antar kegiatan pembangunan berkelanjutan yang dilakukan
di Indonesia dengan beberapa pemangku kepentingan akademisi. lembaga
pemerintaha, LSM, dan pengusaha.
6. BAB 6 : Pendekatan Ekonomi Ekologi
Ekonomi Ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam
usaha berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan
dengan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Isu konseptual mengenai ekonomi
ekologi antara lain adalah nilai monisme, model aktor rasional, analisis marginal,
perlakuan ketidakpastian, peran efisiensi dalam kebijakan ekonomi, dan produksi
sebagai bentuk sosial dan fisik. Isu-isu ini snagat penting untuk keberadaan teori
neoklasik dan untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial.
Nilai monisme menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek
utilitas memiliki beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk
bisa selalu dibandingkan. Model aktor rasional merupakan titik awal untuk
analisis ekonomi yang membuat keputusan tanpa konteks sosial atua lingkungan.
Analisis marginal dapat diartikan sebagai pandangan dalam sebuah ilmu ekonomi
yang bertahap, terus-menerus, dan progresif. Dapat dikatakan sebagai pandangan
yang kurang sempurna dari suatu proses evolusi. Apabila sebuah margin
berguncang secara acak, dapat diartikan sebagai motor penggerak perubahan
evolusioner dalam suatu sistem ekonomi dan biologi,
Perlakuan ketidakpastian adalah isu utama yang membagi ahli ekonomi
neo-liberal dan heterodoks. Dalam penerapannya, ada beberapa pelajaran yang
dapat diambil yaitu perlu melakukan percobaan secara skala kecil dan memantau
rangkaian peristiwa evolusioner yang terjadi, melakukan percobaan dengan
komitmen jangka panjang harus dihindari, mulai untuk menghargai keragaman
dalam sistem bersama yang berkembang sangat baik karena tanpa adanya hal
tersebut ada kemungkinan stagnasi, dan menekankan proses evolusioner daripada
perbaikan mekanis.
7. BAB 7 : Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi
Ekonomi ekologi adalah suatu cabang studi yang mempelajari hubungan
antara hubungan manusia dengan alam. Dengan kata lain, studi yang mempelajari
interaksi-interaksi yang terjadi pada sistem ekonomi dan sistem ekologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Darwanto pada tahun 2007 menyatakan bahwa
suatu bangsa memiliki tujuan yaitu untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup masyarakatnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan
meningkatkan produktivitas pada semua bidang yang nantinya akan mendorong
pada semakin meningkatnya perekonomian bangsa. Ekonomi negara dapat
dikatakan produktif apabila upah pegawai yang semakin tinggi, karena
keuntungan yang didapatkan dari investasi yang ada cenderung lebih tinggi dan
besar, sedangkan upah pegawai yang rendah menandakan perekonomian yang
tidak produktif, hal ini dikarenakan keuntungan yang didapat rendah dari jumlah
investasi yang telah diberikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa produktivitas
menjadi senjata utama untuk bisa meningkatkan kemakmuran dan daya saing.
Menurut Brown (2001), ahli ekonomi ekologi berpendapat bahwa
perekonomian harus memperhatikan ekologi untuk bisa memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa membahayakan masa depan. Konsep ini tidak saling mementingan
antara ekologi atau lingkungan dahulu atau ekonomi terlebih dahulu, karena untuk
membangun perekonomian berkelanjutan diperlukan adanya kolaborasi antara
ekonomi dan ekologi untuk menstimulasi pembangunan.
8. BAB 8 : Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan
Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas sistem
ekonomi dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia di masa yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan adalah langkah
untuk bisa menyelaraskan, mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek-aspek
sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup. Banyak pakar yang khawatir
dengan adanya sistem perekonomian saat ini yang tidak mencerminkan adanya
keberlanjutan sehingga suatu saat dapat merusak kapasitas sistem ekonomi dan
lingkungan untuk terus memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
Pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan pembangunan sosial
budaya dan pembangunan lingkungan hidup ke dalam arus utama pembangunan
nasional agar kedua aspek tersebut mendapat perhatian yang sama bobotnya
dengan aspek ekonomi. Ekonomi hanya bisa tumbuh jika didukung ekosistem
lingkungan hidup sebagai sistem penopang kehidupan yang sekaligus berfungsi
sebagai jaringan kehidupan. Di dalam jejaring kehidupan, semua bergantung pada
semua.
Konsep pembangunan berkelanjutan memiliki sebuah sifat yang bernilai
normative, dimana hal ini membuatnya sulit untuk dijabarkan secara analitis.
Terlepas dari hal tersebut, tiga prinsip pembangunan berkelanjutan adalah hal
yang sangat penting. Dengan memanfaatkan perspektif ekonomi, ekologi, dan
sosial, terdapat beberapa tema yang merupakan turunan dalam paradigma
pembangunan :
- Keberlanjutan ekonomi mensyaratkan bahwa harus ada berbagai jenis
modal yang membuat produksi ekonomi terus dipertahankan atau
bahkan diperbesar. Moda tersebut adalah modal buatan, modal alam,
modal manusia, dan modal sosial. Pergantian modal mungkin untuk
dilakukan, namun modal tersebut juga harus dapat saling melengkapi.
- Konservasi ekosistem dan sumberdaya alam sangat penting untuk
ptoses produksi pada sistem ekonomi yang berkelanjutan dan adil
untuk semua generasi.
- Keadilan sosial, pemenuhan kebutuhan, kesehatan, dan pendidikan
dasar, serta pemenuhan partisipasi masyarakat dalam sistem
demokrasi merupakan elemen penting dalam pembangunan dan terkait
dengan kelestarian lingkungan.
9. BAB 9 : Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup
Seiring perekonomian global yang mulai bangkit dari masa resesi, banyak
pendapat yang mengatakan bahwa harus ada pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan bertahan lama. Lingkungan memainkan peran kunci dalam
perekonomian manusia, sebagai penyedia bahan yang kemudian masuk ke dalam
proses produksi dan melalui banyak layanan yang diberikannya. Pertumbuhan
ekonomi pada akhirnya berperan penting untuk kesejahteraan ekonomi dan
manusia. Hal ini merangsang munculnya kemajuan teknologi, seperti yang
dibutuhkan untuk terus mengurangi pola konsumsi dan proses produksi yang
berdampak pada lingkungan. Ini juga merupakan faktor penting untuk mendorong
kesejahteraan lainnya, seperti perbaikan kesehatan, pendidikan, dan kualitas
hidup secara keseluruhan.
10. BAB 10 : Instrumen Kebijakan Lingkungan
Ekonomi berwawasan lingkungan adalah hal positif yang dapat dirasakan
oleh semua pihak antar generasi. Selama ini banyak kritik yang menyatakan
bahwa ekonomi yang ada masih belum berpihak pada lingkungan. Bahkan proses
produksi banyak mendorong pada terdegradasinya laham yang ada di alam. Hal
ini dikarenakan pada mulanya ekonomi tidak membicarakan masalah lingkungan,
karena lingkungan dianggap sebagai faktor luar. Dalam prosesnya, perlu sebuah
institusi dan instrument yang dapat memaksimalkan pamanfaatan sumberdaya
alam dalam proses ekonomi tanpa merusak dan mengurangi kualitasnya untuk
generasi yang akan datang. Sehingga akan tercapai kemakmuran untuk bangsa
secara khusus dan global secara umum. Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh
siapa saja karena lingkungan adalah barang publik. Namun tetap masing-masing
pribadi memiliki tanggung jawab dalam penggunaannya, sehingga perlu adanya
dukungan dari pemerintah untuk terlaksananya hal tersebut.
11. BAB 11 : Perdagangan Internasional dan Lingkungan
Pada tahun 1970, masyarakat internasional mulai mengkhawatirkan
dampak dari perdagangan internasional dalam konteks ekonomi dalam
pembangunan sosial dan masalah lingkungan hidup. Negara-negara yang dahulu
ikut berperang mulai membangun perekonomian negaranya yang ditandai dengan
semakin banyak industri di dunia yang diikuti dengan perkembangan teknologi
dan ilmu pengetahuan. Masalah yang dihadapi di masa tersebut dan berlanjut
hingga saat ini adalah dampak dari adanya perdagangan internasional yang
mendukung pembangunan ekonomi dengan lingkungan hidup.
Perdagangan internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk
negara-negara yang sedang berkembang atau negara dengan tingkat ekonomi
yang rendah, yaitu munculnya hutang luar negeri karena proses ekspor dan impor.
Hutang ini memaksa negara untuk terus melakukan eksploitasi terhadap
sumberdaya alam yang ada di negaranya untuk bisa melunasi hutang luar
negerinya. Selain itu, masih banyak negara maju yang enggan memberikan
bantuan teknologi dalam bidang industri ramah lingkungan untuk negara
berkembang, sehingga negara berkembang semakin sulit untuk meningkatkan
perekonomiannya. Hubungan yang ada pada perdagangan dan lingkungan bukan
terkait masalah produk yang dihasilkan saja, namun mencakup proses produksi
(awal) hingga barang tersebut terdistribusi (akhir).
Masalah lingkungan yang terjadi dalam perdagangan internasional tidak
lagi menjadi bahan perhatian pakar lingkungan saja, namun sudah menjadi salah
satu dari masalah ekonomi. Permasalahan lingkungan selalu menjadi hal yang
sangat dipertimbangkan dalam perdagangan internasional saat ini, sehingga
muncul rencana untuk membuat sebuah standarisasi dengan menggunakan
ekolabel. Ekolabel dapat diartikan sebagai sebuah deskripsi produk yang
menyatakan bahwa dalam proses produksinya tidak ada kegiatan yang merusak
lingkungan. Sehingga apabila produk belum memiliki ekolabel, kemungkinan
besar akan ditolak oleh konsumen di berbagai negara.
Pada beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang,
penerapan ekolabel sudah sangat berkembang. Hal ini juga didukung oleh
kepedulian masyarakat yang tinggi kehidupan mengenai Go Green. Konsumen
yang memiliki pengetahuan dan pendapatan yang tinggi membuat konsumen rela
mengeluarkan banyak uang untuk membeli produk berlogo ekolabel.
12. BAB 12 : Equity
Prinsip utama di balik pembangunan berkelanjutan adalah keadilan dan
equity antar sektor. The Brundtland Commission, yang memainkan peran penting
dalam mempopulerkan gagasan pembangunan berkelanjutan mendefinisikannya
sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi
kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Equity berbicara tentang keadilan yang berasal dari konsep keadilan sosial. Ini
merupakan kepercayaan bahwa ada beberapa hal yan harus dimiliki oleh setiap
orang, ada kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Secara khusus menunjukkan
apabila ada yang memiliki tingkat pendapatan minimum, kualitas lingkungan
yang ada tetap dapat mendukung kehidupannya di masa yang akan datang.
Konsep keadilan berakar kuat dalam hukum internasional. The Universal
Declaration of Human Rights menyatakan bahwa pengakuan terhadap martabat
yang melekat dan hak-hak yang sama tidak dapat dicabut dari manusia karena hal
itu adalah fondasi kebebasan, keadilan, dan kedamaian di dunia. Intergenerational
Equity adalah konsep yang menyatakan bahwa manusia memiliki lingkungan
alam dan budaya yang sama baik dengan generasi sekarang dan generasi lainnya.
Artinya kita mewarisi bumi dari generasi sebelumnya dan berkewajiban untuk
menjaga dan memberikannya dalam kondisi yang wajar ke generasi mendatang.
Adanya kesetaranaan berhubungan dengan kesejahteraan. Terdapat
kepercayaan bahwa orang-orang yang tidak dapat memastikan syarat dasarnya
untuk bisa bertahan hidup cenderung berada pada kondisi yang relatif tidak
bahagia. Namun, bagi orang-orang yang terbiasa hidup di atas garis kemiskinan,
terdapat pengaruh dari kekayaan atau tingkat konsumsi terhadap kebahagiaan
yang masih relatif. Semakin banyak jumlah materi yang ada di dunia tidak
berkolerasi sempurna dengan kebahagiaan. Pertumbuhan ekonomi memiliki
banyak kontribusi saat populasi tersebut hidup di bawah tingkat kepuasan dengan
kebutuhan dasar, namun bagi populasi yang relatif kaya, pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan dan peningkatan konsumsi dapat memiliki dampak positif atau
bahkan negatif terhadap kesejahteraan.
13. BAB 13 : Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan
Saat ini mulai terjadi banyak perubahan di negara-negara di seluruh
penjuru dunia, dimana awalnya keadaan dunia masih seimbang antara
sumberdaya alam dan kebutuhan manusia sehingga masih banyak area konservasi
dan lokasi yang mengandung banyak sumberdaya alam. Namun, area-area
tersebut sekarang sudah dikonversi menjadi area pemanfaatan untuk kepentingan
manusia. Selain itu, pola pemikiran manusia yang belum bisa berubah dari
perekonomian kosong menjadi perekonomian dunia saat ini. Banyak terjadi
kelangkan pada modal alam karena masyarakat memiliki pandangan bahwa modal
alam dapat diganti dengan modal buatan manusia.
Konferensi yang dilakukan di Stockholm pada tahun 1972 oleh PBB
mengangkat isu dunia terhadap lingkungan hidup. Namun, masih banyak
masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat secara global berkaitan dengan
lingkungan yaitu mensejahterakan masyarakat dan pelestarian fungsi lingkungan
hidup yang bertujuan untuk menopang kehidupan manusia. Indonesia yang berada
pada jalur strategis lingkungan yang baik, terus melakukan kegiatan
pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya, namun hal ini
berdampak pada terdegradasinya sumberdaya alam yang ada. Hal ini dikarenakan
aspek perlindungan dan pelestrian lingkungan yang terabaikan. Selain itu, juga
mendorong munculnya kemiskinan pada masyarakat yang bergantung pada
sumberdaya alam yang ada untuk pemenuhan kebutuhannya.
Aktivitas masyarakat semakin lama semakin meningkat jumlahnya yang
akan berimplikasi pada makin bertambahnya masalah-masalah sosial dan
lingkungan hidup. Apabila semakin lama masalah lingkungan tidak secepatnya
diselesaikan maka dapat menghambat adanya pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Masalah-masalah ini akan semakin terlihat apabila
efek negatif dari aktivitas ekonomi tidak diantisipasi terlebih dahulu.

PENILAIAN

Kelebihan : Tata bahasa yang ada di buku sudah cukup baik dan mudah dipahami
oleh pembaca. Materi yang dibawakan pun cukup terperinci dan lengkap, serta mudah
dipahami oleh pembaca.

Kekurangan : Ada beberapa tanda baca dan ejaan yang belum sesuai dengan kaidah
kebahasaan. Ada beberapa kesalahan penulisan kosakata.

Anda mungkin juga menyukai