Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yulia Dameria

No / Nim : 08 / 215030800111028
Dosen Pengampu : Dr. Rita Parmawati, S.P., M.E.
UTS Analisis Dampak Pariwisata

[Review Buku Ecology, Economy, Equity]

Informasi Umum:
Buku ini membahas mengenai Tiga Pilar Pembangunan ini harus diperhatikan secara
menyeluruh. Buku ini berjudul Ecology, Economy, Equity yang ditulis oleh Rita Parmawati.
Buku ini diterbitkan oleh UB Press, Malang pada tahun 2018. Buku ini memuat 191 halaman.

Esai Rangkuman:
Pada Bab 1 dalam buku ini membahas mengenai “Keseimbangan dalam Ekonomi
Ekologi”. Ekologi adalah analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Ini adalah bidang interdisipliner yang mencakup biologi, geografi, dan ilmu
bumi. Ekologi mencakup studi tentang interaksi yang dimiliki organisme satu sama lain,
organisme lain, dan komponen abiotik di lingkungan mereka.
Ekonomi didefinisikan sebagai domai sosial yang cenderung berbentuk praktik di
lapangan, wacana, dan pokok bahasannya terkait dengan produksi, penggunaan, dan
pengelolaan sumberdaya (Paul, 2015). Agen ekonomi dapat berupa individu, bisnis,
organisasi, atau pemerintah. Ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang pengalokasian sumberdaya, yang mempunyai alternatif-alternatif
penggunaan, dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia yang tidak terbatas (Fauzi,
2004). Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam sebaiknya berpedoman pada prinsip
ekonomi yang mempetimbangkan jangka waktu masa kini dan masa datang dalam setiap
tindakannya, dan juga mempertimbangkan kegiatan produksi yang berwawasan lingkungan
agar sumberdaya terjaga keberlanjutannya (sustainable development).
Equity (ekuitas) berbicara tentang keadilan yang harus ada dalam diri manusia untuk
dibawa dalam kehidupan bermasyarakat. Secara umum, ekuitas menyiratkan perlunya
keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dialami akibat adanya pembangunan. Setiap
orang berhak mendapatkan kualitas dan standar hidup yang sama. Ekuitas adalah prinsip
utama pembangunan berkelanjutan karena apabila ekuitas tidak ada maka dapat
menyebabkan degradasi lingkungan. Status sosial juga dapat menentukan bagaimana
seseorang akan bersikap ramah lingkungan atau tidak dalam setiap aktivitas mereka (Sundar,
2006).
Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi disebut sebagai ekonomi ekologi.
Ekonomi ekologi adalah sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan alam. Dengan
kata lain, kajian ini menjelaskan mengenai interaksi antara sistem ekonomi dan sistem
ekologi. Ekonomi ekologi adalah studi tentang hubungan antara manusia dan alam.
Kemudian mulai muncul konsep dengan nama pembangunan berkelanjutan, yang
merupakan langkah untuk bisa menyelaraskan, mengintegrasikan, dan menyamaratakan
aspek-aspek lingkungan hidup, ekonomi, dan sosial budaya, serta untuk memenuhi
kesejahteraan saat ini dan masa depan. Pembangunan berkelanjutan memiliki sebuah sifat
yang bernilai normatif dan memiliki prinsip-prinsip di dalamnya. Prinsip ini disebut sebagai
Tiga Pilar Ketahanan (The Three E's of Sustainability) yang terdiri dari pertumbuhan
ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan sosial (equity).
Pada Bab 2 dalam buku ini membahas mengenai “Ekonomi Alam”. Ekonomi
sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaan, dan alokasi sumber daya
alam yang ada di bumi. Tujuan utama dari ekonomi sumberdaya alam adalah untuk lebih
memahami peran sumber daya alam dalam perekonomian sehingga dapat dikembangkan
metode pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk memastikan ketersediaannya
bagi generasi mendatang. Para ahli ekonomi sumberdaya mempelajari interaksi antara sistem
ekonomi dan alam, dengan tujuan mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan dan efisien.
Sehingga dapat dikatakan bahwa ini adalah cabang ilmu akademis yang multidisiplin.
Ekonomi lingkungan fokus untuk bisa mengidentifikasi tingkat optimal dari suatu
pencemaran lingkungan dan menggunakan efisiensi ekonomi untuk melakukan perlindungan
pada lingkungan. Mayoritas konsep yang ada terhadap ekonomi lingkungan memperlakukan
polusi sebagai aliran masalah yang hanya bersifat mencemari.
Sumber Daya alam terbagi menjadi entitas yang terpisah-pisah seperti air tawar, udara, serta
organisme hidup seperti ikan, atau mungkin ada dalam bentuk alternatif yang harus diolah
untuk memperoleh sumberdaya seperti bijih logam, minyak, dan sebagian besar bentuk
energi. Secara garis besar, terdapat dua macam sumberdaya yang ada di alam yaitu
sumberdaya yang dapat diperbarui dan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.
Sumberdaya yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat disesuaikan
dengan berlalunya waktu, baik melalui reproduksi biologis atau proses alami lainnya yang
berulang, Sumberdaya terbarukan adalah bagian dari lingkungan alam dan
komponen-komponen ekosfer. Siklus hidup yang bernilai positif merupakan indikator kunci
dari keberlanjutan sumberdaya. Sumberdaya terbarukan mungkin menjadi sumber tenaga
untuk energi terbarukan. Sumberdaya terbarukan yang disebut sebagai permanen yaitu ketika
sumberdaya dapat mempertahankan tingkat pembaruan yang nilainya positif sehingga dapat
mengurangi polusi udara, kontaminasi tanah, perusakan habitat, dan degradasi lahan.
Sumberdaya tidak terbarukan atau disebut juga sebagai sumberdaya yang terbatas
adalah sumberdaya yang tidak dapat memperbaharui dirinya pada tingkat yang memadai
untuk bisa diekstraksi untuk kepentingan ekonomi yang berkeıanjutan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Contohnya adalah bahan bakar berbasis karbon yang berasaı dari bahan
organik. Bahan organik yang tertimbun dengan bantuan panas dan tekanan, menjadi bahan
bakar seperti minyak atau gas.
Pada Bab 3 membahas mengenai Eco-Analysis dan Green Growth. Dalam
pelaksanaan kegiatan pasti terdapat dampak positif dan dampak negatifnya, pada aspek
ekonomi dampak positif dapat terlihat dengan adanya investasi yang lebih ditekankan pada
pemerintah secara umum dan masyarakat secara khusus (Kasmir, 2008). Manfaat ekonomi
dan manfaat sosial adalah sesuatu yang dilihat dalam sebuah proyek yang menggunakan
analisis ekonomi. Secara lebih terperinci, penentuan nilai biaya dan manfaat dari proyek yang
dilakukan dapat dilihat dari tingkat perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di
sekitarnya. Sehingga sering disebut sebagai analisis evaluasi proyek.
Dalam suatu kegiatan terdapat langkah-langkah mendalam untuk bisa mempelajari
kelayakan sebuah kegiatan yang disebut sebagai uji kelayakan. Kelayakan kegiatan untuk
dijalankan atau tidak, tergantung pada berbagai aspek yang meliputi aspek hukum, aspek
pasar dan pemasaran, aspek operasional, aspek manajemen organisasi, aspek ekonomi, aspek
sosial, dan aspek yang terkait dengan dampak lingkungan. Aspek ekonomi dan sosial
digunakan untuk menilai seberapa besar manfaat dari kegiatan yang dilakukan untuk
masyarakat luas.
Green Growth dinilai sangat penting untuk bisa mengatasi tantangan dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (Lee, 2011; World Bank, 2012;
ADB/ESCAP/UNEP, 2012; OECD, 2013). Menurut World Bank (2012) dan OECD (2013),
green growth sangat dibutuhkan dan dinilai sangat efisien secara ekonomi, karena penting
untuk negara-negara berkembang dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial yang
signifikan. Secara umum, kebijakan Green Growth membawa faktor lingkungan ke dalam
keputusan ekonomi sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi sumberdaya, mengubah
sistem energi, menilai modal alami dalam kalkulus ekonomi, dan menentukan eksternalitas
lingkungan (Jouvet et al., 2013). Pentingnya keadilan dalam Green Growth ditekankan oleh
beberapa ahli yang menyoroti hubungan antara pembangunan sosial dan kelestarian
lingkungan (Smith et al., 2012; World Bank, 2012).
Sebagian besar negara memiliki tujuan pembangunan yang sesuai dengan pendekatan
Green Growth (UNEP, 2013), walaupun strategi spesifik untuk Green Growth akan bervariasi
antar negara (World Bank, 2012). Pertumbuhan akan meningkatkan permintaan energi,
namun bahan bakar fosil seringkali merupakan sumber energi paling murah (Sternera, 2011).
Menurut Schmalensee (2012), terdapat sedikit bukti adanya ancaman terhadap pertumbuhan
ekonomi dalam jangka pendek atau menengah dari penipisan modal alam atau degradasi
lingkungan yang tidak terkendali. Tidak jelas bahwa transisi menuju ekonomi hijau adalah
hal yang dicari oleh negara-negara berkembang (Huberty et al., 2011), dan untuk
negara-negara berkembang, pertumbuhan konvensional dapat memberikan jalan keluar yang
lebih cepat dari kemiskinan (Dercon, 2012). Menurut Janicke (2012), masih tidak diketahui
hubungan antara
Pada Bab 4 dalam buku ini membahas mengenai Sejarah Pengelolaan dan
Perkembangan Lingkungan. Pengelolaan dan perkembangan lingkungan sulit untuk bisa
didefinisikan. Seringkali kedua definisi dari bidang ini saling tumpang tindih. Dalam kedua
masalah ini pandangan individu sangat mempengaruhi tujuan yang ingin dicapai dan
pendekatan yang digunakan. Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang
menuntut pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu,
agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik dan jenis kelamin untuk bersama-sama
mencari pendekatan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah-masalah penting.
Pengelolaan dan perkembangan lingkungan sering berganti dari hanya sekedar advokasi
menjadi usaha yang benar-benar dilakukan untuk mencapai tujuan. Kedua hal ini saling
meninjau kemungkinan yang mungkin terjadi saat ini dan di masa depan untuk untuk
mewujudkan kesejahteraan manusia yang lebih baik. Dalam 40 tahun terakhir ini, baik
pengelolaan dan perkembangan lingkungan dituntut untuk bisa mengatasi masalah global dan
pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan keduanya. Sebelum tahun 1960-an, pengelolaan
dan perkembangan lingkungan adalah kegiatan yang bersifat top-down, sekarang kegiatan ini
sangat membutuhkan partisipasi masyarakat untuk bisa bekerja sama mewujudkan
keselarasan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Pada umumnya lintas sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia dapat diuraikan menjadi tiga masa, yaitu masa arus global pada tahun 1972, masa
adanya komitmen nasional, dan masa adanya komitmen nasional dalam pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia, serta Pasca Reformasi. Deklarasi yang dilakukan di
Stockholm pada tahun 1972, menjadi salah satu pendorong pemisahan antara hukum
internasional dan hukum lingkungan modern. Kemudian kebijakan-kebijakan internasional
setelah deklarasi ini disebut sebagai kebijakan lingkungan modern. Konsep pengelolaan dan
pembangunan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia baru dimulai saat adanya PELITA
III. Namun, walaupun waktunya yang terbilang cukup sebentar, Indonesia telah banyak
melakukan kegiatan untuk bisa memulai pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai.
Sehingga kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan hidup mulai meningkat.
Contohnya adalah masyarakat mulai terlibat dalam banyak kegiatan pengelolaan lingkungan
dan mulai melakukan banyak kegiatan nyata untuk menyelesaikan masalah pencemaran di
daerahnya. Hal ini sangat berkebalikan dibanding 20 tahun sebelumnya, dimana istilah
lingkungan hidup adalah istilah yang sama sekali tidak terkenal.
Pada Bab 5 dalam buku ini membahas tentang Sejarah Pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses pembangunan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap mempertahankan stabilitasnya untuk
memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Menurut Permana (2016), dapat
disimpulkan sebagai proses pembangunan yang memperhatikan aspek-aspek ekologi,
ekonomi, sosial, dan budayanya. Tujuan dari pembangunan berkelanjutan ini adalah untuk
memenuhi kebutuhan manusia sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Dengan terus meluasnya makna pembangunan, perlu tetap diingat
bahwa pembangunan tidak berarti harus merusak dan mengeksploitasi alam secara
besar-besaran, namun harus tetap berlandaskan pada prinsip efisiensi penggunaan lingkungan
dan harus mempertanggungjawabkan seluruh sumber daya alam, baik yang langsung
dirasakan oleh manusia ataupun sumber daya alam yang berkaitan dengan konsep ekonomi
(Rahmatullah, 2015).
Pembangunan berkelanjutan sangat berkaitan dengan lingkungan yang ada, sehingga
dapat diartikan bahwa pembangunan berkelanjutan dalam setiap prosesnya harus selalu
memandang dan menggunakan lingkungan dengan bijaksana agar tetap bisa menjaga
kelestariannya. Menurut pada ahli dalam Rahmatullah (2015), terdapat beberapa kaidah
dalam pembangunan berkelanjutan antara lain;
1. Pemerataan dan keadilan (equity and justice),
2. Keberlanjutan ekologis (ecological sustainability),
3. Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability),
4. Keberlanjutan sosial budaya (social-culture sustainability),
5. Keberlanjutan politik (political sustainability),

Kunci dari pembangunan berkelanjutan adalah terpenuhinya kebutuhan saat ini tanpa
mengurangi kemampuan lingkungan atau sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan di masa
yang akan datang. Dalam konteks ini, kebutuhan adalah suatu hal yang berguna untuk
kelangsungan hidup alam dan manusia. Di Indonesia konsep dari pembangunan berkelanjutan
dapat diterjemahkan sebagai peningkatan pendapatan nasional bruto.
Pada Bab 6 membahas mengenai Pendekatan Ekonomi Ekologi. Ekonomi ekologi
adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha berkelanjutan untuk menyatukan
antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Teori
ekonomi neoklasik mendominasi semua kebijakan ekonomi hampir di seluruh dunia, tetapi
sekarang penggunaan dari teori tersebut mulai mengalami krisis dikarenakan adanya
pembongkaran pada dua tiang pokoknya yaitu :
(1) teori perilaku manusia yang terwujud dalam aksioma pilihan konsumen
(2) teori produksi yang terwujud dalam kompetisi sempurna dan produktivitas marginal dari
teori distribusi.
Terlepas dari langkah yang telah dilakukan untuk memperluas lingkup dari teori
ekonomi di luar konsep-konsep ini, konsep tersebut masihlah menjadi sebuah pondasi untuk
ekonomi kesejahteraan neoklasik dan efisiensi Pareto. Para ahli dari neoklasik banyak yang
mengabaikan konsep manusia ekonomi dan kompetisi sempurna, namun rekomendasi
kebijakan pada ahli ekonomi masih berdasarkan pada representasi ketinggalan zaman dari
perilaku manusia dan produksi dari suatu komoditas. Ahli dari neoklasik makin menawarkan
pemikiran-pemikiran yang kurang sesuai dalam kaitannya dengan masalah lingkungan dan
sosial yang akan dihadapi pada abad ke-21, hal ini termasuk pada perbedaan tingkat
pendapatan, perubahan iklim global, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Isu konseptual yang utama muncul dalam berbagai literatur untuk ekonomi ekologi
adalah nilai monisme, model aktor rasional, analisis marginal, perlakuan ketidakpastian,
peran efisiensi dalam kebijakan ekonomi, dan produksi sebagai bentuk sosial dan fisik.
Isu-isu ini sangat penting untuk keberadaan teori neoklasik dan untuk mengatasi masalah
lingkungan dan sosial di dalamnya. Di bawah ini dijelaskan mengenai masing-masing dari
pilar utama dari teori neoklasik dengan beberapa pendekatan alternatif lainnya.
Pada Bab 7 dalam buku ini membahas mengenai Keberlanjutan dalam Ekonomi
Ekologi. Ekologi dan ekonomi adalah cabang ilmu yang penting untuk kehidupan suatu
negara. Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara hewan
dan tumbuhan dengan lingkungannya baik lingkungan organik maupun anorganik.
Sedangkan ekonomi adalah studi yang mempelajari manusia mengenai cara-cara untuk hidup
dan bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ekonomi ekologi adalah suatu cabang studi yang mempelajari hubungan antara
hubungan manusia dengan alam. Dengan kata lain, studi yang mempelajari interaksi-interaksi
yang terjadi pada sistem ekonomi dan sistem ekologi. Manusia termasuk dalam spesies
hewan, cabang studi ekonomi adalah salah satu pecahan di dalam ilmu ekologi. Manusia
dapat dikatakan sebagai hewan yang spesial karena memiliki kapasitas untuk berinteraksi
secara sosial dengan individü yang lainnya, dan memiliki sistem ekonomi yang jauh berbeda
dengan hewan-hewan yang lainnya.
Pada awal tahun 1970-an, teori ekonomi neoklasik telah memulai ketertarikannya
dengan lingkungan dan saat ini telah terbagi menjadi dua bagian ilmu beşar yaitu ekonomi
alam dan ekonomi sumberdaya. Ekonomi alam berkaitan dengan penyisipan ilmu ekonomi
pada lingkungan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan polusi lingkungan. Ekonomi
sumberdaya berkaitan dengan pengambilan manfaat ekonomi dari alam dan terkait dengan
masalah penggunaan sumber daya alam.
Pada Bab 8 dalam buku ini membahas mengenai Keberlanjutan dan Pembangunan
Berkelanjutan. Definisi dari pertumbuhan berbeda dengan pembangunan, terutama dalam
konteks ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses yang menyebabkan adanya
peningkatan perekonomian suatu wilayah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
yang nantinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat tersebut. Pertumbuhan ekonomi
akan terjadi apabila output dari proses produksi mampu terdistribusi dan tumbuh secara cepat
dibandingkan dengan populasinya. Beberapa contoh dari pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan taraf kesehatan dan keamanan masyarakat.
Menurut Todaro (2008), terdapat setidaknya tiga inti dari
pembangunan yang bisa digunakan untuk menggambarkan tujuan
masyarakat:
a. Pangan, pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan, rumah, kesehatan, dan keamanan
untuk kelangsungan hidup:
b. Penghargaan diri, ingin menjadi manusia secara seutuhnya dan merasa dihargai oleh
orang lain,
c. Bebas dari perbudakan, memiliki pilihan dan bisa memilih tanpa adanya tekanan atau
paksaan dari pihak lain.
Sehingga pembangunan digunakan untuk bisa mempertahankan dan memenuhi
kebutuhan dasar dari manusia dan memperluas pilihan-pilihan yang ada dalam bidang sosial
dan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan produksi dan distribusi barang
yang merupakan kebutuhan dasar manusia.
Pada Bab 9 dalam buku ini membahas mengenai “Pertumbuhan Ekonomi dan
Lingkungan Hidup”. Lingkungan memainkan peran kunci dalam perekonomian manusia,
sebagai penyedia bahan yang kemudian masuk ke dalam proses produksi dan melalui banyak
layanan yang diberikannya. Sumberdaya lingkungan seperti mineral dan bahan bakar fosil
secara langsung memfasilitasi dalam proses produksi barang dan jasa. Lingkungan
menyediakan layanan lain yang merupakan penunjang kegiatan ekonomi lainnya, seperti
penyerapan karbon, penyaringan polusi udara dan air, melindungi daerah dari risiko banjir,
dan pembentukan tanah. Hal ini juga penting untuk kesejahteraan manusia yaitu dengan
memberikan kesempatan untuk rekreasi, meningkatkan taraf kesehatan, dan banyak lagi.
Pertumbuhan ekonomi, pada gilirannya penting bagi kesejahteraan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, terlepas baik di negara maju maupun di negara berkembang. Hal ini
merangsang munculnya kemajuan teknologi, seperti yang dibutuhkan untuk terus mengurangi
pola konsumsi dan proses produksi yang berdampak pada lingkungan. Ini juga merupakan
faktor penting untuk mendorong kesejahteraan lainnya, seperti perbaikan kesehatan,
pendidikan, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Terdapat teori alternatif lain yang menggambarkan hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan. Teori tersebut adalah teori batas yang
mempertimbangkan kemungkinan bahwa batas lingkungan akan tercapai sebelum ekonomi
mencapai titik balik EKC. Menurut Arrow et al, (1996), risiko perubahan kecil yang
menyebabkan kerusakan akibat bencana alam yang terjadi membuat adanya fokus pada
pertumbuhan ekonomi untuk memberikan hasil lingkungan yang menjadi kontra produktif.
Misalnya, dalam konteks keanekaragaman hayati, peningkatan pengeluaran untuk
mempertahankan keragaman spesies tidak akan mampu menciptakan spesies yang punah.
Teori batas mendefinisikan hubungan ekonomi-lingkungan dalam hal kerusakan lingkungan
yang mencapai ambang batas di luar produksi yang sangat terpengaruh sehingga ekonomi
mulai menurun
Pada Bab 10 membahas mengenai “Instrumen Kebijakan Lingkungan”. Ekonomi
berwawasan lingkungan adalah hal positif yang dapat dirasakan oleh semua pihak antar
generasi. Karena selama ini banyak kritik yang menyatakan bahwa ekonomi yang ada masih
belum berpihak kepada lingkungan. Bahkan proses produksi banyak mendorong pada
terdegradasinya lahan yang ada di alam. Hal ini dikarenakan pada mulanya ekonomi tidak
membicarakan masalah lingkungan, karena lingkungan dianggap sebagai faktor luar dan
sebagai barang bebas. Sehingga dalam prosesnya perlu sebuah institusi dan instrumen yang
dapat memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dalam proses ekonomi tanpa merusak
dan mengurangi kualitasnya untuk generasi yang akan datang. Sehingga akan tercapai
kemakmuran untuk bangsa secara khusus dan global secara umum (Sessions,1995).
Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena lingkungan adalah barang
publik. Namun tetap masing-masing pribadi memiliki tanggung jawab dalam penggunaannya,
sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk terlaksananya hal tersebut. Untuk
mengatasi hal tersebut maka instrumen yang dapat digunakan adalah instrumen perintah dan
instrumen pengawasan (command & control) serta economic incentives. Kedua jenis
instrumen ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mulai berpartisipasi dalam
mengelola dan menjaga lingkungan, karena kemampuan pemerintah juga terbatas.
Pada Bab 11 dalam buku ini membahas mengenai “Perdagangan Internasional dan
Lingkungan”. Perdagangan Internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk
negara-negara yang sedang berkembang atau negara dengan tingkat ekonomi yang rendah,
yaitu munculnya utang luar negeri karena proses ekspor dan impor. Hutang ini memaksa
negara untuk terus melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang ada di negaranya
untuk bisa melunasi hutang luar negerinya. Selain itu, masih banyak negara maju yang
enggan memberikan bantuan teknologi dalam bidang industri ramah lingkungan untuk negara
berkembang, sehingga negara berkembang semakin sulit untuk meningkatkan
perekonomiannya.
Pada Bab 12, buku ini membahas mengenai “Equity”. Equity berbicara tentang
keadilan. Equity berasal dari konsep keadilan sosial. Ini merupakan kepercayaan bahwa ada
beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang, bahwa ada kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi, bahwa tanggungan dan upah seharusnya tidak terlalu berbeda pada seluruh lapisan
masyarakat, dan kebijakan tersebut harus diarahkan untuk tidak mendukung adanya
keberpihakan, dan mendukung pada kejujuran dan keadilan. Secara khusus menunjukkan
apabila ada yang memiliki tingkat pendapatan minimum, kualitas lingkungan yang ada tetap
dapat mendukung kehidupannya di masa yang akan datang. Apabila dimisalkan di dalam
sebuah komunitas, berarti setiap orang harus memiliki akses yang sama terhadap sumberdaya
dan tidak ada individu atau kelompok orang yang diminta untuk menanggung beban
lingkungan yang lebih besar daripada masyarakat lainnya.
Pada Bab 13 dalam buku ini membahas mengenai “Isu dalam Ekonomi Ekologi dan
Pembangunan Berkelanjutan”. Terdapat tiga masalah ekonomi yang utama yaitu alokasi,
distribusi, dan skala. Alokasi sumberdaya yang efisien antara penggunaan alternatif adalah
masalah ekonomi yang paling banyak dibahas, sehingga banyak yang menganggap bahwa
masalah alokasi adalah yang terpenting. Sistem penentuan harga pasar yang terdesentralisasi
memberikan solusi untuk bisa memecahkan masalah ini dengan sangat baik dalam kondisi
tertentu. Sistem harga pasar ini tidak memecahkan masalah untuk bisa menyediakan sebuah
kondisi yang dibutuhkan pasar seperti informasi sempurna, persaingan, dan tidak ada
eksternalitas.
Solusi pasar terhadap masalah alokasi yang efisien mensyaratkan pada solusi politik
dan sosial pada masalah distribusi dan skala yang berkelanjutan. Secara umum, untuk setiap
tujuan dari kebijakan yang independen, diperlukan instrumen kebijakan yang terpisah. Untuk
bisa menyelesaikan masalah alokasi, ada sebuah mekanisme pasar Untuk masalah distribusi,
terdapat kebijakan pendapatan dan kesejahteraan yang terpisah. Untuk skala, mulai untuk
membuat tujuan yang jelas mengenai hal ini, sehingga semakin banyak yang peduli mengenai
skala dari modal alam dan modal buatan manusia.

PENUTUP
3.1 Manfaat
Adapun manfaat dari buku ini yaitu banyak memuat materi-materi yang sangat
bermanfaat untuk dosen dan mahasiswa. Materi di buku ini dibuat dengan ringkas sehingga
dengan mudah memahami buku ini.

Anda mungkin juga menyukai