Anda di halaman 1dari 10

Mereview Buku : Ecology Economy Equity (Sebuah Upaya Penyeimbangan

Ekologi dan Ekonomi) : Rita Parmawati


Oleh: Hanif Salsabila Budiarto (NIM: 215030807111009)
(Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya)

Buku Ecology, Economy, Equity merupakan buku yang telah diciptakan oleh Rita
Parmawati. Buku ini diterbitkan oleh UB Press dan cetakan pertama buku ini adalah pada
tahun 2018. Buku ini berukuran 15,5 cm x 23.5 cm dan memiliki 191 halaman yang terdiri
dari 13 bab.
Pada bab 1 buku ini membahas tentang “Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi”.
Pada bab ini dijelaskan mengenai definisi dari Ekologi yang berarti analisis ilmiah dan
studi interaksi antara organisme dan lingkungannya. Ini adalah bidang interdisipliner
yang mencakup biologi, geografi, dan ilmu bumi. Dan pengertian dari ekonomi yaitu
tempat memproduksi, mendistribusikan, atau pertukaran, konsumsi, penyediaan jasa
layanan. Ekonomi didefinisikan sebagai domain sosial yang cenderung membentuk
praktik di lapangan, wacana, dan pokok bahasannya terkait dengan produksi,
penggunaan, dan pengelolaan sumberdaya (Paul, 2015). Sedangkan equity sendiri
menjelaskan tentang keadilan yang harus ada didalam diri manusia untuk dibawa dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dalam bab 1 ini juga memuat penjelasan tentang konsep ekonomi dalam ekologi.
Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi disebut sebagai ekonomi ekologi.
Ekonomi ekologi adalah sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan alam.
Dengan kata lain, kajian ini menjelaskan mengenai interaksi antara sistem ekonomi dan
sistem ekologi. Selain itu terdapat juga pembahasan mengenai konsep ekonomi ekologi
dan equity yang dimana Terdapat tiga komponen yang akan membantu perwujudan
pembangunan berkelanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan
kesetaraan sosial. Sehingga dalam keberlanjutan tiga hal tersebut disebut sebagai tiga
pilar keberlanjutan. Keberlanjutan dari sistem sosial harus bisa dicapai dengan adanya
equity atau kesetaraan. Hal ini termasuk equity dalam bidang kesehatan dan pendidikan,
kesetaraan gender, akuntanbilitas politik, dan partisipasi.
Bab 2 yang terdapat dalam buku ini menjelaskan materi tentang “Ekonomi Alam”.
Bab ini memuat definisi, subjek, lingkup ekonomi sumberdaya alam. Sumberdaya adalah
sumber yang memiliki nilai intristik mereka sendiri atau bernilai untuk berkelanjutan
jangka panjang dan digunakan oleh manusia. Secara spesifik berdasarkan ilmu ekonomi,
sumberdaya lingkungan adalah sesuatu hal yang sebagian besar tidak nyata. Sumberdaya
alam terbagi menjadi entitas yang terpisah-pisah seperti air tawar, udara, serta organisme
hidup seperti ikan atau mungkin ada dalam bentuk alternatif yang harus diolah untuk
memperoleh sumberdaya seperti biji logam, minyak, dan sebagian besar bentuk energi.
Sumberdaya juga bisa diklasifikasikan berdasarkan asal usulnya itu biotik dan abiotik.
Sumberdaya biotik berasal dari hewan dan tumbuhan sedangkan sumberdaya abiotik
berasal dari dunia non hidup contohnya adalah tanah, air, dan udara. Secara garis besar
terdapat dua macam sumber daya yang ada di alam yaitu sumber daya yang dapat
diperbarui dan sumber daya yang tidak dapat diperbarui.
Perhatikan terhadap hubungan antara lingkungan dan ekonomi masih sangat
kurang terutama pada segi substansialnya. Hanya pada dua dekade terakhir saja hubungan
ini mulai dibahas secara mendalam. Sebagian besar penelitian saat ini berasal dari asumsi
bahwa lingkungan yang diadakan manusia dengan berbagai fungsi dan layanan bernilai
ekonomis (Turner et al., 1994). Secara garis besar alam merupakan sumber dari adanya
sumberdaya alam. Alam merupakan tempat dimana semua limbah dikeluarkan dan
diendapkan. alam juga merupakan sumber barang yang mampu memenuhi kebutuhan
manusia. Alam juga menyediakan fungsi dan layanan pendukung kehidupan. Dengan
meningkatnya tingkat aktivitas ekonomi dan meningkatnya jumlah spesies manusia
ambang kapasitas asimilasi alam telah dilanggar, keempat fungsi ini menjadi kompetitif.
Alam serta ekosistemnya menjadi sumberdaya yang langka dengan kecenderungan
kelangkaan yang semakin meningkat.
Bab 3 membahas tentang “Eco-Analysis dan Green Growth” memuat beberapa
materi antara lain adalah asas ekonomi, asas ekonomi untuk analisis dan valuasi
biodiversitas, instrument untuk mengevaluasi sasaran dan kebijakan lingkungan, green
growth, dan juga green woth dan green economy. Dampak positif dan negatif menjadi
suatu hal yang wajar terjadi pada suatu kegiatan. Pada aspek ekonomi dampak positif
yang didapat adalah adanya investasi yang ditekankan pada pemerintah secara umum dan
masyarakat secara khusus. Dalam suatu kegiatan terdapat Langkah-langkah mendalam
untuk bisa mempelajari kelayakan sebuah kegiatan yang disebut sebagai valuasi ekonomi
sumber daya alam.
Terdapat 2 instrumen untuk mengevaluasi sasaran dan kebijakan untuk
lingkungan. Instrument yang pertama adalah Cost Effectiveness Analysis yang dimana
berbagai Tindakan akan dievaluasi dalam hal biaya peningkatan per indicator atau
langsung dengan banyak indicator. Instrument yang kedua adalah Cost Benefits Analysis
yang dimana manfaat dipandang sebagai ukuran meningkatkan salah satu atau banyak
indicator yang dihitung dalam bentuk uang. Green worth sangat dibutuhkan dan dinilai
sangat efisien secara ekonomi, karena penting untuk negara-negara berkembang dapat
meningkatkan keuntungan ekonomi dan social yang signifikan (World Bank, 2012).
Green worth berkaitan dengan gagasan green economy yang berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan social dan keadilan secara keseluruhan. Sekaligus mengurangi
resiko lingkungan dan penurunan kualitas ekosistem (UNEP, 2011).
Pada bab 4 membahas tentang “Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan
Lingkungan”. Bab ini memiliki beberapa sub-bab antara lain sejarah pengelolaan dan
perkembangan lingkungan hidup di dunia, sejarah pengelolaan dan perkembangan
lingkungan hidup di Indonesia, dan aspek aspek kelembagaan lingkungan hidup di
Indonesia. Pengelolaan dan perkembangan adalah bidang yang menuntut pandangan
multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu, agama, kelas,
kelompok etnis, pandangan politik, dan jenis kelamin untuk bersama-sama mencari
pendekatan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah-masalah penting.
Pada umumnya lintas sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia dapat diuraikan menjadi tiga masa, yaitu masa arus global pada tahun 1972,
masa adanya komitmen internasional dan masa adanya komitmen nasional dalam
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, dan juga masa pasca reformasi. Proses
pembangunan suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan peran dari kelembagaan yang
berupa instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan peraturan perundang-undangan
serta rencana kegiatan yang diajukan pemerintah.
Pada bab 5 membahas tentang “Sejarah Pembangunan Berkelanjutan”. Pada bab
5 ini memiliki 4 sub-bab yaitu definisi pembangunan berkelanjutan, prinsip pembangunan
berkelanjutan, sejarah pembangungn berkelanjutan di dunia, dan yang terakhir ada
sejarah pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan permasalahannya. Pembangunan
berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses pembangunan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap mempertahankan stabilitasnya untuk
memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Menurut Dipoyuda (1982), terdapat 5 komponen dalam perencanaan strategi
untuk menciptakan kesejahteraan melalui pembangunan berkelanjutan. Komponen
tersebut adalah pemenuhan segala kebutuhannya, memberantas kemiskinan,
pembangunan dengan adanya partisipasi masyarakat, adanya kekuasaan pemerintah, dan
melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang. Pada tahun 1972 Meadowet et al.,
menerbitkan budaya yang berjudul “The Limit to Growth”. Dalam bukunya Meadowet et
al menjelaskan bahwa pertumbuhan pada sektor ekonomi akan sangat dipengaruhi dan
mampu dibatasi oleh ketersediaan sumber dayaalam suatu wilayah.
Pada bab 6 membahas tentang “Pendekatan Ekonomi Ekologi”. Bab ini memiliki
7 sub-bab yaitu definisi ekonomi ekologi, nilai monism, the rational actor model,
marginal analysis, the treatment of uncertainty, efisiensi stabilitas dan equity: prefensi
pasar dan nilai social, dan juga sifat fisik produksi. Ekonomi ekologi adalah suatu
keseimbangan yang akan berperan dalam usaha berkelanjutan untuk menyatukan antara
teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan diri berbagai bidang ilmu. Nilai
monisme menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas memiliki
beberapa karakteristik yang umum yang kemungkinan untuk bisa selalu dibandingkan.
Gagasan mengenai teori margin atau batas tersebut memunculkan adanya asumsi
untuk dasar dari ekonomi neoklasik, hal ini termasuk substitusi, nilai monism, biaya
peluang, dan ekuilibrium. Terdapat batas untuk analisis marginal yang terlihat dalam
kasus valuasi ekosistem yang ditunjukkan oleh Gowdy pada tahun 1997. Dalam hal
kebijakan, suatu alternatif ekonomi ekologis untuk mengasumsikan bahwa ketidakpastian
dapat dikurangi menjadi resiko adalah prinsip kehati-hatian yang menunjukkan bahwa
membutuhkan sebuah kehati-hatian dalam menghadapi ketidakpastian.
Faktor produksi dipishakan dari konsumsi sehingga efisiensi produksi setara
dengan maksimalkan kesejahteraan sosial tujuan perusahaan untuk mengurangi biaya
telah diperluas untuk menjadi tujuan makro ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan
menurut Bromley (1990), tujuan ini tidak ideologis dan ilmiah, yaitu ketika penilaian dari
nilai yang mewarnai analisis ekonomi. Alternatif yang dikembangkan dengan baik untuk
mengetahui fungsi produksi berdasarkan teori Neo klasik adalah analisis IO (Input-
Output).
Bab 7 memuat pembahasan tentang “Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi”.
Pada bab ini memiliki 2 sub-bab yaitu ekonomi ekologi dan juga keberlanjutan dalam
ekonomi ekologi. Ekonomi ekologi adalah suatu cabang studi yang mempelajari
hubungan antara manusia dengan alam. Dengan kata lain, studi yang mempelajari
interaksi-interaksi yang terjadi pada sistem ekonomi dan sistem ekologi. Dalam
pembangunan perekonomian negara, masalah yang sering dihadapi adalah sulitnya untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan pembangunan dengan kelestarian lingkungan (Fauzi,
2004). Apabila pembangunan ekonomi yang terus dilakukan tanpa melihat kelestarian
lingkungan akan berdampak jangka panjang berubah menurunnya kualitas lingkungan
untuk masa depan, sehingga dapat menyebabkan permasalahan pembangunan di
kemudian hari.
Mengutamakan prinsip ekonomi tidak menjamin sebuah pembangunan yang
berkelanjutan, sehingga perlu adanya perhatian yang lebih dalam antara interaksi antara
ekonomi dan ekologi. Sehingga dapat tercipta pembangunan berkelanjutan untuk skala
nasional dan global diiringi dengan semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, karena
tanpa ada interaksi positif antara lingkungan dan ekonomi dan menitikberatkan pada salah
satu bagian saja dapat mematikan pembangunan ekonomi suatu wilayah (Sanim, 2006).
Penurunan fungsi sumber daya adalah salah satu tanda bahwa lingkungan mulai
terdegradasi. Beberapa contoh dari degradasi lingkungan adalah lahan kritis, polusi udara,
dan menurunnya keanekaragaman hayati. Hal tersebut dapat mengancam keberlanjutan
dari pembangunan ekonomi sehingga sangat penting untuk diperhatikan.
Bab 8 berisi tentang “Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan”. Pada bab
ini berisi 5 sub-bab antara lain definisi pembangunan dan pembangunan berkelanjutan,
konsep pembangunan berkelanjutan, aspek dalam pembangunan berkelanjutan,
karakteristik dari keberlanjutan, dan tantangan untuk pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan ekonomi adalah suatu hal yang dimensional dan bersifat dinamis karena
adanya suatu proses integrasi yang terjadi karena populasi penduduk yang semakin
meningkat diikuti dengan perkembangan teknologi yang pesat yang menyebabkan adanya
terobosan besar dalam bidang perbaikan struktur ekonomi, perubahan tatanan social,
mampu mengurangi ketimpangan dan pengangguran (Suryana, 2000; Todaro, 2008).
Pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan pembangunan sosial budaya dan
pembangunan lingkungan hidup ke dalam perut utama pembangunan nasional agar kedua
aspek tersebut mendapat perhatian yang sama bobotnya dengan aspek ekonomi (Keraf,
2002: 168). Secara keseluruhan prinsip dari pembangunan berkelanjutan dengan jelas
menyarankan adanya pedoman baru dalam proses pembangunan. Prinsip keberlanjutan
menyiratkan tujuan dan kebijakan baru di semua bidang utama pembangunan ekonomi
antara lain populasi, pertanian, energi, industry, dan sistem sumber daya terbarukan.
Banyak konsep yang muncul karena ada pluralitas tujuan dalam
mengkarakterisasi dan mengukur keberlanjutan. Sehingga untuk bisa mengurangi
kebingungannya adalah dengan menerima perbedaan dalam terminologi, data dan metode
yang berlaku (Paris & Kates, 2003), yang pada situasi sebenarnya dapat dievaluasi
dengan mempertimbangkan karakteristik dari masing-masing daerah. Berdasarkan
beberapa penelitian terdapat beberapa tantangan untuk keberlanjutan antara lain
penerapan standar perlindungan lingkungan hidup, mencari adanya keberlanjutan sosial,
pembangunan masyarakat, pemberantasan kemiskinan, dan juga mengidentifikasi
dampak eksternal dari kegiatan di luar tingkat lokal, dan lain-lain.
Pada bab 9 dalam buku ini membahas tentang “Pertumbuhan Ekonomi dan
Lingkungan Hidup”. Pada bab ini memiliki 5 sub-bab yaitu antara lain pertumbuhan
ekonomi, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, lingkungan hidup dan ekonomi,
hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan, dan juga rasionalisasi kebijakan
lingkungan. Seiring perekonomian global yang mulai bangkit dan masa resesi, banyak
pendapat yang menyatakan bahwa harus ada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan bertahan lama. Lingkungan memainkan peran kunci dalam perekonomian manusia
sebagai penyedia bahan yang kemudian masuk ke dalam proses produksi dan melalui
banyak layanan yang diberikannya.
Pertumbuhan ekonomi biasanya mengacu pada kenaikan tingkat jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan, seperti yang terhitung dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Meski kesejahteraan adalah konsep yang bersifat multi dimensi, pertumbuhan ekonomi
tetap menjadi faktor penting yang dapat mendorong atau memungkinkan perbaikan dalam
berbagai dimensi. The Organization for Economic Co-operation and
Development (OECD) Mendefinisikan model alam sebagai aset dari alam yang berperan
untuk menyediakan input sumber daya alam dan jasa lingkungan dalam proses produksi
ekonomi. Kerangka kerja ekosistem yang disediakan oleh Millenium Ecosistem
Assessment (2005) menunjukkan bahwa aset dan layanan yang disediakan oleh
lingkungan alam dapat digabungkan ke dalam 4 kategori besar yaitu penyediaan layanan,
pengaturan layanan, layanan budaya, dan layanan pendukung.
Terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan dan
terdapat hal yang mampu mendorong munculnya hal tersebut hal tersebut, antara lain
kurva lingkungan Kuznets, pendekatan alternatif hubungan ekonomi lingkungan, dan
penggerek hubungan ekonomi dan lingkungan. Kurva Lingkungan Kuznets sering
digunakan untuk menggambarkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas
lingkungan. Terdapat teori alternatif lain yaitu adalah teori batas yang
mempertimbangkan kemungkinan bahwa batas lingkungan akan mencapai sebelum
ekonomi mencapai titik balik EKC. Berbagai teori ini menunjukkan bahwa hubungan
antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan bersifat kompleks dan multidimensi. Peran
kebijakan lingkungan adalah untuk menciptakan pengelolaan, penyediaan, dan
penggunaan sumberdaya lingkungan dengan cara mendukung peningkatan kesejahteraan
yang berkelanjutan untuk generasi sekarang dan masa depan.
Pada bab 10 membahas tentang “Instrumen Kebijakan Lingkungan”. Bab ini
memiliki 6 sub-bab yaitu instrument kebijakan lingkungan, prinsip the Polluter-Pays-
Principle (PPP), regulasi dan standarisasi, instrumental ekonomi, tipe-tipe instrument
ekonomi, dan keuntungan dari instrumental ekonomi. Instrumen kebijakan ekonomi
dalam pembiayaan pengelolaan secara khusus dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu
kebijakan insentif dan subsidi; kebijakan disinsentif, pajak, dan retribusi; dan kebijakan
penentuan harga dari sumberdaya. Polutter Pays Orinciple didefinisikan sebagai prinsip
dimana perusahaan atau seseorang yang menawarkan limbah yang menjadi pencemar
lingkungan harus menanggung biaya untuk melaksanakan tindakan pencegahan dan
pengendalian polusi yang kemudian akan dinilai oleh otoritas publik bahwa lingkungan
berada dalam keadaan yang dapat diterima.
Dalam kerangka undang-undang bahan pencemar ditentukan dampaknya melalui
peraturan tertentu yang sudah sesuai dengan standar yang ada. Terdapat 4 kategori standar
yaitu standar kualitas lingkungan, standar emisi, standar proses produksi, dan standar
produk untuk menentukan karakteristik produk. Instrumental ekonomi akan menyediakan
sinyal dari pasar dalam bentuk harga relatif atau transfer keuangan. Fitur penting adalah
bahwa instrumen ekonomi memberikan kebebasan memiliki kepada agen-agen ekonomi
seperti perusahaan atau perseorangan untuk dapat memilih solusi yang paling
menguntungkan.
Tipe-tipe instrumen ekonomi antara lain biaya emisi atau pajak, biaya
penggunaan, biaya produk, biaya administrasi, perdagangan emisi, sistem pengembalian
dana, dan subsidi. Kelebihan instrumen ekonomi antara lain yaitu penyesuaian yang
otomatis, efektivitas biaya, insentif, fleksibilitas, peningkatan pendapatan, dan juga
konservasi sumber daya dan transmisi.
Bab 11 pada buku ini berisi tentang “Perdagangan Internasional dan Lingkungan”.
Bab ini memiliki 6 sub-bab yaitu perdagangan internasional, perkembangan perjanjian
perdagangan internasional, prinsip-prinsip hukum perdagangan internasional, kaidah
lingkungan dalam perdagangan, perlindungan lingkungan hidup dalam hukum
perdagangan internasional, dan menerapkan metode proses produksi. Kegiatan ekonomi
sangat berperan dalam proses pembangunan terutama untuk negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Namun, perkembangan ekonomi yang semakin pesat tidak diikuti
dengan kegiatan menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam, sehingga makin
banyak masalah-masalah lingkungan yang terjadi saat ini baik secara lokal dalam suatu
negara maupun secara global.
Pada September 1986 setelah adanya deklarasi Punta Del Este banyak negara di
dunia yang mengikuti perundingan untuk menuju liberasi perdagangan dunia yang lebih
terarah dan imbang. Prinsip dari perdagangan internasional dapat dibagi menjadi 4
menurut Adolf (2005), yaitu prinsip dasar kebebasan berkontrak, prinsip dasar Pacta Sun
Servanda, prinsip dasar penyelesaian sengketa dengan Arbitrase, dan prinsip dasar
kebebasan komunikasi.
Masalah isu lingkungan yang terjadi antara negara maju dan berkembang menjadi
konflik yang sangat potensial, sehingga dibutuhkan adanya kerjasama antar negara secara
global, dengan cara mengembangkan konsep interpredensi antar keduanya. Mulai
mempertimbangkan mengenai internalisasi biaya lingkungan hidup juga dapat digunakan
untuk mencapai pengembangan yang berkelanjutan. Sehingga, perdagangan negara
berkembang tetap bisa berjalan. Metode proses produksi atau Production Process
Methods (PPMs) adalah semua jenis aktivitas produksi yang dimulai dari pembuatan
produk hingga produk tersebut siap untuk dipasarkan. PPMs ini dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu PPMs product related dan PPMs non-product related.
Pada bab 12 membahas mengenai “Equity” dan memiliki 6 sub-bab yaitu antara
lain definisi equity, tujuan system ekonomi yang terkwakili dalam teori ekonomi, sasaran
dan kendala dari SAEJAS pada pertumbuhan, ekonomi tradisional, hubungan antara
kekayaan dan kesejahteraan, keinginan untuk meningkatkan peran Pendidikan output
nasional, dan norma dan nilai dalam Pendidikan dan tindakan. Secara umum disepakati
bahwa equity menyiratkan mengenai perlunya keadilan dalam distribusi keuntungan dan
kerugian dan hak setiap orang terhadap kualitas dan standar hidup yang dapat diterima.
Pertumbuhan aliran barang dan jasa yang muncul dari pertumbuhan ekonomi
menjadi salah satu penyebab utama kerusakan lingkungan. Sebuah langkah menuju
perubahan teknologi dan persediaan modal yang dibutuhkan untuk melakukan
pengurangan proses produksi yang terus-menerus dan mengalir melalui sistem ekonomi
harus dilakukan. Menurut psikologi hedonis, bahwa orang yang menyesuaikan diri
dengan cukup cepat untuk bisa mengubah keadaan beberapa tahun setelah mencapai
keadaan hidup yang lebih baik atau lebih buruk cenderung kembali ke kondisi ke bagian
dasar yang sama ketika sebelum mencapai kenaikan atau penurunan.
Satu-satunya cara untuk menemukan solusi ekonomi saat ini dan tidak
menyebabkan bencana ekologis di masa depan adalah dengan menyesuaikan solusi
ekonomi dengan pemahaman jangka panjang tentang kesejahteraan individu, kelompok,
nasional, dan global. Agar hal ini menjadi mungkin diperlukan partisipasi dan
pengetahuan masyarakat untuk bisa melihat interaksi sebab dan akibat yang panjang.
Semakin jelas bahwa kelestarian lingkungan tidak dapat dicapai secara luas tanpa adanya
keadilan social, sehingga akan terlihat bahwa pengetahuan mengenai ekologi juga harus
memberikan informasi dan bisa memulai adanya diskusi mengenai norma dan tujuan
yang diharapkan.
Pada bab 11 dalam buku ini membahas tentang “Isu dalam Ekonomi Ekologi
Pembangunan Berkelanjutan”. Bab ini memiliki 3 sub-bab antara lain isu-isu spesifik
yang menjadi sebuah tantangan dalam ekonomi ekologi, isu dalam pembangunan
berkelanjutan, dan negara yang menerapkan ekologi, ekonomi, dan equity.
Saat ini mulai terjadinya perubahan di dunia di mana awalnya keadaan dunia
masih seimbang antara sumber daya yang halal dan kebutuhan manusia sehingga masih
banyak area konservasi dan lokasi yang mengandung banyak sumberdaya alam. Namun
sekarang area tersebut sudah dikonversi menjadi area pemanfaatan untuk kepentingan
manusia selain itu pola pemikiran manusia yang belum bisa berubah dari perekonomian
kosong menjadi perekonomian dunia saat ini.
Aktivitas masyarakat semakin lama semakin meningkat jumlahnya akan
berimplikasi pada semakin bertambahnya masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup.
Apabila semakin lama masalah lingkungan tidak secepatnya diselesaikan maka dapat
menghambat adanya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Terdapat beberapa negara di dunia yang mulai menerapkan konsep ekologi
ekonomi dan equity untuk mewujudkan SDG atau Sustainable Development Goal.
Contoh dari negara-negara yang telah menerapkan sdg yaitu adalah Swedia, Denmark,
Finlandia, Jerman, dan Prancis.

Anda mungkin juga menyukai