Anda di halaman 1dari 3

Review Buku : Ecology Economy Equity : Rita Parmawati

Oleh Nora Desiana


(Program Studi Pariwisata, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya)

Buku Ecology Economy Equity (Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi dan Ekonomi)
ditulis oleh Rita Parmawati. Beliau merupakan dosen Program Studi Lingkungan dan
Pembangunan, dan menjadi tenaga ahli dengan beberapa pemerintah kota dan kabupaten yang
berada di Provinsi Jawa Timur yang berkaitan dengan pembangunan dan lingkungan. Buku ini
diterbitkan oleh UB Press di Jl. Veteran 10-11 Malang Gedung INBIS Lt. 3. Cetakan pertama
pada bulan September 2018 dengan jumlah halamannya yakni 191 halaman. Buku ini
berukuran 15,5 cm x 23,5 cm dan memiliki hak cipta yang dilindungi oleh undang-undang.
Buku ini memiliki 13 bab yakni Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi, Ekonomi Alam, Eco-
Analysis dan Green Growth, Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan, Sejarah
Pembangunan Berkelanjutan, Pendekatan Ekonomi Ekologi, Keberlanjutan dalam Ekonomi
Ekologi, Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan, Pertumbuhan Ekonomi dan
Lingkungan Hidup, Instrumen Kebijakan Lingkungan, Perdagangan Internasional dan
Lingkungan, Equity, dan Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan.
Pada Bab I memiliki pembahasan yakni Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi.
Terdapat 3 komponen untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yakni pertumbuhan
ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan sosial (equity) yang ketiga komponen ini
biasa disebut Tiga Pilar Keberlanjutan (The Three E’s of Sustainability). Ada banyak
perdebatan mengenai kemungkinan mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa merusak
lingkungan dan tidak keberlanjutan. Selain itu, muncul kesadaran bahwa pertumbuhan
ekonomi yang dibarengi dengan tingkat penipisan dan degradasi asset lingkungan saat ini tidak
dapat terus berlanjut tanpa batas waktu. Menurut Contanza et al., (1997), terdapat lima bukti
subsistem ekonomi telah melampaui batas ekosistem global sebagai sumber bahan dan
penyerapan limbah, yakni penggunaan biomassa oleh manusia, perubahan iklim, kerusakan
lapisan ozon, degradasi lahan, dan penurunan tingkat biodiversitas.
Bab II berisi topik mengenai Ekonomi Alam. Ekonomi Sumberdaya alam berhubungan
dengan penyediaan, permintaan, dan alokasi sumberdaya alam yang ada di bumi yang memiliki
tujuan untuk memastikan ketersediaannya bagi generasi mendatang. Sumberdaya memiliki
beberapa klasifikasi yakni terbarukan dengan dua jenis yakni terbarukan airan dan terbarukan
tetapi teratas, lalu ada sumberdaya tidak terbarukan yakni mineral dan fosil. Sebagian besar
penelitian saat ini berasal dari fungsi dan layanan bernilai ekonomis (Turner et al.m 1994)
yakni dasar dari sumberdaya alam, kapasitas dan kemampuan asimilasi limbah, sekumpulan
sumberdaya alam, dan system pendukung bagi kehidupan.
Bab III membahas mengenai Eco-Analysis dan Green Growth. Analisis ekonomi
memiliki berbagai peranan dalam perumusan kebijakan untuk pembangunan dalam skala lokal
maupun nasional, yaitu fungsi pemerintah dalam perekonomian yakni menciptakan peluang
kerja dan integrasi dari dua alat kebijakan berdasarkan analisis mikro makro. Salah satu alat
bisa mengevaluasi kebijakan yang ada yaitu Analisis Efektivitas Biaya dan Analisis Biaya
Manfaat. Metode penilaian yang lainnya adalah Analisis Biaya Manfaat. Green Growth sangat
terkait dengan gagasan Green Economy yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
sosial dan keadilan sosial secara keseluruhan, sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan
penurunan kualitas ekosistem (UNEP, 2011). Konsep kedua nya digabungkan oleh fakta
sebagai alat mengatasi krisis keuangan dan ekonomi yang memiliki tujuan mendorong
kabangkitan kembali ekonomi global yang terganggu dengan mengarahkan investasi di pasar
produk dan layanan lingkungan dan keanekaragaman hayati (Lane, 2010).
Pada Bab IV berisi tentang Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan. Pada
tahun 1960-an minat masyarakat terhadap isu lingkungan telah meningkat. Akibat perhatian
pada lingkungan yang semakin meningkat, muncul konsep pembangunan berkelanjutan. Pada
tahun 1982, pemerintah Indonesia membuat peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup yang dituang dalam UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-
Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengakibatkan munculnya hukum
lingkungan. Lalu adanya perubahan UU agar memberikan hasil yang lebih baik, sehingga
menjadi UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam Keputusan
Presiden No. 2 tahun 2002 menyatakan tugas dan wewenang BAPEDAL (Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan) dialihkan ke Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Memasuki Bab V yakni Sejarah Pembangunan Berkelanjutan. Komponen perencanaan
strategi menciptakan kesejahteraan melalui pembangunan berkelanjutan yakni pemenuhan
segala kebutuhannya, memberantas kemiskinan, pembangunan dengan adanya partisipasi
masyarakat, adanya kekuasaan pemerintah, dan melakukan pembangunan lingkungan yang
berimbang. Sejarah pembangunan berkelanjutan berkaitan dengan KTT Rio De Janeiro 1992,
protokol Kyoto tahun 1997, dan KTT Yohanesburg 2002. Indonesia menjadi salah satu negara
yang menyepakati penerapan dari tujuan pembangunan berkelanjutan dan memiliki komitmen
untuk menyukseskan hal tersebut sehingga pada tahun 2016 Indonesia menciptakan lima
langkah dalam penerapan pembangunan berkelanjutan .
Bab VI memiliki pembahasan mengenai Pendekatan Ekonomi Ekologi. Ekonomi
ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha berkelanjutan untuk
menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan dari berbagai bidang
ilmu. Terdapat empat pilar utama dari teori neoklasik dengan beberapa pendekatan alternatif
lainnya yakni yang pertama nilai monisme. Nilai monimisme menyatakan secara tidak langsung
semua objek utilitas memiliki beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk
bisa selalu dibandingkan. Yang kedua The Rational Actor Model yang merupakan titik awal
untuk analisis ekonomi dengan membuat keputusan tanpa konteks sosial atau lingkungan.
Yang ketiga adalah Marginal Analysis yang memunculkan adanya asumsi untuk dasar dari
ekonomi neoklasik. Dan yang terakhir ada The Treatment of Uncertainty. Mempersempit
pilihan kebijakan ekonomi ke ranah efisiensi mengarahkan pada kesimpulan bahwa mekanisme
pasar harus mendorong adanya berbagai pilihan bernilai sosial.
Bab VII membahas tentang Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi. Menurut Brown
(2001), ahli ekonomi ekologi berpendapat bahwa perekonomian harus memperhatikan ekologi
untuk bisa memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan masa depan. Pada bab VIII
membahas Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan
mengintegrasikan pembangunan sosial budaya dan pembangunan lingkungan hidup ke dalam
arus utama pembangunan nasional agar kedua aspek tersebut mendapat perhatian yang sama
bobotnya dengan aspek ekonomi (Keraf, 2002:168).
Bab IX memiliki topik yakni Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup. Seiring
perekonomian global yang mulai bangkit dari masa resesi, banyak pendapat yang menyatakan
bahwa harus ada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan bertahan lama. Lingkungan
memainkan peran penting dalam perekonomian manusia yakni sebagai penyedia bahan yang
kemudian masuk ke dalam proses produksi dan melalui banyak layanan yang diberikannya.
Pada bab X yakni Instrumen Kebijakan Lingkungan. Instrumen yang didukung oleh
adanya administrasi dan lembaga adalah instrument yang efektif dan mampu memengaruhi
perilaku masyarakat dan perusahaan. Masuk pada bab XI yakni Perdagangan Internasional dan
Lingkungan. Perdagangan internasional memiliki dampak positif dan negative pada setiap
negara. Dampaknya pun berbeda-beda, dari negara yang cukup maju dengan negara yang
masih berkembang.
Masuk pada bab XII yakni Equity. Topik ini berbicara tentang keadilan bahwa ada
beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang yakni ada keputuhan dasar yang harus
dipenuhi. Secara umum equity menyiratkan keadilan distribusi keuntungan dan kerugian dan
hak setiap orang terhadap kualitas dan standar hidup yang dapat diterima. Dan pada bab XIII
yakni bab terakhir adalah Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan.
Terdapat tiga masalah ekonomi yang utama yaitu alokasi, distribusi, dan skala. Diharapkan
buku ini dapat memberikan manfaat dan insight bagi pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai