Universitas Brawijaya
2023
I. Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi
Ekologi merupakan bidang interdisipliner sebuah analisis ilmiah yang mencakup studi
interaksi antara organisme dan lingkungannya. Banyak sekali aplikasi praktis ekologi
misalnya dalam biologi konservatif, pengelolaan sumberdaya alam (pertanian, kehutanan,
perikanan, agroekologi, agroforestry), pengelolaan lahan basah, perencanaan kota (ekologi
perkotaan), dan interaksi sosial manusia (ekologi manusia). Sedangkan ekonomi dalam
Bahasa Yunani merupakan tempat memproduksi, mendistribusikan/pertukaran, konsumsi, dan
penyediaan jasa layanan. Menurut Fauzi (2004), Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang
mempelajari pengalokasian sumberdaya yang memiliki alternatif-alternatif penggunaan
dalam memenuhi keinginan maupun kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Equity atau
yang bisa kita sebut ekuitas berkaitan dengan keadilan yang harus ada dalam diri manusia
untuk dibawa ke dalam kehidupan bermasyarakat. Ekuitas merupakan pedoman utama
pembangunan berkelanjutan jika tidak ada maka dapat menyebabkan degradasi lingkungan.
Hubungan antara konsep ekologi dan ekonomi disebut ekonomi ekologi. Ekonomi
ekologi adalah kajian yang membahas mengenai keterkaitan interaksi antara manusia dan
alam/lingkungannya. Ekonomi diperlukan sebagai sebuah sistem, dan lingkungan adalah
keseluruhan dari planet bumi. Terdapat tiga komponen yang akan membantu mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan,
dan equity atau kesetaraan sosial. Sehingga disebut sebagai The Three E’s of Sustainability
(tiga pilar keberlanjutan). Keberlanjutan lingkungan harus mempertahankan sumber daya
secara stabil, menghindari adanya eksploitasi serta menjaga agar lingkungan tidak kehilangan
fungsi utamanya.
Pertumbuhan ekonomi memberikan banyak manfaat antara lain meningkatkan standar
kehidupan dan kualitas kehidupan diseluruh dunia, akan tetapi juga mengakibatkan
berkurangnya sumberdaya alam dan degradasi ekosistem. Menurut Contanza et al., (1997),
terdapat lima bukti bahwa subsistem ekonomi telah mencapai atau melampaui batas dari
ekosistem global sebagai sumber bahan dan penyerap limbah, yaitu: penggunaan biomassa
oleh manusia, perubahan iklim, kerusakan lapisan ozon, degradasi lahan, dan yang terakhir
penurunan tingkat biodiversitas.
II. Ekonomi Alam
Ekonomi sumber daya alam adalah cabang ilmu akademis multidisiplin yang
berhubungan dengan penyediaan, permintaan, serta alokasi sumberdaya alam di bumi. Tujuan
ekonomi sumberdaya alam untuk memahami peran sumberdaya alam dalam perekonomian
sehingga dapat dikembangkannya metode pengelolaan sumberdaya berkelanjutan untuk
memastikan ketersediaan untuk generasi yang akan datang. Ekonomi lingkungan fokus untuk
bisa mengidentifikasi tingkat optimal dari suatu pencemaran lingkungan dan menggunakan
efisiensi ekonomi untuk melakukan perlindungan pada lingkungan. Secara garis besar
terdapat dua macam sumberdaya yaitu sumberdaya yang dapat diperbarui dan sumberdaya
yang tidak dapat diperbarui. Sumberdaya yang terbarukan atau sumberdaya yang dapat
diperbarui adalah sumberdaya yang dapat disesuaikan dengan berlalunya waktu, baik melalui
reproduksi biologis maupun proses alami lainnya yang berulang. Sumberdaya yang tidak
terbarukan atau sumber daya yang terbatas merupakan sumberdaya yang tidak dapat
memperbaharui dirinya sendiri pada tingkat yang memadai untuk bisa diekstraksi untuk
kepentingan ekonomi berkelanjutan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sumberdaya
berdasarkan asal usulnya terbagi menjadi dua yaitu, biotik dan abiotik. Sumberdaya biotik
adalah sumberdaya yang berasal dari hewan dan tumbuhan, sedangkan sumberdaya abiotik
berasal dari non-hidup seperti tanah, air, dan udara.
Seluruh instrumen kebijakan lingkungan memiliki kesamaan dalam tujuannya yaitu
untuk tercapainya perbaikan lingkungan, membuat pengeluaran biaya serendah mungkin bagi
pelaku ekonomi baik itu bisnis, rumah tangga dan pemerintah. Tujuan yang terakhir untuk
menghindari hal negatif dan terciptannya dampak positif di wilayah masyarakat lainnya.
Sebagian besar penelitian saat ini berasal dari asumsi bahwa lingkungan menyediakan
manusia dengan berbagai fungsi serta layanan bernilai ekonomis (Turner et al., 1994),
beberapa asumsi yang ada, yakni; 1.Dasar dari sumberdaya alam baik itu sumberdaya
terbarukan maupun tidak terbarukan, 2.Kapasitas dan kemampuan asimilasi limbah,
3.Sekumpulan sumberdaya alam (lanskap dan kemudahan sumberdaya), 4.Sistem pendukung
bagi kehidupan.
III. Eco-Analysis dan Green Growth
Manfaat sosial dan manfaat ekonomi merupakan sesuatu yang diperhatikan dalam
sebuah proyek yang menggunakan analisis ekonomi. Menurut Kasmir (2008), dalam
pelaksanaan kegiatan pasti terdapat dampak negatif dan dampak positif. Pada aspek ekonomi
dampak positif dapat terlihat dengan adanya investasi yang lebih ditekankan pada pemerintah
secara umum dan masyarakat secara khusus. Dampak aspek ekonomi lainnya karena adanya
kegiatan pembangunan dan investasi yakni: ekonomi rumah tangga di sekitar dapat
meningkat, dapat menggali mengatur dan menggunakan secara maksimal ekonomi
sumberdaya alam, dan ekonomi daerah dapat meningkat.
Analisis ekonomi baik skala lokal maupun nasional memiliki berbagai peranan dalam
perumusan kebijakan pembangunan, antara lain fungsi pemerintah dalam perekonomian
untuk dapat menciptakan peluang kerja yang banyak tanpa menimbulkan inflasi negara
sehingga membutuhkan perpaduan dari dua kebijakan negara yaitu kebijakan moneter dan
fiskal, integrasi dari dua alat kebijakan ini berdasarkan pada analisis mikro dan makro untuk
dapat memperkirakan besarnya dampak yang mungkin muncul setelah keputusan dibuat.
Ahli ekonomi harus memperhatikan isu sentral yang harus diselesaikan salah satunya
terkait valuasi ekonomi sumberdaya alam.Valuasi ekonomi sumberdaya alam adalah
langkah-langkah untuk bisa mempelajari kelayakan sebuah kegiatan. Alat yang bisa untuk
mengevaluasi kebijakan yang ada yaitu Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness
Analysis) dan Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis). Salah satu yang paling mudah
digunakan adalah analisis efektivitas biaya dimana berbagai tindakan akan dievaluasi dalam
hal biaya peningkatan per indikator atau langsung dengan banyak indikator yang hasil dari
penilaiannya kemudian akan diurutkan dalam biaya per unit dari nilai indikator yang dicapai.
Analisis biaya manfaat memperkirakan manfaat yang ada untuk diterapkan dalam pelayanan
ekosistem atau dengan kata lain manfaat dipandang sebagai ukuran untuk meningkatkan
salah satu bahkan lebih indikator yang dihitung dalam bentuk uang dan dinilai berdasarkan
biaya.
Green Growth sangat penting dan dinilai sangat efisien secara ekonomi karena
penting bagi negara-negara berkembang untuk meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial
yang signifikan ( World Bank, 2012 dan OECD, 2013). Green growth dinilai sangat penting
untuk bisa mengatasi permasalahan dan tantangan dalam pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan. Kebijakan pertumbuhan hijau harus bisa bermanfaat dalam jangka pendek dan
jangka panjang dengan memaksimalkan sinergi dan mitigasi dari trade-off di seluruh ruang
dan waktu. Strategi green growth telah diusulkan sebagai cara untuk negara berkembang atau
berpenghasilan rendah yang membutuhkan adanya penguatan untuk mengatasi masalah
lingkungan dan sosial agar berkembang pesat, seperti negara Brazil, China, India dan
indonesia untuk mengatasi emisi gas rumah kaca dan degradasi lingkungan yang telah
membawa pertumbuhan semakin menurun.Green growth dapat menyebabkan dampak positif
mulai dari pengurangan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, mengurangi kerentanan terhadap
perubahan iklim dan bencana alam, keamanan energi yang lebih besar, serta penghidupan
yang lebih aman bagi mereka yang secara langsung bergantung pada penggunaan
sumberdaya alam. Green growth berhubungan atau saling terkait dengan gagasan Green
Economy yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial dan keadilan sosial secara
keseluruhan.
IV. Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan
40 tahun terakhir ini pengelolaan dan perkembangan lingkungan dituntut untuk dapat
mengatasi masalah global dan pembangunan berkelanjutan serta saling meninjau
kemungkinan yang mungkin terjadi sekarang dan dimasa depan untuk mewujudkan
kesejahteraan manusia yang lebih baik. Terdapat berbagai reaksi terhadap masalah degradasi
lingkungan yakni, mengabaikan ancaman, melakukan advokasi untuk meninggalkan
teknologi dan kembali ke cara yang sederhana, dan menggunakan semua alat yang tersedia
termasuk teknologi, pendidikan dan etika untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
Antara abad ke 18 dan akhir 1940-an, sudut pandang berlaku di barat adalah berpikir
bahwa alam adalah sesuatu untuk dipelajari, dicatat, dimiliki dan dieksploitasi, dan bumi
beserta seluruh isinya hampir tidak terbatas dan tahan lama. Namun, hanya sedikit yang
memiliki kesadaran akan kompleksitas kerentanan dan keterbatasan ekosistem di bumi. Pada
tahun 1960-an minta masyarakat terhadap lingkungan telah meningkat , sehingga beberapa
menyebut sebagai gerakan lingkungan. Secara khusus Indonesia telah menyatakan bahwa
sumberdaya yang ada di Indonesia digunakan untuk kemakmuran rakyat. Pada tahun 1982
pemerintah Indonesia membuat peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan
lingkungan hidup yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disingkat menjadi UUPPLH. Pada UUPLH
prinsip yang dianut adalah prinsip “Ecodevelopment” yang merupakan perpaduan antara
pembangunan dan lingkungan. Prinsip-prinsip tersebut adalah 1. Lingkungan hidup adalah
anugerah dari Tuhan yang harus dikembangkan dan dilestarikan untuk menciptakan
keselarasan dan keseimbangan semua aspek, 2. Sumberdaya alam harus digunakan untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat dan sumberdaya alam harus dilestarikan dengan
penggunaan yang bijaksana, terpadu dan menyeluruh, 3. Asas yang digunakan dalam
pengelolaan lingkungan seimbang agar dapat mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan,
4. Kehidupan yang optimal hanya dapat tercapai pada lingkungan yang seimbang dan serasi.