Anda di halaman 1dari 9

Mengulas Buku E3 ( Ecology, Economy, Equity), Rita Parmawati

Oleh:
Adhitya Tjahya Prawita Wulan
215030800111048 // Pariwisata FIA UB

=Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi=

Ekologi dapat diartikan sebagai analisis ilmiah dan juga studi interaksi antar
organisme dan lingkungannya. Ekologi tidak bisa dipisahkan dari manusia karena
manusia merupakan organisme dan sumberdaya penyusun ekologi itu sendiri.

Ekonomi secara istilahnya berarti tempat memproduksi, mendistribusikan


(bertukar), konsumsi, dan penyediaan jasa layanan. Sedangkan ilmu ekonomi sendiri
dapat diartika sebagai ilmu yang memperlajari tentang pengalokasian sumberdaya yang
memiliki alternative penggunaan, dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia.
Di dalam ekonomi ini terdapat agen-agen penggeraknya, baik berubaha individu
maupun kelompok (bisnis, organisasi, atau pemerintah).

Equity atau keadilan disini mencakup ekuitas dalam diri manusia yang
kemudian akan dibawa kedalam kehidupan bermasyarakat manusia itu sendiri. Equity
(ekuitas) ini merupakan prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan karena apabila
ekuitas tidak ada maka kemungkinan untuk terjadinya degradasi lingkunganpun
sangatlah tinggi.

Hubungan antara ekonomi dan ekologi ini disebut sebagai ekonomi ekologi
dimana kaian mengenai hubungan antara manusia dan lingkungannya ini dibahas lebih
dalam lagi. Disaat ekonomi dikatakan sebagai sistem tunggal, ekologi atau lingkungan
adalah sistem yang melingkupi keseluruhan alam. Sedangkan hubungan antara ekonomi
dan ekuitas adalah fakta bahwa ekuitas dan ekonomi merupakan komponen yang
berperan penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan disamping
keberlanjutan lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ekonomi, Ekologi, dan
Ekuitas ini saling berkaitan demi terwujudnya pembangunan berkelanjutan yang sukses.
=Ekonomi Alam=

Ekonomi SDA ini berhubungan dengan penyediaan, permintaan, dan alokasi


SDA yang ada di bumi. Tujuan dari Ekonomi SDA ini ialah untuk memahami peran
SDA dalam perekonomian sehingga kemudian dapat dikembangkan metode
pengelolaan SDA yang lebih berkelanjutan sehingga keduanya tetap dapat seimbang
dan efisien. Ekonomi lingkungan memiliki fokus untuk mengidentifikasi tingkat
optimal dari suatu pencemaran lingkungan dan efisiensi penggunaan dalam ekonomi
untuk perlindungan lingkungan.

SDA ialah sumber yang memiliki nilai intristik masing-masing atau nilai
berkelanjutan jangka panjang, yang digunakan oleh manusia untuk menyokong suatu
hal. SDA diklasifikasikan kedalam 2 kelompok; yang terbarukan dan tidak terbarukan.
SDA yang terbarukan ini merupakan bagian dari lingkungan alam dan kompones-
kompones ekosfer yang memiliki siklus hidup bernilai active. Sedangkan SDA yang
tidak terbarukan ialah SDA yang tidak dapat memperbarui dirinya pada tingkat yang
memadai sehingga siklus hidupnya sering disimpulkan sebagai passive.

Konsep pengelolaan SDA yang tidak terbarukan berkaitan dengan penggunaan


SDA yang optimal. Semua instrument kebijakan lingkungan ini tidak lain dan tidak
bukan bertujuan untuk mencapai perbaikan lingkungan, meminimalisir pengeluaran
biaya bagi pelaku ekonomi, dan juga menghindari hal negative dengan cara
menciptakan dampak yang positive di masyarakat.

=Eco-analysis and Green Growth=

Analisis ekonomi dan lingkungan dapat dilihat dari proses perumusan beberapa
kebijakan berikut:

1. Fungsi pemerintah dalam perekonomian adalah untuk bisa menciptakan peluang


pekerjaan yang banyak tanpa menimbulkan inflasi pada Negara (kebijakan fiscal dan
kebijakan moneter)
2. Integrasi dari dua alat kebijakan berdasarkan analisis mikro dan makro ekonomi
berfungsi untuk memperkirakan besaran dampak yang mungkin muncul setelah sebuah
keputusan dibuat. Instrumen untuk mengevaluasi sasaran dan kebijakan untuk
lingkungan dibedakan menjadi 2; Cost Effectiveness Analysis dan Cost Benefit
Analysis.

Green Growth ialah sebuah kebijakan dimana lingkungan dibawa kedalam


pertimbangan keputusan ekonomi sehingga sumberdaya, system energy, dan modal
alami dalam kalkulus ekonomi dapat diolah secara efisien. Sebagian besar kebijakan
hijau memiliki biaya ekonomi dalam jangka pendek, terlepas dari manfaat ekonomi dari
lingkungan dan modal alam yang lebih baik diperhitungkan secara jangka panjang,
sinergi dan mitigasi dari trade-off diseluruh ruang dan waktu lebih terlihat jelas
manfaatnya. Tujuan Green Economy ialah untuk memberantas kemiskinan dan
memberikan dukungan kepada negara-negara berkembang. Sedangkan Green Growth
bertujuan melanjutkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menyadari peran modal alam
dalam proses perencanaan dan neraca nasional. Kaitan Green Growth ini dengan Green
Economy ialah keduanya sama-sama berorientasi pada peningkatan kesejahteraan social
dan keadilan social secara keseluruhan serta mengurangi risiko lingkungan dan
penurunan kualitas ekosistem.

=Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan=

Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan tujuan bisa mencapai potensi dalam


menjaga keseimbangan secara global dan, jika memungkinkan, memperbaiki
kesejahteraan masyarakat. Gagasan bahwa dunia menghadapi krisis lingkungan
merupakan pemicu munculnya perubahan yang signifikan, termasuk didalamnya
perdebatan akan solusi-solusi untuk mengatasi keadaan ini.

Pada tahun 1982, Pemerintah RI membuat perppu mengenai pengelolaan


lingkungan hidup dengan nama UU No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) dimana prinsip Ecodevelopment
yang merupakan perpaduan antara pembangunan dan lingkungan dicetuskan.
=Sejarah Pembangunan Berkelanjutan=

Pembangunan berkelanjutan bisa diartikan sebagai proses pembangunan yang


dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi tetap dengan mempertahankan
stabilitasnya sehingga bisa juga dinikmati di masa mendatang. Aspek penting di dalam
pembangunan berkelanjutan ini meliputi: Inclusivity (keseluruhan), Connected
(berhubungan), Equitablility (keadilan), Prudent (kebijaksanaan), dan Security
(keamanan).

Kunci dari pembangunan berkelanjutan adalam terpenuhinya kebutuhan saat ini tanpa
mengurangi kemampuan lingkungan atau sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan yang
akan mendatang.

=Pendekatan Ekonomi Ekologi=

Pendekatan yang digunakan berdasarkan teori neoklasik untuk ekonomi dan ekologi:

1) Monism Value → Semua objek utilitas memiliki beberapa karakteristik yang umum
dan memungkinkan untuk selalu dibandingkan. Nilai ini berada di belakang CBA yang
mana surplus konsumen digunakan dalam penilaian keinginan pilihan kebijakan public.

2) The Rational Actor Model → Titik awal analisis ekonomi dimana keputusan yang
dibuat tidak berkonteks social atau lingkungan untuk membuktikan bahwa ekonomi dan
ekologi saling berkaitan erat.

3) Marginal Analysis → Margin dapat diartikan sebagai pandangan dalam sebuah ilmu
ekonomi yang bertahap, terus-menerus, dan progresif. Jadi, marginal analysis adalah
hasil substitusi monism value, opportunity cost, dan equilibrium.

4) The Treatment of Uncertainty → Isu utama yang menjadi pencetus adanya ahli
ekonomi neo-liberal dan heterodoks.

5) Efficiency, Stability, and Equity → Mempersempit pilihan kebijakan ekonomi ke


ranah yang lebih mengarahkan pada kesimpulan bahwa mekanisme pasar harus dapat
mendorong berbagai pilihan bersifat social.
=Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi=

Untuk bisa mempertahkan hidupnya, manusia membutuhkan barang-barang dan


jasa yang pada umumnya berasal dari alam/lingkungan. Upaya untuk mempertahankan
sumberdaya yang berasal dari lingkungan dalam tanpa mengesampingkan kebutuhan ini
lah yang menjadi titik awal ekonomi ekologi. Semakin makmurnya kehidupan ekonomi
manusia cenderung menghasilkan dampak negative terhadap lingkungannya maka dari
itu pengupayaan terkait menyeimbangkan antar kebutuhan pembangunan dan
kelestarian lingkunganpun akhirnya dianggap serius.

Pembangunan berkelanjutan memiliki fungsi dasar sebagai sarana untuk bisa


memenuhi kebutuhan hidup dan menyejahterakan masyarakat, baik untuk generasi saat
ini, maupun generasi mendatang. Berdasarkan sudut pandang ekonom kebanyakan,
banyak yang berpendapat bahwa krisis ekonomi yang sedang terjadi saat ini
membutuhkan perhatian lebih akan pembangunan ekonomi dan mengabaikan masalah
lingkungan hidup untuk sejenak jadi ekonomi disini diletakkan di atas lingkungan
kedudukannya. Sedangkan bagi “komunitas hijau” kedudukan lingkungan seharusnya
berada di atas ekonomi karena pada dasarnya sumber dari kegiatan ekonomi tersebut
berasal dari lingkungan itu sendiri maka dari itu kesejahteraan lingkungan seharusnya
dinomorsatukan.

=Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan=

Terdapat setidaknya 3 inti dari pembangunan yang bisa digunakan untuk


menggambarkan tujuan masyarakat: pangan, penghargaan diri, dan bebas dari
perbudakkan. Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk bisa menyelaraskan,
mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Keberlanjutan disini diartikan sebagai proses untuk bisa menjaga
kapasitas sistem ekonomi dan lingkungan agar mampu untuk terus-menerus memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Pembangunan berkelanjutan ini mengintegrasikan
pembangunan sosial budaya dan pembangunan lingkungan hidup ke dalam arus
pembangunan nasional.
=Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup=

Lingkungan memainkan peran kunci dalam perekonomian manusia, sebagai


penyedia bahan yang kemudian masuk ke dalam proses produksi dan melalui banyak
layanan yang diberikannya. Pertumbuhan ekonomi (pada gilirannya) penting untuk
kesejahteraan ekonomi dan manusia. OECD mendefinisikan modal alam adalah asset
dari alam yang berperan untuk menyediakan input SDA dan jasa lingkungan di dalam
proses produksi ekonomi. MEA (millennium Ecosystem Assessment) menunjukkan
bahwa asset dan layanan yang disedikan oleh lingkungan dapat digabungkan dalam 4
kategori:
1) Penyediaan layanan → produk berasal dari lingkungan
2) Pengaturan layanan → manfaar yang diperoleh dari proses alam
3) Layanan budaya → manfaat non-materian yang didapat dari alam
4) Layanan pendukung → layanan produksi/pengolahan hasil pengambilan alam

Terdapat teori alternative yang menjelaskan hubungan keterkaitan pertumbuhan


ekonomi dengan kualitas lingkungan. Teori ini disebut teori batas yang
mempertimbangkan kemungkinan bahwa batas lingkungan akan tercapat sebelum
ekonomi mencapai titik balik EKC. Misalnya pada konteks mempertahankan
keanekaragaman hayati dimana spesies yang sudah punah tetap tidak akan bisa
diciptakan kembali bahkan dengan pengeluaran yang ditingkatkan. Maka dari itu, perlu
adanya peran kebijakan lingkungan sebagai upaya cipta dan pengelolaan serta
penyediaan dan penggunaan sumberdaya lingkungan yang mendukung kesejahteraan
lingkungan demi berkelanjutannya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

=Instrumen Kebijakan Lingkungan=

Instrumen kebijakan lingkungan:


1) Kebijakan insentif dan subsidi
2) Kebijakan disinsentif, pajak, dan retribusi
3) Kebijakan penentuan harga dari sumberdaya
Fungsi dari kebijakan tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk mendorong
penggunaan dan pengelolaan SDA yang lebih efisien serta untuk menerapkan prinsip
Polluter Pays Principle yang mana limbah buangan akibat tindakan
seseorang/perusahaan dapat dibatasi. PPP ini didefinisikan sebagai prinsip di mana
perusahaan/seseorang yang mengeluarkan limbah yang menjadi pencemar lingkungan
harus menanggung biaya untuk melaksanakan tindakan pencegahan dan pengendalian
polusi lingkungan tersebut.

Tipe-tipe instrument ekonomi:


1) Biaya emisi/pajak
2) Biaya penggunaan
3) Biaya produk/pajak yang diterapkan terhadap harga
4) Biaya administrasi
5) Perdagangan emisi berdasarkan prinsip kenaikan kuantitas harus diimbangi dengan
penurunan emisi yang setara atau lebih besar
6) Sistem pengembalian dana (deposit-refund system)
7) Subsidi

=Perdagangan International dan Lingkungan=

Perdagangan international memiliki dampak yang sangat besar terhadap negara-


negara yang masih berkembang. Kondisi negara berkembang yang ekonominya masih,
bisa dikatakan, rendah menimbulkan munculnya hutang luar negeri yang sangat besar
akibat dari proses impor yang lebih besar ketimbang ekspornya. Hutang-hutang ini jadi
pendorong untuk negara berkembang tsb untuk terus mengeksploitasi SDA nya demi
menutup hutang-hutang luar negeri tadi.

Prinsip hukum perdagangan international:


1) Prinsip dasar kebebasan berkontrak
2) Prinsip dasar Pacta Sunt Servanda
3) Prinsip dasar penyelesaian sengketa dengan Arbitrase
4) Prinsip dasar kebebasan komunikasi
Meski demikian, menurut Michael P, Todaro (1999) dalam Anna YH (2007),
negara maju dapa membantu negara berkembang dalam perbaikan lingkungannya. Yang
pertama dengan memberikan akses yang terbuka dalam perdangangan negara
berkembang untuk mewujudkan liberasi perdagangan. Yang kedua dengan
meningkatkan hutang luar negeri dengan membentuk program pertukaran utang untuk
modal lingkungan. Dan yang ketiga dengan memberikan bantuan financial dan
teknologi.

=Equity=

Equity berbicara tentang keadilan. Equity merupakan kepercayaan bahwa segala


hal dalam aspek social harus sama-rata nilainya. Secara umum disepakati bahwa konsep
equity menyiratkan mengenai perlunya keadilan dalam distribusi keuntungan dan
kerugian, serta hak setiap orang akan kualitas dan standard hidup yang dapat diterima.

Intergenerational Equity adalah konsep yang menyatakan bahwa manusia


memiliki lingkungan alam dan budaya yang sama baiknya dengan generasi sekarang,
selumnya, maupun sesudahnya, Artinya, generasi sekarang sebagai pewaris bumi
berkewajiban untuk memberikan apa yang kita dapatkan kepada generasi berikutnya
juga.

=Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan=

(1) Isu-isu spesifik yang menjadi sebuah tantangan dalam ekonomi ekologi

→ Dengan hadirnya manusia beserta segala evolusi didalamnya yang terjadi


akibat kehadiran manusia ini, kondisi lingkungan yang awalnya seimbang
antara SDA dan kebutuhan manusiapun mulai tergeser kestabilannya. Masalah
yang muncul adalah kondisi ini memaksa manusia untuk mulai menjaga
kapasitas produktif tetap utuh di dunia seraya memelihara modal alam yang ada.

Tiga masalah utama dalam hal ini terkait dengan alokasi, distribusi, dan skala.
(2) Isu-isu dalam pembangunan berkelanjutan

→ Pembangunan yang terus-menerus digalakkan tanpa memikirkan


kondisi/dampak nya terhadap lingkungan menyebabkan rusaknya lingkungan
dan juga terjadinya polusi dimana-mana. Faktor didalam kerusakan inipun saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, seperti kepadatan penduduk dengan
tingginya tingkat pertumbuhan pembangunan infrastruktur di suatu daerah
sehingga alih fungsi lahanpun terjadi sampai terjadi bencana seperti banjir,
longsor, dll. Atau misalnya dengan bertambahnya aktivitas masyarakat, maka
bertambah pula masalah-masalah social dan lingkungan hidup yang muncul.

(3) Negara yang menerapkan E3

→ Swedia, Denmark, Norwegia.

Anda mungkin juga menyukai