Anda di halaman 1dari 13

Mengulas Buku: Ecology, Economy, Equity (Sebuah Upaya Penyeimbangan

Ekologi dan Ekonomi) Penulis Rita Parmawati


Oleh: Tavia Wihdi Ramadhani
NIM: 215030807111017

1. Keseimbangan dala Ekonomi Ekologi

Ekologi, ekonomi, equity merupakan tiga hal menjadi Tiga Pilar Keberlanjutan
(The Three E’s of Sustainability). Tiga komponen ini akan membantu mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan,
dan kesetaraan sosial. Sebagai penjelasan lebih inti, Ekologi merupakan sebuah kajian
ilmiah dan studi terkait interaksi antara organisme dan lingkungannya. Terdapat
cakupan keilmuan di dalamnya seperti biologi, geografi, dan ilmu bumi. Ekologi erat
kaitannya dengan kehidupan manusia. Jika ekologi fokus terhadap lingkungan dan
manusia, ekonomi meletakkan kaca pembesarnya pada produksi, penggunaan, dan
pengelolaan sumberdaya. Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang berarti
memproduksi, mendistribusikan atau pertukaran, konsumsi, dan penyediaan jasa
layanan. Ekonomi sebagai ilmu dapat diartikan sebagai pembelajaran terkait
pengalokasian sumberdaya, yang mempunyai altefnatif-alternatif penggunaan, dalam
memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia yang tidak terbatas (Fauzi, 2004).

Equity, berbicara terkait keadilan yang harus ada dalam diri manusia untuk
dibawa ketika sedang hidup berdamping-damping dengan sosial masyarakat. Dengan
kata lain, ekuitas menyuarakan pentingnya kesamarataan antara keuntungan dan
kerugian yang dialami akibat adanya pembangunan. Setiap hak yang dimiliki oleh
masyarakat harus memiliki tingkatan yang sama. Ekuitas merupakan prinsip utama
pembangunan berkelanjutan karena apabila ekuitas tidak ada maka dapat menyebabkan
degradasi lingkungan. Ekologi dan ekonomi memiliki keterkaitan mengenai manusia
dan alam. Manusia tidak dapat terlepas dengan interaksi secara sosial, karena manusia
merupakan makhluk sosial. Ekonomi dapat dikatakan sebagai sebuah sistem yang
berdiri sendiri, sedangkan alam yaitu planet bumi. Perekonomian terletak di dalam bumi
di mana terjadi proses tukar-menukar enegri terjadi dalam hal itu, sehingga, manusia
pasti melakukan interaksi dengan alam dalam setiap kegiatannya.

Pembangunan keberlanjutan merupakan proses pembangunan yang dapat


memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan lingkungan untuk
menyediakan kebutuhan untuk generasi yang akan datang. Konsep ini mempertanyakan
apakah pola hidup manusia yang sedang dijalankan dapat diterima oleh generasi muda
selanjutnya. Keberlanjutan akan menjadi Batasan dalam jumlah populasi dan
mengurangi tingkat konsumsi masyarakat dan harus berorientasi pada integritas
ekosistem dan diversitas spesies.

2. Ekonomi Alam

Ekonomi sumberdaya alam terbentuk secara bertahap selama dua abad terakhir
berkaitan dengan pertanyaan mengenai cara menggunakan sumberdaya alam untuk
memperoleh manfaat secara maksimal. Ekonomi sumberdaya alam ini erat kaitannya
dengan penyediaan, permintaan, dan alokasi sumberdaya alam yang ada di bumi.
Bertujuan untuk memahami peran sumberdaya alam dalam perekonomian sehingga
dapat dikembangkan metode pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk
memastika ketersediannya bagi generasi yang akan datang. Secara keseluruhan,
ekonomi sumberdaya alam secara sistematis menggambarkan penggunaan sumberdaya
alam secara rasional dan ekonomis yang dilihat dari sudut pandang pengguna.
Sumberdaya alam dikategorikan menjadi dua macam yaitu:

 Sumberdaya yang Terbarukan


Merupakan sumberdaya alam yang dapat disesuaikan dengan berjalannya
waktu, dengan reproduksi biologis dan proses alami yang terjadi secara terus
menerus. Sumberdaya yang terbarukan ini dapat menjadi energi terbarukan.
Sumberdaya terbarukan dapat dikatakan permanen ketika sumberdaya dapat
mempertahankan tingkat pembaruan yang nilainya positif sehingga dapat
mengurangi polusi udara, kontaminasi tanah, perusakan tanah, perusakan
habitat, dan degradasi lahan
 Sumberdaya yang Tidak Terbarukan
Merupakan sumberdaya yang terbatas dan tidak dapat digunakan pada
tingkat untuk kepentingan ekonomi yang sustainable untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Contoh sumberdaya yang tidak terbarukan adalah bahan
bakar seperti minyak atau gas, batubara, dan minyak bumi
Sumberdaya juga dapat dikategorikan menjadi dua macam berdasarkan
asalnya.
 Sumberdaya biotik: sumberdaya ini berasal dari makhluk hidup seperti
hewan dan tumbuhan
 Sumberdaya abiotik: berasal dari komponen yang tidak hidup seperti tanah,
air, dan udara. Komponen ini tidak hidup memiliki pengaruh yang besar
kepada ekosistem.

3. Eco-Analysis dan Green Growth


Analisis ekonomi merupakan proses memahami dampak-dampak yang
diperoleh dari suatu kegiatan dan dari perspektif ekonomi, dampak positif
berupa tingkat investasi yang ditekankan pada pemerintah secara umum dan
masyarakat secara khusus. Dengan analisis ekonomi dapat dilihat manfaat
ekonomi dan sosial yang didapat dalam sebuah pembangunan. Pembangunan
dalam sebuah proyek tidak akan terlepas dari aspek-aspek ekonomi dan
membutuhkan dana untuk pengadaan tanah, peralatan, gedung, yang dikenal
sebagai investasi proyek. Analisis ekonomi memiliki peranan dalam pembuatan
kebijakan. Fungsi pemerintah dalam perekonomian untuk mengadakan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat tanpa menimbulkan inflasi. Pemerintah memiliki
peran yang sangat signifikan dalam proses mengatur pengeluaran sehingga
lapangan untuk bekerja dapat bertambah.
Inflasi dapat terjadi ketika pemerintah tidak mengatur dengan baik
pengeluaran sebuah negara dan dapat terjadi deflasi ketika kekurangan dalam
pengeluaran. Valuasi ekonomi merupakan sebuah tata cara dalam meneliti
kelayakan sebuah aktivitas. Valuasi ekonomi sangat signifikan dan menjadi
fokus utama yang harus diberikan solusi. Dalam mengevaluasi sasaran dan
kebijakan untuk lingkungan diperlukan beberapa instrument: Cost effectiveness
analysis merupakan mengevaluasi dalam aspek biaya peningkatan per indikator
atau langsung dengan berbagai indikator. Cost benefit analysis dalam hal ini
manfaat dianggap sebagai ukuran untuk meningkatkan salah satu atau banyak
indicator yang dihitung dalam bentuk uang dan dinilai berdasarkan biaya. Green
growth memperhatikan lingkungan ketika mengambil sebuah keputusan dalam
ekonomi serta sangat penting bagi negara berkembang untuk meningkatkan
perekonomian dan aspek sosial mereka. Di negara berkembang seperti Brazil,
India, dan Indonesia, green growth menjadi salah satu instrument yang
disarankan untuk menjadi solusi atas masalah rumah kaca dan degradasi
lingkungan yang membawa pertumbuhan mereka semakin menurun (Jupesta et
al., 2011; ADB / ABDI, 2013). Green growth erat kaitannya dengan green
economy, dimana dengan adanya ekonomi “hijau” akan meningkatkan investasi
yang lumayan besar di sektor ekonomi untuk menciptakan modal alam dari bumi
atau berkontribusi terhadap penurunan defisiensi ekologi dan ancaman
lingkungan.

4. Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan


Pada proses membangun, mengelola, dan mengembangkan lingkungan
sangat erat kaitannya dengan instansi-instansi kepemerintahan seperti LSM,
perangkat hukum, dan peraturan perundang-undangan serta perencanaan yang
diadakan oleh pemerintah. Pengelolaan dan perkembangan lingkungan
merupakan sebuah bidang yang dilatarbelakangi banyak disiplin dan terdapat
pertemuan antar berbagai keilmuan, agama, kelas, kelompok etnis, pandangan
politik, dan jenis kelamin dalam memberikan solusi atas masalah yang dimiliki
pada sebuah negara. Indonesia mengalami 3 masa dalam proses
mengembangkan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Masa Arus Global tahun
1972, saat adanya Komitmen Internasional serta saat Komitmen Nasional dalam
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, dan Paska Reformasi. Pada Pasal 33
ayat (3) yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat.” Dimana secara jelas dinyatakan bahwa segala manfaat
yang didapatkan oleh pemerintah dari kekayaan alam Indonesia akan diolah dan
hasilnya akan diolah untuk kemakmuran rakyat. Undang-undang ini menjadi
dasar ketika proses menyusun peraturan perundangan lain terkait lingkungan
hidup.
Di tahun 1982, pemerintah Indonesia menetapakan Undang-Undang
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) Nomor 4 tahun 1982 yang
menganut beberapa prinsip yaitu
 Lingkungan hidup perlu dijaga dan dikembangkankan untuk menjaga
keseimbangan berbagai aspek yang merupakan pemberian dari Tuhan
 Sumberdaya alam harus digunakan untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan dijaga keasriannya dengan penggunaan
yang bijaksana dan terpadu serta secara berkelanjutan.
 Asas yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan seimbang untuk
bisa mewujudkan pembangunan yang berkaitan erat dengan alam
 Kehidupan masyarakat yang ideal hanya mampu didapatkan ketika
lingkungan yang menjadi tempat tinggal mereka memiliki
keselarasan dan keseimbangan.
5. Sejarah Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah proses pembangunan
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang muncul pada masa ini namun
tetap memprioritaskan kebutuhan yang akan datang di masa depan.
Pembangunan berkelanjutan ini memiliki tujuan berupa meningkatkan mutu
hidup masyarakat lebih baik daripada sebelumnya. Pembangunan berkelanjutan
menaruh fokus utamanya pada penggunaan lingkungan dengan cara yang
bertanggung jawab dan bijak, tidak mengeksploitasi lingkungan dalam skala
yang besar. Dalam prosesnya, pembangunan berkelanjutan memiliki beberapa
prinsip yaitu: memenuhi segala kebutuhan manusia, memberantas tingkat
kemiskinan yang tinggi, pembangunan Bersama kontribusi masyarakat, adanya
kekuasaan pemerintah, melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang.
Jika Prinsip-prinsip tersebut saling berkaitan dalam proses pembangunan
maka akan menciptakan keseimbangan yang optimal, terutama dalam proses
mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat pada suatu daerah yang menjadi
masalah yang perlu dengan cepat diselesaikan. Kemiskinan telah menjadi
masalah utama yang memerlukan pemantauan berkala dari pihak pemerintah,
mulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil akhir. Pemerintah
memantau sehingga masyarakat menerima dampak positif yang merata. Di
Indonesia konsep dari pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari
peningkatan pendapatan nasional bruto. Pemerintah Indonesia membentuk
Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dibentuknya
secretariat ini agar proses implementasi dari pembangunan berkelanjutan terjadi
secara merata ke seluruh lapisan masyarakat. Indonesia dalam menerapkan
pembangunan berkelanjutan ada beberapa Langkah yang diambil yaitu
 Melakukan penggambaran untuk menyeimbangkan tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan pelaksanaan pembangunan
nasional
 Memetakan informasi dan indicator yang terkait dengan tujuan
pembangunan berkelanjutan
 Mengembangkan definisi operasional untuk setiap fase
keberlanjutan
 Merumuskan peraturan pemerintah untuk pembangunan
berkelanjutan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan hasil
 Penyusunan rencana aksi nasional dan daerah untuk keberhasilan
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di I9ndonesia.

6. Pendekatan Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi merupakan suatu keselarasan yang bergerak dalam


usaha berkelanjutan untuk menggabungkan antara teori ekonomi dan kebijakan
dengan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Teori ekonomi neoklasik
menjadi dasar ketika menetapkan sebuah kebijakan ekonomi di seluruh dunia,
tetapi dasar tersebut mengalami perombakan pada dua poin utama yaitu (1) teori
pelaku manusia yang terwujud dalam aksioma pilihan konsumen dan (2) teori
produksi yang terwujud dalam kompetensi sempurna dan produktivitas marginal
dari teori distribusi. Isu konseptual yang timbul untuk ekonomi ekologi adalah
nilai monisme yang menyiratkan bahwa semua objek utilitas memiliki beberapa
karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk bisa selalu dibandingkan.

Melalui ekonomi perilaku dan psikologi menyatakan adanya efek


endowment yaitu kondisi seseorang memposisikan nilai yang lebih tinggi pada
hal yang sudah mereka miliki, hyperbolic discounting yaitu kondisi seseorang
memotong pada tingkat waktu yang dekat dengan nilai tinggi dibandingkan pada
masa depan, loss aversion yaitu seseorang yang tidak menerima kerugian
dibandingkan gagal untuk menerima keuntungan yang setimpal, the part-whole
problem kondisi dimana seseorang memposisikan nilai yang lebih tinggi secara
terus menerus pada total komponen individual dari objek utilitas daripada
keseluruhan nilai dari barang tersebut (Gintis, 2000).

7. Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi


Ekonomi merupakan ilmu yang mendalami manusia mengenari tata cara
hidup dan proses untuk memenuhi kebutuhannya. Ekologi di sisi lain merupakan
studi yang mendalami hubungan antara hewan dan tumbuhan dengan
lingkungannya baik lingkungan organik maupun anorganik. Dua cabang
keilmuan ini sangat signifikan bagi proses hidup sebuah negara. Ketika
disatukan, ekonomi ekologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dengan alam yang berada di sekitarnya. Banyak
peneliti menyadari bahwa kegiatan dalam ekonomi mulai merusak lingkungan,
kemudian para peneliti ini menyatakan bahwa untuk mempelajari hubungan dan
dampak dari aktivitas ekonomi kepada lingkungan membutuhkan latarbelakang
berbagai ilmu dan disiplin. Ekonomi terpusat pada kebutuhan manusia, namun
sulit dilakukan pemenuhan kebutuhan jika tidak dikaitkan dengan lingkungan
dan alam.
Dua aspek ini selalu berjalan berdamping-dampingan dan saling
memberikan dampak satu sama lain. Seperti ketika aktivitas yang menghasilkan
karbon dioksida yang merupakan residu dari minyak bumi yang diproses yang
berasal dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Proses membakar
minyak ini akan menyebabkan karbon dioksida berada di atmosfer yang
kemudian menyebabkan efek rumah kaca. Kondisi yang mungkin terjadi dimana
lingkungan semakin rusak karena kepentingan ekonomi lebih diutamakan
berangkat dari adanya pembangunan yang memiliki manfaat yang lebih besar
untuk ekonomi walaupun dampak negatifnya bagi lingkungan sangat besar.
Apabila kondisi ini terus terjadi maka keberlanjutan tidak diutamakan dan pada
masa yang akan datang sumberdaya alam hanya merupakan sebuah cerita saja
dan tidak lagi bisa dimanfaatkan. Melalui pembangunan berkelanjutan
diharapkan ekonomi ekologi dapat menjadi jaminan bagi lingkungan yang
terjaga keasriannya dan ekonomi yang dapat memakmurkan kehidupan
masyarakat. Namun, pada saat ini banyak pasar tidak memiliki konsep dasar
ekologi sehingga terdapat kondisi dimana terjadinya eksploitasi besar-besaran
yang menyebabkan kerusakan alam. Karena hal itu dibutuhkannya ekonomi
ekologi yang berbasis pada ekologi untuk menunjang pertumbuhan dan
keberlanjutan ekonomi dan lingkungan. Fungsi sumberdaya kian turun yang
merupakan sebuah tanda bahwa lingkungan mulai terdegradasi. Seperti lahan
kritis, polusi udara, dan menurunnya keanekaragaman hayati. Kondisi ini dapat
menjadi ancaman bagi keberlanjutan ekonomi.

8. Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan


Keberlanjutan merupakan sebuah proses untuk menjaga kapasitas sistem
ekonomi dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia di waktu yang akan datang. Namun, saat ini banyak ahli yang kian
merasa khawatir karena sistem perekonomian tidak terlihat berorientasi pada
keberlanjutan sehingga memiliki kemungkinan untuk merusak kapasitas sistem
ekonomi dan lingkungan untuk terus memenuhi kebutuhan dan keinginan
manusia. Pembangunan keberlanjutan merupakan sebuah cara untuk
menyeimbangkan dan mengintegrasikan aspek-aspek sosial budaya, ekonomi,
dan lingkungan hidup. Pembangunan keberlanjutan memprioritaskan fokusnya
pada sosial budaya dan lingkungan hidup. Pertumbuhan ekonomi hanya dapat
berkembang jika dikaitkan dengan ekosistem lingkungan sebagai sistem
penopang kehidupan yang sekaligus berfungsi sebagai jaringan kehidupan.
Terdapat beberapa aspek dalam pembangunan berkelanjutan. Sudut pandang
ekonomi dimaksudkan kepada memakmurkan kehidupan masyarakat. Banyak
pakar ekonomi menafsirkan cara meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan
mengoptimalkan utilitas yang berasal dari barang-barang yang mereka konsumsi
seperti makanan, pakaian, perumahan, transportasi, dan layanan Pendidikan.
Sudut pandang ekologi memfokuskan terhadap adanya penerapan
batasan dalam tingkat konsumsi dan populasi masyarakat. Untuk mencapai
keberlanjutan ekologi, kemungkinan perlu memodifikasi preferensi konsumsi
saat ini dan Teknik produksi yang dilakukan, walaupun memiliki dampak positif
dalam aspek ekonomi namun apa yang terjadi pada proses produksi dan
konsumsi mengancam ketahanan ekologis sistem bumi. Sudut pandang sosial
dimana isu yang muncul di lingkungan saling berhubungan erat dengan
kemiskinan dan ketidakseimbangan. Akibat dari kemiskinan dan tingkat
pengangguran yang tinggi yang kemudian memberikan tekanan yang besar pada
hutan, perikanan, dan lahan marginal. Sebagian besar pemerintah terlibat dalam
keberlanjutan, namun untuk bisa mengembangkan kebijakan yang lebih baik dan
menarik, harus bisa mengetahui kausalitas antara pilar-pilar keberlanjutan suatu
daerah. Tantangan besar dalam proses pembangunan berkelanjutan adalah
banyak yang menilai bahwa skala kegiatan ekonomi global saat ini merupakan
sebuah ancaman bagi keberlanjutan. Namun, banyak juga yang menilai bahwa
kemiskinan harus cepat diselesaikan dengan meningkatkan skala kegiatan
ekonomi. Selain itu terdapat beberapa tantangan lain, yaitu:
 Pembangunan masyarakat
 Menghilangkan angka kemiskinan
 Meningkatkan angka Pendidikan
 Produksi dan konsumsi yang seimbang
 Mencari adanya keberlanjutan sosial
 Efisiensi dalam alokasi sumberdaya
 Kesadaran masyarakat
 Keseimbangan antar pilar keberlanjutan
 Menyelaraskan tujuan lokal dengan tujuan keseluruhan
 Kontribusi masyarakat dalam perencanaan

9. Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup


Kunci dalam perekonomian merupakan lingkungan, yang menjadi sarana
penyedia bahan baku yang akan masuk ke dalam proses produksi dan kemudian
akan di konsumsi oleh masyarakat melalui layanan yang diberikan. Lingkungan
juga menyediakan sarana untuk menyerap karbon, penyaringan polusi udara dan
air, melindungi daerah dari kemungkinan untuk banjir. Negara maju ataupun
negara berkembang perlu memperhatikan pertumbuhan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi serta manusia. Pertumbuhan ekonomi
umumnya berorientasi pada meningkatnya angka barang dan jasa yang
diproduksi seperti yang terhitung pada Produk Domestik Bruto (PDB). Namun
PDB tidak terus mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat, karena
kesejahteraan merupakan hal yang kompleks dan beragam, dan ditentukan oleh
berbagai faktor termasuk tingkat pendapatan, status Kesehatan, tingkat
Pendidikan, kondisi lingkungan rumah, dan kualitas lingkungan. Lingkungan
hidup dan ekonomi dijelaskan oleh OECD bahwa alam menyedikan aset seperti
udara bersih, air, dan tanah yang digunakan oleh seluruh manusia di muka bumi.
Dalam prosesnya terdapat empat kategori besar yaitu penyediaan layanan
dimana produk yang didapat dari lingkungan seperti air, makanan, serat,
sumberdaya genertik, biokimia, obat-obatan alami dan lain-lain. Pengaturan
layanan dimana dampak positif yang diterima dari kebijakan proses alam
termasuk kualitas udara, iklim, air, erosi, pemurnian air, penyakit dan
pengendalian hama. Layanan budaya dimana manfaat non-material diperoleh
manusia dari ekosistem melalui pengayaan spiritual, pengembangan kognitif,
refleksi, rekreasi, dan estetika. Layanan pendukung dimana dibutuhkan untuk
proses produksi semua layanan ekosistem seperti pembentukan tanah,
fotosintesis, produksi primer, siklus nutrisi dan siklus air.

10. Instrumen Kebijakan Lingkungan


Ekonomi yang berbasis lingkungan akan menjadi hal positif dimana
semua masyarakat antar generasi dapat merasakan manfaatnya secara merata.
Lingkungan merupakan ruang public dimana siapa saja dapat memanfaatkannya,
namun masih terdapat tanggung jawab pribadi manusia atas penggunaannya, dan
membutuhkan dukungan pemerintah dalam proses tersebut. Dibutuhkan dua
instrumen utama ketika mengatasi permasalahan yang ada yaitu instrumen
perintah dan instrumen pengawasan (command & control) serta economic
incentives. Tipe dari instrumen ekonomi terdapat berbagai jenis. Biaya emisi
atau pajak yang merupakan sebuah pembayaran atas kuantitas dan kualitas
polutan yang digunakan. Instrumen yang paling sering ditemukan pada sebuah
negara. Walaupun dengan intensitas dan angka pajak yang berbeda namun
hampir semua bidang lingkungan dan di semua negara angggota OECD
menerapkan pajak.
Biaya penggunaan merupakan biaya yang diperoleh dari masyarakat
untuk dimanfaatkan bagi pemerintah atau pengelola keuangan suatu negara
untuk pengumpulan dan pengolahan limbah padat dan limbah cair. Biaya produk
atau pajak atas polusi yang dihasilkan oleh produk tersebut selama masa
produksinya. Biaya produk ini digunakan untuk membiayai perawatan dan
pengendalian atas polusi yang diterima. Biaya administrasi merupakan dana
untuk membantu membiayai lisensi atau sistem pemantauan lisensi seperti saat
mendaftarkan produk kimia baru di negara Norwegia. Perdagangan emisi yang
didasarkan pada prinsip bahwa setiap kenaikan kuantitas dari emisi harus
diimbangi dengan penurunan emisi yang seimbang ataupun lebih besar. Sistem
pengembalian dana (deposit-refund systems) dimana kemasan untuk minuman
menyumbang 150 juta ton sampah, kebijakan ini telah diterapkan di negara-
negara OECD. Subsidi digunakan di banyak negara namun hanya boleh
digunakan secara sementara karena jika dalam jangka panjang akan menciptakan
inefisiensi ekonomi.
Polluter Pays Principle (PPP) merupakan sebuah prinsip yang
menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang menghasilkan limbah pencemaran
lingkungan harus membayar biaya sesuai atas pencemaran dan polusi yang
dihasilkan dan kemudian akan dinilai oleh pemerintah tingkat kesesuaiannya.
PPP hanyalah prinsip dimana jika ingin benar-benar diterapkan diperlukan
instrumen ekonomi seperti pajak, retribusi, dan lain-lain.

11. Perdagangan Internasional dan Lingkungan


Perdagangan internasional menyebabkan dampak yang besar bagi negara
yang berkembang karena dapat menimbulkan hutang yang sangat besar. Hutang
yang mereka miliki akan memaksa negara berkembang ini untuk
mengeksploitasi sumberdaya yang mereka miliki. Kemudian, banyak negara
maju yang masih enggan untuk membantu negara berkembang dalam aspek
teknologi, sehingga negara berkembang semakin sulit untuk meningkatkan
perekonomiannya. Antara negara maju dan berkembang terdapat kesenjangan
dalam proses mengelola lingkungannya, hal ini karena adanya perbedaan dalam
aspek teknologi, sumberdaya manusia, dan tingkat pendapatan masyarakat.
Perlindungan lingkungan dan Kesehatan suatu negara sangat dipengaruhi oleh
perdagangan internasional. Salah satu regulasi dari WTO agar bisa menurukan
tingkat pencemaran lingkungan akibat dari perdagangan Internasional adalah
dengan menerapkan PPMs (Process Production Methods)

12. Equity
Equity mendalami terkait keadilan yang berdasar dari konsep keadilan
sosial. Bahwa ada beberapa hal yang harus dimiliki semua orang, ada kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi, tanggungan dan upah harusnya tidak terlalu memiliki
kesenjangan pada seluruh lapisan masyarakat, dan aturan yang ada tidak hanya
berpihak kepada yang bersangkutan saja, dan memprioritaskan jujur dan adil.
Tersirat melalui equity bahwa keadilan sangat dibutuhkan dalam distribusi
keuntungan dan kerugian, dan hak setiap manusia untuk mengakses kualitas dan
taraf hidup yang dapat diterima. Hubungan antara kekayaan dan kesejahteraan,
salah satu perencanaan regulasi yang dikembangkan adalah pemerintah harus
memprioritaskan fokus mereka terhadap kesejahteraan dan kemakmuran yang
dapat dicapai melalui investasi sosial. Mengurangi tingkat ketidakadilan
merupakan alasan utama dari equity.

13. Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan.


Tiga masalah utama dalam ekonomi adalah alokasi, distribusi, dan skala.
Alokasi sumberdaya yang seimbang antara penggunaan adalah masalah ekonomi
yang paling banyak dibahas. Meningkatkan alokasi pasar dengan cara
melakukan perhitungan biaya lingkungan dan sosial serta menyadari adanya
konflik dengan arus globalisasi. Terdapat beberapa negara yang menerapkan E3
(Ecology, Economy, Equity) untuk mencapai tujuan SDG (Sustainable
Development Goal) yaitu Swedia, Denmark, Finlandia, Jerman, Perancis.
Swedia memperoleh peringkat tertinggi karena terdapat kontribusi dan integrasi
dari kelompok yang mendorong tercapainya pembangunan berkelanjutan serta
tidak luput peran pemerintah yang mendukung integrasi berbagai aspek yang
dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai