Anda di halaman 1dari 15

MENGULAS BUKU

JUDUL :
ECOLOGY, ECONOMY, EQUITY

PENGARANG :
RITA PARMAWATI

Ulasan Oleh :

Olvina Iswahyudi Lesmana (215030800111030)

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
BAB 1

Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi

Ekologi ialah suatu analisis ilmiah dan studi interaksi diantara organisme beserta
lingkungannya. Ekologi merupakan bidang interdisipliner yang mencakup beberapa
bidang seperti biologi, geografi, dan ilmu bumi. Terdapat banyak aplikasi praktis ekologi
dalam kehidupan. Hal ini dapat membuktikan bahwa ekologi tidak terpisah dari
kehidupan manusia. Organisme termasuk manusia dan sumberdaya yang menyusun
ekosistem yang pada gilirannya mempertahankan mekanisme umpan balik biofisik yang
mengatur proses yang bekerja pada komponen biotik maupun abiotic di bumi.

Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang artinya tempat memproduksi,


mendistribusikan, pertukaran, konsumsi, dan penyediaan jasa layanan. Agen ekonomi
dapat berupa individu, bisnis, organisasi, atau pemerintah. Transaksi ekonomi terjadi
ketika dua pihak menyetujui nilai atau harga barang atau jasa yang di transaksikan,
berbeda dengan transaksi moneter yang hanya memperhitungkan sebagian kecil dari
domain ekonomi. Ilmu ekonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai
pengalokasian sumber daya yang mempunyai alternatif penggunaan dan memenuhi
keinginan atau kebutuhan yang tidak terbatas (Fauzi, 2004).Ekuitas atau Equity
menyiratkan perlunya keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dialami akibat
adanya pembangunan. Ekuitas juga merupakan prinsip utama dari pembangunan
berkelanjutan. Hubungan antara ekonomidan ekologi disebut sebagai ekonomi ekologi.
Menjelaskan mengenai hubungan antara manusia dan alam yang saling berinteraksi.

Pertumbuhan ekonomi telah menghasilkan banyak peningkatan termasuk


peningkatan standar kehidupan dan meningkatkan kualitas kehidupan di seluruh dunia,
namun juga mengakibatkan berkurangnya sumber daya dan degradasi
lingkungan.misalnya kenaikan kadar CO2 di atsmosfer akibat dari aktivitas manusia yang
menimbulkan perubahan iklim di dunia. Subsistem ekonomi telah mencapai atau
melampau batas dari ekosistem global sebagai sumber serta penyerap. Ekonomi telah
menjadi bagian dari manusia sehingga terdapat analogi bahwa dari tengah Samudera
Antartika sampai Gunung Everest limbah dari aktivitas manusia ditemukan dan semakin
meningkat.
BAB II

Ekonomi Alam

Ekonomi Sumber Daya Alam diperkirakan telah ada pada paruh pertama abad ke-
19 dan ekonomi lingkungan yang jauh lebih baru pada paruh kedua abad ke-20 cenderung
diperlakukan sebagai disiplin ilmu ekonomi neo klasik yang terpisah dari otonom. Secara
keseluruhan, ekonomi sumberdaya alam secara sistematis menggambarkan penggunaan
sumberdaya alam secara rasional dan ekonomis yang dilihat dari sudut pandang
pengguna.

Sumber daya alam terbagi menjadi entitas yang terpisah contohnya seperti air
tawar, udara, serta organisme hidup seperti ikan atau bentuk yang harus dioleh terlebih
dahulu seperti bijih logam, minyak, dan sebagian besar bentuk energi. Terdapat dua
macam sumber daya di alam yakni sumber daya yang dapat diperbaharui dan tidak dapat
diperbaharui.

Sumberdaya yang dapat diperbaharui ialah sumberdaya alam yang dapat


disesuaikan dengan waktu, baik melalui reproduksi biologis maupun proses alami lainnya
yang berulang. Sumberdaya terbarukan ialah bagian dari lingkungan alam dan
komponen-komponen ekosfer. Sumberdaya yang tidak terbarukan atau terbatas ialah
sumberdaya yang tidak dapat memperbaharui dirinya pada tingkat yang memadai untuk
dapat diekstraksi guna kepentingan ekonomi yang berkelankjutan untuk kehidupan
manusia. Sebagai contoh bahan bakar berbasis karbon yang berasal dari bahan organic.

Sumberdaya juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal usaha. Yang pertama


ialah sumberdaya biotik dimana sumberdaya tersebut bersal dari hewan dan tumbuhan.
Lalu selanjutnya adalah sumberdaya abiotik yang dimana sumberdaya tersebut berasal
dari dunia non-hidup seperti air, tanah, dan udara.

Menurut model Hotelling yang dikembangkan oleh Harold Hotelling didasarkan


bahwa sejumlah asumsi yang cukup sederhana. Jumlah persediaan sumberdaya
diasumsikan sudah diketahui dan memiliki kualitas yang sama, dan semua pelaku pasar
diasumsikan memiliki pengetahuan yang sama. Dengan meningkatnya tingkat aktivitas
ekonomi dan meningkatnya jumlah spesies manusia, ambang kapasitas asimilasi alam
telah dilanggar, berisiko pada kelangkaan sumberdaya alam yang semakin meningkat.
BAB III

Eco-Analysis dan Green Growth

Pada aspek ekonomi, dampak positif bisa digambarkan dengan adanya investasi.
Perhitungan investasi, modal, maupun efek dari usaha yang dilakukan tidak lepas dari
aspek-aspek ekonomi. Suatu proyek pasti membutuhkan biaya untuk berbagai pengadaan,
dana ini keap kali disebut dengan investasi proyek. Sedangkan modal kerja adalah dana
yang dibutuhkan apabila proyek yang dilakukan telah selesai yang terdiri dari biaya tidak
tetap(Ibrahim, 2003).

Analisis ekonomi memiliki berbagai peranan dalam perumusan kebijakan untuk


pembangunan dalam skala lokal maupun internasional. Yang pertama, fungsi pemerintah
dalam perekonomian ialah untuk menciptakan peluang pekerjaan yang banyak tanpa
menimbulkan inflasi pada negara, sehingga membutuhkan perpaduan dari dua kebijakan
negara yaitu kebijakan fisik dan moneter. Yang kedua, integrasi dari dua alat kebijakan
ini berdasarkan pada analisis mikro dan makro ekonomi untuk bisa memperkirakan
besarnya dampak yang mungkin muncul setelah keputusan dibuat.

Menurut Ehrenfeld (1998) & Lockwood (1999), banyak orang tidak mengakui
nilai ekonomi pada keanekaragaman hayati. Arguen-argumen tersebut muncul karena
rientai preferensi manusia yang “memadu” perilaku konsumen sehubungan dengan
keanekaragaman hayati. Pada penyederhanaan risiko yang berlebihan, kita dapat
membedakan dua rentang orientasi nilai yang luas.

Salah satu alat untuk bisa mengevaluasi kebijakan yang ada yaitu Analisis
Efektivitas Biaya dan Analisis Biaya Manfaat. Salah satu yang paling mudah digunakan
adalah Analisis Efektivitas biaya, di mana berbagai Tindakan akan dievaluasi dalam hal
biaya peningkatan per indicator atau langsung dengan indikator. Metode yang lainnya
adalah Analisis Biaya Manfaat, di mana manfaat dipandang sebagai ukuran untuk
meningkatkan salah satu atau banyak indikator yang dihitung dalam bentuk uang dan
dinilai berdasarkan biaya. Green growth berhubungan dengan Green economy yang
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial dan keadilan sosial secara
keseluruhan, sekaligus mengurangi risiko lingkungan dan penurunan kualitas ekosistem
(UNEP, 2011)
BAB IV

Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan Hidup di Dunia

Dalam 40 tahun terakhir, baik pengelolaan dan perkembangan lingkungan dituntut


untuk bisa mengatasi masalah global dan pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan.
Sebelum tahun 1960-an, pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah kegiatan
yang bersifat top-down, Sekarang kegiatan ini sangat membutuhkan partisipasi
masyarakat untuk bisa bekerja sama mewujudkan keselarasan lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan.

Pada tahun 1982, pemerintah Indonesia membuat peraturan perundang-undangan


mengenai pengelolaan lingkungan hidup dengan nama Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Ppengelolaan Lingkungan Hidup yang
kemudian disingkat menjadi UUPPLH. Menganut prinsip “Ecodevelopment”, yang
merupakan perpaduan anatara pembangunan dan lingkungan. Prinsip-prinsip ini adalah
sebagai berikut.

1. Lingkungan hidup adalah anugerah dari Tuhan yang harus dikembangkan dan
dilestarikan untuk menciptakan keselarasan dan keseimbangan untuk semua
aspek
2. Sumberdaya alam harus digunakan untuk menciptakan kesejahteraan
masyarakat dan sumberdaya alam harus dilestarikan dengan penggunaan yang
bijaksna, terpadu, dan menyeluruh dengan mempertimbangkan masa depan
3. Asas yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan seimbang untuk bisa
mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan dengan alam.
4. Kehidupan yang optimal hanya dapat tercapai pada lingkungan yang
seimbang dan serasi.

Dalam Keutusan Presiden Nomor 2 tahun 2002 menyatakan bahwa tugas


wewenang BAPEDAL atau disingkat dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
dialihkan ke Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain instansi dan
Lembaga pemerintah ada juga Lembaga-lembaga yang uncul dari inisiatif masyarakat
sendiri untuk bisa mengelola lingkungan hidup, tetapi Lembaga ini masih sangat
berpedoman pada hukum adat yang berbeda untuk setiap daerah.
BAB V

Sejarah Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses pembangunan yang


dilakukan untuk memenuhu kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap mempertahankan
stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Terdapat beberapa
kaidah dalam pembangunan berkelanjutan antara lain :

1. Pemerataan dan keadilan (equity dan justice)


2. Keberlanjutan ekologis (ecological sustainability)
3. Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability)
4. Keberlanjutan sosial dan budaya (social-culture sustainability)
5. Keberlanjutan politik (political sustainability)
6. Keberlanjutan pertahanan dan keamanan (defense and security sustainability)
7. Pendekatan integrative, perspektif jangka Panjang (long term perspective)

Indonesia menjadi salah satu negara yang menyepakati penerapan dari tujuan
pembangunan berkelanjutan dan memiliki komitmen untuk menyukseskan hal tersebut.
Hingga tahun 2016 Indonesia dalam penerapannya untuk pembangunan berkelanjutan
telah melakukan beberapa langkah sebagai berikut.

1. Melakukan pemetaan untuk bisa menyelaraskan antara tujuan dan target


pembangunan berkelanjutan untuk pelaksanaan pembangunan nasional.
2. Melakukan pemetaan mengenai data dan indikator pada target pembangunan
berkelanjutan.
3. Menyusun definisi operasional untuk setiap langkah dalam pembangunan
berkelanjutan.
4. Menyusun peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan
berkelanjutan baik mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan targetnya.
5. Membuat rencana aksi secara nasional dan daerah untuk menyukseskan
implementasi dari pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga membentuk Sekretariat Nasiaonal Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan, agar implementasi dari pembangunan berkelanjutan
juga semakin merata.
BAB VI

Pendekatan Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi adalah uatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk meyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan
dari berbagai bidang ilmu. Isu konseptual yang utama muncul dalam berbagai nilai
monism, model aktor rasional, analisis marginal, perlakuan ketidakpastian, peran
efisiensi dalam kebijakan ekonomi, dan produksi sebagai bentuk sosial dan fisik. Isu-isu
ini sangat penting untuk keberadaan teori neoklasik dan untuk mengatasi masalah
lingkungan dan sosial di dalamnya.

Nilai monism menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas
memiliki beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk bisa selalu
dibandingkan. Titik awal untuk analisis ekonomi adalah aktor rasional yang membuat
keputusan tanpa konteks sosia atau ligkungan. Bukti empiris yang berkembang
menunjukkan bahwa orang menggunakan rasa keadilan ke dalam pengambilan keputusan
untuk sebuah alokasi. Kerangka sosial merupakan faktor penting dalam ekonomi
pengambilan keputusan yang berbeda sebagai anggota kelompok sosial daripada sebagai
seorang individu yang mandiri dan terisolasi.

Titik awal untuk analisis ekonomi adalah aktor rasional yang membuat keputusan
tanpa konteks sosial atau lingkungan eksperimen teori permainan dan hasil analisis
laboratorium yang melibatkan perilaku manusia telah menyebabkan munculnya keraguan
pada validitas dari aktor rasional neoklasik. Bukti empiris yang berkembang
menunjukkan bahwa orang menggunakan rasa keadilan ke dalam pengambilan keputusan
untuk sebuah alokasi. Kerangka sosial merupakan faktor penting dala ekonomi
pengambilan keputusan, dan orang akan membuat keputusan yang berbeda sebagai
anggota kelompok sosial daripada sebagai seorang individu yang mandiri dan terisolasi.

Teori ekonomi neoklasik memiliki sebuah teori mengenai produksi, namun


setelah dilakukan pendalaman teori tersebut bukanlah teori produksi, melainkan teori
alokasi jumlah tetap dan distribusi input produksi yang diberikan. Masalah utama yang
dihadapi adalah pengalokasian secara optimal, melalui pertukaran, dan investasi tertentu
dan distribusi sumberdaya.
BAB VII

Keberanjutan dalam Ekonomi Ekologi

Pada awal tahun 1970-an, teori ekonomi neoklasik telah memulai ketertarikanya
dengan lingkungan dan saat ini telah terbagi menjadi dua bagian ilmu besar yaitu ekonomi
alam dan ekonomi sumberdaya. Ekonomi alam berkaitan dengan penyisipan ilmu
ekonomi pada lingkungan dan masalah-masalah yang berkaitan dengan polusi
lingkungan. Ekonomi sumberdaya berkaitan dengan pengambilan manfaat ekonomi dari
alam dan terkait dengan masalah penggunaan sumberdaya alam.

Pembangunan berkelanjutan memiliki fungsi dasar sebagai sarana untuk bisa


memenuhi kebutuhan hidup dan menyejahterakan masyarakat baik untuk generasi saat
ini dan masa yang akan datang, tanpa harus mengurangi kualitas sumberdaya alamnya
(Budiharjo & Sujanto, 1999). Sehingga dalam pelaksanaannya wajib untuk
memperhatikan keseimbangan-keseimbangan sumberdaya alam baik sumberdaya alam
hayati maupun non hayati maupun sumberdaya binaan )sumber daya manusia dan buatan)
agar tidak rusak dan menjaga ineraksi-interaksi diantara keduanya agar tetap seimbang.
Kegiatan-kegiatan ekplorasi dan eksploitasi dari komponen-komponen sumberdaya alam
harus seimbang dengan produk yang diambil dari alam dengan limbah yang dibuang kea
lam. Menurut Priyoga (2017), kesejahteraan manusia dan untuk terus menjaga fungsi dari
alam diperlukan sebuah prinsip yang dapat dinamakan sebagai prinsip keseimbangan
lingkungan dalam dinamakan sebagai prinsip keseimbangan lingkungan dalam setiap
kegiatan pembangunan, keseimbangan ini berupa keseimbangan antara bahan yang
diambil dari alam dengan hasil dari olahannya yang termasuk juga limbah.

Sumberdaya memiliki nilai ekonomi baik untuk produk maupun jasa yang
dihasilkan untuk bisa menjadi sarana untuk produk maupun jasa yang dihasilkan untuk
bisa menjadi sarana mencapai tujuan masyarakat. Sumberdaya dapat menghasilkan
manfaat dan kegunaan tanpa perlu adanya proses produksi, contohnya adalah wisata alam
yang menyuguhkan keindahan panorama alam yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Sehingga, menurut Fauzi (2005), sumberdaya memiliki cakupan yang luas karena
memiliki nilai-nilai intrinsik di dalamnya, terlepas dapat dikonsumsi maupun tidak.
Penurunan fungsi sumberdaya adalah salah satu tanda bahwasannya lingkungan mulai
mengalami degradasi.
BAB VIII

Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan

Pertumbuhan ekonomi adalah proses yang menyebabkan adanya peningkatan


perekonomian suatu wilayah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang
nantinya akan berdampak pada kesejahteraan tersebut. Pertumbuhan ekonomi terjadi
apabila output dari proses produksi mamu terdistribusi dan tumbuh secara cepat
dibandingkan dengan populasinya. Beberapa contoh dari pertumbuhan ekonomi ditandai
dengan adanya peningkatan output per kapita (Van den Berg, 2005). Sedangkan definisi
dari pembangunan ekonomi adalah suatu hal yang dimensional dan bersifat dinamis
karena adanya suatu proses integrasi yang terjadi karena populasi penduduk yang
semakin meningkat diikuti dengan perkembangan teknologi yang pesat yang
menyebabkan adanya terobosan besar dalam bidang perbaikan struktur ekonomi,
perubahan tatanan sosial, mampu mengurangi ketimpangan dan pengangguran (Suryana,
2000; Todaro, 2008)

Sebagian besar pemerintah teribat dalam keberlanjutan, namun ntuk bisa


mengembangkan kebijakan yang lebih baik dan menarik, harus bisa mengetahui
kausalitas antara pilar-pilar keberlanjutan suatu daerah. Mekanisme pertama yang masuk
akal adala bahwa kinerja lingkungan akan mengarah pada perubahan kinerja keuangan.
Atau, arah kausalitas tersebut dapat dibalik menjadi perusahaan yang memiliki
keuntungan besar berinvestasi dalam kinerja lingkungan, memperbaiki kinerja
lingkungan. Memperaiki kinerja lingkungan suatu perusahaan dapat menyebabkan
perbaikan ekonomi, dan belum tentu terjadi kenaikan biaya (Ambec; Lanoie, 2008). Pola
kausal anatar pilar keberlanjutan sensitif terhadap karakteristik negara-negara yang
dikelompokkan, dan lebih disarankan untuk menghindari generalisasi di negara-negara
yang sifatnya heterogen (Hosseini;Kaneko,2011).

Secara general keberlanjutan sosial menunjukkan bahwa untuk memenuhi


kebutuhan tidak bisa hanya dengan mengandalkan data dan bukti objektif untuk bisa
mendorong perubahan dalam perspektif manusia mengenai masalah lingkungan yang
dihadapi. Penting untuk adanya Kerjasama antara para praktisi dan ilmuwan sosial untuk
mengeksplorasi perspektif warga dalam menafsirkan dan menggabungkan para praktisi
dan ilmuwan sosial.
BAB IX

Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Seiring perekonomian global yang mulai bangkit dari masa resesi, banyak
pendapat yang menyatakan bahwa harus ada pertmbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan bertahan lama. Dalam konteks ini, terdapat beberapa tantangan seperti menceg
perubahan iklim yang berbahaya dan menjadi bukti bahwa manusia telah mendekati atau
melampaui Batasan lingkungan yang ada dan harus mulai memusatkan perhatian pada
lingkungan, khususnya dalam beberapa hal berikut ini.

1. Memastikan aset lingkungan selalu tersedia untuk bisa meningkatkan


kesejahteraan dan untuk bisa memfasilitasi pertumbuhan ekonomi di masa
depan; dan
2. Mengelola risiko perumbuhan dari kegiatan merugikan lingkungan.

Peran kebijakan lingkungan adalah untuk menciptakam pengelolaan, penyediaan,


dan penggunaan sumberdaya lingkungan dengan cara mendukung peningkatan
kesejahteraan yang berkelanjutan untuk generasi sekarang dan masa depan. Ada beberapa
alasam mengenai intervensi pemerintah yang diperlukan untuk mencapai hal ini. Secara
khusus, kegagalan pasar dalam penyediaan dan penggunaan sumberdaya alam berarti
bahwa aset alam akan terlalu banyak digunakan karena tidak adanya intervensi
pemerintah.Instrument berbasis pasar (ekonomi), termasuk dalam ukuran fisikal dan yang
lainnya menentukan harga eksternalitas (secara langsung atau tidak langsung) untuk
mencerminkan biaya sosial dari suatu Tindakan. Misalnya, instrument ini dapat dirancang
sedemikian rupa sehingga mampu mensubsidi kegiatan dengan manfaat lebih luas tetapi
dengan mengurangi biaya aktivitas dan kegiatan pajak yang mengenakan biaya sosial,
dengan menaikkan baiaya untuk aktivitasnya. Keuntungan dari instrument berbasis pasar
adalah bahwa sementara mereka menetapkan parameter harga atau kuantitas, diserahkan
ke pasar untuk beroperasi sesuai parameter yang ditetapkan. Terdapat beberapa
instrument berbasis psar, sebagai berikut.

1. Perubahan iklim
2. Kebijakan terkait dengan limbah
3. Menyampaikan tujuan lingkungan yang lebih luas
BAB X

Instrumen Kebijakan Lingkungan

Ekonomi berwawasan lingkungan adalah hal positif yang dapat dirasakan oleh
semua pihak antar generasi. Karena selama ini banyak kritik yang menyatakan bahwa
ekonomi yang ada masih belum berpihak kepada lingkungan. Bahkan proses produksi
banyak mendorong pada terdegradasinya lahan yang ada di alam. Hal ini dikarenakan
pada mulanya ekonomi tidak membicarakan masalah lingkungan, karena lingkungan
dianggap sebagai faktor luar dan sebagai barang bebas. Sehingga dalam prosesnya perlu
pemanfaatan sumberdaya alam dalam proses ekonomi tanpa datang. Sehingga akan
tercapai kemakmukan untuk bangsa secara khusus dan global secara umum (Sessions,
1995).

Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena lingkungan adalah barang
ublik. Namun tetap masing-masing pribadi kita memiliki tanggung jawab dlam
penggunaanya, sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk terlaksananya hal
tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka instrument yang dapat digunakan adalah
instrument perintah dan instrument pengawasan (command & control) serta economic
incentives. Kedua jenis instrument ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mulai
berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga lingkungan, karena kemamuan pemerintah
juga terbatas. Instrumen kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan secara
khusus dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu.

1. Kebijakan insentif dan subsidi


2. Kebijakan disisentif, pajak dan retribusi
3. Kebijakan penentuan harga dari sumber daya

Intrumen yang didukung oleh adanya administrasi dan lembaga adalah instrument
yang efektif dan mampu memengaruhi perilaku masyarakat dan perusahaan. Banyak
kebijakan yang memiliki pengaruh kepada pihak-pihak yang bersangkutan, contohnya
adalah kebijakan iuran dan retribusi untuk sampah dan air. Kemudian juga dilakukan
penentuan harga maupun pasar, sehingga akan memaksa seseorang atau perusahaan yang
menggunakan lebih menghemat pengguanaan sumberdaya alam tersebut.
BAB XI

Perdagangan Internasional dan Lingkungan

Perdagangan ekonomi yang terjadi di Indonesia semakin terintegrasi dengan


keadaan perekonomian di dunia, hal ini dapat dikarenakan sistem perekonomian yang
sedang digunakan adalah sistem perekonomian terbuka di mana aktivitas yang dilakukan
berhubungan dengan dunia Internasional. Kegiatan ekonomi sangat berperan dalam
proses pembangunan terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Namun, perkembangan ekonomi yang semakin pesat tidak diikuti dengan kegiatan
menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam, sehingga makin banyak masalah-
masalah lingkungan yang terjadi saat ini baik secara lokal dalam suatu negara ataupun
global.

Setidaknya terdapat dua masalah utama yang dikhawatirkan oleh negara-negara


berkembang terkait hal ini menurut Ismah TR, (2014) dalam (Endra W et al. 2017), antara
lain :

1. Faktor lingkungan dapat menghambat proses perdanganagan internasional


Hal ini didasarkan pada banyaknya negara-negara maju yang memiliki standar
dalam produk impornya dengan menggunakan ecolabelling, ISO 1400, dan
lainnya, dengan alasan bahwa hal tersebut adalah permintaan dari konsumen.
Sehingga dapat digunakan sebagai alasan untuk menolak produk dari negara
lain.
2. Ketakutan akan adanya relokasi industry dan arus investasi yang
menguntungkan negara maju.
Relokasi industry dapat didefinisikan sebagai pemindahan lokasi industry
pada negara maju ke negara berkembang, sehingga muncul kekhawatiran
bahwa negara berkembang menjadi tempat sampah polusi, sehingga liberasi
perdagangan dengan tujuan menjaga lingkungan secara global akan sia-sia.

Terlepas dari hukum yang berlaku, untuk bisa mewujudkan suatu perdagangan
internasional yang lebih baik dan tetap menjaga kelestarian lingkungan secara
global maka WTO perlu membuat sebuah pedoman dalam pelaksanaannya.
Sehingga negara-negara berkembang dapat menerapkan aturan tersebut.
BAB XII
Equity

Equity berbicara tentang keadilan. Equity berasal dari konsep keadilan sosial. Ini
merupakan kepercayaan bahwa ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang,
bahwa ada kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, bahwa ada tanggungan dan upah
seharusnya tidak terlalu berbeda pada seluruh lapisan masyarakat, kebijakan tersebut
harus diarahkan untuk tidak mendukung adanya keberpihakan, dan mendukung pada
kejujuran dan keadilan. Secara khusus menunjukkan apabila ada yang memiiki tingkat
pendapatan minimum, kualitas lingkungan yang ada tetap dapat medukung kehidupannya
di masa yang akan datang. Apabila dimisalkan di dalam sebuah komunitas, sumberdaya
dan tidak ada individu atau kelompok orang yang diminta untuk menanggung beban
lingkungan yang lebih besar daripada masyarakat lainnya.

Konsep ini memiliki keharmonisan dengan pemikiran para ahli ekonomi,


pemerhati lingkungan, dan masyarakat umum.

1. Para ahli ekonomi menyadari bahwa eksistensi dari eksternalitas adalah


sebuah masalah teoritis dan praktis yang serius untuk hasil optimal yang
seharusnya dihasilkan dari pasr bebas yang kompetitif. Dengan adanya
eksternalitas, tidak aka nada alasan untuk berarap pada solusi pasar akan
berjalan secara optimal.
2. Para pemerhati lingkungan telah lama menemukan fakta bahwa banyak pelaku
ekonomi (terutama industri besar) dapat membuatbeberapa biaya dan kerugian
yang dihasilkan diberikan pada orang lain di masa sekarang atau masa depan,
atau yang lebih parah pada spesies lain.
3. Norma keadilan ada di setiap masyarakat walaupun berbeda. Secara rinci
norm aini mengandung banyak tema umum dan sumsi yang dimiliki cukup
luas.

Kecenderungan pada norma dan nilai sosial, dan kecendurungan dalam pemikiran
akademis, saling memengaruhi pihak lain. Selama abad ke-20 ilmu ekonomi dianggap
menjadi sebuah ilmu ilmiah yang memiliki netralitas. Sehingga memungkinkan ekonomi
mengambil jalan yang jauh dari masalah dengan tetap memberi dukungan implisit
terhadap sistem ekonomi untuk mendorong ketidaksetaraan.
BAB XIII

Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan

Saat ini mulai terjadinya perubahan di dunia. Di mana awalnya keadaan dunia
masih seimbang antara sumberdaya alam dan kebutuhan manusia sehingga masih
banyak area konservasi dan lokasi yang mengandung banyak sumberdaya alam. Namun,
sekarang area-area tersebut sudah dikonversi menjadi area pemanfaatan untuk
kepentingan manusia. Selain itu pola pemikiran manusia yang belum bisa berubah dari
erekonomian kosong menjadi perekonomian dunia saat ini. Modal buatan manusia
menjadi semakin relatif banyak, dan modal-modal alam menjadi semakin langka. Hal ini
membuat terjadi kelangkaan pada modal alam dapat diganti dengan modal buatan
manusia. Tentu saja, jika modal buatan merupakan penganti yang baik untuk modal alam
maka modal alam juga harus menjadi pengganti modal bauatan manusia yang baik.
Kemudian akan muncul pernyataan bahwa bahwa modal batan dan alam adalah modal-
modal yang saling melengkapi bukan saling mengganti (kecuali terjadi margin yang
sangat kecil). Bila faktor-faktor tersebut adalah sesuatu yang disebut melengkapi maka
apabila ada kekurangan pada satu faktornya maka dapat dipastikan bahwa pasokannya
menjadi terbatas.

Indonesia yang berada pada jalur strategis lingkungan yang baik, terus melakukan
kegiatan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya, namun hal ini
berdampak pada terdegradasinya sumberdaya alam yang ada. Hal ini dikarenakan aspek
perlindungan dan pelestarian lingkungan yang terabaikan. Apabila terus berlanjut akan
berdampak pada pencemaran udara, pencemaran air, kerusakan tanah, alih fungsi lahan
pertanian, kerusakan hutan, perubahan iklim, kebakaran, dan lainnya. Selain itu, dapat
mendorong munculnya kemiskinan pada masyarakat yang bergantug pada sumberdaya
alam yang ada untuk pemenuhan kebutuhannya. Banyak pemikiran dan upaya untuk
mengatasi hal tersebut, namun seiring waktu degradasi yang terjadi emakin tidak
terbendung. Faktor-faktor yang mempngaruhi permasalahan lingkungan dan sumberdaya
adalah faktor-faktor yang saling terkait satu sama lainya. Contohnya, adalah kepadatan
penduduk di suatu daerah akan memicu tingginya tingkat pertumbuhan pembangunan
infrastruktur yang tingginya tingkat pertumbuhan pembangunan infrastruktur yang akan
mendorong alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian.

Anda mungkin juga menyukai