Anda di halaman 1dari 12

Mengulas Buku

Ecology, Economy, Equity (Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi dan Ekonomi)

Karya Rita Parmawati.

Nama : Shativana Dian Pratiwi

NIM : 215030801111027

Mata Kuliah : Analisi Dampak Pariwisata


BAB 1 (keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi)

Ekologi adalah mata pelajaran multidisiplin yang mencakup ilmu bumi, geologi, dan
biologi. Ini memiliki banyak kegunaan di dunia nyata. Ekonomi adalah domain sosial yang
berbentuk praktik lapangan, wacana, dan materi pelajaran yang terkait dengan produksi,
penggunaan, dan administrasi sumber daya. Ekuitas membahas prinsip pembangunan
berkelanjutan yang menekankan perlunya keadilan dalam masyarakat untuk dipraktikkan dalam
kehidupan bermasyarakat., dan setiap orang berhak atas tingkat kondisi kehidupan yang sama.

Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi dapat juga disebut dengan ekonomi ekologi.
Ekonomi ekologi merupakan sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan alam, yang
mempelajari mengenai interaksi antara sistem ekonomi dan system ekologi. Manusia sendiri tidak
terlepas dari prinsip ekonomi karena manusia adalah mahkluk hidup yang istimewa karena
memiliki kemampuan untuk berinteraksi secara sosial dan memiliki aktivitas ekonomi yang
berbeda dengan makhluk hidup lainnya. ekologi.

Tiga Pilar Keberlanjutan adalah tiga factor yang memungkinkan pembangunan


keberlanjutan seperti kemajuan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kesetaraan masyarakat.
Dalam Kemajuan ekonomi harus bisa memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
dasar. Pelestarian lingkungan juga membutuhkan keadilan dan pemerataan, sedangkan kesetaraan
masyarakat membutuhkan rasa tanggung jawab dan keterlibatan.

Pembangunan ekonomi telah menyebabkan penipisan sumber daya alam dan perusakan
habitat. Ada bukti bahwa subsistem ekonomi seperti sumber dan tempat pembuangan limbah telah
mencapai atau melintasi batas ekosistem global Contanza et al. (1997) termasuk penggunaan
biomassa manusia, perubahan iklim, degradasi lahan, penipisan ozon dan hilangnya
keanekaragaman hayati.

Bab 2 (Ekonomi Alam)

Ekonomi sumber daya alam adalah cabang ilmu akademik yang mempelajari hubungan
antara sistem ekonomi dan alam. Ekonomi ekologis, yang muncul pada paruh kedua abad ke-20
dan jauh lebih muda dari ekonomi sumber daya alam. Ekonomi sumber daya menjelaskan
penggunaan sumber daya alam secara metodis, logis, dan ekonomis, sedangkan ekonomi
lingkungan berfokus pada penentuan jumlah polusi yang ideal dan menggunakan efisiensi
ekonomi untuk melestarikan ekosistem. Teori ekonomi adalah studi tentang alokasi yang efisien
dari sumber daya terkait produksi untuk mengoptimalkan produksi.

Sumber daya alam adalah kekayaan yang terpisah-pisah seperti air minum, oksigen, dan
makhluk hidup. Seperti ikan, atau mereka ada dalam bentuk alternative yang harus diolah untuk
mendapatkan sumber daya yang terbarukan. Pengertian dari sumber daya terbarukan sendiri adalah
sumber daya alam yang memiliki nilai berharga untuk masa yang akan datang dan penggunaan
manusia. Sedangkan yang tidak terbarukan adalah sumber daya yang tidak dapat diisi ulang pada
tingkatan maksimumnya untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Dalam pendekatan ekonomi untuk pengelolaan sumber daya, faktor umum adalah jenis
evaluasi yang dapat dikaitkan dengan kesejahteraan manusia dalam metode ekonomi pengelolaan
sumber daya. Di bawah ukuran ekonomi berkelanjutan terdapat pemahaman yang agak lemah
tentang keberlanjutan, yang mengklaim bahwa tingkat modal harus dipertahankan, tetapi semua
instrumen kebijakan lingkungan memiliki tujuan yang sama: Mencapai perbaikan lingkungan,
mendukung biaya bagi pelaku ekonomi dan menghindari dampak negatif.

Dominasi Ekonomi adalah studi tentang hubungan antara output dan konsumsi, dan
perkerakan di setiap area tersebut. Makroekonomi mempelajari perilaku semua tindakan ekonomi,
sedangkan Mikroekonomi mempelajari bagaimana mempertahankan output pada tingkat untuk
memastikan lapangan kerja yang maksimal.

Bab 3 (Eco-Analysis dan Green Growth)

Analisis ekonomi digunakan untuk menilai kelayakan suatu kegiatan yang ditentukan oleh
beberapa factor, seperti tingkat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Digunakan untuk merumuskan kebijakan pembangunan daerah dan nasional, seperti kebijakan
fiscal dan kebijakan moneter, yang disadarkan pada analisis ekonomi mikro dan makro untuk
menentukan besaran pengaruhnya.

Operasi tersebut memiliki langkah-langkah terperinci untuk menentukan kelayakan operasi


yang disebut Penilaian Ekonomi Sumber Daya Alam. Penilaian yang diberikan mencakup
perbandingan langsung dengan opsi dan ruang nilai alternatif, serta analisis biaya-manfaat yang
dapat digunakan sebagai alat penting dalam perumusan kebijakan. Salah satu alat yang digunakan
untuk mengevaluasi strategi yang ada adalah analisis efektivitas biaya dan analisis biaya manfaat.
Pertumbuhan Hijau dipandang penting untuk mengatasi hambatan dalam pertumbuhan
ekonomi jangka panjang, karena diperlukan dan efisien secara fiskal. Ini memasukkan
pertimbangan lingkungan ke dalam pilihan ekonomi, seperti efisiensi sumber daya, sistem energi,
dan mengevaluasi modal alam. Ini menekankan hubungan antara pertumbuhan sosial dan
kelestarian lingkungan, namun keuntungannya masih dipandang tidak masuk akal. Instrumen
tradisional seperti ekonomi neo-klasik memiliki kekurangan, dan Pertumbuhan Hijau harus fokus
pada apa yang perlu dilakukan dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan untuk menghasilkan
pendapatan sesegera mungkin dan menghindari terjebak pada jalur yang tidak berkelanjutan.

Pertumbuhan hijau terkait erat dengan konsep ekonomi hijau, yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan masyarakat secara keseluruhan dengan mengurangi
risiko lingkungan dan degradasi ekosistem. Kedua gagasan tersebut bertujuan untuk menemukan
metode yang memungkinkan untuk meningkatkan produksi kegiatan ekonomi karena masalah
iklim yang ada dan meningkatnya kelangkaan sumber daya alam.

Bab 4 (Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan)

Pengelolaan dan pembangunan lingkungan adalah bidang yang sulit untuk didefinisikan
yang membutuhkan pendekatan multidisiplin, memungkinkan integrasi berbagai disiplin ilmu,
agama, kelas, kelompok etnis, pendapat politik dan gender untuk menemukan pendekatan terbaik
untuk memecahkan masalah penting. Sejak tahun 1970-an, pandangan bahwa umat manusia hanya
memiliki waktu yang terbatas untuk melaksanakan pembangunan yang akan mempertahankan
kualitas hidup yang memuaskan bagi masyarakat dunia tanpa batas telah menarik perhatian.
Mencapai tujuan ini membutuhkan kemampuan untuk menciptakan kondisi di mana populasi yang
ada tidak terlalu besar, dan untuk mengatasi degradasi dan konflik lingkungan yang terkait,
mungkin selama beberapa dekade. Hasil The Limits to Growth (Meadows et al., 1972), yang
diterbitkan pada tahun 1972, mengarah pada pandangan "overshooting" yang mungkin
memperingatkan bahwa kebutuhan manusia mungkin melampaui batas global sebagai akibat dari
bencana lebih lanjut. Namun, hal ini dapat dicegah melalui pengelolaan dan pembangunan
lingkungan yang efektif.

Studi tersebut menyatakan bahwa akan terjadi krisis bagi umat manusia dan manusia
memiliki waktu terbatas untuk mendapatkan hak pengelolaan lingkungan Bumi. Laporan
Brundtland (WED, 1987) menyatakan bahwa beberapa pembuat keputusan saat ini akan mati
sebelum bumi mengalami efek pengasaman, pemanasan global, dan penipisan ozon yang lebih
parah. Gagasan bahwa dunia sedang menghadapi krisis lingkungan dapat menyebabkan perubahan
besar, solusi untuk menghadapi situasi ketika sudah menjadi pendekatan fokus jangka pendek yang
serius. Sejak tahun 1960-an minat masyarakat terhadap isu-isu lingkungan meningkat, sehingga
ada yang menyebutnya sebagai "gerakan lingkungan", tetapi banyak digunakan untuk memberi
label "gerakan lingkungan". Konsep keberlanjutan telah menjadi bagian penting dari wacana
lingkungan dan kelompok yang berbagi nilai berbeda tetapi menganggap penting masalah
lingkungan.

Pada tahun 1982, pemerintah Indonesia membuat peraturan perundang-undangan


mengenai pengelolaan lingkungan hidup, yang kemudian disingkat menjadi UUPPLH. Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
mendorong munculnya hukum lingkungan, yang membuat kualitas hidup di Indonesia menjadi
lebih baik dan masih banyaknya kasus lingkungan yang terbengkalai. Hal ini dilkarenakan
kelemahan penegakan hukum yang mengeluarkan perangkat-Perangkat hukum dan membuat
Earth Summit di Rio de Jainero.

Proses pembangunan suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan peran dari kelembagaan
yang berupa Instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan peraturan perundang-undangan.
Kemudian untuk bisa melakukan pengawasan pada instrumen dan lembaga-lembaga yang terkait
membutuhkan kementrian. Dalam Keputusan Presiden Presiden Nomor 2 tahun 2002 menyatakan
bahwa tugas dan wewenang BAPEDAL atau disingkat dengan Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan dialihkan ke Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Perubahan
wewenang ini juga terjadi perubahan struktur organisasi yang sesuai dengan keputusan Presiden
no 4 tahun 2003. Selain instansi, lembaga lokal ini terbukti mampu melaksanakan tugasnya untuk
menjaga kelestarian lingkungan karena masyarakat pedesaan atau pedalaman lebih percaya adat
daripada hukum yang berbeda untuk setiap daerah.

Bab 5 (Sejarah Pembangunan Berkelanjutan)

Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah proses pembangunan yang dilakukan


untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap mempertahankan stabilitasnya untuk
memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Para ahli ekonomi sudah banyak berdiskusi
mengenai konsep pembangunan berkelanjutan. Bahkan berbagai kritikan mulai muncul
dikarenakan lemahnya fundmental ekonomi dalam buku The Limit to Growth. Sehingga pada
tahun 1972 PBB melakukan konferensi di Stockholm yang bertema conference on the Human
Environment dimana nantinya menjadi pemicu munculnya pembangunan berkelanjutan. Kegitana
ekonomi berbasis sumber daya alam tidak dapat dilakukan secara berkelanjutan jika jumlah
sumber daya alam terbatas.

PBB menilai bahwa pembahasan pemabngunan berkelanjutan sangat penting sehingga


muncul konferensi-konferensi lain yang diaggas oleh PBB untuk terus membahas pembangunan
berkelanjutan. Perhatian dunia pada masalah lingkungan sudah uckup seriud sejak diadakanya
konferesni oleh PBB pada 1972, yag mendorong munculnya banyak konferensi yang bertemakan
lingkungan yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan yang ada di dunia
yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Kunci dari pembangunan berkelanjutan sendiri
adalah terpenuhinya kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan lingkungan atau
sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Dalam konteks ini, kebutuhan
merupakan sebuah hal yang berguna untuk keberlangsungan hidup alam dan manusia.

Bab 6 (Pendekatan Ekonomi Ekologi)

Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang kana berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori dan kebijakan dengan pengetahuan dari berbagai
bidang ilmu. Teori neoklasik mengalami krisis karena adanya pembongkaran pada dua tiang
dasarnya. Isu konseptual yang utama muncul dalam berbagai literatur ekonomi ekologi adalah
Nilai monism menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas memiliki berbagai
karakteristik yang umum untuk selalu bisa dibandingkan. Setelah itu ada the Rational Actor Model
yaitu belum dapat menjadi intrumen yang bisa memprediksi perilaku manusia secara menyeluruh,
selanjutnya ada marginal Analysis dinyatakan bahwa terdaoat batas untuk analisis marginal seperti
terdapat pengurangan atau penambahan suatu jenis kedalam sebuah ekosistem dan menimbulkan
efek yang berbeda setiap kali perubahan tersebut terjadi.

Nilai monisme berarti semua barang Mereka berbagi beberapa karakteristik umum yang
memungkinkan untuk selalu demikian dibandingkan dengan. Titik tolak analisis ekonomi adalah
model aktor rasional Membuat keputusan tanpa konteks sosial atau lingkungan. analisis marjinal
bisa diartikan sebagai bertahap, berkesinambungan, dan progresif. Dapat dikatakan bahwa itu
adalah pandangan yang tidak lengkap tentang sesuatu proses perkembangan. Jika ujungnya
bergetar secara acak, bisa diartikan seperti ini kekuatan pendorong perubahan evolusioner dari
sistem ekonomi dan biologi.

Bab 7 (Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi)

ekologi adalah disiplin yang mempelajari hubungan antara manusia dan alam. Alam
menyediakan berbagai sumber daya untuk memulai sistem ekonomi. Dalam sistem ekonomi,
bahan dari alam dianggap sebagai input dan setelah melalui proses produksi, sebagai produk, yang
kemudian menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai kebahagiaan yang dibutuhkan
manusia juga terdapat pada alam. Pembangunan berkelanjutan hanya dapat dicapai jika prinsip-
prinsip ekologi diperhitungkan. Berdasarkan hal tersebut, maka lahirlah ekonomi ekologis berbasis
ekologi yang mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Suatu negara dapat mencapai
pembangunan berkelanjutan dengan mengatasi masalah polusi.

Kemerosotan fungsi sumber daya adalah salah satu tanda bahwa lingkungan mulai
memburuk. Contohnya adalah area kritis, polusi udara, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan memungkinkan timbulnya limbah dan tidak semua limbah
dapat diolah dan diolah di lingkungan karena daya tampung lingkungan terbatas. Hal ini
menyebabkan pilihan antara melanjutkan pertumbuhan ekonomi atau menghindari polusi. Alokasi
sumber daya untuk kegiatan produktif sangat berpengaruh terhadap kualitas lingkungan, karena
kualitas lingkungan yang tinggi dapat ditentukan oleh pertumbuhan ekonominya.

Bab 8 (Berkelanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan)

Pembangunan ekonomi adalah suatu hhal yang bersifat dimensional dan dinamis karena
adanya suatu proses yang terjadi karena populasi pendudu yang meningkat diikuti dengan
perkembangan teknologi. Sehingga perlu banyak perbaikan struktur ekonomi, perubahan tatanan
sosial, mampu mengurangi ketimpangan dan pengangguran. Konsep dari pembangunan ekonomi
sendiri adalah menyatukan pembangunan sosial budaya dan pembangunan lingkungan hidup ke
arus utama oembangunan nasional agar kedua aspek medapatkan perhatian yang sama adilnya
dengan aspek ekonomi. Didukung dengan aspek-aspek yang mempengaruhi jalanya pembangunan
ekonomi.

Karakteristik dari pembangunan Ekonomi sendiri adalah menunjukkan bahwa memenuhi


kebutuhan tidak bisa hanya mengandalkan data dan bukti objektif untuk bisa mendorong
perubahan dalam sudut pandang manusia mengenai masalah lingkungan yang dihadapi.
Tantangan-Tangan juga tidak akan luput dari pembangunan ekonomi ada 3 kriteria tantangan
utama yang aakan dihadapi yaitu,

1. perlunya koordinasi secara global

2. perlunya relevansi dengan pengambil keputusan

3. perlunya kerja sama untuk perkiraan kondisi lingkungan masa depan dan kensekuensinya bagi
manusia.

Tantangan utamanya adalah satu sisi, banyak yang menilai bahwa ekonomi global saat ini
mengancam keberbaljutan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Di sisi lain banyak
yang berpendapat bahwa perlu meningkatkan skala ekonomi untuk meringankan tingkat
kemiskinan.

Bab 9 (Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup)

Bangkitnya ekonomi dari masa resisi, banyak pendapat yang menyakatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan harus berlangsus lama. Lingkungan memainkan peran
kunci dalam perekonomian manusia, sebagai penyedia bahan yang kemudia masuk kedalam proses
produksu dna melalui banyak layanan yang diberikan. Kesejahteraan adalah konsep yang besifat
banyak dimensi, pertumbuhan ekonomi tetap menjadi factor penting yang dapat mendorong atau
memungkinkan perbaikan dalam berbagai dimensi.

Kerangka kerja Ekosistem yang disediakan oleh millennium ecosystem assessment (2005)
menunjukkan bahwa layanan yang disediakan oleh lingkungan alam dapat digabungkan kedalam
empat kategori besar yaitu, peraturan pelayanan, layanan budaya, peraturan budaya, dan layanan
pendukung. Modal juga menjadi menjadi salah satu factor peningkatan kekayaan, modal disini
bisa berupa modal alami (SD yang tidak bisa terbarukan dan terbarukan) dan ada modal tidak
langsung (pengaturan air, penyaringan polusi, dan lain-lain). Selain itu kegiatan ekonomi juga bisa
menjadi sebagai output hal ini bisa dilakukan dengan menghasilkan energi terbarukan, melalui
Teknik pengolahan limbah dan teknologi yang dapat mengurangi polusi.

Kurva lingkungan Kuznets yang biasa digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan. Kurva ini menjelaskan seiring dengan naiknya
PDB per kapita, begitu pula dengan kemunduran lingkungan. Namun diluar titik tertentu,
peningkatan PDB per kapita menyebabkan pengurangan kerusakan lingkungan.

Bab 10 (Instrumen Kebijakan Lingkungan)

Lingkungan dapat dimanfaatkan siapa saja karena lingkungan adalah barang public.
Namun harus memiliki tanggung jawab dalam pengurusanya, sehingga perlu adanya peran
pemerintah dalam hal tersebut. Dan tujuan dari peran pemerintah ini untuk mendorong penggunaan
dan pengelolaan sumber daya alam yang kebih efisien dan menerapkan prinsip Polluter Pays
Principle. Prinsip PPP ini memiliki 2 karakter yaitu prinsip internalisasi dan prinsip intenasional

1. prinsip internalisasi adalah biaya barang dan jaasa yang dipasarakn harus tercermintkan biaya
sosial yang ditanggung yaitu biaya produksi dan lingkungan.

2. Prinsip Internasional adalah kebutuhan memaskikan bahwa kebijakan lingkungan di berbagai


negara didasarkan pada prinsip alokasi biaya Bersama.

Regulasi dan standarisasi sering bertentangan dengan yang disebut dengan pendekatan
ekonomi. Seperti pajak, retribusi dan lain-lain. Pengaturan CAC (Command and Control) adalah
pendelakan kebijakan lingkungan yang paling umu digunakan meskipun pendekatan ekonomi
menjadi semakin penting. Pendekatan CAC terdiri atas perundangan, penegakan hukum dan
peraturan yang mengatur tujuan standart dan teknologi yang harus diooatuhi oleh perusahaan atau
perseorang yang menghasilkan bahan pencemar.

Pendekatan dan pengaturan untuk perlindungan lingkungan dibandingkan dengan


“pendekatan ekonomi”’ memiliki keuntungan dan kekurangan maka dari itu adanya regulasi sudah
pasti ada kekurangan dan kelebihan dari diadakanya hal ini. kelemahan dari regulasi sendiri adalah
anatara lain,

1. Penegakkan hukum yang terbukti sulit atau lemah terutama karena banyaknya control,
persyaratan administratif, dan prosedur hukum jika terjadi ketidakpatuhan dan lain-lain.

2. adanya kemudahan untuk melakukan negosiasi dengan otoritas public dan sector swasta yang
terkait dengan lingkungan dan berdampak besar terjadinya korupsi.

3. bersifat statis dan selalu memberi sedikit dorongan untuk memperbaiki teknis.
4. peraturan dan standarisasi dinilai terllau mahal.

Intrumen ekonomi akan menyediakan singal dari pasar dalam bentuk harga relative. Fitur
penting dari IE adalah memebrikan kebebasan memilih pada agen-agen ekonomi seperti
perusahaan atau perseorangan untuk mendapat memilih solusi yang paling menguntungkan.
Dampak yang bisa terjadi dari adanya instrument ekonomi adalah penerapan kebijakan
pengurangan GRK yang tidak merata seperti pajak, atau alokasi izin emisi yang tidak merata dapat
mempengaruhi daya saing masing-masing perusahaan sector di suatu negara. Selain itu kebijakan
yang mampu meningkatkan kepedulian dan keterlibatan industry dalam isu perubahan iklim juga
dapat menyebabkan investasi yang lebih ramah lingkungan dalam jangka Panjang.

Bab 11 (Perdagangan Internasional dan Lingkungan)

Perdagangan Internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk negara-negara yang
sedang berkembang, seperti timbulnya hutang luar negeri karena aktivitas ekspor dan impor.
Akibatnya untuk melunasi hutang luar negerinya memkasa negara untuk melakukan eksploitasi
terhadap sumber daya alam yang ada. Salah satu bentuk kegiatan produksi dari awal sampai akhir
meliputi ecolabelling, recycling, packaging, bottling, dan sebagainya. Perkembangan perjanjian
perdagangan internasional. GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) bertujuan agar
negara maju mulai memberikan bantuan teknologi dan pengetahuannya kepada negara
berkembang. Pada kenyataannya masih ada beberapa negara maju yang belum berkomitmen
memenuhi sistem GATT.

Bagi negara berkembangan dan dengan ekonomi yang rendah, perdagangan internasional
dapat menyebabkan hutang luar negeri yang memaksa negara-negara tersebut untuk
mengeksploitasi sumber daya alam mereka. Selain itu, negara-negara maju sering tidak
memberikan bantukan teknologi insdustri yang ramah lingkungan kepada negara-negara
berkembang. Oleh karena itu, masalah lingkungan dalam perdagangan internasional tidak hanya
berkaitan dengan produk yang dihasilkan tetapi juga dengan proses produksinya.

Prinsip perdagangan WTO (World Trade Organization) adalah organisasi perdagangan


internasional yang berusaha untuk mewujudkan liberasi perdagangan dengan bermacam cara.
Prinsip perdagangan menurut WTO adalah prinsip perdagangan yang non-diskriminatif. Masalah
isu lingkungan yang terjadi antara negara maju dan berkembang menjadi konflik yang sangat
potensial, sehingga diperlukan adanya kerjasama antar negara secara global. Permasalahan
lingkungan selalu menjadi hal yang dipertimbangkan dalam perdagangan internasional, sehingga
muncul rencana membuat standarisasi dengan membuat ekolabel. Aktivitas perdagangan yang
mengarah pada pasar bebas yang memenuhi standar internasional. Konsep tersebut menimbulkan
ketidakadilan bagi negara berkembang karena produk mereka kalah bersaing dengan produk lain
yang menerapkan konsep tersebut.

Bab 12 (Equity)

Prinsip utama pembangunan berkelanjutan adalah keadilan dan kesetaraan antar industri.
Kesetaraan berasal dari konsep keadilan sosial. Ada kesepakatan umum bahwa keadilan
mensyaratkan keadilan dalam distribusi keuntungan dan kerugian dan hak semua orang atas
kualitas dan standar hidup yang memadai. Kesetaraan antargenerasi adalah konsep bahwa orang
berbagi lingkungan alam dan budaya yang sama dengan generasi sekarang dan generasi lain, masa
lalu dan masa depan. Distribusi sumber daya ekonomi menjadi semakin tidak merata dalam
beberapa dekade terakhir, dan beberapa ekonom memiliki berbagai spekulasi tentang adanya
ketidakadilan ekonomi yang dipengaruhi secara sosial.

Teori pembangunan SAEJAS (Socially Ecological Just and Sustainable) akan tetap fokus
pada penciptaan efisiensi. Hubungan antara kekayaan dan kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi
terhambat dalam banyak hal ketika orang hidup di bawah kebutuhan dasar. Mengurangi
ketimpangan adalah tujuan dari kesetaraan sejati, terlepas dari dampak lingkungannya. Seiring
dengan munculnya ekonomi ekologis, yang menganut gagasan pembangunan berkelanjutan secara
lebih luas dan mengakui bahwa kesetaraan memainkan peran penting dalam pemikiran teoretis.

Bab 13 (Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan)

Penipisan modal alam, yang terjadi tanpa disadari oleh dunia, dihitung sebagai pendapatan,
sehingga menimbulkan gagasan bahwa itu adalah bentuk konsumsi yang berkelanjutan. Kemudian
kekeliruan ini mulai menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi keseimbangan nasional
(ekonomi makro); dalam neraca pembayaran (ekonomi internasional); dan dalam evaluasi proyek
(ekonomi mikro). Jadi terserah kepada para pencinta lingkungan untuk memperbaiki kesalahan
yang telah terjadi ini.
Isu terkait pembangunan berkelanjutan dari kegiatan masyarakat semakin meningkat, yang
akan berdampak pada berkembangnya masalah sosial dan lingkungan. Masalah ini menjadi lebih
jelas ketika dampak negatif dari kegiatan ekonomi tidak diantisipasi. Negara yang menerapkan
ekologi, ekonomi, dan keberlanjutan dengan modal tinggi Ada beberapa negara di dunia yang
mulai menerapkan konsep E3 (ekologi, ekonomi, dan keadilan) untuk menerapkan SDGs atau
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah agenda umum pemerintah dunia, yang


meminta negara untuk mengembangkan strategi komprehensif yang menggabungkan
keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan. Alasan mengapa Swedia menjadi negara dengan
tingkat keberhasilan SDG yang tinggi adalah karena sudah mulai menerapkan prinsip ekologi,
ekonomi dan kesetaraan.

Anda mungkin juga menyukai