Anda di halaman 1dari 14

Mengulas Buku

Ecology, Economy, Equity: Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi dan


Ekonomi
Oleh Rita Parmawati

Diulas oleh :
Faiza Nur Fitria Ramadhani (32) 215030807111018
Bab I Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi
Ekologi adalah analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan
Lingkungannya. Inl adalah bidang interdisipliner yang mencakup biologi, geografi, dan
ilmu bumi. Ekologi mencakup pengetahuan mengenai interaksi yang dimiliki organisme
satu sama lain, organisme lain, dan komponen abiotik di lingkungan mereka. Ada
banyak aplikasi praktis ekologi dalam biologi konservasi, pengelolaan lahan basah,
pengelolaan sumberdaya alam (agroekologi, pertanian, kehutanan, agroforestry,
perikanan), perencanaan kota (ekologi perkotaan), kesehatan masyarakat, ekonomi, ilmu
pengetahuan dasar dan terapan, dan interaksi sosial manusia (ekologi manusia). Definisi
ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang berarti tempat memproduksi,
mendistribusikan atau pertukaran, konsumsi, dan penyediaan Jasa layanan. Ekonomi
didefinisikan sebagai domain sosial yang cenderung berbentuk praktik di lapangan,
wacana, dan pokok bahasannya terkait dengan produksi, penggunaan, dan pengelolaan
sumberdaya. Secara umum, ekuitas menyiratkan perlunya keadilan antara keuntungan
dan kerugian yang dialami akibat adanya pembangunan. Setiap orang berhak
mendapatkan kualitas dan standar hidup yang sama. Ekuitas adalah prinsip utama
pembangunan berkelanjutan karena apabila ekuitas tidak ada maka dapat menyebabkan
degradasi lingkungan.
Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi disebut sebagai ekonomi ekologi
yang dimana sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan alam. Hubungan
antara kedua hal tersebut menjelaskan mengenai interaksi antara sistem ekonomi dan
sistem ekologi, maksudnya manusia tidak terlepas dari adanya prinsip ekonomi karena
manusia adalah hewan yang istimewa yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi
secara sosial antar individu dan memiliki aktivitas ekonomi yang jauh berbeda dari
hewan yang lainnya. Terdapat tiga komponen yang kan membantu mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan,
dan kesetaraan sosial (Equity) yang dimana ketiga hak tersebut disebut dengan Tiga
Pilar Keberlanjutan (The Three E’s of Sustainability). Pendekatan dari tiga pilar tersebut
memiliki keterkaitan sama lain, tidak ada keberlanjutan ekonomi tanpa persamaan atau
keadilan, tidak ada keberlanjutan ekonomi tanpa ekologi. Masalah yang disebabkan
pertumbuhan ekonomi yang berlebihan dan hubungannya dengan lingkungan seperti,
pertumbuhan ekonomi sendiri mengakibatkan berkurangnya sumber daya alam dan
degradasi ekosistem misalnya kenaikan kadar CO2 yang berakibat perubahan iklim
yang terjadi di dunia.
Terdapat lima bukti bahwa subsistem ekonomi telah mencapai atau melampaui
batas dari ekosistem gobal sebagai sumber bahan penyerap limbah. Bukti Pertama
adalah penggunaan biomassa oleh manusia yang dikarenakan biomassa sangat
bermanfaat untuk setiap aktivitas manusia dengan menyediakan makanan, serat, dan
bahan bakar. Bukti Kedua adalah perubahan iklim terjadi disebabkan aktivitas manusia
atau variabilitas alami dan kegiatan ekonomi manusia seperti pembakaran batu bara,
minyak dan gas alam yang dimana hal tersebut kontribusi terbesar pemanasan global.
Bukti ketiga adalah kerusakan lapisan ozon, banyak aktivitas manusia telah merusak
ozon seperti penggunaan manusia dengan pendingin AC, dan kaleng semprot aerosol
yang dimana mengandung CFC yang dapat merusak ozon. Bukti keempat adalah
degradasi lahan. Bukti kelima adalah penurunan tingkat biodiversitas yang dimana
aktivitas ekonomi manusia telah tumbuh begitu besar sehingga ruang bagi semua
spesies dibui sangat minim atau tidak ada ruang lagi, salah satu kegiatan penyebabnya
adalah konversi lahan dari hutan primer menjadi lahan pertanian.

BAB II Ekonomi Alam


Ekonomi sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaan, dan
alokasi sumber daya alam yang ada di bumi. Tujuan utama dari ekonomi sumberdaya
alam adalah untuk lebih memahami peran sumber daya alam dalam perekonomian
sehingga dapat dikembangkan metode pengelolaan sumberdaya yang lebih
berkelanjutan untuk memastikan ketersediaannya bagi generasi mendatang. Para ahli
ekonomi sumberdaya mempelajari Interaksi antara sistem ekonomi dan alam, dengan
tujuan mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan dan efisien. Sehingga dapat
dikatakan bahwa ini adalah cabang ilmu akademis yang multidisiplin. Sumber Daya
alam terbagi menjadi entitas yang terpisah-pisah seperti air tawar, udara, serta
organisme hidup seperti ikan, atau mungkin ada dalam bentuk alternatif yang harus
diolah untuk memperoleh sumberdaya seperti bijih logam, minyak , dan sebagian besar
bentuk energi. Secara garis besar terdapat dua macam sumberdaya yang ada di alam
yaitu Sumberdaya yang dapat diperbarui dan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui berupa aliran energi seperti, cahaya,
ombak, angin dan sumberdaya terbarukan tapi terbatas dari biologi seperti hutan, hewan
dan dari sumber daya fisik seperti struktur tanah, akuifer, asimilasi. Sedangkan sumber
daya alam yang tidak dapat terbarukan itu contohnya seperti bahan bakar karbon yang
berasal dari bahan organik (minyak atau gas), dan bahan bakar fosil (batu bara, minyak
bumi, gas alam). Sumberdaya dapat diklasifikasikan berdasarkan asal usulnya yaitu
sumber daya biotik dan sumberdaya abiotik. Sumberdaya biotik itu sendiri berasal dari
hewan dan tumbuhan sedangkan sumberdaya abiotik bukan berasal dari makhluk hidup
namun seperti tanah, air, udara.
Dalam pendekatan ekonomi terhadap pengelolaan sumberdaya, faktor-faktor
persekutuan adalah bentuk pengukuran yang dapat dikaitkan dengan kesetaraan
individu. Ekonomi sendiri menyediakan kerangka kerja yang digunakan untuk
menganalisis sebagian besar aspek sumberdaya alam dan masalah lingkungan yang
terjadi. Perhatian terhadap hubungan antara lingkungan dan ekonomi masih sangat
kurang terutama pada segi substansialnya. Terdapat asumsi bahwa lingkungan
menyediakan manusia dengan berbagai fungsi dan layanan bernilai ekonomis
diantaranya, pertama, dasar dari sumber daya alam, kedua kapasitas dan kemampuan
asimilasi limbah, ketiga, sekumpulan sumber daya alam, keempat sistem pendukung
bagi kehidupan. Input dari alam seperti energi, udara, air, jasa yang selanjutnya akan
diproses oleh sistem ekonomi yang berada di lingkungan yaitu produksi, ekspor,
konsumsi, impor. Dengan meningkatnya tingkat aktivitas ekonomi dan meningkatnya
jumlah spesies manusia, ambang kapasitas asimilasi alam yang telah dilanggar.

BAB III Eco-Analysis dan Green Growth


Manfaat ekonomi dan manfaat sosial adalah sesuatu yang dilihat dalam sebuah
proyek yang menggunakan analisis ekonomi. Analisis ekonomi memiliki peranan dalam
perumusan
kebijakan untuk pembangunan antara lain, Fungsi pemerintah dalam perekonomian
adalah menciptakan peluang pekerjaan yang banyak tanpa menimbulkan inflasi
sehingga membutuhkan perpaduan kebijakan fiskal dan moneter. Kedua, berdasarkan
analisis mikro dan makro ekonomi agar dapat memperkirakan besarnya dampak yang
mungkin muncul setelah keputusan dibuat. Dalam suatu kegiatan terdapat langkah-
langkah agar dapat dipelajari kelayakan sebuah kegiatan yang biasa disebut Valuasi
ekonomi sumberdaya alam, hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan dan menjadi
salah satu isu sentral yang harus diselesaikan oleh ahli ekonomi. Terdapat macam-
macam orientasi ekonomi terhadap sumberdaya alam yaitu Ekosentrisme dan
Antroposentrisme. Ekosentrisme perspektif nilainya adalah hak-hak diberikan kepada
semua organisme hidup dan pendekatan etisnya, alam memiliki nilai intrinsik terlepas
dari pengakuan manusia dan sikap biodiversitasnya utama. Sedangkan
Antroposentrisme, perspektif nilainya adalah hak dan kepentingan diberikan kepada
individu manusia, pendekatan etisnya nilai alam adalah nilai yang diberikan kepada
manusia, sikap biodiversitasnya manusia yang utama.
Salah satu alat untuk bisa mengevaluasi kebijakan yang ada yaitu Analisis
Efektivitas Biaya dan Analisis Biaya Manfaat. Analisis Efektivitas Biaya yang dimana
berbagai tindakan akan dievakuasi dalam hal biaya peningkatan per indikator atau
langsung dengan banyak indikator. Sedangkan Analisis Biaya Manfaat yang dimana
dipandang sebagai ukuran untuk meningkatkan salah satu atau banyak indikator yang
dihitung dalam bentuk uang dan dinilai berdasarkan biaya sehingga memperkirakan
manfaat yang ada untuk diterapkan dalam pelayanan ekosistem. Green Growth sangat
dibutuhkan dan dinilai sangat efisien secara ekonomi, karena penting untuk negara-
negara berkembang dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial yang
signifikan. Strategi Green Growth telah dikembangkan untuk negara-negara
berpenghasilan rendah yang membutuhkan adanya penguatan untuk mengatasi masalah
lingkungan dan sosial sepenuhnya. Adanya dua kelompok luas terkait Green Growth
yaitu kelompok yang memiliki konsep kebijakan tentang Pertumbuhan Hijau yang
sejalan dengan Pembangunan Berkelanjutan, yang menekankan kemiskinan,
pengurangan, dan keadilan secara global; dan kelompok yang memiliki konsep untuk
menekankan transformasi di industri, energi, dan penggunaan kemitraan publik-swasta.
Green Growth sangat terkait dengan gagasan Green Economy yang berorientasi
pada peningkatan kesejahteraan sosial dan keadilan keseluruhan, sekaligus mengurangi
risiko sosial secara lingkungan dan penurunan kualitas ekosistem. Green Economy
ditandai dengan adanya peningkatan investasi yang cukup besar di sektor ekonomi
untuk menciptakan dan memperkuat modal alam dari bumi atau berkontribusi terhadap
penurunan defisiensi ekologi dan ancaman lingkungan. Tujuan utama strategi Green
Growth adalah melanjutkan pertumbuhan ekonomi, dan sekaligus menyadari peran
modal alam dalam proses perencanaan dan neraca nasional. Langkah-langkah utama
untuk mencapai tujuan ini termasuk penilaian modal alam yang memadai mengingat
perannya sebagai faktor produksi antara lain untuk memastikan pengukuran polusi dan
pemanfaatan sumberdaya yang tepat, dan juga mencegah risiko akibat keterbatasan
sumberdaya dan menghilangkan bahaya subsidi, serta terus menekan inovasi dan
kompetisi pendukung. Walaupun Green Growth dan Green Economy memiliki sejarah
yang berbeda, yaitu hasil karya berbagai organisasi dan kelompok sasaran yang
berbeda, perbedaan antara konsep ini telah menjadi tidak jelas dan sekarang digunakan
secara bergantian.

BAB IV Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan


Pengelolaan dan perkembangan lingkungan sulit untuk bisa didefinisikan sebab
seringkali saling tumpang tindih satu sama lain. Dalam kedua masalah ini pandangan
individu sangat mempengaruhi tujuan yang ingin dicapai dan pendekatan yang
digunakan. Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang menuntut
pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu,
agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik dan jenis kelamin untuk bersama-sama
mencari pendekatan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah-masalah penting.
Pengelolaan dan perkembangan lingkungan sering berganti dari hanya sekedar advokasi
menjadi usaha yang benar-benar dilakukan untuk mencapai tujuan. Kedua hal ini saling
meninjau kemungkinan yang mungkin terjadi saat ini dan di masa depan untuk untuk
mewujudkan kesejahteraan manusia yang lebih baik.
Akibat perhatian pada lingkungan yang semakin meningkat muncul konsep
pembangunan berkelanjutan. Konsep ini telah menjadi bagian penting dari wacana
lingkungan dan pembangunan, dan berbagai pihak berwenang telah mencatat bahwa ini
adalah konsep yang sangat membantu untuk mengintegrasikan manajemen pengelolaan
dan pengelolaan lingkungan. Perhatian sangat dibutuhkan dalam bidang ini karena
keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan tidak sama, namun sering digunakan
seolah-olah sama. Keberlanjutan adalah fungsi berkelanjutan dari ekosistem atau
penggunaan sumberdaya, dan menyiratkan tuntutan yang mantap. Pembangunan
berkelanjutan adalah peningkatan kesejahteraan dan gaya hidup saat ini dan di masa
yang akan datang. Konsep pengelolaan dan pembangunan lingkungan hidup yang
terjadi di Indonesia baru dimulai saat adanya PELITA III. Namun walaupun waktunya
yang terbilang cukup sebentar, Indonesia telah banyak melakukan kegiatan untuk bisa
memulai pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai. Sehingga kesadaran masyarakat
mengenai pengelolaan lingkungan hidup mulai meningkat. Contohnya adalah
masyarakat mulai terlibat dalam banyak kegiatan pengelolaan lingkungan dan mulai
melakukan banyak kegiatan nyata untuk menyelesaikan masalah pencemaran di
daerahnya.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 masih belum bisa mengatasi masalah
lingkungan yang berkaitan dengan pembangunan secara maksimal. Tetapi dalam segi
dasar hukum, peraturan ini lebih baik daripada yang sebelumnya. Sehingga menuntut
adanya perkembangan dari peraturan dan adanya perubahan menjadi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kemudian mendorong pada munculnya banyak peraturan perundang-undangan terkait
pengelolaan lingkungan hidup untuk menciptakan integrasi dengan pembangunan
berkelanjutan.Proses pembangunan suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan peran
dari kelembagaan yang berupa Instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan
peraturan perundang-undangan serta rencana kegiatan yang diajukan pemerintah. Selain
instansi dan lembaga pemerintah ada juga lembaga lembaga yang muncul dari inisiatif
masyarakat sendiri untuk bisa mengelola lingkungan hidup, tetapi lembaga ini masih
sangat berpedoman pada hukum adat yang berbeda untuk setiap daerah.

BAB V Sejarah Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses pembangunan
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap
mempertahankan stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia
sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Terdapat beberapa kaidah dalam pembangunan berkelanjutan antara lain Pemerataan
dan keadilan (equity and justice ), Keberlanjutan ekologis (ecological sustainability),
Keberlanjutan ekonomi (economic sustainability), Keberlanjutan sosial budaya (social-
culture sustainability), Keberlanjutan politik (political sustainability), Keberlanjutan
pertahanan dan keamanan (defense and security sustainability), Pendekatan integratif,
perspektif jangka panjang (long term perspective). Konsep dari pembangunan
berkelanjutan memiliki beberapa aspek penting seperti, keseluruhan (Inclusive), Saling
berhubungan (Connected), Keadilan (Equitable), Kebijakan (Prudent), Keamanan
(Secure).
Terdapat lima komponen utama dalam perencanaan strategi untuk menciptakan
kesejahteraan melalui pembangunan berkelanjutan yaitu, pemenuhan segala
kebutuhannya, memberantas kemiskinan, pembangunan dengan adanya partisipasi
masyarakat, adanya kekuasaan pemerintah, melakukan pembangunan lingkungan yang
berimbang. Pembahasan mengenai pembangunan berkelanjutan yang mulai dikenal oleh
para ahli, sehingga untuk lebih mengerucutkan tujuan dari pembangunan berkelanjutan,
dilakukan Konferensi Bumi oleh PBB pada tahun 1992 di Rio Janeiro. Pada tahun 1997
Protokol Kyoto dilakukan karena masalah dari emisi karbon yang dimana konferensi ini
dikeluarkan keputusan pengurangan gas efek rumah kaca yang berpotensi penyebab
pemanasan global. KTT Johannesburg 2002 bertujuan mengevaluasi komitmen negara-
negara di dunia mengenai oelaksanaan dari pembangunan berkelanjutan.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menyepakati penerapan dari tujuan
pembangunan berkelanjutan dan memiliki komitmen untuk menyukseskan hal tersebut.
Pada tahun 2016 Indonesia dalam penerapannya untuk pembangunan berkelanjutan
telah melakukan beberapa langkah seperti Melakukan pemetaan untuk bisa
menyelaraskan antara tujuan dan target pembangunan berkelanjutan untuk pelaksanaan
pembangunan nasional, Melakukan pemetaan mengenai data dan indikator pada target
pembangunan berkelanjutan, Menyusun definisi operasional untuk setiap langkah dalam
pembangunan berkelanjutan, Menyusun peraturan pemerintah yang berkaitan dengan
pembangunan berkelanjutan baik mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan targetnya,
Membuat rencana aksi secara nasional dan daerah untuk menyukseskan implementasi
dari pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

BAB VI Pendekatan Ekonomi Ekologi


Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Nilai Monisme menyatakan secara tidak
langsung bahwa semua objek utilitas memiliki beberapa karakteristik yang umum yang
memungkinkan untuk bisa selalu dibandingkan. Nilai Monisme berada di belakang
Analisis Biaya Manfaat atau Cost Benefit Analysis (CBA) yang menggunakan gagasan
surplus konsumen untuk menilai keinginan pilihan kebijakan publik. Titik awal untuk
analisis ekonomi adalah aktor rasional yang membuat keputusan tanpa konteks sosial
atau lingkunganl berkaitan dengan kontroversi seputar efeknya pada masa depan.
Margin dapat diartikan sebagai pandangan dalam sebuah ilmu ekonomi yang bertahap,
terus-menerus, dan progresif. Dapat dikatakan sebagai pandangan yang kurang
sempurna dari suatu proses evolusi.
Alternatif ekonomi ekologi untuk analisis marginal adalah analisis sistem adaptif
yang kompleks dan penggunaan model input-output yang diperluas untuk memeriksa
pengaruh langsung dan tidak langsung dari perubahan besar dalam struktur ekonomi.
Dalam hal kebijakan, satu alternatif ekonomi ekologis untuk mengasumsikan bahwa
ketidakpastian dapat dikurangi menjadi risiko adalah prinsip kehati-hatian yang
menunjukkan bahwa membutuhkan sebuah kehati-hatian dalam menghadapi
ketidakpastian. Faktor produksi dipisahkan dari konsumsi hingga efisiensi produksi
dengan memaksimalkan kesejahteraan yang dimana tujuannya mengurangi biaya dan
makroekonomi dan masyarakat secara keseluruhan. Teori ekonomi neoklasik memiliki
sebuah teori mengenai produksi, namun setelah dilakukan pendalaman teori tersebut
bukanlah teori produksi, melainkan teori alokasi jumlah tetap dan distribusi input
produksi yang diberikan.

BAB VII Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi


Ekonomi ekologi adalah suatu cabang studi yang mempelajari hubungan antara
hubungan manusia dengan alam. Lingkungan dan ekonomi adalah hal yang saling
ketergantungan, hal yang terjadi pada sistem ekonomi akan berpengaruh pada
lingkungan begitu pula sebaliknya. Salah satu contohnya adalah keterkaitan antara
karbon dioksida dengan perubahan iklim. perekonomian harus memperhatikan ekologi
untuk bisa memenuhi kebutuhan saat ini tanpa membahayakan masa depan. Konsep ini
tidak saling mementingkan antara ekologi/lingkungan dahulu atau ekonomi terlebih
dahulu, karena untuk membangun perekonomian berkelanjutan diperlukan adanya
kolaborasi ekonomi dan ekologi untuk menstimulasi pembangunan. Alokasi dana dari
sebuah kegiatan produksi sangat mempengaruhi kualitas lingkungan, karena lingkungan
yang berkualitas dapat ditentukan dengan melihat pertumbuhan ekonominya.

BAB VIII Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan


Pertumbuhan berbeda dengan pembangunan terutama dalam konteks ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses yang menyebabkan adanya peningkatan
perekonomian suatu wilayah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pembangunan digunakan untuk bisa mempertahankan dan memenuhi kebutuhan dasar
dari manusia dan memperluas pilihan-pilihan yang ada dalam bidang sosial dan
ekonomi. Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk bisa menyelaraskan,
mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Berdasarkan pandang teori ekonomi neo-klasik, keberlanjutan dapat
didefinisikan dalam hal memaksimalkan kesejahteraan dari waktu ke waktu. Untuk
mencapai keberlanjutan ekologi, kemungkinan perlu memodifikasi preferensi konsumsi
saat ini dan teknik produksi yang dilakukan, walaupun efisien dalam hal ekonomi.
Advokasi menjelaskan bahwa komponen sosial pembangunan bagian penting dari
paradigma keberlanjutan. Secara keseluruhan, prinsip-prinsip dari pembangunan
berkelanjutan menyarankan adanya pedoman baru dalam proses pembangunan. Tujuan
mengkarakteristik dan mengukur keberlanjutan agar dapat menerima perbedaan dalam
terminologi, data, dan metode yang berlaku. Beberapa tantangan untuk keberlanjutan
yaitu pemberantasan kemiskinan, pembangunan masyarakat, peningkatan pendidikan,
penerapan standar perlindungan hidup,dan lain sebagainya.

BAB IX Pertumbuhan Ekonomi Dan Lingkungan Hidup


Pertumbuhan ekonomi, penting bagi kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan
manusia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi
mengacu pada kenaikan tingkat jumlah barang dan jasa yang dihasilkan seperti, dalam
Produk Domestik Bruto (PDB) yang dimana terdapat hubungan yang kuat antara
kenaikan PDB dan kenaikan kesejahteraan baik untuk negara maju maupun negara
berkembang. Pertumbuhan juga dihasilkan oleh industri di mana output nya adalah
lingkungan alami yang masih bersih dan sehat. Contohnya adalah pengelolaan dari aset
alam untuk mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan ekonomi yang berlangsung.
Terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan
dengan Kurva Lingkungan Kuznets yang dimana menggambarkan hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan, pendekatan alternatif hubungan
ekonomi-lingkungan dan penggerak hubungan ekonomi dan lingkungan. Peran
kebijakan lingkungan adalah untuk menciptakan pengelolaan, penyediaan, dan
penggunaan sumberdaya lingkungan dengan cara mendukung peningkatan
kesejahteraan yang berkelanjutan untuk generasi sekarang dan masa depan dengan
instrumen kebijakan yang dimana menentukan harga eksternalitas secara langsung atau
tidak langsung.

BAB X Instrumen Kebijakan Lingkungan


Diperlukan sebuah institusi dan instrumen yang dapat memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya alam dalam proses ekonomi tanpa merusak dan mengurangi
kualitasnya untuk generasi yang datang. Fungsi dari instrumen adalah mendorong
penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien, dan menerapkan
prinsip Polluter Pays Principle (PPP), sehingga limbah buangan akibat tindakan
seseorang atau perusahaan terhadap kelompok masyarakat lain dapat dibatasi. Terdapat
dua karakter PPP yaitu prinsip biaya internalisasi (biaya produksi dan lingkungan) dan
prinsip internasional (alokasi biaya bersama). Instrumen Ekonomi (IE) akan
menyediakan sinyal dari pasar dalam bentuk harga relatif (misalnya label pada produk
tertentu dan atau transfer keuangan (pembayaran tagihan). Terdapat beberapa jenis
instrumen ekonomi yang digunakan menunjang keberlanjutan dari lingkungan yaitu
biaya emisi (biaya pembuangan air, biaya pembuangan limbah, biaya polusi udara dan
pajak, biaya kebisingan), biaya penggunaan, biaya produk atau pajak yang diterapkan
pada harga produk, biaya administrasi, perdagangan emosi, sistem pengembalian dana,
subsidi. Keuntungan dari instrumen ekonomi adalah penyesuaian yang otomatis,
efektivitas biaya, insentif, fleksibilitas,peningkatan pendapatan, konservasi sumber daya
dan transmisi.

BAB XI Perdagangan Internasional dan Lingkungan


Adanya perdagangan internasional mendukung pembangunan ekonomi dengan
lingkungan hidup. Perdagangan internasional lebih terarah dan inbang dengab
menggunakan sistem GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) agar negara
maju memberikan bantuan berupa teknologi dan pengetahuan kepada negara
berkembang. Prinsip-prinsip hukum perdagangan internasional yaitu kebebasan
berkontrak, Pacta Sunt Servanda, penyelesaian sengketa dengan Arbitrase, kebebasan
komunikasi. Prinsip perdagangan menurut WTO adalah non-diskriminatif yang dimana
memiliki tujuan bidang politik (mencegah timbulnya sengketa), dan ekonomi
(melakukan perlindungan dan mencegah adanya diskriminatif dari industri dalam negeri
maupun dengan mitra berdagangnya dan untuk mencegah tidak efisien penggunaan
sumber daya serta gangguan dalam proses pemasaran). Gerakan pengelolaan lingkungan
dan standarisasi, yang diawali oleh banyak individu dan beberapa organisasi
Internasional seperti. International Organization for Standardization (ISO), British
Standard Institute (BSI), ISO membuat (ANSI) dan banyak organisasi lainnya di
banyak negara.
Salah satu jenis standar Internasional yang berupa ISO 14000 manajemen
lingkungan untuk membantu organisasi di dunia series, yaitu standar Internasional yang
berkaitan dengan untuk meningkatkan efektivitas dari kegiatan pengelolaan lingkungan.
Aktivitas perdagangan internasional mengarah pasar bebas yang memenuhi standar
lingkungan yang dimana konsep tersebut membuat ketidakadilan untuk negara
berkembang karena kalah saing dengan produk-produk negara lain, oleh karena itu
terdapat tiga cara negara maju untuk membantu negara berkembang dengan
memberikan akses terbuka dalam perdagangan, meningkatkan hutang luar negeri
dengan membentuk program pertukaran utang untuk kodal lingkungan, dan
memberikan bantuan finansial dan teknologi.
Menerapkan metode proses produksi sangat berpengaruh terhadap karakteristik produk
yang nantinya bisa dibedakan dampaknya pada lingkungan maupun kesehatan.
Perlindungan lingkungan dan kesehatan suatu negara sangat dipengaruhi oleh
perdagangan internasional. Salah satu dari aturan WTO untuk bisa meminimalisir
kerusakan lingkungan akibat dari perdagangan Internasional adalah dengan menerapkan
metode proses produksi.

BAB XII Equity


Equity berasal dari konsep keadilan sosial. Secara umum disepakati bahwa
equity menyiratkan mengenai perlunya keadilan dalam distribusi keuntungan dan
kerugian , dan hak setiap orang terhadap kualitas dan standar hidup yang dapat diterima.
Sebuah teori pengembangan (Socially and Environmentally Just and Sustainable)
SAEJAS akan terus memberi perhatian yang signifikan terhadap tujuan untuk bisa
menciptakan efisiensi. Efisiensi adalah nilai yang sangat sesuai dengan kesejahteraan
material manusia dan kesehatan ekosistem global dan lokal, hal ini sejalan dengan
tujuan dari SAEJAS. bagian equity dapat membantu kelestarian lingkungan. Distribusi
daya beli dunia yang lebih merata akan menciptakan sumber permintaan baru.
Meningkatnya daya beli masyarakat miskin yang secara seimbang akan mengalihkan
permintaan konsumen ke produk-produk yang kurang berbahaya bagi lingkungan.
Semakin banyak jumlah materi yang ada di dunia tidak berkorelasi sempurna
dengan kebahagiaan. Pertumbuhan ekonomi memiliki banyak kontribusi saat populasi
tersebut hidup di bawah tingkat kepuasan dengan kebutuhan dasar, namun bagi populasi
yang relatif kaya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan peningkatan konsumsi
dapat memiliki dampak positif atau negatif terhadap kesejahteraan. Cara untuk
menemukan solusi ekonomi saat ini dan tidak menyebabkan bencana ekologis di masa
depan adalah diperlukan partisipasi dan pengetahuan masyarakat untuk bisa melihat
interaksi sebab dan akibat yang panjang dengan melakukan peningkatan tingkat dan
kualitas pendidikan masyarakat yang luas. Kecenderungan norma dan nilai sosial dan
pemikiran akademis saling mempengaruhi pihak lain. Seiring munculnya ilmu ekonomi
ekologi yang mencakup gagasan keberlanjutan yang semakin luas dan mengakui bahwa
equity memiliki tempat yang penting dalam sebuah pemikiran teoritis dan tidak dapat
dipungkiri bahwa nilai tersebut tercermin di dunia. Namun yang perlu diketahui bahwa
equity bukanlah subjek yang bernilai netral.

BAB XIII Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan


Saat ini mulai terjadinya perubahan di dunia. Di mana awalnya keadaan dunia
masih seimbang antara sumberdaya alam dan kebutuhan manusia sehingga masih
banyak area konservasi dan lokasi yang mengandung banyak sumber daya alam.
Namun, sekarang area-area tersebut sudah dikonversi menjadi area pemanfaatan untuk
kepentingan manusia. Selain itu pola pemikiran manusia yang belum bisa berubah dari
perekonomian kosong menjadi perekonomian dunia saat ini. Tantangan ahli ekonomi
ekologi adalah untuk bisa mengenali hal ini dan untuk mengubah jalur dari
pertumbuhan kuantitatif menjadi perbaikan kualitatif yang akan mendorong kemajuan.
Sehingga akan beralih dari ekonomi yang lebih besar ke ekonomi yang lebih baik.
Apabila masalah lingkungan tidak secepatnya diselesaikan maka menghambat
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Peringkat negara yang
menerapkan Ecology, Economy, dan Equity dengan tingkat keberhasilan SDG yang
tinggi terdiri dari Swedia, Denmark, Finlandia, German, Perancis. Alasan mengapa
Swedia menjadi negara dengan tingkat keberhasilan SDG yang tinggi karena mulai
menerapkan prinsip prinsip Ecology, Economy, dan Equity. Hal tersebut membuat
tingkat keberhasilan Swedia untuk mencapai SDG yang diterapkan oleh PBB sangat
tinggi. Hal ini tentu tidak lepas dari peran pemerintah yang juga mendukung integrasi
ketiga hal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai