Universitas Brawijaya
2023
Informasi Umum:
Buku Ecology, Ecology, Economy, Equity (Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi dan
Ekonomi) terdiri dari 13 bab yang menjelaskan tentang konsep dasar dari tiga pilar
pembangunan, pembangunan berkelanjutan, dan isu-isu dari pembangunan yang ada di
Indonesia, bahkan di dunia. Secara singkatnya, dengan adanya integrasi dari ketiga pilar
tersebut dapat menjadi langkah utama suatu negara untuk menuju pembangunan yang
berkelanjutan.
Hubungan ekonomi dan ekologi dapat disebut sebagai interaksi antara manusia
dan alam. Ekonomi sebagai sebuah sistem tunggal dan ekologi sebagai keseluruhan alam
(bumi). Perekonomian terletak di lingkungan dan terjadi pertukaran energi dan barang di
dalamnya. Tidak mungkin jika manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup tanpa
berhubungan dengan alam. Manusia akan menghasilkan barang berguna yang berasal dari
alam untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Sumber daya yang terbarukan merupakan sumber daya yang dapat memperbarui
dirinya pada tingkat yang memadai untuk dapat diekstraksi untuk kepentingan ekonomi
yang berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya, sumber daya
berupa air, energi (cahaya, ombak, angin), biologi (hutan, hewan, tumbuhan, dan
sebagainya), serta fisik (struktur tanah, akuifer, asimilasi, dan sebagainya). Sumber daya
terbarukan dapat bersifat permanen saat sumber daya dapat mempertahankan tingkat
pembaruan yang nilainya positif sehingga mengurangi polusi udara, degradasi lahan,
perusakan habitat, dan kontaminasi tanah.
Sumber daya yang tidak terbarukan merupakan sumber daya yang tidak dapat
memperbarui dirinya pada tingkat yang memadai untuk dapat diekstraksi untuk
kepentingan ekonomi yang berkelanjutan dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Contohnya, bahan bakar organik (minyak dan gas), bahan bakar fosil (batu bara, minyak
bumi, gas alam), serta lapisan akuifer tertentu.
Secara garis besar, alam akan diproses oleh sistem ekonomi yang berada di dalam
lingkungan. Alam sebagai sumber utama dari adanya sumber daya alam, alam sebagai
tempat limbah untuk dikeluarkan dan diendapkan, alam sebagai sumber lanskap dan
barang yang mampu memenuhi kehidupan manusia, serta alam sebagai penyedia fungsi
dan layanan pendukung kehidupan. Apabila terjadi peningkatan kegiatan manusia dan
peningkatan jumlah spesies manusia, maka keempat fungsi alam tersebut menjadi
kompetitif. Akan tetapi, kecenderungan terjadi peningkatan kelangkaan.
Dalam suatu kegiatan pasti terdapat dampak positif dan negatif. Dampak positif
akan bermanfaat bagi kegiatan ekonomi dan sosial. Pelaksanaan kegiatan tersebut juga
pasti dilakukan uji kelayakan (valuasi ekonomi sumber daya alam) terhadap aspek
ekonomi, ekologi, dan sosial. Aspek ekonomi dan sosial digunakan untuk menilai
seberapa besar manfaat untuk masyarakat luas. Sedangkan aspek ekologi digunakan
untuk menilai seberapa besar dampak lingkungan yang ditimbulkan dari kegiatan
tersebut. Instrumen untuk mengevaluasi sasaran dan kebijakan untuk lingkungan terbagi
menjadi dua, yaitu Cost Effectiveness Analysis dan Cost Benefit Analysis. Cost
Effectiveness Analysis tentang evaluasi berbagai tindakan dalam hal biaya peningkatan
per indikator atau langsung dengan banyak indikator. Hasil dari evaluasi atau
penilaiannya akan diurutkan dalam biaya per unit dari nilai indikator yang dicapai.
Sedangkan Cost Benefit Analysis tentang manfaat dipandang sebagai ukuran untuk
meningkatkan salah satu atau banyak indikator yang dihitung dalam bentuk uang dan
dinilai berdasarkan biaya.
Pendekatan Green Growth ditekankan untuk melakukan hubungan antara
pembangunan sosial dan kelestarian lingkungan. Sedangkan pendekatan Green Economy
ditekankan untuk memberantas kemiskinan dan meningkatkan investasi ekonomi. Green
Growth selalu tumpang tindih dengan Green Economy. Keduanya mempunyai hubungan
yaitu suatu gerakan yang berkaitan dengan pendekatan komprehensif dan terintegrasi
untuk menyatukan lingkungan dalam proses ekonomi. Tujuannya adalah untuk mengatasi
krisis keuangan dan ekonomi dengan membangkitkan kembali ekonomi global yang
terganggu.
Pada tahun 1992, UU. No. 4 Tahun 1982 direvisi atau diubah menjadi UU No. 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan ini lebih baik dari
sebelumnya, tetapi untuk mengatasi masalah pembangunan lingkungan masih belum
maksimal. Oleh karena itu, UU No. 23 Tahun 1997 direvisi kembali menjadi UU No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada tahun 1992, pembangunan berkelanjutan mulai fokus dilakukan saat adanya
Konferensi Bumi oleh PBB. Contohnya, KTT Rio De Janeiro 1992, Protokol Kyoto 1997,
dan KTT Yohanesburg 2002. Kunci sukses dari pembangunan berkelanjutan adalah
terpenuhinya kebutuhan saat ini tanpa adanya pengurangan sumber daya dan kemampuan
lingkungan di masa datang. Pemerintah Indonesia membentuk Sekretariat Nasional
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan guna melakukan koordinasi antar kegiatan
pembangunan berkelanjutan dengan lembaga pemerintah, LSM, pengusaha, dan
pemangku kepentingan lainnya.
Nilai monisme adalah suatu perbandingan dalam semua objek utilitas dengan
karakteristik yang umum. Nilai monisme berada di belakang Cost Benefit Analysis untuk
menilai keinginan pilihan kebijakan publik dengan menggunakan gagasan surplus
konsumen. Cost Benefit Analysis dan Nilai Monisme sebagai alat bantu keputusan Multi-
Criteria Decision Aide untuk mempertimbangkan informasi yang relevan dan
menganalisis kebijakan.
Mekanisme pasar harus mendorong berbagai pilihan yang bernilai sosial. Pada
kenyataanya, pilihan nilai sosial tidak cocok dengan mekanisme pasar. Preferensi akan
terbatas untuk pilihan konsumen sehingga penilaian digunakan sebagai konsep untuk
mengatur norma dasar masyarakat dan memodifikasi hambatan atau kendala yang ada.
Transisi ekonomi, ekologi, dan sosial berada pada Analisis Input-Output, Social
Accounting Matrix, dan National Risk Assessment. Tujuannya untuk menganalisis
berbagai rancangan kompleks dari perubahan ekonomi, sosial, dan ekologi yang ada
disekitarnya.
Konsep ekonomi yang berbasis pada ekologi dapat memenuhi kebutuhan saat ini
tanpa merugikan masa depan. Ekonomi dan ekologi harus berjalan seiringan (sama-sama
penting) dan berkolaborasi untuk membangun dan menstimulasi pembangunan
berkelanjutan. Suatu negara dapat menerapkan pembangunan berkelanjutan jika mampu
mengatasi masalah degradasi lingkungannya yang didukung oleh partisipasi dari
masyarakat. Apabila kegiatan ekonomi masyarakat menyebabkan degradasi lahan dan
pencemaran air, udara, maupun tanah, maka akan muncul limbah yang ditampung oleh
lingkungan. Namun, lingkungan saja mempunyai kapasitas terbatas sehingga
menyebabkan kelangkaan sumber daya alam.
Keuntungan dari adanya regulasi adalah pengalaman yang cukup lama dalam K3,
tenaga kerja, dan bidan kepedulian publik lainnya, memberikan cara yang efektif untuk
mencegah efek berbahaya yang memerlukan pengontrolan konkret, serta memberikan
jaminan dalam pencapaian. Kelemahan dari adanya regulasi adalah penegakan hukum
yang terbukti sulit, kemudahan negosiasi dengan otoritas publik dan swasta tentang
lingkungan, peraturan yang bersifat statis, serta peraturan dan standarisasi yang terlalu
mahal. Secara umum, bahan pencemar dan dampaknya melalui peraturan tertentu sudah
sesuai dengan standar yang ada, seperti standar kualitas lingkungan, standar emisi,
standar proses produksi, dan standar produk.
Setelah adanya deklarasi Punta del Este pada tahun 1986, banyak negara di dunia
yang mengikuti perundingan menuju liberasi perdagangan dunia yang lebih seimbang dan
terarah. Sistem yang mengatur hal tersebut adalah GATT. Tujuannya supaya negara maju
memberikan bantuan teknologi dan pengetahuan kepada negara berkembang. Namun,
pada kenyataannya masih terdapat beberapa negara maju yang belum berkomitmen untuk
memenuhi sistem GATT.
Banyaknya jumlah materi yang ada di dunia tidak berkorelasi sempurna dengan
kebahagiaan. Pertumbuhan ekonomi memiliki banyak kontribusi saat populasi tersebut
hidup di bawah tingkat kepuasan dengan kebutuhan dasar, tetapi bagi populasi yang
relatif kaya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan peningkatan konsumsi dapat
memiliki dampak positif maupun negatif terhadap kesejahteraan. Potensi dampak negatif
tersebut perlu adanya umpan balik lingkungan.
Cara untuk menemukan solusi ekonomi saat ini dan tidak menyebabkan bencana
ekologis di masa depan adalah dengan menyesuaikan solusi ekonomi. Untuk itu, langkah
terbaik adalah dengan melakukan peningkatan tingkat dan kualitas pendidikan
masyarakat yang luas. Masyarakat di seluruh dunia mengakui pendidikan memiliki nilai
yang sangat penting. Oleh karena itu, kesetaraan ekonomi yang lebih besar diharapkan
dapat berkorelasi kuat dengan peningkatan permintaan yang efektif untuk mencapai
pendidikan yang lebih baik.
Bab XIII mengenai Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan
Permasalahan ekonomi yang utama yaitu alokasi, distribusi, dan skala. Masalah
yang terpenting ialah alokasi. Sistem penentuan harga pasar yang terdesentralisasi
memberikan solusi untuk bisa memecahkan masalah ini dengan sangat baik dalam
kondisi tertentu. Sistem harga pasar ini tidak memecahkan masalah untuk bisa
menyediakan sebuah kondisi yang dibutuhkan pasar seperti informasi sempurna,
persaingan, dan tidak ada eksternalitas. Kedua masalah lainnya berkaitan dengan nilai
diskonto dari distribusi antargenerasi dan skala. Skala akan tumpang tindih dengan isu
distribusi yang adil dalam aspek intergenerational equity. Tingkat diskonto adalah harga
yang ditentukan berdasarkan distribusi pendapatan tertentu pada skala makroekonomi
tertentu. Distribusi yang berbeda dari kepemilikan sumber daya dari generasi ke generasi
dan skala makroekonomi yang berbeda akan menghasilkan harga yang berbeda pula,
termasuk tingkat suku bunga yang berbeda. Dengan begitu, ahli ekonomi ekologi
mencoba untuk meluruskan hubungan antara alokasi, distribusi, dan skala, serta
hubungannya dengan tingkat diskonto.
Buku ini mempunyai tampilan cover yang menarik. Hal ini didukung dengan informasi
yang sangat lengkap bagi pembaca (para mahasiswa atau masyarakat umum) sehingga
para pembaca mendapatkan pengetahuan baru dan menjadi media pembelajaran yang
tepat guna memahami upaya dalam menyeimbangkan Ecology, Economy, Equity, dan
konsep dari pembangunan berkelanjutan. Hanya saja terdapat pengulangan pembahasan
materi di beberapa sub bab. Selain itu, terdapat beberapa kesalahan penulisan kata dan
tidak sesuai dengan KBBI.