Anda di halaman 1dari 8

Mengulas Buku: Ecology Economy Equity (Sebuah Upaya Penyeimbangan

Ekologi dan Ekonomi) Oleh Rita Parmawati

Judul : Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekologi dan Ekonomi


Judul asli : Ecology, Economy, Equity
Penerbit : UB Press
Tahun Terbit : 2018
Tebal : 210 Halaman
Bahasa : Indonesia
Harga : Rp 85000,-

Disusun oleh:
Nama: Nur Fadhila
NIM: 215030800111010
Absen: 02
Sinopsis
Banyaknya pembangunan yang terus dilakukan pada negara-negara di dunia
memberi dampak pada lingkungan sekitar sehingga buku ini muncul untuk membahas isu
mengenai konsep pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan berkelanjutan
memiliki tiga prinsip didalamnya yaitu Tiga Pilar Ketahanan yang terdiri dari
pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraam sosial. Dengan adanya
keseimbangan dalam ketiga pilar tersebut dapat menjadi langkah utama suatu negara
untuk menuju pembangunan berkelanjutan.

Isi Buku
1. Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi
Pada bab 1 ini membahas mengenai definisi dari Ekologi, Ekonomi, dan
Equity. Pengertian Ekologi sendiri yaitu Ekologi disini digunakan sebagai
bidang pemecahan suatu masalah dengan beberapa disiplin ilmiah yaitu yang
mencakup biologi, geografi dan ilmu bumi. Ekologi juga mencakup studi
tentang interaksi yang dimiliki organisme satu sama lain, dan komponen
abiotik dari lingkungan organisme tersebut. Sedangkan pengertian Ekonomi
yaitu Ekonomi berasal dari kata Yunani berarti produksi, distribusi atau
pertukaran, konsumsi dan pasokan jasa, sehingga menurut Paul (2015)
ekonomi didefinisikan sebagai bidang sosial, biasanya dalam bentuk praktek
lapangan, diskusi dan topik pembahasan terkait dengan produksi, penggunaan
dan pengelolaan sumber daya. Yang terakhir mendefiniskan Equity, keadilan
adalah tentang keadilan yang perlu ada pada manusia untuk menghidupkan
masyarakat. Umumnya mengacu pada perlunya keadilan antara keuntungan
dan kerugian yang timbul dari pembangunan. Dalam ekologi ada konsep
ekonomi, yaitu hubungan antar prinsip prinsip ekologi dan ekonomi. Yang
memiliki definisi penelitian hubungan manusia dengan alam.
Ada konsep economy, ecology, dan equity yang memiliki tiga komponen yang
berperan kontribusi terhadap keberlanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi,
keberlanjutan ekologis dan keadilan sosial. Oleh karena itu, dalam ketiga
aspek tersebut kita berbicara tentang tiga pilar pembangunan berkelanjutan.
2. Ekonomi Alam
Dalam bab 2 ini membahas mengenai Ekonomi yang merupakan sumber
dayanya tidak dapat dipisahkan dari penawaran, permintaan, dan alokasi
sumber daya alam. Tujuan utamanya adalah untuk memahami peran sumber
daya alam
Suatu sistem ekonomi sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut ke arah
pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan. Dalam bahasa lain,
ilmu ekonomi menjelaskan alokasi faktor produksi yang efisien untuk
memaksimalkan hasil produksi. Faktor produksi harus menggabungkan
penggunaan dan penghancuran jasa lingkungan yang dihasilkan oleh
ekosistem. Dalam kegiatan ekonomi, dapat dikatakan bahwa selalu ada
keterkaitan antara proses produksi dan konsumsi barang dan jasa. Hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya literatur ekonomi yang dikhususkan
untuk analisis produksi dan interaksi produksi

Konsumsi dan aliran sektor individual. Ilmu ekonomi memiliki 2 konsentrasi


yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro. Makroekonomi berfokus pada
perilaku operasi seluruh ekonomi dan jangan khawatir tentang hal-hal kecil
yang terjadi. Makroekonomi berfokus pada tingkat harga umum, tingkat
pengangguran dan banyak lagi. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi dan
bertambahnya jumlah penduduk, ambang batas kemampuan asimilasi alam
telah terlampaui dan ekosistem yang ada berubah sumber data yang langka
dan tren langka yang meningkat.
3. Eco-Analysis dan Green Growth
Dalam bab 3 ini membahas tentang Analisis Ekonomi yang berperan penting
dalam proses analisis uji kelayakan sebuah kegiatan dalam berbagai aspek
yang ada seperti aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek operasional
dan lain sebagainya. Green growth penting untuk mengatasi tantangan internal
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Menurut Bank Dunia (2012) dan
OCED (2013) Green growth sangat diperlukan dan secara ekonomis sangat
efektif karena penting bagi negara berkembang dapat meningkatkan manfaat
ekonomi dan sosial yang signifikan. Sebagian besar negara memiliki tujuan
pembangunan yang kompatibel dengan pendekatan Green growth (UNEP,
2013), meskipun strateginya Green growth bervariasi dari satu negara ke
negara lain (Bank Dunia, 2012). Strategi pertumbuhan Konvensional
dianggap lebih cepat mengatasi masalah tersebut, tapi jangan dibiarkan
kemungkinan adanya strategi lain yang lebih efektif dan berimbang ekonomi
dan lingkungan. Menurut Jacobs (2013) & Kosey et al. (2012), teoritis Green
growth tidak dapat menjawab pertanyaan tentang strategi atau jalur Green
growth tertentu mencapai tujuan yang diinginkan, dan beberapa ahli
berpendapat bahwa alat tradisional seperti ekonomi neoklasik memiliki
keterbatasan cukup serius untuk memasukkan pertimbangan lingkungan
dalam kebijakan Bisnis.
4. Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan
Dalam bab 4 membahas mengenai sejarah Pengelolaan dan Perkembangan
Lingkungan. Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang
menuntut pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari
berbagai disiplin ilmu, agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik dan
jenis kelamin untuk bersama sama mencari pendekatan yang terbaik untuk
menyelesaikan masalah masalah penting. Dalam 40 tahun terakhir,
pengelolaan dan perkembangan lingkungan dituntut untuk bisa mengatasi
masalah global dan pembangunan berkelanjutan menjadi tujuan keduanya.
Pengelolaan lingkungan berusaha untuk bisa mencapai potensi dalam menjaga
keseimbangan secara global, dan jika memungkinkan, memperbaiki
kesejahteraan masyarakat. The Brundtland Report (WCED, 1987) mengamati
bahwa sebagian besar pembuat keputusan saat ini akan meninggal sebelum
bumi merasakan dampak lebih berat dari pengasaman, pemansan global,
penisipan ozon. Ada berbagai reaksi terhadap degradasi lingkungan, yaitu
mengabaikan ancaman, melakukan advokasi untuk meninggalkan teknologi
dan kembali ke cara yang sederhana, dan menggunakan semua “alat” yang
tersedia termasuk teknologi,pendidikan, etika untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan. Roe (1995) melakukan studi mengenai krisis sering terjadi di
Afrika karena memiliki kelebihan populasi, dan atau kurang berpendidikan
sehingga krisis diartikan sebagai sesuatu dari konstruksi budaya 1970-1n yang
sedang berlangsung. Antara abad ke 18 dan akhir 1940-an sudut pandang yang
berlaku dibarat adalah bahwa alam merupakan sesuatu untuk dipelajari,
dicatat, dimiliki dan dieksplorasi. Dijelaskan juga sejarah pengelolaan dan
perkembangan lingkungan hidup di Indonesia. Sejarah perkembangan
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia diuraikan
menjadi tiga masa, yaitu Masa Arus Global tahun 1972, Masa Adanya
Komitmen Internasional, dan Masa Adanya Komitmen Nasional dalam
pengelolaan lingkungan hidup Indonesia. Adapun dijelaskan aspek aspek
kelembagaan Lingkungan Hidup di Indonesia mencakup Instansi Pemerintah,
LSM, Perangkat Hukum, Peraturan perundang undangan serta rencana
kegiatan yang diajukan pemerintah.
5. Sejarah Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan Keberlanjutan didefinisikan sebagai proses pembangunan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dengan tetap menjaga stabilitas
untuk kebutuhan masa depan. Menurut Rahmatullah (2015), memiliki
beberapa aturan pembangunan berkelanjutan meliputi pemerataan dan
keadilan, pembangunan berkelanjutan lingkungan, pembangunan
berkelanjutan ekonomi, pembangunan berkelanjutan sosial budaya,
pembangunan berkelanjutan politik. Prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan juga dijelaskan. Kemana Dipoyuda (1982), perencanaan
strategis terdiri dari lima komponen kreatif kemakmuran melalui
keberlanjutan yaitu terpenuhinya segala kebutuhan, pengentasan kemiskinan,
pembangunan melalui partisipasi masyarakat, pencapaian kekuasaan negara
dan pembangunan yang seimbang.
6. Pendekatan Ekonomi Ekologi
Dalam bab ini menjelaskan bahwa Ekonomi ekologi adalah suatu
keseimbangan yang akan berperan dalam usaha berkelanjutan untuk
menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan diri
berbagai bidang ilmu. Isu konseptual yang utama muncul untuk ekonomi
ekologi dalam berbagai literature adalah nilai monism, model aktor rasional,
analisis marginal, perlakuan ketidakpastian, peran efisiensi dalam kebijakan
ekonomi dan produksi sebagai bentuk sosial dan fisik.
7. Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi
Ekonomi ekologi adalah bidang interdisipliner yang relatif baru. Penelitian
ekonomi ekologi memiliki dua fokus utama: Di satu sisi, masih banyak
fenomena dan permasalahan ekonomi dan ekosistem yang dapat diselesaikan
dengan metode klasik dari sudut pandang disiplin ilmu terkait. Kajian yang
dilakukan oleh Darwanto pada tahun 2007 menyatakan bahwa bangsa
memiliki tujuan yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
rakyatnya dengan cara a. untuk meningkatkan produktivitas di semua sektor,
yang pada akhirnya akan mengarah pada perekonomian negara. merangsang
bangkit. Ada beberapa isu yang terkait dengan kelestarian bumi di masa
depan, yaitu pembangunan dan degradasi lingkungan. Negara dapat mencapai
pembangunan berkelanjutan jika mereka mengatasi masalah polusi. Mereka
tidak hanya bergantung pada kapasitas kebijakan pemerintah, tetapi
masyarakat juga bertanggung jawab atas pembangunan berkelanjutan,
termasuk menjaga dan melestarikan lingkungan untuk meningkatkan
produktivitas.
Menurut Pearce & Turner (1990), proses produksi dan kelestarian lingkungan
terganggu oleh kegagalan manajemen, praktik itu tidak tepat (kesalahan
kebijakan) dan distribusi hasil yang salah (kesalahan distribusi).
8. Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan
Pertumbuhan berbeda dengan pembangunan, terutama dalam keadaan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah proses menumbuhkan ekonomi lokal
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mempengaruhi kesejahteraan
orang. Pertumbuhan ekonomi terjadi ketika output dari proses produksi
didistribusikan dan tumbuh pesat relatif terhadap populasi.
Pembangunan berkelanjutan adalah langkah di mana dimensi sosial-budaya,
ekonomi dan ekologi dapat dikoordinasikan, diintegrasikan dan dikemas.
Pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan pembangunan sosial-budaya
dan lingkungan ke dalam arus utama pembangunan nasional, memastikan
bahwa dua dimensi mendapat perhatian sebanyak dimensi ekonomi (Keraf,
2002:168).
9. Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan diperlukan karena ekonomi global
secara bertahap pulih dari resesi. Pada prinsipnya, adanya pertumbuhan
ekonomi dapat dilihat dari peningkatan jumlah barang yang diproduksi dan
jumlah jasa yang dilaporkan dalam PDB produk domestik bruto. Lingkungan
atau modal alam dapat digunakan sebagai aset alam bertugas menyediakan
sumber daya alam dan jasa lingkungan dalam rangka produksi ekonomi.

Model alami sebagai input untuk meningkatkan kekayaan adalah sumber daya
tidak terbarukan yang sifatnya terbatas dan berpotensi habis, dan sumber daya
terbarukan yang dapat diisi ulang oleh proses alam atau pembaruan diri. Di
sisi lain, sebagai input tidak langsung untuk meningkatkan kekayaan, model
alam adalah fungsi pendukung global, mengatur iklim dan komposisi kimia,
pengaturan air, penyaringan polusi, limbah lingkungan, pengaturan tanah,
nutrisi, sirkulasi, termasuk penguraian limbah.
10. Instrumen Kebijakan Lingkungan
Lingkungan dianggap sebagai barang bebas, jadi dalam prosesnya demikian
membutuhkan alat politik untuk memaksimalkan sumber daya alam dalam
proses ekonomi, sehingga kualitasnya tidak rusak atau berkurang di masa
depan. Alat ini didukung oleh administrasi dan lembaga yang bisa
mempengaruhi perilaku masyarakat dan perusahaan. Dia Pengembangan
prinsip-prinsip untuk mendukung kebijakan lingkungan internasional, yaitu
“Polluter Pays Principle”(PPP). prinsip ini digunakan sebagai prinsip
perusahaan mana yang membuang limbahnya pencemaran lingkungan harus
menanggung biaya tindakan tersebut pencegahan dan pengendalian polusi.
11. Perdagangan Internasional dan Lingkungan
Pada bab 11 ini membahas mengenai perdagangan internasional mereka
memiliki implikasi yang cukup serius bagi negara-negara berkembang, seperti
utang di luar negeri untuk bisnis ekspor dan impor. Ini memaksa negara untuk
membayar utang dengan penggunaan alami yang ada di luar negeri. Aktivitas
produksi end-to-end meliputi pelabelan lingkungan, daur ulang, pengemasan,
pembotolan, dan lainnya. Perkembangan perjanjian perdagangan
internasional GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) bertujuan
untuk merintis teknologi dan untuk membantu negara-negar berkembang.
Padahal masih banyak negara negara maju yang belum berkomitmen pada
sistem GATT. Ada empat prinsip dalam bisnis internasional (Adolf, 2005),
yaitu (1) Prinsip Dasar Kebebasan Kontrak, (2) Prinsip Dasar Pacta Sunt
Servanda, (3) Prinsip Dasar Kompromi Sengketa dengan arbitrase, (4) Prinsip
Dasar Kebebasan Berkomunikasi.
12. Equity
Dalam bab 12 ini pembahasan yang diangkat mengenai equity (keadilan),
sektor yang adil dan merata adalah prinsip utama pembangunan berkelanjutan.
Ekuitas berasal dari perencanaan untuk keadilan sosial. Ada kesepakatan
umum bahwa keadilan berarti kebutuhan akan keadilan dalam pembagian
keuntungan dan kerugian serta hak semua orang atas kualitas dan standar
hidup yang dapat diterima. Ekuitas antargenerasi adalah konsep bahwa orang-
orang berbagi lingkungan alam dan budaya yang sama dengan generasi
sekarang dan lainnya, serta masa lalu dan masa depan. Distribusi sumber daya
ekonomi menjadi semakin tidak merata dalam beberapa dekade terakhir,
membuat beberapa ekonom berspekulasi tentang adanya ketidakadilan
ekonomi yang mempengaruhi masyarakat.
13. Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan
Dalam bab terakhir ini membahas mengenai Isu yang ada dalam ekonomi
ekologi dan pembangunan berkelanjutan. dimulai dengan penurunan modal
alam, yang terus tanpa disadari dunia dipandang sebagai sumber pendapatan
membuatnya menjadi masalah bagi pikiran itu adalah bentuk konsumsi
berkelanjutan. Kemudian masalah dimulai penyebaran global, berdampak
pada keseimbangan sistem nasional (ekonomi makro); neraca pembayaran
(ekonomi internasional); dan dalam proyek penilaian (ekonomi Mikro). Jadi
inilah yang mendorong para ekonom ekologi untuk menjadi lebih baik
kesalahan ini telah terjadi. Isu-isu pembangunan berkelanjutan publik sedang
meningkat lebih banyak berhubungan dengan masalah sosial dan lingkungan.
Masalah ini lebih sering terjadi ketika efek merugikan dari aktivitas ekonomi
tidak dapat diprediksi secara khusus. Beberapa negara di dunia yang mulai
menerapkan konsep E3 (Ecology, Economy, Equality) untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan atau tujuan pembangunan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai