Disusun oleh:
Nama: Nur Fadhila
NIM: 215030800111010
Absen: 02
Sinopsis
Banyaknya pembangunan yang terus dilakukan pada negara-negara di dunia
memberi dampak pada lingkungan sekitar sehingga buku ini muncul untuk membahas isu
mengenai konsep pembangunan berkelanjutan. Dalam pembangunan berkelanjutan
memiliki tiga prinsip didalamnya yaitu Tiga Pilar Ketahanan yang terdiri dari
pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraam sosial. Dengan adanya
keseimbangan dalam ketiga pilar tersebut dapat menjadi langkah utama suatu negara
untuk menuju pembangunan berkelanjutan.
Isi Buku
1. Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi
Pada bab 1 ini membahas mengenai definisi dari Ekologi, Ekonomi, dan
Equity. Pengertian Ekologi sendiri yaitu Ekologi disini digunakan sebagai
bidang pemecahan suatu masalah dengan beberapa disiplin ilmiah yaitu yang
mencakup biologi, geografi dan ilmu bumi. Ekologi juga mencakup studi
tentang interaksi yang dimiliki organisme satu sama lain, dan komponen
abiotik dari lingkungan organisme tersebut. Sedangkan pengertian Ekonomi
yaitu Ekonomi berasal dari kata Yunani berarti produksi, distribusi atau
pertukaran, konsumsi dan pasokan jasa, sehingga menurut Paul (2015)
ekonomi didefinisikan sebagai bidang sosial, biasanya dalam bentuk praktek
lapangan, diskusi dan topik pembahasan terkait dengan produksi, penggunaan
dan pengelolaan sumber daya. Yang terakhir mendefiniskan Equity, keadilan
adalah tentang keadilan yang perlu ada pada manusia untuk menghidupkan
masyarakat. Umumnya mengacu pada perlunya keadilan antara keuntungan
dan kerugian yang timbul dari pembangunan. Dalam ekologi ada konsep
ekonomi, yaitu hubungan antar prinsip prinsip ekologi dan ekonomi. Yang
memiliki definisi penelitian hubungan manusia dengan alam.
Ada konsep economy, ecology, dan equity yang memiliki tiga komponen yang
berperan kontribusi terhadap keberlanjutan, yaitu pertumbuhan ekonomi,
keberlanjutan ekologis dan keadilan sosial. Oleh karena itu, dalam ketiga
aspek tersebut kita berbicara tentang tiga pilar pembangunan berkelanjutan.
2. Ekonomi Alam
Dalam bab 2 ini membahas mengenai Ekonomi yang merupakan sumber
dayanya tidak dapat dipisahkan dari penawaran, permintaan, dan alokasi
sumber daya alam. Tujuan utamanya adalah untuk memahami peran sumber
daya alam
Suatu sistem ekonomi sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut ke arah
pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan. Dalam bahasa lain,
ilmu ekonomi menjelaskan alokasi faktor produksi yang efisien untuk
memaksimalkan hasil produksi. Faktor produksi harus menggabungkan
penggunaan dan penghancuran jasa lingkungan yang dihasilkan oleh
ekosistem. Dalam kegiatan ekonomi, dapat dikatakan bahwa selalu ada
keterkaitan antara proses produksi dan konsumsi barang dan jasa. Hal ini
dapat dibuktikan dengan banyaknya literatur ekonomi yang dikhususkan
untuk analisis produksi dan interaksi produksi
Model alami sebagai input untuk meningkatkan kekayaan adalah sumber daya
tidak terbarukan yang sifatnya terbatas dan berpotensi habis, dan sumber daya
terbarukan yang dapat diisi ulang oleh proses alam atau pembaruan diri. Di
sisi lain, sebagai input tidak langsung untuk meningkatkan kekayaan, model
alam adalah fungsi pendukung global, mengatur iklim dan komposisi kimia,
pengaturan air, penyaringan polusi, limbah lingkungan, pengaturan tanah,
nutrisi, sirkulasi, termasuk penguraian limbah.
10. Instrumen Kebijakan Lingkungan
Lingkungan dianggap sebagai barang bebas, jadi dalam prosesnya demikian
membutuhkan alat politik untuk memaksimalkan sumber daya alam dalam
proses ekonomi, sehingga kualitasnya tidak rusak atau berkurang di masa
depan. Alat ini didukung oleh administrasi dan lembaga yang bisa
mempengaruhi perilaku masyarakat dan perusahaan. Dia Pengembangan
prinsip-prinsip untuk mendukung kebijakan lingkungan internasional, yaitu
“Polluter Pays Principle”(PPP). prinsip ini digunakan sebagai prinsip
perusahaan mana yang membuang limbahnya pencemaran lingkungan harus
menanggung biaya tindakan tersebut pencegahan dan pengendalian polusi.
11. Perdagangan Internasional dan Lingkungan
Pada bab 11 ini membahas mengenai perdagangan internasional mereka
memiliki implikasi yang cukup serius bagi negara-negara berkembang, seperti
utang di luar negeri untuk bisnis ekspor dan impor. Ini memaksa negara untuk
membayar utang dengan penggunaan alami yang ada di luar negeri. Aktivitas
produksi end-to-end meliputi pelabelan lingkungan, daur ulang, pengemasan,
pembotolan, dan lainnya. Perkembangan perjanjian perdagangan
internasional GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) bertujuan
untuk merintis teknologi dan untuk membantu negara-negar berkembang.
Padahal masih banyak negara negara maju yang belum berkomitmen pada
sistem GATT. Ada empat prinsip dalam bisnis internasional (Adolf, 2005),
yaitu (1) Prinsip Dasar Kebebasan Kontrak, (2) Prinsip Dasar Pacta Sunt
Servanda, (3) Prinsip Dasar Kompromi Sengketa dengan arbitrase, (4) Prinsip
Dasar Kebebasan Berkomunikasi.
12. Equity
Dalam bab 12 ini pembahasan yang diangkat mengenai equity (keadilan),
sektor yang adil dan merata adalah prinsip utama pembangunan berkelanjutan.
Ekuitas berasal dari perencanaan untuk keadilan sosial. Ada kesepakatan
umum bahwa keadilan berarti kebutuhan akan keadilan dalam pembagian
keuntungan dan kerugian serta hak semua orang atas kualitas dan standar
hidup yang dapat diterima. Ekuitas antargenerasi adalah konsep bahwa orang-
orang berbagi lingkungan alam dan budaya yang sama dengan generasi
sekarang dan lainnya, serta masa lalu dan masa depan. Distribusi sumber daya
ekonomi menjadi semakin tidak merata dalam beberapa dekade terakhir,
membuat beberapa ekonom berspekulasi tentang adanya ketidakadilan
ekonomi yang mempengaruhi masyarakat.
13. Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan
Dalam bab terakhir ini membahas mengenai Isu yang ada dalam ekonomi
ekologi dan pembangunan berkelanjutan. dimulai dengan penurunan modal
alam, yang terus tanpa disadari dunia dipandang sebagai sumber pendapatan
membuatnya menjadi masalah bagi pikiran itu adalah bentuk konsumsi
berkelanjutan. Kemudian masalah dimulai penyebaran global, berdampak
pada keseimbangan sistem nasional (ekonomi makro); neraca pembayaran
(ekonomi internasional); dan dalam proyek penilaian (ekonomi Mikro). Jadi
inilah yang mendorong para ekonom ekologi untuk menjadi lebih baik
kesalahan ini telah terjadi. Isu-isu pembangunan berkelanjutan publik sedang
meningkat lebih banyak berhubungan dengan masalah sosial dan lingkungan.
Masalah ini lebih sering terjadi ketika efek merugikan dari aktivitas ekonomi
tidak dapat diprediksi secara khusus. Beberapa negara di dunia yang mulai
menerapkan konsep E3 (Ecology, Economy, Equality) untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan atau tujuan pembangunan berkelanjutan.