Anda di halaman 1dari 15

MENGULAS BUKU : ECOLOGY, ECONOMY & EQUITY

Sebuah Upaya Penyeimbangan Ekonomi dan Ekologi

Penulis Buku : Rita Parmawati

Diulas Oleh : Alfianty Ummi Fadhillah

Program Studi Pariwisata

Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

2023
BAB I

Keseimbangan Dalam Ekonomi Ekologi

Ekologi merupakan suatu analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme
dan lingkungannya. Bidang ekologi ini mencakup biologi, geografi, ilmu bumi dan ilmu
studi interaksi antar organisme satu dengan lainnya serta komponen abiotik di
lingkungan mereka. Bidang ekologi tidak dapat terpisah dengan kehidupan manusia
karena saling terhubung antara organisme (termasuk manusia) dengan ekosistem
lainnya. Ekologi memiliki banyak aplikasi praktis seperti dalam biologi konservasi,
pengelolaan sumber daya alam (agroteknologi, pertanian, kehutanan, agroforestry,
perikanan), perencanaan kota (ekologi perkotaan), dsb.

Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang berarti tempat


memproduksi,mendistribusikan atau pertukaran, konsumsi, dan penyedia jasa layanan.
Sementara itu, ilmu ekonomi memiliki definisi sebagai ilmu yang mempelajari tentang
pengalokasian sumberdaya, yang memiliki alternatif-alternatif penggunaan, dalam
memenuhi keinginan atau kebutuhan manusia yang tak terbatas (Fauzi, 2004). Terdapat
satu definisi lain yaitu Equity (ekuitas) yang merupakan suatu keadilan yang harus ada
dalam diri manusia untuk dibawa dalam bermasyarakat. Ekuitas secara umum memiliki
arti bahwa perlu adanya keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dialami akibat
adanya pembangunan.

Konsep Ekonomi dan Ekologi disebut juga dengan ekonomi ekologi. Ekonomi
ekologi adalah suatu riset mengenai interaksi antara manusia dan alam. Interaksi antara
ekonomi, lingkungan dan manusia menyebabkan beberapa kebergantungan. Contohnya,
dalam kehidupannya manusia perlu memenuhi kebutuhan ekonomi dengan membuat
sesuatu dari besi, kayu, minyak yang berasal dari alam. Terdapat tiga pilar dalam
pembangunan berkelanjutan ekonomi ekologi yaitu ekonomi, keberlanjutan lingkungan,
kesetaraan sosial (equity) atau biasanya disebut dengan The Three E’s of Sustainability.
Gagasan keberlanjutan dalam tiga pilar ini memiliki definisi sebagai prose
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan
lingkungan untuk menyediakan kebutuhan untuk generasi yang akan datang. Sehingga
keberlanjutan ini adalah mengenai bagaimana cara kita mempertahankan baik dari
berbagai sisi keadaan ekonomi, sosial, budaya, politik, dan dimensi sosial lainnya dalam
jangka waktu panjang. Konsep pembangunan berkelanjutan menyatakan apakah pola
hidup manusia saat ini dapat diterima dan diturunkan kepada generasi yang akan datang.
Hal tersebut karena adanya prinsip intergenerational equity yang harus seimbang
dengan prinsip intergenerational equality. Adanya keberlanjutan diharapkan dapat
menimbulkan efek perbaikan pada pola konsumsi dan pembatasan pada jumlah populasi
sehingga ekosistem akan lebih terjaga kedepannya.

Dampak dari pertumbuhan ekonomi telah memberikan banyak manfaat seperti


meningkatnya standar kehidupan, meningkatkan standar kehidupan, dan meningkatkan
kualitas sumber daya yang ada di dunia. Namun dari dampak positif yang ditimbulkan,
pertumbuhan ekonomi juga berdampak negatif seperti berkurangnya sumberdaya alam
dan degradasi lingkungan. Menurut Contanza et al., (1997), terdapat lima bukti bahwa
subsistem ekonomi telah mencapai atau melampaui batas dari ekosistem global sebagai
sumber bahan dan penyerap limbah.

1. Bukti pertama : penggunaan biomassa oleh manusia

2. Bukti kedua : perubahan iklim

3. Bukti ketiga : kerusakan lapisan ozon

4. Bukti keempat : degradasi lahan

5. Bukti kelima : penurunan tingkat biodiversitas

BAB II

Ekonomi Alam

Ekonomi sumberdaya alam dapat diartikan sebagai hubungan penyediaan,


permintaan, dan alokasi sumber daya alam yang ada di bumi. Tujuan dari adanya
ekonomi sumberdaya alam adalah untuk lebih memahami peran sumber daya alam
dalam perekonomian sehingga dapat dikembangkan metode pengelolaan sumberdaya
yang lebih berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan bagi generasi mendatang.
Secara keseluruhan ekonomi sumberdaya alam menggambarkan penggunaan sumber
daya alam secara rasional dan ekonomis yang dilihat dari sudut pandang pengguna
(pemilik). Ekonomi lingkungan focus untuk bisa mengidentifikasikan tingkat optimal
dari suatu pencemaran lingkungan dan menggunakan efisiensi ekonomi untuk
melakukan perlindungan pada lingkungan.ekonomi juga memiliki peran sebagai studi
pengalokasian faktor produksi yang efektif untuk memaksimalkan hasil produksi.
Faktor produksi yang dimaksud adalah tenaga kerja, modal dan sumber daya alam yang
berasal dari lingkungan. Faktor produksi harus menggabungkan antara penggunaan dan
pengrusakan jasa lingkungan yang dihasilkan oleh ekosistem.

Terdapat klasifikasi serta karakteristik sumberdaya alam dimana secara garis


besar terdapat dua macam sumber daya alam yaitu sumberdaya yang terbarukan dan
sumber daya yang tidak dapat diperbarui. Sumber Daya alam yang terbarukan
merupakan sumberdaya yang dapat disesuaikan dengan waktu berlakunya, dimana
sumberdaya ini dapat berulang melalui reproduksi biologis maupun proses alami
lainnya. sumberdaya terbarukan seringkali disebut sumberdaya permanen namun dalam
praktiknya sumberdaya ini dapat dikatakan permanen jika tingkat pembaharuannya
yang bernilai positif dapat dipertahankan sehingga dapat mengurangi polusi udara,
kontaminasi tanah, perusakan habitat, dan degradasi lainnya. sementara itu, terdapat
sumberdaya tidak terbarukan yang merupakan sumberdaya yang tidak dapat
memperbaharui dirinya pada tingkat yang memadai untuk bisa diekstraksi untuk
kepentingan ekonomi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber
Daya alam juga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu sumber daya abiotik (non-
hidup) dan sumberdaya biotik.

Dalam pendekatan ekonomi terhadap pengelolaan sumberdaya, ekonomi


menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk bisa menganalisis sebagian besar
aspek sumberdaya alam dan masalah lingkungan yang terjadi. Hubungan ekonomi dan
lingkungan memiliki asumsi bahwa lingkungan menyediakan manusia dengan berbagai
fungsi dan layanan bernilai ekonomis, yaitu:

1. Dasar dari sumber daya alam (sumberdaya terbarukan dan tidak terbarukan),
2. Kapasitas dan kemampuan asimilasi limbah,

3. Sekumpulan sumberdaya alam (lanskap dan kemudahan sumberdaya),

4. Sistem pendukung bagi kehidupan.

BAB III

Eco-Analysis dan Green Growth

Manfaat ekonomi dan manfaat sosial adalah sesuatu yang dilihat dalam sebuah
proyek yang menggunakan analisis ekonomi. Analisis evaluasi ekonomi adalah
penentuan nilai biaya dan manfaat dari proyek yang dilakukan dapat dilihat dari tingkat
perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Dalam suatu
kegiatan asas ekonomi sangat penting untuk analisis dan evaluasi biodiversitas.
Kegiatan tersebut memiliki langkah-langkah mendalam untuk dapat mempelajari
kelayakan sebuah kegiatan dan sangat penting untuk diperhatikan dan menjadi salah
satu isu sentral yang harus diselesaikan oleh ahli ekonomi.

Salah satu alat untuk mengevaluasi kebijakan adalah analisis efektivitas biaya
dan analisis biaya manfaat. Dari kedua alat tersebut yang mudah digunakan yaitu,
analisis efektivitas biaya, dimana berbagai Tindakan dievaluasi dalam hal biaya
peningkatan per indikator atau langsung dengan banyak indikator setelah itu hasil dari
penilaian akan diurutkan dalam biaya per unit dari nilai indikator yang dicapai.
Sementara metode alat lainnya yaitu Analisis Biaya Manfaat dipandang sebagai ukuran
untuk meningkatkan salah satu atau banyak indikator yang dihitung dalam bentuk uang
dan nilai berdasarkan biaya sehingga perlu memperkirakan manfaat yang ada untuk
diterapkan dalam pelayanan ekosistem.

Green Growth dinilai sangat penting untuk bisa mengatasi tantangan dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Green Growth membawa faktor lingkungan
ke dalam keputusan ekonomi sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi
sumberdaya, mengubah sistem energi, menilai modal alami dalam kalkulus ekonomi,
dan menentukan eksternalitas lingkungan. Green Growth sangat berkaitan dengan
Green Economy yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan sosial dan keadilan
sosial serta mengurangi penurunan kualitas ekosistem. Green Growth dan Green
Economy dihubungkan oleh fakta bahwa mereka dikenalkan sebagai alat untuk
mengatasi krisis keuangan dan ekonomi dengan tujuan mendorong kebangkitankembali
ekonomi global yang terganggu dengan mengerahkan investasi di pasar produk dan
layanan lingkungan dan pengembangan infrastruktur alami.

BAB IV

Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan

Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang menuntut


pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu,
agama, politik, kelas, kelompok, dan jenis kelamin untuk dicari pendendakat yang
terbaik dalam penyelesaian masalah-masalah penting. Pada umumnya lintas sejarah
perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia dapat diuraikan menjadi tiga
masa, yaitu masa Arus Global (1972), masa adanya Komitmen Internasional, masa
adanya Komitmen Nasional Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Indonesia, dan
masa pasca Reformasi.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok


pengelolaan lingkungan hidup mendorong munculnya hukum lingkungan. Namun
setelah beberapa kali dinilai dan dilakukan penggantian yang sesuai terdapat Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Proses pembangunan suatu negara tentu tidak dapat dipisahkan dengan peran
dari kelembagaan yang berupa instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan
peraturan perundang undangan serta rencana kegiatan yang diajukan pemerintah. Saat
ini dalam pengelolaan lingkungan hidup sudah banyak inisiatif dari masyarakat sendiri
untuk dapat mengelola lingkungannya namun, tetap dalam pengawasan Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
BAB V

Sejarah Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses pembangunan


yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap
mempertahankan stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.
Rahmatullah (2015), menyebutkan beberapa kaidah dalam pembangunan berkelanjutan
yaitu pemerataan keadilan, keberlanjutan ekologis, keberlanjutan ekonomi,
keberlanjutan sosial budaya, keberlanjutan politik, keberlanjutan pertahanan dan
keamanan, dan pendekatan integratif perspektif jangka panjang. Adapun beberapa
komponen utama dalam penyusunan strategi kesejahteraan melalui pembangunan
berkelanjutan yaitu pemenuhan segala kebutuhannya, memberantas kemiskinan,
pembangunan dengan adanya partisipasi masyarakat, adanya kekuasaan pemerintah,
melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang.

Dalam sejarah pembangunan berkelanjutan di dunia, konsep awal dicetuskan


pada tahun 1789 oleh Malthus karena pemikiran ketersediaan lahan yang ada di Inggris
mulai berkurang karena adanya ledakan penduduk yang sangat pesat dan tidak
terkontrol. Kemudian setelahnya muncul juga beberapa ahli yang mencetuskan ide
mengenai pembangunan berkelanjutan ini hingga pelaporan mengenai pembangunan
berkelanjutan di beberapa konferensi seperti KTT Rio De Janeiro (1992), Protokol
Kyoto (1997), KTT Yohanesburg (2002).

Dalam perkembangan di Indonesia, perhatian terhadap pembangunan


berkelanjutan mulai terlihat dan terdampak dari konferensi PBB tahun 1972. Indonesia
menjadi salah satu yang menyepakati penerapan dari tujuan pembangunan berkelanjutan
dan memiliki komitmen untuk menyukseskan hal tersebut. Pemerintah Indonesia juga
membentuk Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan agar
implementasi dari pembangunan tersebut semakin merata.
BAB VI

Pendekatan Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Terdapat beberapa pilar utama mengenai teori
neoklasik dengan beberapa pendekatan lainnya dari ekonomi ekologi seperti Nilai
Monisme yang menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas memiliki
beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk bisa selalu
dibandingkan. Setelah teori tersebut terdapat juga The Rational Actor Model yaitu titik
awal analisis ekonomi adalah faktor rasional yang membuat keputusan tanpa konteks
sosial atau lingkungan. Teori berikutnya yaitu, Margin Analysis yang memunculkan
adanya asumsi untuk dasar ekonomi neoklasik, dimana teori ini merupakan substansi
dari Nilai Monisme, biaya peluang, dan ekuilibrium. Margin dapat diartikan sebagai
pandangan dalam sebuah ilmu ekonomi yang bertahap, terus-menerus, dan progresif.
Perlakuan ketidakpastian adalah isu utama yang membagi para ahli ekonomi non-liberal
dan heterodoks.

Beberapa saat setelah perang Dunia II, ekonomi tidak lagi membahas mengenai
individu dan hubungan mereka satu sama lain seperti sebelumnya, tetapi juga mulai
membahas komoditas (Bromley, 1990). Mempersempit pilihan kebijakan ekonomi
kearah efisiensi mengartikan bahwa mekanisme pasar harus mendorong adanya
berbagai pilihan bernilai sosial. Teori ekonomi neoklasik memiliki sebuah teori
mengenai produksi, namun setelah dilakukan pendalaman mengenai teori tersebut
bukanlah teori produksi melainkan teori alokasi jumlah tetap dan distribusi input
produksi yang diberikan. Dari deskripsi tersebut, model Social Accounting Matrix
(SAM), dan National Risk Assessment (NRA) dapat digunakan untuk analisis berbagai
resiko kompleks dari perubahan ekonomi, sosial, dan lingkungan sekitar.
BAB VII

Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi

terdapat dua poin penting dalam mempelajari ekonomi ekologi yaitu pertama,
banyak melibatkan berbagai disiplin ilmu yang relevan dan yang kedua, terdapat banyak
fenomena serta masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan ekosistem yang dapat
diselesaikan dengan pendekatan klasik. Interaksi antara ekonomi dan ekologi sangat
berkaitan karena pada awalnya alam menyediakan sumberdaya baik yang dapat
diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui. Sementara sistem ekonomi bahan dari
alam dijadikan input yang setelah dilakukan proses produksi menjadi output dan inilah
yang memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Sehingga antara sistem ekologi dan
sistem ekonomi sangat berkaitan satu sama lain, karena saling berinteraksi untuk setiap
kebutuhannya. Keberlanjutan ekonomi dan ekologi memerlukan adanya pembangunan
berkelanjutan yang mampu mengatasi degradasi lingkungan. Hal tersebut tidak dapat
dilakukan oleh pemerintah saja tetapi perlu juga masyarakat yangikut andil dalam
pelestarian lingkungan.

BAB VIII

Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan

Pertumbuhan ekonomi adalah proses yang menyebabkan adanya peningkatan


perekonomian suatu wilayah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang
nantinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat tersebut. Sementara itu, konsep
pembangunan berkelanjutan merupakan langkah untuk bisa menyelaraskan,
mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan pembangunan sosial
budaya dan pembangunan lingkungan hidup kedalam arus utama pembangunan nasional
agar kedua aspek tersebut mendapat perhatian yang sama beratnya dengan aspek
ekonomi. Berdasarkan sudut pandang ekonomi neo-klasik, keberlanjutan dapat
didefinisikan dalam hal memaksimalkan kesejahteraan dari waktu ke waktu. Di sisi lain
dari sudut pandang ekologi sistem yang sudah ada harus sesuai dengan keikutsertaan
adanya Batasan pada tingkat populasi dan konsumsi.

Sudut pandang sosial menjelaskan bahwa komponen sosial pembangunan adalah


bagian penting dari paradigma keberlanjutan. Isu mengenai kelestarian lingkungan akan
berkaitan dengan kemiskinan dan ketidakadilan sehingga perlu pemahaman mengenai
konsep pembangunan manusia. Sehingga secara keseluruhan, prinsip pembangunan
berkelanjutan menyarankan adanya pedoman baru dalam proses pembangunannya serta
adanya modifikasi tujuan dari pertumbuhan ekonomi. Karakteristik pembangunan
berkelanjutan menyesuaikan dengan beberapa tingkatan seperti global, regional dan
lokal. Hal tersebut karena adanya perbedaan yang disebabkan oleh kondisi geografis
suatu negara maupun daerah sehingga pembangunannya akan berbeda sesuai dengan
yang dibutuhkan dan bagaimana masalah yang dihadapi. Dalam pembangunan
berkelanjutan tentu terdapat beberapa tantangan seperti perlunya koordinasi secara
global, perlunya relevansi dengan pengambilan keputusan, perlunya kerjasama untuk
perkiraan kondisi lingkungan di masa depan dan konsekuensinya bagi manusia.

BAB IX

Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Pertumbuhan ekonomi mengacu pada kenaikan tingkat jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan atau dapat disebut Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, PDB tidak
mencerminkan banyak faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat sehingga
banyak penelitian mengenai penilaian kesejahteraan akibat adanya pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga menjadi poin penting yang dapat mendorong atau
memungkinkan perbaikan dalam dimensi kesejahteraan yang diinginkan masyarakat.

OECD mendefinisikan modal alam sebagai asset dari alam yang berperan untuk
menyediakan input sumberdaya alam dan jasa lingkungan dalam proses produksi
ekonomi. Dalam definisi ini terdapat tiga perbedaan yaitu pertama, modal alami sebagai
input langsung terhadap peningkatan kekayaan. kedua, modal alami sebagai input tidak
langsung terhadap peningkatan kekayaan. Ketiga, kegiatan ekonomi dengan lingkungan
sebagai output. Terdapat hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas
lingkungan, dan hal yang mendorongnya adalah sebagai berikut :

- Kurva Lingkungan Kuznets (Environmental Kuznets Curve)

Digunakan untuk menggambarkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan


kualitas lingkungan. Bentuk kurva dapat dijelaskan dengan seiring naiknya PDB
per kapita, demikian pula degradasi lingkungan.

- Pendekatan Alternatif Hubungan Ekonomi Lingkungan

Teori batas mendefinisikan hubungan ekonomi-lingkungan dalam hal kerusakan


lingkungan yang mencapai ambang batas di luar produksi yang sangat
terpengaruh sehingga ekonomi mulai menurun. Teori lainnya mempertanyakan
adanya titik balik, dan mempertimbangkan kemungkinan bahwa terjadi
kerusakan lingkungan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi.

- Penggerek Hubungan Ekonomi Dan Lingkungan

Teori yang telah dikemukakan memiliki tiga efek yaitu efek skala, dimana
pertumbuhan ekonomi memberi dampak negatif pada lingkungan yaitu
peningkatan produksi dan konsumsi yang menyebabkan meningkatnya
kerusakan lingkungan. Selanjutnya efek komposisi, yaitu terdapat pergeseran
dari produksi barang manufaktur ke layanan produksi karena adanya perubahan
permintaan dan berdampak pada kurangnya tingkat kerusakan lingkungan.
Terakhir yaitu efek teknis, merupakan perkembangan teknologi menyebabkan
perubahan dampak lingkungan pada sektor produksi.

Rasionalisasi kebijakan lingkungan berarti peran kebijakan lingkungan adalah


untuk menciptakan pengelolaan, penyediaan, dan penggunaan sumberdaya lingkungan
dengan cara mendukung peningkatan kesejahteraan di generasi saat ini maupun generasi
masa depan. Instrumen kebijakan yang tersedia antara lain terdapat instrumen berbasis
pasar yaitu perubahan iklim, kebijakan terkait dengan limbah, menyampaikan tujuan
lingkungan yang lebih luas.
BAB X

Instrumen Kebijakan Lingkungan

Instrumen kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan secara khusus dapat


dibedakan menjadi beberapa yaitu :

• Kebijakan insentif

• Kebijakan disinsentif, pajak dan retribusi

• Kebijakan penentuan harga dari sumberdaya

Instrumen yang didukung oleh adanya administrasi dan Lembaga adalah instrument
efektif dan mampu mempengaruhi perilaku masyarakat dan perusahaan.

Polluter pays principle (ppp) merupakan prinsip perusahaan atau orang yang
mengeluarkan limbah yang menjadi pencemar lingkungan harus menanggung biaya
untuk melaksanakan Tindakan pencegahan dan pengendalian yang akan dinilai oleh
otoritas publik. PPP memiliki dua karakter yaitu prinsip biaya internalisasi dan prinsip
internasional. Selanjutnya terdapat regulasi dan standarisasi yaitu contohnya adanya
undang-undang tentang pencemaran air, udara, dan pembuangan limbah.

Instrument ekonomi (IE) adalah instrumen yang memberikan sinyal antara pasar
dengan bentuk harga relatif yang selanjutnya dilakukan pembayaran. Contohnya ketika
terjadi pencemaran, maka alternatif yang dapat dilakukan dengan membayar biaya atau
berinvestasi untuk pengendalian pencemaran. Penerapan IE dapat mengurangi emisi gas
Rumah Kaca di negara manapun. Instrumen ini dapat berhasil di Indonesia ketika
memenuhi efektivitas lingkungan, efisiensi ekonomi, dan dampak yang terbatas
terhadap daya saing. Keuntungan dari Instrumen Ekonomi yaitu dapat melakukan
penyesuaian yang otomatis dalam pengendalian lingkungan, efektivitas biaya, insentif,
fleksibilitas, peningkatan pendapatan, konservasi sumberdaya dan transmisi.
BAB XI

Perdagangan Internasional dan Lingkungan

Perdagangan internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk beberapa


negara yang sedang berkembang karena munculnya utang luar negeri karena proses
ekspor dan impor. Seharusnya negara berkembang dapat memaksimalkan perekonomian
dan sumberdaya yang ada dan tidak mengandalkan ekspor dan impor karena hutang
yang ditimbulkan akan berpengaruh buruk terhadap negara. Menurut Adolf (2005)
prinsip perdagangan internasional dibagi menjadi empat yaitu prinsip dasar kebebasan
berkontrak, prinsip dasar pacta sunt servanda, prinsip dasar penyelesaian sengketa
dengan arbitrase, prinsip dasar kebebasan komunikasi.

Masalah lingkungan yang terjadi dalam perdagangan internasional selalu menjadi hal
yang dipertimbangkan, sehingga muncul rencana untuk membuat sebuah standarisasi
ekolabel. Ecolabel merupakan sebuah deskripsi produk yang menyatakan dalam proses
produksinya tidak ada kegiatan yang merusak lingkungan. Di Indonesia, standarisasi
bidang manajemen lingkungan saat ini menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) seri
14000. Perlu adanya perlindungan lingkungan dan kesehatan dan ini sangat dipengaruhi
oleh perdagangan internasional.

BAB XII

Equity

Equity merupakan prinsip utama dalam ekonomi berkelanjutan. Equity berbicara


tentang keadilan dan berasal dari konsep keadilan sosial. Definisi dari equity ini adalah
sebagai keadilan dalam distribusi keuntungan dan kerugian, dan hak setiap orang
terhadap kualitas dan standar hidup yang dapat diterima. Intergenerational Equity
merupakan konsep yang menyatakan bahwa manusia memiliki lingkungan alam dan
budaya yang sama baik dengan generasi sekarang dan lainnya, masa lalu dan masa
depan. Saat ini, pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang dan keadaan
ekonomi pada banyak negara mengalami peningkatan keberhasilan ekspor. Hal tersebut
dikarenakan adanya equity yang dapat membantu kelestarian lingkungan dimana
distribusi daya beli dunia lebih merata dan akan menciptakan sumber permintaan baru.
Selain itu meningkatkan peran Pendidikan dalam output nasional juga sangat penting
perannya yaitu tenaga pendidik menekankan pada ekologi dalam konteks keberlanjutan
. nilai dan norma dalam Pendidikan dan Tindakan juga sangat penting untuk
diperhatikan karena seiring munculnya ilmu teknologi ekologi mengakui bahwa equity
memiliki tempat penting dalam sebuah pemikiran teoritis.

BAB XIII

Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan

Perubahan dunia saat ini sangat terlihat dimana awalnya keadaan dunia masih
seimbang antara sumberdaya alam dan populasi manusia namun saat ini populasi
semakin meningkat dan sumberdaya semakin menipis. Saat ini fokus utama masih
kepada modal manusia yang juga semakin banyak setiap saatnya sementara penggunaan
modal alam semakin jarang digunakan. Logika dari ilmu ekonomi mengarahkan agar
fokus pada faktor pembatas yang ada untuk bisa menghemat modal alam dan buatan
dalam jangka pendek dan berinvestasi pada kenaikan jangka Panjang. Menghentikan
pemikiran bahwa penghitungan pemakaian modal alam adalah bentuk dari
pendapatan/penghasilan adalah jalan yang tepat untuk pembangunan berkelanjutan.
Sehingga ini menjadi tantangan bagi ahli ekonomi ekologi yang harus mengubah jalur
pertumbuhan kuantitatif menjadi perubahan kualitatif yang akan mendorong kemajuan
sehingga akan beralih dari ekonomi yang lebih besar ke ekonomi yang lebih baik.

Terdapat beberapa negara yang sudah menerapkan konsep E3 (Ecology,


Economy, dan Equity) untuk mewujudkan SDG atau Sustainable Development Goal.
SDG merupakan agenda global yang memerintahkan suatu negara untuk membuat
strategi yang holistic dengan kombinasikan antara pertumbuhan ekonomi, sosial, dan
keberlanjutan dari lingkungan. Indonesia sendiri berada pada ranking 99 dalam
pelaksanaan SDG, namun ranking tersebut belum dapat menunjukan bahwa negara
tersebut sudah mencapai SDG secara keseluruhan karena masih beberapa negara yang
berada di ranking tinggi pun masih harus menghadapi tantangan dalam pencapaiannya.

Secara keseluruhan buku ini sangat direkomendasikan bagi yang ingin


mempelajari E3 (Ecology, Economy, Equity) karena penjelasannya sangat lengkap dan
sangat jelas mulai dari teori, prinsip, kebijakan, bagaimana cara yang tepat menghadapi
tantangan dari segi E3 tersebut, dan masih banyak bagian lainnya. Buku E3 dikemas
dengan baik dan menarik sehingga sangat cocok untuk mahasiswa yang sedang
mempelajari permasalahan ekonomi dan lingkungan yang saat ini sedang terjadi di
dunia.

Anda mungkin juga menyukai