Anda di halaman 1dari 12

Mengulas Buku: Ecology Economy Equity (Sebuah Upaya Pengembangan

EKologi dan Ekonomi ) Penulis : Rita Parmawati


Oleh: Melanie Vevi Gracia
NIM: 215030800111018

1. Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi


Ekologi merupakan analisis ilmiah dan studi interkasi antara organisme dan
lingkungannya yang memiliki banyak aplikasi praktis dalam biologi konservasi,
pengelolaan sumber daya, perencanaan kota (ekologi perkotaan), ekonomi, ilmu
pengetahuan dasar dan interaksi sosial manusia (ekologi manusia). Ekonomi merupakan
domain sosial yang cenderung berupa praktik lapangan, wacana dan bahasannya
berkaitan dengan produksi, pengunaan dan pengelolaan sumberdaya (Paul,2015). Equity
atau ekuitas adalah sesuatu yang membahas tentang keadilan yang harus ada di dalam
diri manusia untuk dibawa dalam kehidupan bermasyarakat.

Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi dapat disebut dengan ekonomi
ekologi. Dalam hal ini ekonomi ekologi merupakan sebuah kajian yang membahas
tentang hubungan antara manusia dan alam. Dapat disimpulkan juga bahwa kajian ini
membahas tentang interaksi antara sistem ekonomi dan sistem ekologi. Ekonomi dan
ekologi adalah disiplin yang subjeknya saling tumpang tindih.

Terdapat tiga komponen yang akan membantu perwujudan pembangunan


berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan lingkungan dan kesetaraan
sosial (equity). Sehingga dalam keberlanjutan tersebut ada tiga hal sebagai Tiga Pilar
Keberlanjutan yaitu Ekonomi Ekologi dan Equity. Keberlanjutan sistem ekonomi harus
bisa memproduksi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dasar. Keberlanjutan dari
sistem lingkungan harus mampu mempertahankan sumberdaya secara stabil,
menghindari adanya eksploitasi atau menjaga agar lingkungan tidak menghilangkan
fungsi utama lingkungannya. Keberlanjutan dari sistem sosial harus bisa dicapai dnegan
adanya equity sebagai kesetaraan.

Pertumbuhan ekonomi dapat membawa banyak manfaat, namun juga dapat


mengkibatkan berkurangnya sumberdaya alam dan degradasi ekosistem. Pertumbuhan
ekonomi jika dilihat dengan tingkat penipisan dan degradasi aset lingkungan tidak dapat
terus berlanjut tanpa batas waktu. Terdapat banyak masalah pembangunan yang nanti
akan berdampak pada lingkungan baik dalam skala jangka waktu panjang maupun
pendek. Biasanya hal ini memberikan dampak pada kesejahteraan manusia. Beberapa
kegiatan pembanggunan yang sudah dilakukan menunjukkan aktivitas yang dilakukan
oleh manusia sudah melebihi daya dukung bumi. Contohnya adalah motor penggerak
kegiatan manusia yang merusak ekosistem dan munculnya pengunaan teknologi dapat
dilihat dari revolusi industri di daerah Eropa.

2. Ekonomi Alam
Ekonomi sumberdaya alam memiliki hubungan dengan penyediaan, permintaan
serta alokasi sumberdaya alam yang ada di bumi. Ekonomi sumberdaya alam memiliki
tujuan utama yaitu agar lebih memahami peran dari sumberdaya alam untuk
perekonomian sehingga hal ini akan lebih jelas untuk dikembangkan dengan metode
pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk generasi kedepannya Secara
.

umum terdapat dua macam sumberdaya yang ada di alam yaitu sumber daya yang dapat
diperbarui dan tidak dapat diberparui.

Sumber daya yang dapat diperbarui atau terbarukan merupakan sumber daya
alam yang permanen ketika sumberdaya dapat mempertahankan tingkat pembaruan
yang memberikan nilai positif untuk mengurangi polusi udara, kontaminasi tanah,
perusakan habitat dan degradasi laha. Merupakan sumberdaya yang dapat sesuai dengan
berlalunya waktu pada saat reproduksi biologis atau proes alami lainnya yang dapat
dilakukan secara berulang. Sumberdaya tidak terbarukan merupakan sumberdaya yang
tidak dapat diperbaharui untuk kepentingan ekonomi yang berkelanjutan atau untuk
memenuhi kebutuhan manuisa. Misalnya adalah bahan bakar berbasis karbon yang
berasal dari bahan organic. Sumberdaya dapat dilakukan klasifikasi berdasarkan asalnya
yaitu biotik yang berasal dar hewan dan tumbuhan dan juga abiotic berasal dari dunia
tidak hidup seperti tanah, air dan udara.

Pendekatan ekonomi kepada pengelolaan sumberdsya merupakan bentuk pengukuran


yang berhubungan dengan kesejahteraan individu.Ekonomi dapat menampilkan
kerangka kerja yang bisa menganalisis sebagian besar aspek sumberdaya alam dan
masalah lingkungan yang akan terjadi. Ekonomi dan Lingkungan memiliki hubungan
karena ekonomi memiliki interaksi dengan produksi dan konsumsi dari barang dan jasa.
Dua jenis konsentrasi ekonomi yaitu makroekonomi dan mikroekonomi. Semakin
meningkatnya aktivitas ekonomi dan meningkatnya jumlah spesies manusia, ambang
kapsasitas asimilasi alam, keempat fungsi akan menjadi kompetitif, alam serta
ekosistmenya berubah menjadi sumberdaya yang langka dan kelangkaan akan semakin
meningkat.

3. Eco – Analysis dan Green Growth


Analisis Ekonomi adalah untuk mengetahui manfaat ekonomi dan manfaat sosial
yang dilihat dalam sebuah proyek. Hal ini terdapat dampak positif dan negatifnya pada
aspek ekonomi. Sehingga, dilakukan analisis ekonomi untuk menentukan biaya dan
manfaat dari proyek yang dilakukan dan tingkat perkembangan ekonomi serta
kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Analisis Ekonomi memiliki beberapa peran untuk
merumsukan kebijakan pembangunan baik dalam skala lokal maupun nasional. Peran
analisis ekonomi digunakan untuk fungsi pemerintah sebagai menciptakan peluang
pekerjaan agar tidak memunculkan inflasi pada negara. Dapat digunakan untuk
menganalisis alat mikro dan makro ekonomi untuk memperkirakan dampak setelah
keputusan dibuat.

Green Growth merupakan hal yang dapat dikatakan penting karena berguna untuk
mengatasi tantangan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Green Growth
dikenal memberikan manfaat karena dinilai sangat efisien untuk meningkatkan ekonomi
dan sosial di negara-negara berkembang. Adanya Green Growth sudah diusulkan ke
beberapa negara berkembang diantaranya adalah Brazil, China, India dan Indonesia
dengan tujuan untuk meminimalkan emisi gas rumah kaca dan degradasi lingkungan
karena hal ini dapat membuat pertumbuhan mereka semakin menurun. Green Growth
memiliki keterkaitan dengan Green Economy karena adanya peningkatan kesejahteraan
sosial dan keadilan sosial serta untuk meminimalkan risiko lingkungan dan penurunan
kualitas ekonomi. Kedua konsep ini memiliki tujuan untuk mengetahui cara
meningkatkan hasil kegiatan ekonomi dan meningkatkan kekurangan sumberdaya alam
terfokuskan oleh inovasi teknologi hemat energi dan sumberdaya.

4. Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan


Sebelum tahun 1960, pengelolaan dan perkembangan lingkungan merupakan
sebuah aktivitas yang membutuhkan keterlibatan masyarakat demi menjalankan
keselarasan lingkungan serta pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 1970,
memunculkan pandangan baru yang dinilai cukup mengambil perhatian yaitu umat
manusia memiliki waktu yang singkat untuk melakukan perkembangan demi
menunjang kehidupan orang-orang dengan kualitas hidup yang baik. (Caldwell, 1977;
Berger 1987; Ghai & Vivian, 1992).

Pengelolaan lingkungan dinilai dengan menjaga keseimbangan secara global agar


dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Sehingga, pada tahun 1960 mulai
munculnya minat masyarakat terhadap isu lingkungan dan untuk memperhatikan
lingkungan. Hal ini muncul dikarenakan adanya masalah seperti polusi yang
bermunculan, hilangnya keanekaragaman hayati, degradasi tanah dan lain-lain. Dari
perhatian pada lingkungan lalu munculnya konsep pembangunan berkelanjutan. Pada
akhir tahun 1980 munculnya banyak literatur yang membahas pembangunan,
pertumbuhan dan Pendidikan (Adams, 1990: Gupta 1988; Gupta & Asher, 1998)

Mulainya konsep pengelolaan dan pembangunan lingkungan hidup di Indonesia


hadir karena adanya PELITA III. Di Indonesia sudah banyak melakukan kegiatan untuk
pengelolaan lingkungan hidup dan oleh sebab itu meningkatnya kesadaran masyarakat
terhadap pengelolaan lingkungan hidup. PELITA III memfoksukan tentang
perkembangan lingkungan dengan mengedepankan prinsip untuk membangun dan tidak
merusak. Pada tahun 1982, pemerintah Indonesia menjabarkan peraturan dalam undang-
undang meneai pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1982 munculnya hukum lingkungan, namun masih banyaknya kasus lingkungan yang
terlupakan. Munculnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup yang berhubungan dengan norma. Namun, masih belum bisa
mengatasi masalah lingkungan sepenuhnya. Kemudian diharapkan adanya perubahan
menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dengan mendorong untuk kehadiran
peraturan perundangpundangan dalam mengelola lingkungan hidup.

Dalam melakukan proses pembangunan pasti tidak akan terlepas dari peran
kelembagaan yang biasanya instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum ataupun
peraturan perundang-undnagan. Sehingga, dalam keputusan Presiden Nomor 2 Tahun
2002 ditetapkan bahwa BAPEDAL sebagai pengenadilan dampak lingkungan daerah
dan dipertahankan struktur organisasinya. Selain itu ada juga Lembaga lokal untuk
menjaga kelestarian lingkungan.

5. Sejarah Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan merupakan sebuah cara pembangunan dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan masa ini dan mempertahankan stabilitansya untuk
memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, sehingga mampu untuk
meningkatkan kualitas hidup. Dalam setiap proses pembangunan sangat berkaitan
dengan lingkungan sehingga harus selalu menggunakan lingkungan secara bijaksana
untuk menjaga kelestariannya. Menurut beberapa ahli dalam Rahmatullah (2015)
ada beberapa kaidah dalam pembangunan berkelanjutan diantaranya
1.Pemerataan dan keadilan
2. Keberlanjutan ekologis
3. Keberlanjutan ekonomi
4. Keberlanjutan sosial budaya
5. Keberlanjutan politik
6. Keberlanjutan pertahanan dan keamanan
7. Pendekatan integrative, perspektif jangka panjang.
Dalam pembangunan berkelanjutan ada lima komponen yang menjadi prinsip untuk
merencanakan strategi menciptakan kesejahteraan melalui pembangunan berkelanjutan.

Adanya interaksi dengan lima komponen tersebut dapat menciptakan


pembangunan yang ideal dengan tujuan utama untuk mengurangi angka kemiskinan.
Pembangunan berkelanjutan dinilai penting di dunia karena munculnya beberapa
konfrensi untuk membahas pembangunan berkelanjutan. Konfrensi ini terus dilakukan
untuk dapat diterapkan di setiap negara mengenai pembangunan berkelanjutan. KTT
Rio De Janeiro 1992, Protokol Kyoto 1997 dan KTT Yohanesburg 2002 memiliki
pembahasan dan hasil masing-masing mengenai pembangunan berkelanjutan dan
.memberikan perhatian serius terhadap masalah lingkungan. Sementara di Indonesia
konfrensi mengenai pembangunan berkelanjutan dilaksanakan oleh PBB pada tahun
1972 dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah lingkungandan penerapan dari tujuan
pembangunan berkelanjutan.

6. Pendekatan Ekonomi Ekologi


Ekonomi Ekologi merupakan adanya keseimbangan yang memiliki peran untuk
sebuah usaha berkalnjutan demi menyatukan teori ekonomi dan kebijakan dari
banyaknya bidang ilmu. Isu konseptual yang hadir dalam beberapa literatur ekonomi
ekologi merupakan nilai monism, model actor rasional, analisis marginal, perlakuan
ketidakpastian, peran efesiensi dalam kebijakan ekonom seera produksi sebagai bentuk
sosial dan fisik. Isu Konseptual ini memiliki peran penting untuk keberadaan teori
neoklasik serta untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial.

Nilai Monisme memberikan pernyataan bahwa semua objek utilitas memiliki


beberapa karakteristik untuk bisa selalu dibandingkan. Actor rasional sebagai tahap
awal untuk analisis ekonomi adalah yang memegang perannya untuk membuat
keputusan tidak melihat konteks sosisal atau lingkungan. Analisis Marginal sebagai
batas dalam sebuah kasus valuasi ekosisten dari ekonomi neoklasik yang menjadi
sebuah pandangan untuk ilmu ekonomi berkembang secara bertahap dan progresif.
Karena adanya perlakuan ketidakpastian para-Ahli Ekonomi menyatakan bahwa
kesejahteraan neoklasik dapat mengurangi ketidakpastian dari risiko untuk model
keseimbangan.

Dalam memilih kebijakan ekonomi untuk efisiensi dapat disimpulkan bahwa


mekanisme pasar ditujukan untuk mendorong berbagai pilihan bernilai sosial.
Ekonomi Ekologis membedakan antara nilai individu dan pilihan sosial. Teori
Ekonomi neoklasik memiliki sebuah teori megenai produksi, pada saat mengetahui
lebih dalam tentang teori tersebut adalah teori alokasi jumlah tetap dan distribusi
input produksi yang diberikan.

7. Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi


Banyaknya konsep yang bermunculan mengenai ekonomi ekologi yang berbasis
pada ekologi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan perekonomian.
Menurut Brown (2001), untuk mengembangkan ekonomi harus melihat ekologi agar
dapat memenuhi kebutuhan tanpa membahayakan masa depan. Dibutuhkan adanya
kolaborasi antara ekonomi dan ekologi untuk mengedepankan perekonomian yang
berkelanjutan. Diantara kedua konsep ini tidak mementingkan ekologi atau ekonomi
karena keduanya dapat membangun perekonomian.

Ada dua hal yang berhubungan dengan keberlanjutan suatu negara di masa
mendatang yaitu adalah pembangunan dan degradasi lingkungan. Untuk dapat
menerapkan pembangunan berkelanjutan suatu negara harus mampu mengatasi masalah
degradasi lingkungan yang membutuhkan partisipasi masyarakat untuk menjaga
kelestarian lingkungan. Sumberdaya mampu memberikan nilai ekonomi dan dapat
menghasilkan manfaat kegunaan untuk mencapai tujuan masyarakat. Namun, dalam hal
ini, pertumbuhan ekonomi memberikan dampak pada degradasi lingkungan apabila
aktivitas ekonomi yang menyebabkan terjadinya degradasi lahan dan adanya
pencemaran baik di udara, tanah dan air.

8. Keberlanjutan dan Pembangunan berkelanjutan


Pertumbuhan ekonomi merupakan proses adanya peningkatan perekonomian di
suatu wilayah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sementara
pembangunan ekonomi merupakan suatu hprose yang terjadi karena adanya
peningkatan penduduk diikuti dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat
sehingga membawa perubahan dalm bidang perbaikan struktur ekonomi. Adanya tiga
inti dari pembangunan yang bisa digunakan untuk melihat tujuan masyarakat
diantaranya adalah pangan, penghargaan diri serta bebas dari perbudakan. Ketiga
tersebut dapat digunakan untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan dasar
manusia. Pembangunan berkelanjutan merupakan Langkah untuk dapat
mengintegrasikan aspek sosial budaya, ekonomi dan lingkungan hidup.

Dalam sudut pandang ekonomi neoklasik dapat diberikan pernyataan bahwa


keberlanjutan untuk memaksimlakna kesejahteraan dari waktu ke waktu. Dalam
perspektif ekologi keberlanjutan harus melibatkan adanya batasan pada tingkat populasi
dan konsumsi. Melihat sudut pandang sosial, pembangunan berkelanjutan
membutuhkan komponen sosial pembangunan dalam sebuah paradigma keberlanjutan.
Namun, secara keseluruhan, prinisip-prinsip dari pembangunan berkelanjutan
disarankan untuk membuat pedoman baru dalam proses pembangunan.
Banyak masalah dan tantangan dalam memajukan keberlanjutan serta pembangunan
berkelanjutan sehingga dibutuhkan konsesnsus mengenai tantangan keberlanjutan yaitu
mengintegrasikan ekonomi lingkungan dan masyarakat serta masalah lainnya yang akan
berdampak pada masa depan.

9. Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup


Pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan dibutuhkan karena sejalan
dengan perekonomian global yang mulai bangkit dari masa resesi. Adanya
pertumbuhan ekonomi biasanya dapat dilihat dari peningkatan jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan yang ditampilkan dalam PDB Produk Domestik Bruto.
Lingkungan Hidup atau modal alam dapat dijadikan sebagai salah satu asset dari
alam yang berperan untuk menyediakan input sumberdaya alam dan jasa
lingkungan dalam proses produksi ekonomi.

Model alami sebagai Input langsung terhadap peningkatan kekayaan


adalah sumberdaya yang tidak dapat terbarukan yang sifatnya terbatas dan dapat
habis serta sumber daya terbarukan yang mampu diisi ulang melalui proses
alami atau reproduksi sendiri. Sementara, model alami sebagai input tidak
langsung terhadap peningakatan kekayaan adalah fungsi penduku global yang
termasuk pengaturan iklim dan regulasi komposisi kimia, pengaturan air,
penyaringan polusi, limbah lingkungan, ketentuan mengenai tanah, siklus hara
serta penguraian limbah.

Kegiatan ekonomi dengan lingkungan sebagai output mengalami


beberapa tantangan demi menciptakan lingkungan hidup yang bersih.Adanya
hubungan diantara pertumbuhan ekonomi dan juga kualitas lingkungan. Kurva
Lingkungan Kuznets digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
pertumbuhan ekonomi dengan kualitas lingkungan. Semakin naiknya PDB
dalam kurva semakin naiknya degradasi lingkungan.

10. Instrumen Kebijakan Lingkungan


Lingkungan dianggap sebagai barang bebas sehingga dalam prosesnya
memerlukan sebuah instrument kebijakan untuk memaksimalkan sumberdaya alam
dalam proses ekonomi agar tidak merusak dan mengurangi kualitas untuk
kedepannya. Instrumen ini didukung oleh administrasi dan Lembaga yang bisa
memberikan pengaruh terhadap perilaku masyarakat dan perusahaan. Adanya
pengembangan prinsip yang dirancang untuk mendasari kebijkan lingkungan yang
sudah diakui di internasional yaitu “Polluter Pays Principle” (PPP). Prinsip ini
digunakan sebagai prinsip perusahaan yang mengeluarkan limbah siapa yang
mencemarkan lingkungan harus menanggung biaya dalam mengambil tindakan
pencegahan serta pengendalian polusi.

Pendekatan Kebijakan Lingkungan yang digunakan adalah (command and


control (CAC) ) yang terdiri dari perundangan, penegakan hukum serta peraturan
yang mengatur tujuan. Terdapat empat kategori standar agar undang-undang yang
sudah ditentukan dampaknya dapat sesuai standar yang ada. Diantaranya adalah
standar kualitas lingkungan, standar emoisi, standar proses produksi dan standar
untuk menentukan karakteristik. Dalam menetapkan reuglasi untuk perlindungan
lingkungan memiliki keuntungan yaitu memberikan cara yang efektif agar dapat
mencegaha bahaya dan efek yang memerlukan control serta untuk jaminan dalam
pencapaian. Kekurangan regulasi yakni penegakan hukum yang terbukti sulit atau
lemah. Adanya keterbatasan dari peraturan utama serta peraturan dan standarisasi
dianggap terlalu mahal.

11. Perdagangan Internasional dan Lingkungan

Perkembangan ekonomi seiring berjalannya waktu akan sering terbuk dan aktivitas
akan dilakukan dengan berhubungan dengan perekonomian internasional. Sehingga,
adanya perdagangan internasional dalam hal untuk pembangunan ekonomi yang
ternyata memiliki dampak. Dampak tersebut merupakan hutang dari luar negeri
sehingga, memaksa negara untuk terus melakukan eksploitasi kepada sumberdaya alam
agar bisa melunasi hutang tersebut.

Menurut Adolf (2005) prinsip perdagangan internasional dapat dibagi menjadi empat
yaitu prinsip dasar kebebasan berkontrol yang berlaku di setiap negara, prinsip dasar
pacta sunt servanda, prinsip dasar penyelesaian dengan arbitrasi serta prinsip dasar
kebebasan komunikasi. Menurut WTO (World Trade Organization) memiliki prinsip
lain yang berusaha untuk mwujudkan adanya liberasi perdagangan dan menyadari isu-
isu lingkungan dalam perdagangan internasional. Maslaah isu lingkungan yang terjadi
di antara negara maju dan berkembang akan menjadi konflik yang berpotensi, sehingga
hal ini dibutuhkan Kerjasama antara negara secara global. Dengan melakukan
pertimbangan internalisasi biaya lingkungan hidup agar perdagangan negara bisa tetap
berjalan.

Terdapat tiga cara yang digunakan negara maju dan berkembang dalam perbaikan
kondisi lingkungan pada perdagangan internasional menurut Micheal P Todaro (1999)
dalam Anna YH (2007). Dengan memberikan akses terbuka dalam perdagangan dengan
negara berkembang yang ingin mewujudkan liberasi perdagangan. Meningkatkan
hutang luar negeri dengan bentuk program pertukaran utang untuk modal lingkungan,
sehingga negara dapat meringankan beban finansial. Memberikan bantuan finansial
serta teknologi.
12. Equity

Equity membahas tentang keadilan atau berasal dari konsep keadilan sosial. Dapat
disepakati secara umum bahwa equity memberikan konsep tentang pentingnya keadilan
dalam distribusi keuntungan dan kerugian, hak setiap orang terhadap kualitas dan
standar hidup yang diterima. Sebuah teori pengembangan SAEJAS memberikan
perhatian yang signifikan terhadap tujuan untuk bisa menciptakan efisiensi. Namun
pengembangan SAEJAS (Socially dand Environmentally Just and Sustainable) harus
memberikan perhatian khusus pada keadilan.

Mulai munculnya gagasan lain yang memiliki potensi untuk membantu


keseimbangan dan efisiensi yaitu konsep eksternalitas. Konsep ini memiliki
keharmonisan dengan pemikiran para ahli ekonomi yaitu menyadari eksistensi dari
eksternalitas merupakan masalah teoritis dan praktis yang serius. Para pemerhati
lingkungan yang menemukan fakta bahwa pelaku ekonomi membuat biaya dan kerugian
besar serta norma keadilan memiliki banyak tema umum dan asumsi. Pengembangan
SAEJAS diharuskan untuk ada di bagian dunia yang lebih kaya dan di antara individu-
individu kaya di seluruh belahan dunia dan bukan diantara yang miskin atau di tempat
sering terjadinya pengurangan konsumsi barang konsumsi.

13. Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan

Dalam isu ekonomi ekologi tedapat tiga masalah yaitu alokasi, distribusi dan skala.
Alokasi sumberdaya merupakan masalah yang terpenting. Adanya sistem penentuan
harga pasar yang terdesentralisasi memberikan solusi untuk bisa memecahkan masalah
dan sangat baik dalam kondisi tertentu. Sistem harga pasar tidak memecahkan masalah
dengan tujuan untuk menyediakan masalah dengan sangat baik dalam kondisi tertentu.
Pada kenyataannya terdapat dua masalah yakni masalah mendistribusikan kepemiliki
modal alam dan buatan yang adil serta masalah skala makroekonomi yang relatif
terhadap modal alam yang dijadikan sebagai pengganti. Solusi dalam menyelesaikan
masalah alokasi adalah mekanisme pasar, dalam masalah distribusi adanya kebijakan
pendapatan dan kesejahteraan yang terpisah, sementara untuk skala adanya tujuan
yang jelas agar meningkatnya tingkat kepedulian skala dari modal alam dan modal
buatan
Dalam isu pembangunan berkalnjutan adanya dampak yaitu tergedrasinya sumber
daya alam yang ada. Biasanya disebabkan karena aspek perlindungan dan pelestarian
lingkungan. Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan lingkungan
dan sumberdaya. Contohnya adalah kepadatan penduduk yang menyebabkan tingginya
tingkat pertumbuhan dan terjadi alih fungsi lahan. Masalah ini jika dibiarkan akan
semakin meningkat jumlahnya dan menghambat pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan .

Terdapat beberapa negara yang menerapkan konsep E3 (Ecology, Economy,


Equity) diantaranya adalah Swrdia, Denmark, Finlandia, German dan Perancis. Kelima
negara ini berhasil mewujudkan SDG (Sustainable Development Goal) sebagai suatu
agenda universal untuk membuat strategi antara pertumbuhan ekonomi, sosial dan
keberlanjutan dari lingkungan. Salah satu yang memiliki tingkat keberhasilan tertinggi
adalah Swedia. Hal ini dikarenakan Swedia memiliki tujuan pembangunan
berkelanjutan sebagai komitmen atau prinsip yang harus diterapkan dan dibutuhkan di
masa kini dan masa depan demi memenuhi kebutuhan mereka.

Anda mungkin juga menyukai