Anda di halaman 1dari 12

MENGULAS BUKU: ECOLOGY, ECONOMY, EQUITY (SEBUAH UPAYA

PENYEIMBANGAN EKOLOGI DAN EKONOMI), RITA PARMAWATI

OLEH EMMANUEL BISMA SATRIA KRISTIANTO (215030800111016)

PROGRAM STUDI PARIWISATA, FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI,

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Bab 1 – Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi

Ekologi adalah bidang ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dan
lingkungannya, yang mencakup aspek biologi, geografi, dan ilmu bumi. Ekologi memiliki
banyak aplikasi praktis dalam bidang seperti biologi konservasi, pengelolaan sumber
daya alam, perencanaan kota, kesehatan masyarakat, ilmu pengetahuan dasar dan terapan,
dan interaksi sosial manusia. Ekosistem adalah unit dasar dalam ekologi yang mendukung
fungsi penunjang kehidupan dan memberikan manfaat ekonomi, ilmiah, historis, dan
intrinsik.

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengalokasian sumber daya yang
terbatas dalam memenuhi keinginan manusia yang tidak terbatas. Pemanfaatan sumber
daya alam harus mempertimbangkan keberlanjutan dan berwawasan lingkungan untuk
memastikan ketersediaan sumber daya di masa depan. Sumber daya alam adalah sarana
dasar dalam menunjang pembangunan ekonomi dan harus dikelola secara efisien untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ekuitas adalah prinsip utama dalam pembangunan berkelanjutan karena
menjamin keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dialami oleh setiap individu
atau kelompok. Setiap orang berhak mendapatkan kualitas dan standar hidup yang sama,
dan status sosial tidak boleh mempengaruhi akses ke sumber daya dan kemampuan untuk
menjaga lingkungan. Kebijakan lingkungan harus memperhitungkan efek dari status
sosial pada pengambilan keputusan dan tindakan individu dalam aktivitas mereka.

Dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan, penting untuk


memperhatikan hubungan antara ekologi, ekonomi, dan ekuitas. Memahami hubungan
ini dapat membantu kita menciptakan kebijakan dan tindakan yang memperhitungkan
keseimbangan antara pembangunan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan keadilan
sosial.

Bab 2 – Ekonomi Alam

Pada bab ini membahas tentang ekonomi sumberdaya alam dan ekonomi
lingkungan serta pentingnya memadukan keduanya untuk menjaga keberlanjutan
penggunaan sumber daya alam. Ekonomi sumber daya alam mempelajari interaksi antara
sistem ekonomi dan alam, dengan tujuan mengembangkan ekonomi yang berkelanjutan
dan efisien. Sementara itu, ekonomi lingkungan fokus pada identifikasi tingkat optimal
pencemaran lingkungan dan penggunaan efisiensi ekonomi untuk melindungi
lingkungan. Dalam praktiknya, ekonomi sumber daya alam dan lingkungan harus
dipertimbangkan secara terpadu untuk menemukan keseimbangan antara fungsi ekonomi
dan lingkungan serta menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Karena sumber
daya alam adalah dasar kehidupan manusia, maka menjaga ketersediaannya bagi generasi
mendatang menjadi penting. Oleh karena itu, peran ahli ekonomi sumber daya alam dan
lingkungan sangatlah krusial dalam pengelolaan sumber daya alam yang lebih
berkelanjutan.

Bab 3 – Eco-Analysis dan Green Growth

Pada bab ketiga membahas tentang dampak positif dan negatif aspek ekonomi
pada sebuah proyek. Manfaat ekonomi dan manfaat sosial adalah aspek penting yang
dianalisis dalam analisis ekonomi, yang menentukan biaya dan manfaat dari sebuah
proyek terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Analisis tersebut
mengevaluasi kelayakan sebuah proyek berdasarkan berbagai aspek, termasuk dampak
hukum, pasar dan pemasaran, operasional, manajemen organisasi, ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Peran pemerintah dalam perekonomian adalah menciptakan peluang kerja
tanpa menyebabkan inflasi di negara tersebut, yang membutuhkan kombinasi dari dua
kebijakan negara, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Analisis dampak
ekonomi dari proyek pengembangan dan investasi meliputi peningkatan ekonomi rumah
tangga, eksploitasi, pengorganisasian, dan pengoptimalan sumber daya alam, serta
perbaikan ekonomi regional.

Ekonom menghargai sumber daya alam, yang menjadi isu sentral yang harus
ditangani oleh para ahli ekonomi. Analisis ekonomi atas sumber daya alam sangat penting
untuk menentukan perbandingan dengan nilai alternatif dan fasilitas lainnya. Analisis
biaya-manfaat merupakan alat yang penting untuk pembuatan kebijakan. Penilaian
keanekaragaman hayati memungkinkan para ekonom untuk melakukan akuntansi
lingkungan, menilai kerusakan pada sumber daya alam, dan menentukan nilai yang
sesuai. Penilaian tersebut juga penting untuk memahami perilaku peserta pasar dan
bagaimana mereka merespons perubahan pada sumber daya alam. Analisis dampak
ekonomi sangat penting dalam pembuatan kebijakan untuk pembangunan regional dan
nasional. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter adalah dua instrumen penting untuk
mengatur pengeluaran pemerintah dalam perekonomian guna menciptakan peluang kerja
tanpa menyebabkan inflasi di negara tersebut.

Bab 4 – Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan

Pengelolaan dan perkembangan lingkungan merupakan bidang yang kompleks


dan sulit untuk didefinisikan dengan tepat. Kedua konsep ini saling tumpang tindih dalam
banyak aspek dan dipengaruhi oleh pandangan individu yang berbeda terhadap tujuan dan
pendekatan yang digunakan. Untuk mencapai tujuan pengelolaan dan perkembangan
lingkungan yang baik, diperlukan pandangan multidisipliner dan integrasi dari berbagai
disiplin ilmu, agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik, dan jenis kelamin. Selain
itu, peran masyarakat dalam pengelolaan dan perkembangan lingkungan juga semakin
penting, sehingga kegiatan yang semula bersifat top-down sekarang membutuhkan
partisipasi aktif dari masyarakat.

Sejak tahun 1970-an, pengelolaan dan perkembangan lingkungan dituntut untuk


bisa mengatasi masalah global dan menuju pembangunan berkelanjutan. Pada awalnya,
upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong adanya pertumbuhan nol, namun hal ini
dianggap tidak efektif dan memicu kecemasan global. Kemudian muncul konsep
pembangunan berkelanjutan yang mendapat respons positif dari berbagai pihak. Konsep
ini mengajarkan bahwa pembangunan dapat dilakukan tanpa melebihi batas, sehingga
keseimbangan lingkungan global dan kesejahteraan masyarakat dapat dijaga atau
diperbaiki. Namun, masih banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan
dan perkembangan lingkungan, seperti pertumbuhan populasi, konsumerisme, etika
pembangunan Barat, dan penggunaan teknologi yang ceroboh.

Dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan dan perkembangan lingkungan yang


baik, pembuat kebijakan baik di negara berkembang maupun negara maju memegang
peran penting. Warga negara berkembang mungkin memiliki populasi yang lebih banyak
dan meningkat lebih cepat, namun warga negara maju mengonsumsi lebih banyak produk
per kapita dan menghasilkan limbah yang lebih banyak. Oleh karena itu, perlu adanya
kerja sama global dalam pengelolaan dan perkembangan lingkungan. Selain itu, penting
juga untuk melakukan upaya pencegahan terhadap degradasi lingkungan, seperti dengan
mengurangi konsumerisme dan penggunaan teknologi yang ceroboh. Dengan demikian,
pengelolaan dan perkembangan lingkungan yang baik dapat terwujud dan kesejahteraan
manusia dapat dijaga dalam jangka panjang.

Bab 5 – Sejarah Pembangunan Berkelanjutan

Pada bab ini membahas pembangunan berkelanjutan sebagai proses memenuhi


kebutuhan saat ini sambil menjaga stabilitas untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.
Pembangunan berkelanjutan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan
budaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Artikel ini menekankan bahwa pembangunan
tidak berarti merusak atau mengeksploitasi alam tetapi harus mengikuti prinsip efisiensi
penggunaan lingkungan dan akuntabilitas untuk semua sumber daya alam. Pembangunan
berkelanjutan melibatkan mempertimbangkan dan menggunakan lingkungan dengan
bijak untuk menjaga keberlanjutannya. Artikel ini juga menyoroti prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan, seperti kesetaraan dan keadilan, keberlanjutan ekologi,
keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial-budaya, keberlanjutan politik, keamanan
pertahanan dan keberlanjutan, dan perspektif jangka panjang.

Penulis juga menjelaskan lima komponen utama strategi perencanaan


pembangunan berkelanjutan untuk menciptakan kesejahteraan. Komponen-komponen
tersebut meliputi memenuhi semua kebutuhan, memberantas kemiskinan, pengembangan
dengan partisipasi masyarakat, otoritas pemerintah, dan pengembangan lingkungan yang
seimbang. Interaksi antara komponen-komponen ini menciptakan pembangunan yang
seimbang dan ideal untuk mengurangi tingkat kemiskinan di suatu wilayah. Artikel ini
juga menekankan pentingnya memantau masyarakat dalam setiap proses pembangunan,
mulai dari perencanaan hingga implementasi, untuk memberikan manfaat yang signifikan
bagi masyarakat sekitar.

Terakhir, bab ini juga memberikan tinjauan historis tentang pembangunan


berkelanjutan, dimulai dari kekhawatiran Malthus pada tahun 1798 tentang tersedianya
lahan yang semakin berkurang di Inggris karena pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendali. Buku "The Limit to Growth" yang diterbitkan oleh Meadows et al pada tahun
1972 juga memainkan peran penting dalam wacana pembangunan berkelanjutan. Para
penulis berpendapat bahwa laju pertumbuhan eksponensial penduduk dan ekonomi dunia
akan menyebabkan kelangkaan sumber daya, yang akan mengakibatkan konsekuensi
yang serius bagi masyarakat manusia. Oleh karena itu, artikel ini menekankan pentingnya
pembangunan berkelanjutan untuk menjamin kesejahteraan generasi mendatang.

Bab 6 – Pendekatan Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi mengusulkan suatu keseimbangan untuk menciptakan


keberlanjutan dengan mengintegrasikan teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Teori ekonomi neoklasik, yang mendominasi
semua kebijakan ekonomi hampir di seluruh dunia, mulai mengalami krisis karena adanya
pembongkaran pada dua tiang pokoknya. Para ahli ekonomi ekologi berpendapat bahwa
preferensi manusia tidak harus dibatasi pada konteks pasar, karena ikatan dalam rantai-
rantai cenderung lemah. Beberapa isu konseptual utama yang muncul dalam berbagai
literatur untuk ekonomi ekologi adalah nilai monisme, model aktor rasional, analisis
marginal, perlakuan ketidakpastian, peran efisiensi dalam kebijakan ekonomi, dan
produksi sebagai bentuk sosial dan fisik.

Nilai Monisme mengusulkan bahwa semua objek utilitas memiliki karakteristik


umum yang memungkinkan untuk dibandingkan. Pada individu yang cenderung terpisah
dan menyendiri dari lingkungan, maka pada suatu masa akan diasumsikan bahwa mereka
akan menunjukkan pengaruh dari faktor luar dalam menentukan pilihannya seperti harga
dan manfaat yang akan didapatkan. Rantai-rantai dalam penalaran analisis biaya manfaat
beralih dari preferensi manusia ke pilihan yang dibuat berdasarkan konteks pasar dan
kemudian nilai pasar pada pilihan yang ada. Ekonomi ekologi menilai bahwa ikatan
dalam rantai-rantai tersebut cenderung lemah.

Ada beberapa alternatif lainnya dalam teori ekonomi selain teori ekonomi
neoklasik. Teori alokasi menjadi lebih mengakar pada kehidupan masyarakat dengan
asumsi bahwa rasionalisme yang lebih kaku dan individualisme dengan menganggap
bahwa seseorang membuat semua keputusan mengenai alokasi kebutuhannya secara
terpisah dan independen sehingga tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak lainnya. Hasil
penelitian empiris mendukung bahwa arah baru dari teori kesejahteraan neoklasik lebih
konsisten dengan nilai-nilai klasik dan konsep nilai yang lebih luas. Contohnya adalah
survei penilaian kontingensi yang meminta preferensi untuk barang dan lingkungan,
secara konsisten menunjukkan bahwa preferensi untuk banyak fitur dari lingkungan
bersifat tidak bisa ditukarkan.

Bab 7 – Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi

Pada bab ketujuh membahas tentang hubungan antara ekologi dan ekonomi, serta
pentingnya kedua cabang ilmu ini dalam pembangunan berkelanjutan. Ekologi
didefinisikan sebagai studi tentang hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan
mereka, sedangkan ekonomi mempelajari cara manusia memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Ekonomi ekologi adalah cabang ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia
dan alam. Para ahli dari ekonomi ekologi berpendapat bahwa pemahaman ini sangat
penting untuk para praktisi ekonomi, terutama dalam memahami dampak dari kegiatan
ekonomi pada lingkungan.

Selanjutnya, bab ini juga mengungkapkan bahwa ekonomi ekologi adalah bidang
ilmu transdisipliner yang relatif baru. Baru pada sekitar tiga dekade terakhir pada abad
ke-20 para peneliti menyadari bahwa aktivitas ekonomi mulai mendorong kerusakan
lingkungan dan berdampak pada perekonomian dari generasi yang akan datang. Oleh
karena itu, The International Society For Ecological Economics menyatakan bahwa untuk
mempelajari hubungan dan dampak dari kegiatan ekonomi pada alam membutuhkan
pendekatan yang transdisipliner, dengan mengintegrasikan ilmu ekonomi dan ekologi
dalam pandangan yang klasik.

Lalu bab ini juga membahas bahwa produktivitas menjadi senjata utama dalam
meningkatkan kemakmuran dan daya saing secara internasional. Namun, pembangunan
ekonomi yang meningkat tanpa memperhatikan masalah lingkungan akan mengakibatkan
dampak negatif pada generasi yang akan datang. Oleh karena itu, penting bagi para ahli
dan praktisi ekonomi untuk memahami hubungan antara ekonomi dan ekologi dalam
upaya mencapai pembangunan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, bab ketujuh memberikan pemahaman yang cukup baik


mengenai pentingnya hubungan antara ekologi dan ekonomi dalam pembangunan
berkelanjutan. Teks ini juga memberikan pandangan bahwa ekonomi dan lingkungan
hidup tidak bisa dipisahkan, sehingga harus dipahami dengan pendekatan transdisipliner
untuk mencapai keberhasilan dalam pembangunan berkelanjutan.

Bab 8 – Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan

Pada bab ini membahas perbedaan antara pertumbuhan ekonomi dan


pembangunan. Pertumbuhan ekonomi merujuk pada proses yang menghasilkan
peningkatan ekonomi suatu wilayah, yang kemudian menyebabkan terpenuhinya
kebutuhan masyarakat dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Proses ini terjadi ketika hasil dari proses produksi didistribusikan dan tumbuh dengan
cepat dibandingkan dengan populasi. Pertumbuhan ekonomi ditunjukkan dengan
peningkatan output per kapita. Di sisi lain, pembangunan ekonomi adalah proses yang
dimensi dan dinamis yang melibatkan integrasi antara populasi yang tumbuh dengan
teknologi yang berkembang pesat, yang menghasilkan terobosan signifikan dalam
struktur ekonomi, perubahan dalam tatanan sosial, pengurangan ketimpangan, dan
pengangguran. Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mempertahankan dan
memenuhi kebutuhan dasar manusia dan memperluas pilihan sosial dan ekonomi dengan
meningkatkan produksi dan distribusi barang dan jasa yang penting bagi kelangsungan
hidup manusia.

Pembangunan berkelanjutan adalah langkah menuju penyelarasan, integrasi, dan


penyeimbangan aspek sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan. Keberlanjutan adalah
proses menjaga kapasitas sistem ekonomi dan lingkungan untuk terus memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia di masa depan. Jika sistem ekonomi dan lingkungan
beroperasi sesuai kebutuhan keberlanjutan, maka operasinya adalah berkelanjutan. Para
ahli khawatir tentang sistem ekonomi saat ini yang tidak mencerminkan keberlanjutan,
yang pada akhirnya dapat merusak kapasitas sistem ekonomi dan lingkungan untuk terus
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Pembangunan berkelanjutan
mengintegrasikan pengembangan sosial dan budaya dengan pengembangan lingkungan
ke dalam arus utama pembangunan nasional sehingga kedua aspek tersebut mendapat
perhatian dan bobot yang sama seperti aspek ekonomi. Dengan kata lain, pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini sambil
mempertimbangkan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan
mereka sendiri.

Bab 9 – Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Teks membahas tentang pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan


dan tahan lama, terutama dalam konteks perekonomian global yang pulih dari resesi. Hal
ini melibatkan penanganan tantangan seperti mencegah perubahan iklim yang berbahaya
dan mengakui batas lingkungan. Untuk mencapai hal ini, perhatian harus difokuskan pada
memastikan aset lingkungan tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan dan
memfasilitasi pertumbuhan ekonomi di masa depan. Selain itu, risiko dari aktivitas yang
merusak lingkungan harus dikelola. Lingkungan memainkan peran penting dalam
ekonomi manusia karena menyediakan sumber daya seperti mineral dan bahan bakar fosil
yang memfasilitasi proses produksi. Selain itu, lingkungan menyediakan layanan lain
yang mendukung kegiatan ekonomi seperti penyerapan karbon, penyaringan udara dan
air, perlindungan banjir, dan pembentukan tanah. Layanan-layanan ini juga penting untuk
kesejahteraan manusia karena memberikan kesempatan untuk rekreasi, meningkatkan
kesehatan, dan lain-lain.

Pada bab ini juga membahas konsep pertumbuhan ekonomi, yang biasanya
mengacu pada peningkatan produksi barang dan jasa yang tercermin dalam Produk
Domestik Bruto (PDB). Namun, PDB dan model perhitungan serupa tidak mencerminkan
banyak faktor lain yang berkontribusi pada kesejahteraan secara keseluruhan. Misalnya,
kegiatan sukarela dan tidak dibayar, pekerjaan rumah tangga, dan banyak layanan
lingkungan yang memfasilitasi kegiatan ekonomi tidak dihitung. Sebagai hasilnya, PDB
tidak mencerminkan banyak faktor yang memengaruhi kesejahteraan masyarakat.
Meskipun pertumbuhan ekonomi masih merupakan faktor penting untuk
mempromosikan kesejahteraan manusia, masih ada hubungan yang tidak jelas antara
PDB dan kebahagiaan personal. Oleh karena itu, perhatian harus diberikan pada berbagai
faktor yang mempengaruhi kesejahteraan, seperti standar hidup, kesehatan, pendidikan,
kegiatan personal, hubungan sosial, lingkungan, dan keamanan. Meskipun merupakan
konsep multidimensional, pertumbuhan ekonomi tetap menjadi faktor penting yang dapat
memungkinkan atau mempromosikan perbaikan dalam berbagai dimensi, seperti standar
hidup, kesehatan, pendidikan, dan peluang ekonomi. Penting untuk mencapai perbaikan
yang berkelanjutan dalam bidang-bidang ini dan membantu pemerintah membuat
keputusan yang terinformasi untuk kemakmuran jangka panjang.

Bab 10 – Instrumen Kebijakan Lingkungan

Bab sepuluh membahas tentang pentingnya ekonomi lingkungan, yang bertujuan untuk
memaksimalkan penggunaan sumber daya alam dalam proses ekonomi tanpa
mengorbankan kualitasnya bagi generasi masa depan. Lingkungan merupakan kebaikan
publik yang perlu dikelola dan dilindungi oleh individu dan pemerintah. Kebijakan
ekonomi, seperti insentif ekonomi, kontrol dan perintah, dan kebijakan penetapan harga,
dapat digunakan untuk mendorong orang berpartisipasi dalam mengelola dan
melestarikan lingkungan. Polluter Pays Principle (PPP) adalah prinsip internasional yang
menuntut individu atau perusahaan yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan
untuk menanggung biaya pencegahan dan pengendalian pencemaran. PPP memiliki dua
karakteristik, yaitu internalisasi biaya dan prinsip internasional. Evolusi kebijakan
lingkungan dimulai pada awal tahun 1970-an di negara-negara OECD, ditandai dengan
perkembangan prinsip-prinsip dan instrumen kebijakan.

Bab 11 – Perdagangan Internasional dan Lingkungan

Pembangunan ekonomi Indonesia semakin terintegrasi dengan ekonomi global karena


sistem ekonomi terbuka. Kegiatan ekonomi sangat penting bagi negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Namun, pembangunan ekonomi tidak selalu diikuti
dengan keberlanjutan lingkungan. Dampak perdagangan internasional terhadap
pembangunan ekonomi, sosial, dan isu lingkungan telah menjadi perhatian sejak tahun
1970-an. Perdagangan internasional dapat memiliki konsekuensi yang serius bagi negara-
negara berkembang, seperti hutang luar negeri dan eksploitasi sumber daya alam, dan
banyak negara maju yang tidak bersedia memberikan teknologi industri yang ramah
lingkungan kepada negara-negara berkembang. Pengelolaan lingkungan dan sumber daya
bervariasi antara negara maju dan negara berkembang karena perbedaan dalam teknologi,
sumber daya manusia, dan tingkat pendapatan. Meskipun telah ada upaya untuk
mempromosikan perdagangan internasional melalui Kesepakatan Umum Tarif dan
Perdagangan (GATT), beberapa negara maju masih belum berkomitmen untuk membantu
negara-negara berkembang. Akibatnya, negara-negara berkembang mengalami kesulitan
meningkatkan ekspor mereka karena tekanan dari berbagai arah.

Bab 12 - Equity

Prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah keadilan antar sektor.


Prinsip ini menekankan pentingnya kesetaraan dan keadilan, yang berakar dari konsep
keadilan sosial. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia mengakui martabat dan hak yang
sama untuk semua orang dan hak mereka untuk hidup layak. Kesetaraan antar-generasi
juga merupakan konsep yang menekankan pentingnya melindungi lingkungan dan
warisan budaya untuk generasi mendatang.

Kebijakan lingkungan memainkan peran penting dalam menciptakan dunia yang


lebih baik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan standar hidup untuk semua orang,
terutama mereka yang memiliki sumber daya yang lebih sedikit. Hubungan antara
ketimpangan ekonomi dan degradasi lingkungan telah menjadi topik perdebatan.
Keberlanjutan memerlukan melihat ke masa depan dan mempertimbangkan dampak dari
tindakan saat ini. Pergeseran perspektif ini telah mengarah pada fokus pada perlindungan
lingkungan, dan istilah "pembangunan berkelanjutan" diciptakan untuk mengungkapkan
konsep ini.

Konsep keadilan dalam pembangunan berkelanjutan memerlukan distribusi


manfaat dan kerugian yang adil dan hak setiap orang untuk hidup layak. Prinsip ini telah
dimasukkan dalam berbagai kebijakan dan strategi pembangunan berkelanjutan, seperti
Agenda 21 dan Deklarasi Rio. Keberlanjutan memerlukan melihat melampaui
keuntungan langsung dan mengambil tanggung jawab atas dampak tindakan kita pada
generasi mendatang. Pada akhirnya, pembangunan berkelanjutan memerlukan pergeseran
paradigma yang memprioritaskan kesejahteraan orang dan planet daripada pertumbuhan
ekonomi.

Bab 13 – Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan

Perubahan terjadi di dunia akibat meningkatnya pemikiran manusia dari


perekonomian kosong menjadi perekonomian dunia saat ini. Modal buatan manusia
semakin banyak sedangkan modal alam semakin langka. Meskipun pandangan bahwa
modal alam dapat diganti dengan modal buatan manusia, keduanya adalah modal yang
saling melengkapi. Fokus harus pada faktor pembatas yang ada untuk menghemat modal
alam dan uatan dalam jangka pendek dan berinvestasi pada kenaikan dalam jangka
panjang. Meskipun sudah seharusnya fokus pada modal alam, kenyataannya masih
banyak orang yang mengubah modal alam menjadi modal buatan manusia, sehingga ahli
ekonomi ekologi perlu memperbaiki kesalahan ini. Penghitungan pemakaian modal alam
sebagai bentuk dari pendapatan/penghasilan adalah salah dan mempengaruhi sistem
neraca nasional, neraca pembayaran akun, dan evaluasi proyek. Masalah alokasi,
distribusi, dan skala menjadi tiga masalah ekonomi utama yang harus diselesaikan.
Sistem penentuan harga pasar yang terdesentralisasi memberikan solusi.

Anda mungkin juga menyukai