Universitas Brawijaya
I. KESEIMBANGAN DALAM EKONOMI DAN EKOLOGI
Ekologi merupakan sebuah analisis ilmiah juga studi terkait interaksi antara sebuah
organisme dan sekitarnya. Ekologi merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari
interaksi ataupun kehidupan manusia. Contoh penerapan praktis sebuah ekologi adalah,
konservasi, pengelolaan lahan basah, pengelolaan SDA, perencanaan kota dll. Dimana
hal-hal tersebut sangat berkaitan dengan manusia atau organisme. Organisme dan
sumber daya akan membentuk ekosistem yang mempertahankan cara kerja pada biotik
dan abiotik di bumi.
Ekonomi SDA ini memiliki tujuan yaitu untuk lebih memahami peran SDA dalam
kegiatan ekonomi sehingga dapat tumbuh metode pengelolaan sumberdaya yang lebih
berkelanjutan untuk memastikan ketersediaanya bagi generasi mendatang. Umumnya,
ekonomi sumberdaya alam ini memiliki cara kerja menunjukan cara penggunaan SDA
dengan jumlah rasional dan ekonomis yang dilihat dari sudut pandang pengguna.
Ekonomi ini juga disebutkan sebagai studi terkait alokasi faktor produksi yang efektif
untuk memaksimalkan hasil produksi. Faktor produksi adalah tenaga kerja, modal dan
sumberdaya alam yang berasal dari lingkungan. Faktor produksi juga harus mengaitkan
penggunaan dan pengeruskana jasa lingkungan yang dihasilkan oleh ekosistem.
Terdapat dua jenis teori ekonomi, yaitu makroekonomi dan mikroekonomi. Kedua
macam ekonomi ini bergerak di sektor yang berbeda, jika makroekomomi fokus pada
perilaku seluru aktivitas ekonomi, tidak peduli seberapa kecilnya aktivitas tersebut, dan
makroekonomi ini mempelajari terkait tingkat harga total, tingkat pengangguran, dll.
Contoh dari makroekonomi adalah bagaimana cara menjaga produksi pada tingkat yang
menjamin ketenagakerjaan tertinggi, selanjutnya ada teori mikroekonomi berhubungan
dengan struktur kegiatan produksi dan konsumsi. Contoh dari teori ini adakah dengan
pertanyaan mengapa beberapa barang itu diproduksi lebih tinggi atau pada tingkat yang
lebih rendah.
Manfaat ekonomi dan manfaat sosial adalah sesuatu yang dilihat dalam sebuah
proyek yang menggunakan analisis ekonomi. Analisis ekonomi juga memeiliki
berbagai peranan dalam perumusan kebijakan untuk pembangunan dalam skala
lokal maupun nasional, antara lain:
Adapula beberapa cara atau langkah untuk mengevaluasi sasaran dan kebijakan terkait
lingkungan, yaitu :
1. Cost Effectiveness Analysis
Metode ini digolongkan sebagai metode yang paling mudah untuk
dilaksanakan, metode ini juga bergerak dengan berbagai Tindakan akan
dievaluasi dalam hal biaya peningkatan perindikator atau langsung dengan
banyak indikator. Hasil dari penilaiannya kemudian akan diurutkan dalam biaya
per unit dari nilai indikator yang akan dicapai.
Menurut World Bank dan OECD, kebijakan Green Growth sangat dibutuhkan
dan dinilai sangat efisien untuk dilakukan pada negara-negara yang sedang berkembang
karena kebijakan ini dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial yang
signifikan. Kebijakan ini membawa faktor lingkungan ke dalam keputusan ekonomi
sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi sumberdaya, mengubah sistem energi,
menilai modal alami dalam kalkilis ekonomi dan menentukan eksternalitas lingkungan
(Jouvet et al., 2013).
Tujuan dari pemberlakuan konsep Green Economy ini yang jelas juga
memberantas kemiskinan dan memberikan dukungan kepada negara-negara
berkembang. Untuk membandingkan, tujuan utama kebijakan Green Growth adalah
untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi, dan menyadari peran modal alam dalam
proses perencanaan dan neraca nasional. Tujuan kedua konsep ini adalah untuk
mendorong kebangkitan
Proses pembangunan suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan peran dari
kelembagaan yang berupa instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan peraturan
perundang-undangan serta rencana kegiatan yang diajukan pemerintah. Keputusan
presiden nomor 2 tahun 2002 menyatakan bahwa tugas dan wewenang BAPEDAL atau
disingkat dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dialihkan ke Kementrian
Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Isu konseptual yang utama muncul dalam
berbagai literatur untuk ekonomi ekologi adalah nilai monisme, model actor
rasional, analisis marginal, perlakuan ketidakpastian, peran efisiensi dalam
kebijakan ekonomi, dan produksi sebagai bentuk sosial dan fisik.
Nilai monisme menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas
memiliki beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk bisa selalu
dibandingkan. Nilai monisme berada di belakang Analisis Biaya Manfaat atau Cost
Benefit Analysis (CBA) yang menggunakan gagasan surplus konsumen untuk
menilai keinginan pilihan kebijakan publik.
Analisis Marginal atau margin dapat diartikan sebagai pandangan dalam sebuah
ilmu ekonomi yang bertahap, terus-menerus, dan progresif. Dapat dikatakan sebagai
pandangan yang kurang sempurna dari suatu proses evolusi.
Perlakuan ketidakpastian adalah isu utama yang membagi ahli ekonomi neo-
liberal dan heterodoks. Dalam sintesis neoklasik setelah perang dunia II, wawasan
teori umum Keynes mengenai pentingnya ketidakpastian dan ‘roh binatang’ tidak
lagi digunakan karena tida sesuai teori deterministic dan teori perilaku
makroekonomi yang deterministik.
Terdapat dua poin penting dalam mempelajari ekonomi ekologi, yang pertama
adalah dalam hal ini banyak melibatkan berbagai disiplin ilmu yang relevan. Secara
umum ekonomi ekologi merupakan hal yang utama untuk mengawali pembangunan
berkelanjutan pada suatu wilayah. Kedua, terdapat banyak fenomena dan masalah
yang berkaitan dengan ekonomi dan ekosistem yang dapat diselesaikan dengan
pendekatan klasik.
Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas sistem ekonomi
dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia di
masa yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan mengitegrasikan pembangunan
sosial budaya dan pemvangunan lingkungan hidup ke dalam arus utama
pembangunan nasional agar kedua aspek tersebut mendapat perhatian yang sama
bobotnya dengan aspek ekonomi. Konsep pembangunan berkelanjutan memiliki
sebuah sifat yang bernilai normative, di mana hal ini membuatnya sulit untuk
dijabarkan secara analitis.
Prinsip PPP pertama kali didefinisikan dan diakui sebagai prinsip yang
disepakati secara internasional oleh OECD pada tahun 1972 dan didefinisikan
sebagai prinsip di mana perusahaan atau seseorang yang mengeluarkan libah yang
menjadi pencemar lingkungan harus menanggung biaya untuk melaksanakan
Tindakan penceganan dan pengendalian polusi yang kemudian akan dinilai oleh
otoritas public bhwa lingkungan berada dalam keadaan yang dapat diterima. Secara
umum PPP hanyalan sebuah prinsip. Untuk bisa menerapkannya diperlukan
instrument kebijakan. Instrument ini dapat berupa peraturan dan standarisasi
lingkungan, dan instrumen ekonomi.
Diantara negara maju dan negara berkembang terjadi sebuah kesenjangan dalam
hal pengelolaan lingkungan, hal ini dikarenakan perbedaan teknologi, kualitas
sumberdaya manusia, dan tingkat pendapatan masyarakat. Kerjasama antar negara
berkembang dan maju dapat dilakukan dan terlihat saling menguntungkan, namun
sebenarnya negara maju yang tidak memiliki sumberdaya alam yang melimpah
disbanding negara berkembang akan mulai melakukan intervensi pada setiap
kegiatan pengelolaan lingkungan.
Equity berasal dari konsep keadilan sosial, ini merupakan kepercayaan bahwa
ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang, bahwa ada kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi, bahwa tanggungan dan uoah seharusnya tidak terlalu berbeda
pada seluruh lapisan masyarakat, dan kebijakan tersebut harus diarahkan untuk tidak
mendukung adanya keberpihakan, dan mendukung pada kejujuran dan keadilan.
Pada mulanya dunia masih seimbang antara penggunaan sumberdaya alam untuk
dikelola menjadi bahan pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia sehingga masih
banyak area konservasi dan lokasi yang mengandung banyak sumberdaya alam.
Namun sekarang area-area tersebut sudah dikonversi menjadi area pemanfaatan
untuk kepentingan manusia.
Imajinasi dan kreasi manusia yang tidak bisa ditahan menyebabkan semakin
modal buatan manusia menjadi semakin relative banyak, dan modal-modal alam
menjadi semakin langka. Hal ini membuat terjadi kelangkaan pada modal alam
karena masyarakat memiliki pandangan bahwa modal alam dapat diganti dengan
modal buatan manusia.
Indonesia yang berada pada jalur strategis lingkungan yang baik, terus
melakukan kegiatan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya,
namun hal ini berdampak pada terdegradasinya sumberdaya alam yang ada. Banyak
pemikiran dan upaya untuk mengatasi hal tersebut, namun seiring waktu degradasi
yang terjadu semakin tidak terbendung. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permasalahan lingkungan dan sumberdaya adalah faktor-faktor yang saling terkait
satu sama lainnya.
Aktivitas masyarakat yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya yang
akan berimplikasi pada makin bertambahnya masalah-masalah ini akan semakin
terlihat apabila efek negative dari aktivitas ekonomi tidak diantisipasi terlebih
dahulu. Contohnya adalah kebakaran hutan di suatu daerah akan memberikan
dampak negative terhadap kualitas lingkungan di daerah yang berdekatan. Penduduk
di daerah tersebut akan merasakan dampak eksternal berupa kualitas udara yang
kotor, suhu udara panas dan jarak pandang menjadi terbatas.