Anda di halaman 1dari 11

Mengulas Buku : Ecology, Economy & Equity

Penulis Buku: Rita Parmawati

Diulas Oleh : Sekar Indah Audreylia

Program Studi Pariwisata

Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya
I. KESEIMBANGAN DALAM EKONOMI DAN EKOLOGI

Ekologi merupakan sebuah analisis ilmiah juga studi terkait interaksi antara sebuah
organisme dan sekitarnya. Ekologi merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari
interaksi ataupun kehidupan manusia. Contoh penerapan praktis sebuah ekologi adalah,
konservasi, pengelolaan lahan basah, pengelolaan SDA, perencanaan kota dll. Dimana
hal-hal tersebut sangat berkaitan dengan manusia atau organisme. Organisme dan
sumber daya akan membentuk ekosistem yang mempertahankan cara kerja pada biotik
dan abiotik di bumi.

Ekonomi merupakan sebuah sistem, sedangkan lingkungan adalah keseluruhan dari


planet bumi. Mengartikan bahwa ekonomi terletak di lingkungan, dan dapat dijadikan
sebuah pertukaran energi dan barang di dalamnya. Manusia akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya dengan menghasilkan berbagai jenis barang yang
berbahan pokok awal berasal dari alam, seperti kayu,kertas, pensil dan macam lainnya.
Namun barang-barang tersebut dapat menghasilkan limbah dan limbah tersebut oleh
manusia akan dikembalikan atau dibuang kembali ke lingkungan alam seperti sulfur
dioksida dan karbon dioksida. Sehingga hal tersebut dapat merusak alam itu sendiri.
Aktifitas ekonomi manusia selalu terlibat dengan pertukaran barang dan energi dengan
lingkunganya.

Sedangkan ekuitas mengartikan sebuah keadilan antara keuntungan dan kerugian


yang dialami akibat adanya pembangunan. Sebuah pembangunan jika tidak adanya
ekuitas maka pembangunan tersebut dapat menyebabkan degradasi lingkungan, maka
sangat diperlukannya ekuitas dalam prinsip sebuah pembangunan berkelanjutan.
Ekonomi dan ekologi merupakan sebuah pembahasan mengenai interaksi manusia
sebagai pelaku ekonomi dan alam suatu yang dapat dikembangkan dan di lestarikan
setelah itu dapat dijual oleh manusia. Dengan pembahasan tersebut maka akan muncul
ekuitas, karna ekuitas yang akan menjadi alat ukur sebuah keadilan agar alam dan
manusia dapat saling menguntungkan tanpa merugikan pihak manapun.

II. Ekonomi Sumber Daya Alam

Ekonomi SDA ini memiliki tujuan yaitu untuk lebih memahami peran SDA dalam
kegiatan ekonomi sehingga dapat tumbuh metode pengelolaan sumberdaya yang lebih
berkelanjutan untuk memastikan ketersediaanya bagi generasi mendatang. Umumnya,
ekonomi sumberdaya alam ini memiliki cara kerja menunjukan cara penggunaan SDA
dengan jumlah rasional dan ekonomis yang dilihat dari sudut pandang pengguna.
Ekonomi ini juga disebutkan sebagai studi terkait alokasi faktor produksi yang efektif
untuk memaksimalkan hasil produksi. Faktor produksi adalah tenaga kerja, modal dan
sumberdaya alam yang berasal dari lingkungan. Faktor produksi juga harus mengaitkan
penggunaan dan pengeruskana jasa lingkungan yang dihasilkan oleh ekosistem.

Terdapat dua jenis teori ekonomi, yaitu makroekonomi dan mikroekonomi. Kedua
macam ekonomi ini bergerak di sektor yang berbeda, jika makroekomomi fokus pada
perilaku seluru aktivitas ekonomi, tidak peduli seberapa kecilnya aktivitas tersebut, dan
makroekonomi ini mempelajari terkait tingkat harga total, tingkat pengangguran, dll.
Contoh dari makroekonomi adalah bagaimana cara menjaga produksi pada tingkat yang
menjamin ketenagakerjaan tertinggi, selanjutnya ada teori mikroekonomi berhubungan
dengan struktur kegiatan produksi dan konsumsi. Contoh dari teori ini adakah dengan
pertanyaan mengapa beberapa barang itu diproduksi lebih tinggi atau pada tingkat yang
lebih rendah.

III. Eco-Analysis dan Green Growth

Manfaat ekonomi dan manfaat sosial adalah sesuatu yang dilihat dalam sebuah
proyek yang menggunakan analisis ekonomi. Analisis ekonomi juga memeiliki
berbagai peranan dalam perumusan kebijakan untuk pembangunan dalam skala
lokal maupun nasional, antara lain:

• Fungsi pemerintahan dalam mengtur sebuah sistem perekonomian


agar dapat menciptakan peluang kerja yang luas tanpa menimbulkan
inflasi pada negara, sehingga memerlukan kolaborasi dari dua
kebijakan negara yaitu kebijakan fiscal dan kebijakan moneter
• Integrasi dari dua alat kebijakan ini berdasarkan ada analisis mikro
dan makro ekonomi untuk bisa memperkirakan besarnya dampak
yang mungkin muncul setelah keputusan dibuat

Adapula beberapa cara atau langkah untuk mengevaluasi sasaran dan kebijakan terkait
lingkungan, yaitu :
1. Cost Effectiveness Analysis
Metode ini digolongkan sebagai metode yang paling mudah untuk
dilaksanakan, metode ini juga bergerak dengan berbagai Tindakan akan
dievaluasi dalam hal biaya peningkatan perindikator atau langsung dengan
banyak indikator. Hasil dari penilaiannya kemudian akan diurutkan dalam biaya
per unit dari nilai indikator yang akan dicapai.

2. Cost Benefit Analysis


Metode ini dipandang sebagai ukuran untuk meningkatkan salah satu
atau banyak indikator yang dihitung dalam bentuk uang dan dinilai berdasarkan
biaya. Sehingga hal yang dilakukan adalah dengan memperkirakan mandaat
yang ada untuk diterapkan dalam pelayanan ekosistem.

Menurut World Bank dan OECD, kebijakan Green Growth sangat dibutuhkan
dan dinilai sangat efisien untuk dilakukan pada negara-negara yang sedang berkembang
karena kebijakan ini dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan sosial yang
signifikan. Kebijakan ini membawa faktor lingkungan ke dalam keputusan ekonomi
sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi sumberdaya, mengubah sistem energi,
menilai modal alami dalam kalkilis ekonomi dan menentukan eksternalitas lingkungan
(Jouvet et al., 2013).

Adapula kebijakan yang dinamai Green Economy, Green Economy ditandai


dengan adanya peningkatan investasi yang cukup besar di sektor ekomomi untuk
menciptakan dan memperkuat modal alam dari bumi atau berkontribusi terhadap
penurunan defisiensi ekologi dan ancaman lingkungan.

Alasan utama dibalik kemunculan dan pengembangan konsep Green Economy


dan Green Growth adalah Gerakan menuju pendekatan yang lebih terintegrasi dan
komprehensif untuk menggabungkan lingkungan dalam proses ekonomi.

Tujuan dari pemberlakuan konsep Green Economy ini yang jelas juga
memberantas kemiskinan dan memberikan dukungan kepada negara-negara
berkembang. Untuk membandingkan, tujuan utama kebijakan Green Growth adalah
untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi, dan menyadari peran modal alam dalam
proses perencanaan dan neraca nasional. Tujuan kedua konsep ini adalah untuk
mendorong kebangkitan

IV. Sejarah pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan

Pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah bidang yang menuntut


pandangan multidisipliner dan memungkinkan integrasi dari berbagai disiplin ilmu,
agama, kelas, kelompok etnis, pandangan politik dan jenis kelamin untuk bersama-sama
mencari pendekatan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah-masalah penting.
Kedua hal ini saling meninjau kemungkinan yang mungkin terjadi saat ini dan dimasa
depan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia yang lebih baik.

Pada umumnya lintas sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan hidup di


Indonesia dapat diuraikan menjadi 3 masa, yaitu masa arus global pada tahun 1972,
masa adanya komitmen internasional, dan masa adanya komitmen nasional dalam
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, serta pasca reformasi.

Proses pembangunan suatu negara tidak dapat dipisahkan dengan peran dari
kelembagaan yang berupa instansi pemerintah, LSM, perangkat hukum, dan peraturan
perundang-undangan serta rencana kegiatan yang diajukan pemerintah. Keputusan
presiden nomor 2 tahun 2002 menyatakan bahwa tugas dan wewenang BAPEDAL atau
disingkat dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan dialihkan ke Kementrian
Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

V. Sejarah Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses pembangunan


yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap
mempertahankan stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan
datang. Pembangunan berkelanjutan sangat berkaitan dengan lingkungan yang ada,
sehingga dapat diartikan bahwa pembangunan berkelanjutan dalam setiap prosesnya
harus selalu memandang dan menggunakan lingkungan dengan bijaksana agar tetap
dapat terjaga kelestariannya.

Para ahli ekonomi sudah banyak berdiskusi mengenai konsep pembangunan


berkelanjutan, namun pada tahun 1798 saat Malthus mulai memikirkan mengenai
ketersediaan lahan yang ada di Inggris mulai berkurang karena adanya ledakan
penduduk yang sangat pesat dan tidak dapat terkontrol. Model populasi dan
pertumbuhan ekonomi Malthus memiliki 2 komponen kunci. Pertama, ada efek
positif dari standar hidup pada laju pertumbuhan populasi, yang dihasilkan dari efek
biologis yang berupa tingkat kelahiran dan kematian, atau respons dari perilaku
orang tua yang berpotensi untuk merubah keadaan ekonominya. Kedua, karena
keberadaan beberapa sumber daya tetap seperti tanah pada umpan balik negatif dari
ukuran populasi standar hidup.

Pengertian dari pembangunan keberlanjutan adalah pembangunan yang


memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi
yang akan datang dalam memenuhi kebutuhannya. Kunci dari pembangunan
keberlanjutan adalah terpenuhinya kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kemampuan
lingkungan atau sumber daya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan
datang.

VI. Pendekatan Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai bidang ilmu. Isu konseptual yang utama muncul dalam
berbagai literatur untuk ekonomi ekologi adalah nilai monisme, model actor
rasional, analisis marginal, perlakuan ketidakpastian, peran efisiensi dalam
kebijakan ekonomi, dan produksi sebagai bentuk sosial dan fisik.

Nilai monisme menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas
memiliki beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk bisa selalu
dibandingkan. Nilai monisme berada di belakang Analisis Biaya Manfaat atau Cost
Benefit Analysis (CBA) yang menggunakan gagasan surplus konsumen untuk
menilai keinginan pilihan kebijakan publik.

Analisis Marginal atau margin dapat diartikan sebagai pandangan dalam sebuah
ilmu ekonomi yang bertahap, terus-menerus, dan progresif. Dapat dikatakan sebagai
pandangan yang kurang sempurna dari suatu proses evolusi.

Perlakuan ketidakpastian adalah isu utama yang membagi ahli ekonomi neo-
liberal dan heterodoks. Dalam sintesis neoklasik setelah perang dunia II, wawasan
teori umum Keynes mengenai pentingnya ketidakpastian dan ‘roh binatang’ tidak
lagi digunakan karena tida sesuai teori deterministic dan teori perilaku
makroekonomi yang deterministik.

Kebijakan ekonomi ke ranah efisiensi mengarahkan pada kesimpulan bahwa


mekanisme pasar harus mendorong adanya berbagai pilihan bernilai sosial.

VII. Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi merupakan sebuah studi yang mempelajari interaksi-interaksi


yang terjadi pada sistem ekonomi dan sistem ekologi. Ekonomi alam berkaitan
dengan penyisipan ilmu ekonomi pada lingkungan dan masalah-masalah yang
berkaitan dengan polusi lingkungan. Ekonomi sumberdaya berkaitan dengan
pengambilan manfaat ekonomi dari alam dan terkait dengan masalah penggunaan
sumberdaya alam.

Terdapat dua poin penting dalam mempelajari ekonomi ekologi, yang pertama
adalah dalam hal ini banyak melibatkan berbagai disiplin ilmu yang relevan. Secara
umum ekonomi ekologi merupakan hal yang utama untuk mengawali pembangunan
berkelanjutan pada suatu wilayah. Kedua, terdapat banyak fenomena dan masalah
yang berkaitan dengan ekonomi dan ekosistem yang dapat diselesaikan dengan
pendekatan klasik.

Aktivitas ekonomi manusia sekarang sudah berskala global sehingga semakin


tinggi level dari interaksi dari pemasukan limbah ke lingkungan, dan hal tersebut
memengaruhi kinerja dan kestabilan ekosistem. Perubahan pada kualitas lingkungan
akan berpengaruh pada kemampuannya untuk bisa menyediakan bahan-bahan atau
servis untuk aktivitas ekonomi manusia.

VIII. Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan

Pertumbuhan ekonomi adalah proses yang menyebabkan adanya peningkatan


perekonomian suatu wilayah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang
nantinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat tersebut. Pertumbuhan ekonomi
akan terjadi apabila output dari proses produksi mampu terdistribusi dan tumbuh
secara cepat dibandingkan dengan populasinya. Pembangunan digunakan untuk bisa
mempertahankan dan memenuhi kebutuhan dasar dari manusia dan memperluas
pilihan-pilihan yang ada dalam bidang sosial dan ekonomi.

Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas sistem ekonomi
dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia di
masa yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan mengitegrasikan pembangunan
sosial budaya dan pemvangunan lingkungan hidup ke dalam arus utama
pembangunan nasional agar kedua aspek tersebut mendapat perhatian yang sama
bobotnya dengan aspek ekonomi. Konsep pembangunan berkelanjutan memiliki
sebuah sifat yang bernilai normative, di mana hal ini membuatnya sulit untuk
dijabarkan secara analitis.

IX. Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Pertumbuhan ekonomi pada masanya akan penting bagi kesejahteraan ekonomi


dan kesejahteraan manusia, terlepas baik di negara maju maupun negara
berkembang. Hal ini merangsang munculnya kemajuan teknologi, seperti yang
dibutuhkan untuk terus mengurangi pola konsumsi dan proses produksi yang
berdampak pada lingkungan. Pertumbuhan ekomomi biasanya mengacu pada
kenaikan tingkat jumlah barang dan jasa yang dihasilkan, pertumbuhan ini juga
tetap menjadi faktor penting yang dapat mendorong atau memungkinkan perbaikan
dalam berbagai dimensi.

Terdapat teori yang menggambarkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi


dan kualitas lingkungan. Teori ini merupakan teori batas yang mempertimbangkan
kemungkinan bahwa batas lingkungan akan tercapai sebelum ekonomi mencapai
titik balik.

X. Instrumen Kebijakan Lingkungan

Kebijakan lingkungan dimulai sejak awal 1970-an di negara-negara anggota


Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) atau
organisaasi untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi yang ditandai dengan
adanya dua hal. Yang pertama adalah adanya perkembangan dri sejumlah prinsip
yang dirancang untuk mendasarkan kebijakan pada dasar yang tegas dan diakui
secara internasional yaitu prinsip “Polluter Pays Principle”. Kedua, pengembangan
dan penyebaran “instrument kebijakan” yang dirancang untuk diterapkan pada
kebijakan lingkungan.

Prinsip PPP pertama kali didefinisikan dan diakui sebagai prinsip yang
disepakati secara internasional oleh OECD pada tahun 1972 dan didefinisikan
sebagai prinsip di mana perusahaan atau seseorang yang mengeluarkan libah yang
menjadi pencemar lingkungan harus menanggung biaya untuk melaksanakan
Tindakan penceganan dan pengendalian polusi yang kemudian akan dinilai oleh
otoritas public bhwa lingkungan berada dalam keadaan yang dapat diterima. Secara
umum PPP hanyalan sebuah prinsip. Untuk bisa menerapkannya diperlukan
instrument kebijakan. Instrument ini dapat berupa peraturan dan standarisasi
lingkungan, dan instrumen ekonomi.

XI. Perdagangan Internasional dan Lingkungan

Perdagangan Internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk negara-


negara yang sedang berkembang atau negara dengan tingkat ekonomi yang rendah,
yaitu munculnya hutang luar negeri karena untuk terus melakukan eksploitasi
terhadap sumberdaya alam yang ada di negaranya untuk bisa melunasi hutang luar
negerinya.

Diantara negara maju dan negara berkembang terjadi sebuah kesenjangan dalam
hal pengelolaan lingkungan, hal ini dikarenakan perbedaan teknologi, kualitas
sumberdaya manusia, dan tingkat pendapatan masyarakat. Kerjasama antar negara
berkembang dan maju dapat dilakukan dan terlihat saling menguntungkan, namun
sebenarnya negara maju yang tidak memiliki sumberdaya alam yang melimpah
disbanding negara berkembang akan mulai melakukan intervensi pada setiap
kegiatan pengelolaan lingkungan.

Seharusnya, negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang


melimpah yang biasa dijadikan sebagai eksportir hasil buminya mampun mengelola
sumber daya alamnya secara mandiri dan lebih baik. Namun kenyataannya negara
berkembang belum bisa memanfaatkan dengam maksimal sumberdaya alam yang
ada di negaranya sehingga negara-negara maju milai mendikte dan menekan
masalah sumberdaya alam yang berkaitan dengan perdagangan Internasional.
XII. Equity

Equity berasal dari konsep keadilan sosial, ini merupakan kepercayaan bahwa
ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap orang, bahwa ada kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi, bahwa tanggungan dan uoah seharusnya tidak terlalu berbeda
pada seluruh lapisan masyarakat, dan kebijakan tersebut harus diarahkan untuk tidak
mendukung adanya keberpihakan, dan mendukung pada kejujuran dan keadilan.

Secara umum disepakati bahwa equity atau ekuitas menyiratkan mengenai


perlunya keadilan dalam distribusi keuntungan dan kerugian, dan hak setiap orang
terhadap kualitas dan standar hidup yang dapat diterima. Konsep equity ini muncul
karena adanya ketidaksetaraan antara ekonomi dan kurangnya pemeliharaan
lingkungan hingga mengalami degradasi lahan.

XIII. Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan berkelanjutan

Pada mulanya dunia masih seimbang antara penggunaan sumberdaya alam untuk
dikelola menjadi bahan pemenuhan kebutuhan ekonomi manusia sehingga masih
banyak area konservasi dan lokasi yang mengandung banyak sumberdaya alam.
Namun sekarang area-area tersebut sudah dikonversi menjadi area pemanfaatan
untuk kepentingan manusia.

Imajinasi dan kreasi manusia yang tidak bisa ditahan menyebabkan semakin
modal buatan manusia menjadi semakin relative banyak, dan modal-modal alam
menjadi semakin langka. Hal ini membuat terjadi kelangkaan pada modal alam
karena masyarakat memiliki pandangan bahwa modal alam dapat diganti dengan
modal buatan manusia.

Indonesia yang berada pada jalur strategis lingkungan yang baik, terus
melakukan kegiatan pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya,
namun hal ini berdampak pada terdegradasinya sumberdaya alam yang ada. Banyak
pemikiran dan upaya untuk mengatasi hal tersebut, namun seiring waktu degradasi
yang terjadu semakin tidak terbendung. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permasalahan lingkungan dan sumberdaya adalah faktor-faktor yang saling terkait
satu sama lainnya.
Aktivitas masyarakat yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya yang
akan berimplikasi pada makin bertambahnya masalah-masalah ini akan semakin
terlihat apabila efek negative dari aktivitas ekonomi tidak diantisipasi terlebih
dahulu. Contohnya adalah kebakaran hutan di suatu daerah akan memberikan
dampak negative terhadap kualitas lingkungan di daerah yang berdekatan. Penduduk
di daerah tersebut akan merasakan dampak eksternal berupa kualitas udara yang
kotor, suhu udara panas dan jarak pandang menjadi terbatas.

Anda mungkin juga menyukai