NIM : 215030801111021
Untuk BAB 2 sampai dengan 3 BAB ini membahas tentang ekonomi sumberdaya alam
dan lingkungan. Dalam BAB ini, dijelaskan mengenai bagaimana sumberdaya alam
disediakan, permintaan, dan dialokasikan untuk mencapai pengembangan metode
pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan. Ahli ekonomi sumberdaya mempelajari
interaksi antara sistem ekonomi dan alam untuk mengembangkan ekonomi yang efisien
dan berkelanjutan. Dalam BAB ini, juga dibahas tentang ekonomi pertanian, kehutanan,
teori ekstraksi sumberdaya, dan ekonomi tanah perkotaan sebagai bagian dari ekonomi
sumberdaya alam. Selain itu, ekonomi lingkungan juga dijelaskan dalam BAB ini.
Ekonomi lingkungan membantu menemukan keseimbangan antara fungsi ekonomi dan
lingkungan serta menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Bab 4 & 5 Bab ini membahas tentang pembangunan berkelanjutan, konsep yang
memperhatikan aspek ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya untuk memenuhi kebutuhan
manusia tanpa merusak lingkungan agar dapat meningkatkan kualitas hidup di masa
depan. Bab ini juga membahas sejarah pembangunan berkelanjutan di dunia dan
Indonesia, serta kebijakan yang telah diterapkan di Indonesia untuk menerapkan
pembangunan berkelanjutan. Meskipun Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan, masih terdapat pandangan yang bertentangan dengan
konsep ini, yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan sumber daya alam yang
semakin menurun. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kesadaran
masyarakat dan pemerintah akan pentingnya menjaga keseimbangan antara
pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan agar menciptakan kondisi yang
berkelanjutan.
Bab 6 Teori ekonomi neoklasik adalah teori ekonomi yang berfokus pada perilaku
individu sebagai pelaku utama dalam pasar. Teori ini didasarkan pada prinsip bahwa
keputusan ekonomi dibuat berdasarkan pemikiran rasional dan tujuan individu untuk
memaksimalkan keuntungan mereka. Teori ini juga menekankan pentingnya pasar
sebagai mekanisme alokasi sumber daya yang efisien.
Namun, teori ekonomi neoklasik saat ini menghadapi krisis karena terbongkarnya dua
tiang pokoknya. Pertama, teori perilaku manusia terwujud dalam aksioma pilihan
konsumen. Kedua, teori produksi yang terwujud dalam kompetisi sempurna dan
produktivitas marginal dan teori distribusi. Hal ini mengindikasikan bahwa konsep-
konsep tersebut masih menjadi sebuah fondasi untuk ekonomi kesejahteraan neoklasik
efisiensi Pareto. Banyak ahli dari neoklasik yang mengabaikan konsep manusia ekonomi
dan kompetisi sempurna, namun rekomendasi kebijakan pada ahli ekonomi masih
berdasarkan pada representasi ketinggalan zaman dari perilaku manusia dan produksi dari
suatu komoditas. Ahli dari neoklasik makin menawarkan pemikiran-pemikiran yang
kurang sesuai dalam kaitannya dengan masalah lingkungan dan sosial yang akan dihadapi
pada abad ke-21, hal ini termasuk pada perbedaan tingkat pendapatan, perubahan iklim
global, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, teori ekonomi neoklasik
perlu diperluas lingkupnya dan memperhitungkan konteks sosial dan lingkungan yang
lebih luas dalam pengambilan keputusan ekonomi.
BAB 7 Menjelaskan tentang Ekonomi ekologi, Ekonomi ekologi adalah studi yang
mempelajari hubungan antara manusia dengan alam. Dalam ekonomi ekologi, penting
untuk memahami bagaimana aktivitas ekonomi dapat mempengaruhi lingkungan dan
dampaknya pada perekonomian dari generasi yang akan datang. Pada awal tahun 1970-
an, teori ekonomi neoklasik mulai tertarik pada lingkungan dan saat ini terbagi menjadi
dua bagian besar, yaitu ekonomi alam dan ekonomi sumber daya. Ekonomi alam
berkaitan dengan penggunaan ilmu ekonomi pada lingkungan dan masalah polusi,
sedangkan ekonomi sumber daya berkaitan dengan pengambilan manfaat ekonomi dari
alam dan masalah penggunaan sumber daya alam. Ekonomi ekologi adalah bidang ilmu
transdisipliner yang membutuhkan pendekatan yang transdisipliner, mengintegrasikan
ilmu ekonomi dan ekologi dalam pandangan klasik. Ada dua poin penting dalam
mempelajari ekonomi ekologi, yaitu melibatkan berbagai disiplin ilmu yang relevan dan
menjadi hal utama dalam memulai pembangunan berkelanjutan di suatu wilayah. Penting
untuk memahami interaksi antara ekonomi dan ekologi, di mana ekonomi terletak di
dalam lingkungan, dan terjadi pertukaran energi dan bahan di dalamnya. Manusia
membutuhkan barang-barang dari alam, namun juga membuang limbah ke lingkungan
yang dapat berdampak negatif pada ekosistem.
BAB 9 Bab ini membahas pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
tantangan yang menyertainya. Salah satu tantangan utama adalah mencegah perubahan
iklim yang berbahaya dan fokus pada lingkungan. Lingkungan memainkan peran penting
dalam ekonomi manusia karena menyediakan sumber daya yang digunakan dalam proses
produksi dan menyediakan banyak layanan pendukung. Sumber daya alam seperti
mineral dan bahan bakar fosil secara langsung memfasilitasi produksi barang dan jasa.
Lingkungan menyediakan layanan lain yang mendukung kegiatan ekonomi lainnya,
seperti penyerapan karbon, penyaringan polusi udara dan air, melindungi daerah dari
risiko banjir, dan pembentukan lahan. Bab ini menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi
penting untuk kesejahteraan ekonomi dan manusia serta merangsang kemajuan teknologi,
yang diperlukan untuk mengurangi pola konsumsi dan proses produksi yang
mempengaruhi lingkungan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi sangat penting untuk
mempromosikan faktor kesejahteraan lain seperti kesehatan, pendidikan, dan kualitas
hidup secara keseluruhan. Bab ini juga mendefinisikan modal alam sebagai aset alam
yang menyediakan input sumber daya alam dan layanan lingkungan dalam proses
produksi ekonomi, termasuk udara bersih, air, dan tanah yang digunakan untuk menanam
tanaman dan mengekstrak mineral dan biji dari bumi. Kerangka Kerja Penilaian
Ekosistem Milenium menunjukkan bahwa aset dan layanan yang disediakan oleh
lingkungan alam dapat dibagi menjadi empat kategori utama: layanan penyediaan,
layanan pengaturan, layanan budaya, dan layanan pendukung.
BAB 10 bab ini membahas tentang pentingnya ekonomi berwawasan lingkungan untuk
mencapai kemakmuran bangsa secara khusus dan global secara umum. Lingkungan
merupakan barang publik yang dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, namun setiap individu
memiliki tanggung jawab dalam penggunaannya. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan
dari pemerintah melalui instrumen kebijakan ekonomi seperti insentif, subsidi, pajak,
retribusi, dan penentuan harga sumberdaya alam untuk mendorong masyarakat dan
perusahaan dalam mengelola dan menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Instrumen ekonomi memberikan kebebasan memilih pada agen-agen ekonomi untuk
memilih solusi yang paling menguntungkan, seperti membayar biaya atau berinvestasi
dalam pengendalian pencemaran.
BAB 12 Bab ini membahas peran kebijakan lingkungan dalam teori ekonomi untuk
menciptakan sebuah ekonomi yang lebih baik dan menyediakan standar kehidupan yang
lebih tinggi, terutama bagi mereka yang memiliki sumber daya paling sedikit. Tujuan ini
didukung oleh analisis marginal dengan utilitarianisme yang menekankan pada
peningkatan kesejahteraan dengan meningkatkan pendapatan orang miskin. Namun,
distribusi sumber daya ekonomi yang semakin tidak merata dan keterkaitannya dengan
degradasi lingkungan menimbulkan kekhawatiran akan adanya ketidakadilan ekonomi
yang signifikan dan dampak sosial yang muncul. Untuk menangani masalah ini, lahirnya
ekonomi ekologi pada tahun 1980-an menjadi langkah awal dalam menyebarkan gagasan
tentang keberlanjutan. Konsep keberlanjutan kemudian diperluas dan dibuat lebih
eksplisit menjadi pembangunan secara sosial, lingkungan, adil, dan berkelanjutan
(SAEJAS). Sasaran dari SAEJAS adalah menciptakan sistem ekonomi yang
berkelanjutan, adil, dan ramah lingkungan. Langkah pertama untuk mencapai sistem
ekonomi yang berkelanjutan adalah dengan mengubah teknologi produksi dan persediaan
modal. Namun, banyak analis percaya bahwa perubahan teknologi produksi tidak cukup
untuk mencapai keberlanjutan. Langkah kedua adalah mengubah komposisi konsumsi
agar berdampak pada produksi. Namun, langkah ini sulit dilakukan secara sukarela oleh
masyarakat. Langkah terakhir adalah pengurangan, penghentian, atau bahkan pembalikan
pertumbuhan dari output agregat, yang juga sulit dilakukan oleh masyarakat secara
sukarela. Penekanan pada prinsip kesetaraan juga menjadi semakin penting dan sulit
dipertahankan. Seperempat dari masyarakat dunia mengonsumsi dalam jumlah yang
terlalu sedikit dan kurangnya pendidikan memperpendek dan memperburuk hidup
mereka serta dapat mencegahnya untuk memberikan kontribusi positif kepada
masyarakat. Stabilisasi atau pengurangan output material juga bisa terjadi karena
penurunan populasi manusia. Dalam konteks kelestarian lingkungan, keadilan sosial
memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan sosial dan lingkungan
yang adil dan berkelanjutan. Diskusi mengenai norma dan tujuan yang diharapkan harus
dilakukan untuk mencapai keadilan dan kelangsungan hidup secara universal. Equity
memiliki tempat yang penting dalam sebuah pemikiran teoritis, namun bukanlah subjek
yang bernilai netral.