Anda di halaman 1dari 14

Mengulas Buku E3

Ecology Economy Equity

(Rita Pramawati)

Diulas oleh :

Mutiara Tabarwati

215030800111020

03
BAB I : Keseimbangan dalam Ekonomi Ekologi

Ekologi ialah analisis ilmiah dan studi interaksi antara orgasme dan
lingkungannya, mencakup biologi, geografi, dan ilmu bumi. Ilmu ini mencakup studi
mengenai interaksi antara organisme satu sama lain, organisme lain, dan komponen
biotik yang ada di lingkungan mereka. Dapat diaplikasikan pada biologi konservasi,
pengelolaan lahan basah, pengelolaan sumber daya alam, perencanaan kota, kesehatan
masyarakat, ekonomi, ilmu pengetahuan dasar dan terapan, serta interaksi sosial
manusia. Ekonomi berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti tempat memproduksi,
mendistribusikan, konsumsi, dan penyediaan jasa layanan. Ilmu ekonomi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengalokasian sumber daya untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas sehingga pemanfaatan SDA perlu
berpedoman pada prinsip ekonomi yang mempertimbangkan masa kini dan masa depan,
serta mempertimbangkan kegiatan produksi yang berwawasan lingkungan sehingga
terjaga keberlanjutannya. Ekuitas membahas mengenai keadilan yang harus ada dalam
diri manusia untuk dibawa dalam kehidupan bermasyarakat. Secara umum, ekuitas
menyiratkan perlunya keadilan antara keuntungan dan kerugian yang dialami akibat
adanya pembangunan. Ekuitas merupakan prinsip utama pembangunan berkelanjutan
karena apabila ekuitas tidak ada maka dapat menyebabkan degradasi lingkungan.

Ekonomi ekologi adalah sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan
alam. Kajian ini menjelaskan mengenai interaksi antara sistem ekonomi dan sistem
ekologi. Perubahan cara kerja lingkungan memengaruhi kemampuannya untuk bisa
memberikan layanan terhadap aktivitas ekonomi manusia, sehingga dapat dikatakan
bahwa ekonomi dan lingkungan adalah sistem gabungan. Tiga komponen yang
membantu mewujudkan pembangunan berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi,
keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan sosial yang kemudian disebut sebagai Tiga
Pilar Keberlanjutan. Pendekatan dari ketiga pilar memiliki keterkaitan. Strategi yang
tepat dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan ialah dengan memperbaiki pola
konsumsi dan pendapat secara global agar dapat diturunkan kepada generasi yang akan
datang. Adanya keberlanjutan juga menyebabkan pembatasan jumlah populasi dan
mengurangi tingkat konsumsi masyarakat. Maka, barang yang dipilih dan teknologi
yang dimiliki masyarakat sekarang harus berorientasi pada integritas ekosistem dan
diversitas spesies.
Pertumbuhan ekonomi memberikan banyak manfaat, tetapi juga mengakibatkan
berkurangnya SDA dan degradasi ekosistem. Hal ini memunculkan kesadaran bahwa
pertumbuhan ekonomi yang dibarengi tingkat penipisan dan degradasi aset lingkungan
saat ini tidak dapat terus berlanjut tanpa batas waktu. Beberapa kegiatan pembangunan
semakin menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan manusia mulai melebihi daya
dukung bumi. Terdapat lima bukti subsistem ekonomi telah melampaui batas ekosistem
global sebagai sumber bahan dan penyerap limbah yakni penggunaan biomasa,
perubahan iklim, kerusakan lapisan ozon, degradasi lahan dan menurunnya tingkat
biodiversitas akibat dari konversi lahan hutan primer menjadi lahan pertanian.

BAB II : Ekonomi Alam

Ekonomi sumberdaya alam secara sistematis menggambarkan penggunaan SDA


secara rasional dan ekonomis yang dilihat dari sudut pandang pengguna sehingga dapat
memastikan ketersediaan sumberdaya bagi generasi mendatang. Ekonomi lingkungan
berfokus untuk bisa mengidentifikasi tingkat optimal dari suatu pencemaran lingkungan
dan menggunakan efisiensi ekonomi untuk melakukan perlindungan pada lingkungan.
Sumberdaya adalah sumber yang memiliki nilai intrinsik atau bernilai untuk
berklanjutan jangka panjang dan digunakan oleh manusia. Secara garis besar,
sumberdaya terbagi menjadi dua yaitu sumberdaya yang dapat diperbarui merupakan
sumberdaya alam yang dapat disesuaikan dengan berlalunya waktu, baik melalui
reproduksi atau proses alami yang berulang, dan sumberdaya yang tidak terbarukan
merupakan sumberdaya yang tidak dapat memperbaharui dirinya pada tingkat yang
memadai untuk bisa di ekstraksi untuk kepentingan ekonomi yang berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Sumberdaya juga diklasifikasikan berdasarkan asal-
usulnya yaitu sumberdaya abikotik yang berasal dari hewan dan tumbuhan, dan
sumberdaya abiotik yang berasal dari benda non-hidup seperti tanah, air, dan udara.

Dalam pendekatan ekonomi terhadap pengelolaan sumberdaya, faktor-fakotr


persekutuan adalah bentuk pengukuran yang dapat dikaitkan dengan kesejahteraan
individu. Ekonomi menyediakan kerangka kerja yang komprehensif untuk bisa
mneganalisis sebagian besar aspek SDA dan masalah lingkungan yang terjadi. Konsep
pengelolaan sumberdaya yang tidak terbarukan berkaitan dengan penggunaan
sumberdaya yang optimal dan tidak memperhatikan keberlanjutannya. Instrumen
kebijakan lingkungan memiiki kesamaan dalam tujuannya yaitu tercapainya perbaikan
lingkungan, membuat pengeluarann biaya serendah mungkin bagi pelaku ekonomi, dan
menghindari hal negatif dan menciptakan dampak positif di wilayah masyarakat
lainnya.

Secara garis besar, alam merupakan sumber dari adanya sumberdaya alam, alam
juga tempat dimana semua limbah dikeluarkan dan diendapkan. Alam juga menjadi
sumber lanskap dan barang yang mampu memenuhi kehidupan manusia. Alam juga
menyediakan fungsi dan layanan pendukung kehidupan. Dengan meningkatknya
aktivitas ekonomi dan meningkatknya jumlah spesies manusia, ambang kapasitas
asimilasi alam telah dilanggar, keempat fungsi diatas menjadi kompetitif, alam, serta
ekosistemya menjadi sumberdaya yang langka, dengan kecenderungan kelangkaan yang
semakin meningkat.

BAB III : Eco-Analysis dan Green Growth

Manfaat ekonomi dan manfaat sosial adalah sesuatu yang dilihat dalam sebuah
proyek yang menggunakan analisis ekonomi. Secara lebih terperinci, penentuan nilai
biaya dan manfaat dari proyek yang dilakukan dapat dilihat dari tingkat perkembangan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Dalam perumusan kebijakan
untuk pembangunan dalam skala lokal maupun nasional, analasis memiliki peran yaitu
mampu menciptakan peluang pekerjaan yang banyak tanpa timbul inflasi pada negara
dan memperkirakan dampak yang mungkin muncul setelah keputusan dibuat.

Valuasi ekonomi sumberdaya alam merupakan kegiatan mengenai langkah-


langkah mendalam untuk bisa mempelajari kelayakan sebuah kegiatan. Pemberian nilai
pada keanekaragaman hayati memungkinkan ahli ekonomi untuk melakukan akuntansi
lingkungan, penilaian kerusakan SDA, dan melakukan penetapan nilai harga yang tepat,
bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumen secara individu dan menyelidiki apa
yang dipikirkan konsumen secara independen mengenai tujuan pengelolaan
keanekaragaman hayati tertentu, atau mengidentifikasi motivasi konsumen secara
independen yang berhubungan dengan konservasi keanekaragaman hayati. Terdapat 2
cara untuk mengevaluasi kebijakan. Yang pertama yaitu analisis efektivitas biaya
dimana berbagai tindakan akan dievaluasi dalam hal biaya peningkatan per indikator
atau langsung dengan banyak indikator. Hasil dari penilainnya nantinya akan diurutkan
dalam biaya per unit dari nilai indikator yang dicapai. Yang kedua yaitu analisis biaya
manfaat, dimana manfaat dipandang sebagai ukuran untuk meningkatkan salah satu atau
banyak indikator yang dihitung dalam bentuk uang dan dinilai berdasarkan biaya,
sehingga hal yang dilakukan adalah dengan memperkirakan manfaat yang ada untuk
diterapkan dalam pelayanan ekosistem.

Green Growth dinilai penting untuk bisa mengatasi tantangan dalam


pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga perlu berfokus pada apa yang
perlu dilakukan dalam lima sampai sepuluh tahun kedepan untuk menghasilkan
keuntungan sesegera mungkin dan menghindari terjebak dalam jalur yang tidak
berkelanjutan. Strategi Green Growth telah dikembangkan untuk negara berkembang
yang membutuhkan adanya penguatan dalam mengatasi masalah lingkungan dan sosial
sepenuhnya. Terdapat dua kelompok luas mengenai Green Growth yaitu kelompok
yang memiliki konsep kebijakan tentang pertumbuhan hijau yang sejalan dengan
pembangunan berkelanjutan, yang menekankan kemiskinan, pengurangan, dan keadilan
secara global dan kelompok yang memiliki konsep untuk menekankan transformasi di
industri, energi, dan penggunaan kemitraan publik-swasta. Green Growth berkaitan
dengan gagasan Green Economy yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan dan
keadilan sosial, serta mengurangi risiko lingkungan dan penurunan kualitas ekosistem.
Green Economy ditandai dengan adanya peningkatan investasi yang cukup besar di
sektor ekonomi untuk menciptakan dan memperkuat modal alam dari bumi atau
berkontribusi terhadap defisiensi ekologi dan ancaman lingkungan. Konsep dari Green
Growth dan Green Economy dihubungkan oleh fakta bahwa mereka dikenalkan sebagai
alat untuk mengatasi krisis keuangan dan ekonomi. Kedua konsep bertujuan mendorong
kebangkitan kembali ekonomi global yang terganggu dengan mengarahkan investasi di
pasar produk dan layanan lingkungan dan pengembangan infrastruktur “alami”.

BAB IV : Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan

Sebelum tahun 1960-an, pengelolaan dan perkembangan lingkungan adalah


kegiatan yang bersifat top-down. Pada tahun 1960-an minat masyarakat terhadap isu
lingkungan telah meningkat, sehingga beberapa menyebut ini adalah “Gerakan
lingkungan”. Akibat perhatian lingkungan yang semakin meningkat muncul konsep
pembangunan berkelanjutan. Konsep ini menjadi bagian dari wacana lingkungan dan
pembangunan pada abad ini dan berbagai pihak berwenang telah mencatat bahwa
konsep ini membantu untuk mengintegrasikan manajemen pengelolaan dan pengelolaan
lingkungan.

Konsep pengelolaan dan pembangunan lingkungan hidup yang terjadi di


Indonesia baru dimulai saat adanya PELITA III, yang membuat kesadaran masyarakat
mengenai pengelolaan lingkungan hidup meningkat. Secara khusus, Indonesia telah
menyatakan bahwa sumberdaya yang ada di Indonesia digunakan untuk kemakmuran
rakyat, yang tercantum pada Pasal 33 ayat (3) Undang-undang dasar 1945. Pada tahun
1982, pemerintah membuat Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian mendorong
munculnya hukum lingkungan. Undang-undang ini kemudian direvisi menjadi UU
No.23 Tahun 1997 karena tuntutan di Earth Summit di Rio de Jainero. Namun undang-
undang ini belum bisa mengatasi masalah lingkungan berkaitan pembangunan
maksimal. Kemudian UU No.23 Tahun 1997 diubah menjadi UU No. 32 tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup. Keputusan Presiden No.2
tahun 2002 menyatakan bahwa tugas dan wewenang Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (BAPEDAL) dialihkan ke Kementrian Negara Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Selain itu, ada juga lembaga-lembaga yang muncul dari inisiatif masyarakat
untuk bisa mengelola lingkungan hidup, walaupun masih berpedoman pada hukum adat.

BAB V : Sejarah Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai proses pembangunan yang


dilakukan untuk memnuhi kebutuhan masa kini dengan tetap mempertahankan
stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan masa depan, bertujuan memenuhi kebutuhan
manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Lima komponen utama dalam perencanaan
strategi pembangunan berkelanjutan yaitu pemenuhan segala kebutuhan, memberantas
kemiskinan, pembangunan dengan adanya partisipasi masyarakat, adanya kekuasaan
pemerintah dan melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang.

Pembahasan mengenai pembangunan berkelanjutan diawali dengan KTT Rio De


Janeiro tahun 1992 yang menghasilkan 27 prinsip fundamental mengenai konsep
lingkungan dan pembangunan, prinsip-prinsip sektor kehutanan, munculnya Agenda 21,
The Framework Convention on Climate Change, dan The Convention on Biological
Diversity. Dilanjutkan dengan protokol Kyoto tahun 1997 karena masalah emisi karbon
yang semakin berbahaya. Dan terakhir, KTT Yohanesburg 2002 yang bertujuan
mengevaluasi komitmen negara-negara di dunia.

Indonesia menjadi salah satu negara yang menyepakati penerapan dari tujuan
pembangunan berkelanjutan dan memiliki komitmen untuk menyukseskan hal tersebut.
Pemerintah Indonesia juga membentuk Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan agar implementasi pembangunan berkelanjutan semakin merata.
Sekretariat bertujuan untuk melakukan koordinasi antar kegiatan pembangunan
berkelanjutan.

BAB VI : Pendekatan Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi adalah suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan
pengetahuan dari berbagai ilmu. Isu konseptual yang utama mucul dalam berbagai
literatur untuk ekonomi ekologi adalah nilai moneisme yang menyatakan secara tidak
langsung bahwa objek utilitas memiliki beberapa karakteristik umum yang
memungkinkan untuk bisa selalu dibandingkan, Nilai moneisme berada di belakang
analisis biaya manfaat yang menggunakan surplus konsumen untuk menilai keinginan
pilihan kebijakan publik. Selanjutnya yakni model aktor rasional yang merupakan titik
awal analisis ekonomi dalam membuat keputusan tanpa konteks sosial atau lingkungan,
hasil penelitian lain menunjukkan model aktor rasional belum mampu menjadi
instrument yang bisa memprediksi perilaku manusia secara menyeluruh, model aktor
rasional juga berkaitan dengan kontroversi seputar efeknya di masa mendatang

Isu konseptual selanjutnya yakni analisis marginal yang memiliki batasan,


misalnya terdapat pengurangan atau penambahan suatu spesies ke dalam ekosistem, hal
ini akan mempengaruhi spesies lain dan kestabilan dengan cara yang tidak terduga,
yang kemudian akan menimbulkan efek yang berbeda setiap kali perubahan terjadi.
Alternatif lain analisis marginal ialah penggunaan model input-output (IO) yang
diperluas untuk memeriksa pengaruh langsung dan tidak langsung dari perubahan besar
dalam struktur ekonomi. Perlakuan ketidakpastian adalah isu utama yang membagi ahli
ekonomi neo-liberal dan heterodoks, ahli ekonomi menyebutkan bahwa kesejahteraan
neoklasik juga mengurangi ketidakpastian terhadap risiko menjaga model keseimbangan
umum yang dapat ditundukkan. Dalam hal kebijakan, alternatif ekonomi ekologis untuk
mengasumsikan bahwa ketidakpastian dapat dikurangi menjadi risiko adalah prinsip
kehati-hatian yang menunjukkan bahwa membutuhkan sebuah kehati-hatian dalam
menghadapi ketidakpastian.

Faktor produksi dipisahkan dari konsumsi sehingga efisiensi produksi setara


dengan memaksimalkan kesejahteraan sosial. Mempsempit pilihan kebijakan ekonomi
ke ranah efisiensi mengarahkan pada kesimpulan bahwa mekanisme pasar harus
mnedorong adanya berbagai pilihan bernilai sosial. Hasil pasar hanya mencerminkan
keputusan konsumsi dari jutaan individu yang mandiri, bukan pilihan manusia sebagai
fenomena sosial. Ekonomi ekologis membedakan antara nilai individu dan pillihan
sosial. Teori ekonomi klasik memiliki teori mengenai produksi, namun setelah
dilakukan pendalaman teori tersebut bukanlah teori produksi, melainkan teori alokasi
jumlah tetap dan distribusi input produksi yang diberikan. Masalah utama yang dihadapi
adalah pengalokasian secara optimal, melalui pertukaran dari investasi tertentu dan
distribusi sumberdaya.

BAB VII : Keberlanjutan dalam Ekonomi Ekologi

Ekonomi ekologi adalah suatu cabang studi yang mempelajari hubungan antara
manusia dengan alam. Ekonomi ekologi berdasarkan pada ide mengenai bagaimana cara
manusia mnejalani kehidupannya dan termasuk dalam antara manusia dan hewan pada
lingkungan organik maupun antarorganiknya. Terdapat 2 poin penting yaitu ekonomi
ekologi banyak melibatkan berbagai disiplin ilmu yang relevan dan terdapat banyak
fenomena dan masalah yang berkaitan dengan ekonomi dan ekosistem yang dapat
diselesaikan dengan pendekatan klasik. Untuk bisa mempertahankan hidupnya, manusia
membutuhkan barang-barang yang berguna yang kebanyakan berasal dari alam.
Pemenuhan kebutuhan manusia juga menghasilkan limbah yang dibuang ke alam.
Aktivitas ekonomi manusia secara global memberikan pengaruh terhadap kualitas
lingkungan yang mempengaruhi kemampuannya untuk menyediakan bahan-bahan
untuk aktivitas ekonomi manusia. Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dari komponen
SDA harus seimbang dengan produk yang diambil dari alam dengan limbah dibuang ke
alam. Ketika resesi terjadi, perusahaan akan berusaha mempertahankan usahanya
dengan menguras sumberdaya alam yang tidak sedikit. Untuk membangun
perekonomian berkelanjutan diperlukan adanya kolaborsi ekonomi dan ekologi untuk
menstimulasi pembangunan. Suatu negara akan bisa menerapkan pembangunan
berkelanjutan apabila mampu mengatasi masalah degradasi lingkungannya. Selain itu
partisipasi masyarakat juga diperlukan untuk melestarikan lingkungan. Penurunan
fungsi sumberdaya adalah tanda lingkungan mulai terdegradasi. Hal tersebut dapat
mengancam keberlanjutan dari pembangunan ekonomi, sehingga perlu diperhatikan.
Kegiatan produksi yang dilakukan secara terus-menerus dapat menghasilkan limbah
yang tidak dapat ditampung oleh lingkungan dan menyebabkan kelangkaan SDA. Hal
ini menyebabkan munculnya pilihan antara melanjutkan pertumbuhan ekonomi atau
mencegah degradasi lingkungan.

BAB VIII : Keberlanjutan dan Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan ekonomi adalah suatu hal yang dimensional dan bersifat dinamis
karena adanya suatu proses integrasi yang terjadi karena populasi penduduk yang
semakin meningkat diikuti dengan perkembangan teknologi yang pesat mneyebabkan
adanya terobosan besar dalam perbaikan struktur ekonomi, perubahan tatanan sosial,
mampu mengurangi ketimpangan dan pengangguran. Pembangunan digunakan untuk
bisa mempertahankan dan memenuhi kebutuhan dasar dari manusia dan memperluar
pilihan-pilihan yang ada dalam bidang sosial dan ekonomi. Konsep pembangunan
berkelanjutan memiliki sifat normatif. Dengan memanfaatkan perspektif ekonomi,
ekologi, dan sosial, terdapat beberapa tema utama turunan dalam paradigma
pembangunan yaitu keberlanjutan ekonomi mengharuskan adanya berbagai jenis modal
untuk proses produksi, konservasi ekosistem dan sumberdaya alam, dan keadilan sosial
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam sistem demokrasi. Dengan teori
ekonomi neo-klasik, keberlanjutan berarti memaksimalkan kesejahteraan dari waktu ke
waktu. Menurut teori ekonomi standar, keberlanjutan adalah alokasi sumberdaya yang
efisien. Bagi ahli ekologi, keberlanjutan berarti pemeliharaan ketahanan dari ekosistem,
sehingga untuk mencapai keberlanjutan ekologi, perlu adanya modifikasi preferensi
konsumsi dan teknik produksi saat ini. Pendekatan ‘pengembangan manusia’ yang
menekankan masalah kebutuhan dan keadilan dasar berdasarkan teori ekonomi. Isu
kelestarian lingkungan berkaitan dengan kemiskinan dan ketidakadilan. Prinsip-prinsip
dari pembangunan berkelanjutan dengan jelas menyarankan adanya pedoman baru
dalam proses pembangunan. Karakterisik dari keberlanjutan yakni memiliki tujuan
jangka panjang, pengembangan kemampuan internal, kepedulian terhadap manajemen
sosial dan kepedulian terhadap ekkologis. Banyak yang menilai aktivitas ekonomi
global mengancam keberlanjutan dengan mengurangi kapasitas masa mendatang untuk
memenuhi kebutuhan saat ini.

BAB IX : Pertumbuhan Ekonomi dan Lingkungan Hidup

Pertumbuhan ekonomi penting untuk kesejahteraan ekonomi dan manusia


karena dapat merangsang munculnya teknologi. Kesejahteraan adalah konsep yang
bersifat multidimensial, tetapi pertumbuhan ekonomi tetap menjadi faktor penting untuk
mendorong perbaikan dimensi lain, sehingga penting untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan dalam standar hidup. Aset dan layanan yang disediakan oleh lingkungan
alam dapat digabungkan menjadi empat kategori besar yakni penyediaan layanan,
pengaturan layanan, layanan budaya, dan layanan pendukung, yang nantinya akan
memiliki harga pasar tertenu. Input langsung terhadap peningkatan kekayaan terbagi
menjadi 2 yakni sumberdaya yang terbarukan dan sumberdaya tidak terbarukan.

Lingkungan berkontribusi terhadap modal manusia seperti ruang hijau untuk


manusia melakukan aktivitas fisik yang menjadi faktor kunci kesejahteraan fisik.
Industri bertujuan menghasilkan energi terbarukan melalui pengolahan limbah dan
melalui produk dan teknologi yang mengurangi polusi. Hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan lingkungan terbagi menjadi 3 yaitu kurva lingkungan Kuznet
(menggambarkan hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas lingkungan),
pendekatan alternatif hubungan ekonomi lingkungan (teori batas yang
mempertibangkan kemungkinan bahwa batas lingkungan akan tercapai sebelum
ekonomi mencapai titik EKC), dan penggerek hubungan ekonomi dan lingkungan (efek
skala, efek komposisi, dan efek teknis). Kegagalan pasar dalam penyediaan dan
penggunaan sumberdaya alam berarti aset alam akan terlalu banyak digunakan karena
tidak adanya intervensi pemerintah. Instrumen kebijakan yang tersedia yakni perubahan
iklim, kebijakan terkait limbah, menyampaikan tujuan lingkungan yang lebih luas,
standar kendaraan, mengurangi polusi air di pertanian, rencana untuk pertahanan saat
banjir, dukungan untuk pengembangan kendaraan listrik, melakukan label produk dalam
energi dan mendorong efisiensi sumberdaya bisnis.

BAB X : Instrumen Kebijakan Lingkungan


Instrumen kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan seperti pajak dan
lainnya jika dihubungkan dengan tujuan pengelolaan lingkungan maka fungsinya akan
menjadi mendorong penggunaan dan pengelolaan sumberdaya alam agar lebih efisien
serta menerapkan Polluter Pays Principle sebagai pencegahan dan pengendalian
limbah. Pendekatan CAC terdiri dari perundangan, penegakan hukum dan peraturan
yang mengatur tujuan, standar dan teknologi yang harus dipatuhi sebagai yang
menghasulkan bahan pencemar. Keuntungan dari regulasi yakni memberikan cara
efektif untuk bisa mengontrol bahaya dan efeknya, kelemahannya yakni penegakan
hukum masih lemah, kelemahan peraturan lainnya, keterbatasan peraturan utama, dan
standarisasi dinilai terlalu mahal. Instrumen Ekonomi memberikan kebebasan memilih
pada agen-agen ekonomi untuk dapat memilih solusi yang paling menguntungkan.
Instrumen ekonomi yang dikembangkan harus memenuhi kriteria yaitu efektivitas
lingkungan, efisiensi ekonomi dan dampak yang terbatas terhadap daya saing.

Tipe-tipe instrumen ekonomi yakni biaya emisi atau pajak, biaya penggunaan,
biaya produk, biaya administrasi, perdagangan emisi, sistem pengembalian dana, dan
subsidi. Kelebihan dari instrument ekonomi yakni penyesuaian yang otomatis,
efektivitas, insentif, fleksibilitas, peningkatan pendapatan dan konsevasi sumberdaya
dan transmisi.

BAB XI : Perdagangan Internasional dan Lingkungan

Perdagangan internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk negara-


negara yang sedang berkembang atau dengan ekonomi yang rendah yaitu munculnya
hutang luar negeri karena proses ekspor dan impor. Hutang ini memaksa negara untuk
terus melakukan eksploitasi terhadap sumberdaya alam untuk melunasi hutang luar
negerinya. GATT bertujuan agar negara-negara maju mulai memberikan bantuan
berupa teknologi dan pengetahuan kepada negara-negara berkembang. Masih ada
negara maju yang belum berkomitmen untuk memenuhi sistem GATT karena masih
adanya proteksi terhadap hasil-hasil pertanian yang diekspor negara berkembang untuk
negara maju tertentu.

Prinsip dari perdagangan internasional dibagi menjadi empat yaitu Prinsip dasar
kebebasan berkontrak, Prinsip dasar Pacta Sunt Servanda, Prinsip dasar penyelesaian
sengketa dengan Arbitrase, Prinsip dasar kebebasan komunikasi. WTO adalah
organisasi perdagangan internasional yang berusaha untuk mewujudkan adanya liberasi
perdagangan dengan menghapuskan beberapa hambatan dalam proses perdagangan.
Dengan WTO Agreement, diharapkan dalam proses perdagangan internasional, apabila
suatu negara memberikan keistimewaan kepada negara lain, maka keistimewaan
tersebut harus berlaku untuk semua negara anggota WTO. Mempertimbangkan
internalisasi biaya linkungan hidup juga dapat digunakan untuk mencapai pembangunan
yang berkelanjutan, sehingga perdagangan negara berkembang tetap bisa berjalan. ISO
merupakan salah satu jenis standar internasional berkaitan dengan manajemen
lingkungan untuk membantu organisasi dalam meningkatkan efektivitas kegiatan
pengelolaan lingkungan.

Tiga acara pokok negara maju yang dapat digunakan dalam membantu negara
berkembang memperbaiki kondisi lingkungannya yaitu memberikan akses yang terbuka
dalam perdagangan dengan negara berkembang, meningkatkan hutang luar negeri dan
memberikan bantuan finansial. Metode proses produksi adalah semua jenis aktivitas
produksi yang dimulai dari pembuatan hingga produk siap dipasarkan. PPMs dapat
berimplikasi terhadap perlindungan lingkungan dan kesehatan dengan mendorong
negara berkembang menerapkan sistem produksi ramah lingkungan, menjadi instrumen
kebijakan suatu negara dalam mengutamakan perlindungan lingkungan dan kesehatan,
penerapan tidak bertentangan dengan ketentuan perdagangan internasional, apabila
diterapkan dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

BAB XII : Equity

Equity menyiratkan mengenai perlunya keadilan dalam distribusi keuntungan


dan kerugian, dan hak setiap orang terhadap kualitas dan standar hidup yang dapat
diterima. Intergenerational equity adalah konsep yang menyatakan bahwa manusia
memiliki lingkungan alam dan budaya yang sama baiknya dengan generasi sekarang
dan generasi lainnya. Ahli ekonomi memiliki spekulasi mengenai adanya ketidakadilan
ekonomi yang signifikan akan berdampak secara sosial. Keterkaitan antara
ketidaksetaraan ekonomi dan degradasi lingkungan menjadi bahan perhatian yang
mengantar debat baru mengenai tujuan sebenarnya dari ssitem ekonomi dan bagaimana
teori yang menjelaskan dan mendukung sistem ini seharusnya dinilai. Sebuah teori
pengembangan SAEJAS akan terus memberi perhatian yang signifikan terhadap tujuan
untuk menciptakan efisiensi.

Sasaran dari SAEJAS yakni perubahan teknologi produksi, mengubah komposisi


konsumsi sehingga berdampak pada produksi, dan pengurangan/penghentian
pertumbuhan output agregat. Penekanan prinsip kesetaraan menjadi penting karena
pertumbuhana ekonomi yang dapt menyebabkan degradasi lingkungan. Kurangnya
pendidikan memperburuk hidup serta mencegah untuk memberikan kontribusi positif
kepada masyarakat. Pertumbuhan ekonomi memiliki banyal kontribusi saat populasi
tersebut hidup di bawah tingkat kepuasan dengan kebutuhan dasar, namun bagi populasi
yang relative kaya, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan peningkatan
konsumsi dapat memiliki dampak positif dan negative terhadap kesejahteraan.

Untuk menemukan solusi ekonomi saat ini dan tidak menyebabkan bencana
ekologis di masa depan ialah dengan menyesuaikan solusi ekonomi dengan pemahaman
jangka panjang tentang kesejahteraan individu, kelompok, nasional dan global. Untuk
itu diperlukan partisipasi dan pengetahuan masyarakat untuk bisa melihat interaksi
sebab-akibat yang panjang. Karena semakin jelas bahwa kelestarian lingkungan tidak
dapat dicapai secara luas tanpa adanya keadilan sosial, maka akan terlihat bahwa
pengetahuan mengenai ekologi juga harus memberikan informasi dan bisa memulai
adanya diskusi mengenai norma dan tujuan yang diharapkan.

BAB XIII : Isu dalam Ekonomi Ekologi dan Pembangunan Berkelanjutan

Modal buatan manusia menjadi semakin relative banyak, dan modal-modal alam
menjadi semakin langka. Hal ini membuat terjadi kelangkaan pada modal alam karena
masyarakat memiliki pandangan bahwa modal alam dapat diganti dengan modal buatan
manusia. Logika dari ilmu ekonomi mengarahkan agar fokus pada faktor pembatas yang
ada untuk bisa menghemat modal alam dan buatan dalam jangka pendek dan
berinvestasi pada kenaikan dalam jangka panjang. Terdapat tiga masalah ekonomi yang
uatam yaitu alokasi, distribusi dan skala. Negara yang dianggap berhasil menerapkan
Ecology, Economy and Equity ialah Swedia, Denmark, Finlandia, German dan Perancis.
Swedia menjadi negara dengan tingkat keberhasilan SDG tertinggi karena menerapkan
prinsip E3. Pembangunan berkelanjutan dianggap sebagai pendekatan holistic terhadap
kebutuhan dan maslah masyarakat yang harus aktif membentuk semua bidang
kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai