Anda di halaman 1dari 14

MENGULAS BUKU: ECOLOGY,

ECONOMY, EQUITY (SEBUAH UPAYA


PENYEIMBANGAN EKOLOGI DAN
EKONOMI)
OLEH RITA PARMAWATI
JOANE MYRABELL LAHUTUNG
215030807111052
PROGRAM STUDI PARIWISATA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I: KESEIMBANGAN DALAM EKONOMI EKOLOGI


Ekologi merupakan analisis ilmiah dan studi interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Ekologi sendiri mencakup studi tentang interkasi yang dimiliki organisme
satu sama lain, organisme lain, dan komponen abiotik di lingkungan mereka.

Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang berarti tempat memproduksi,


mendistribusikan atau pertukaran, konsumsi, dan penyediaan layanan jasa. Transaksi
ekonomi terjadi ketika dua pihak menyetujuinilai atau harga barang atau jasa yang
ditransaksikan, biasanya dinyatakan dalam mata uang tertentu. Ilmu ekonomi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengalokasian sumberdaya, yang
mempunyai alternatif-alterntatis penggunaan, dalam memenuhi keinginan atau kebutuhan
manusia yang tidak terbatas.

Ekuitas berbicara tentang keadilan yang harus ada dalam diri manusia untuk dibawa
dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap komunitas memiliki hak yang sama untuk
mengakses sumberdaya dan kemudian tidak akan ada individu atau kelompok yang
dimintai pertanggungjawaban lebih besar atas beban lingkungan. Ekuitas merupakan
prinsip utama pembangunan berkelanjutan karena apabila ekuitas tidak ada maka dapat
menyebabkan degradasi lingkungan. Hal tersebut karna status sosial bisa menentukan
bagaimana seseorang bersikap ramah lingkungan atau tidak dalam setiap aktivitas mereka.
Hubungan antara prinsip ekologi dan ekonomi disebut sebagai ekonomi ekologi.
Ekonomi ekologi adalah sebuah kajian mengenai hubungan antara manusia dan alam. Atau
dengan kata lain, kajian ini menjelaskan mengenai interaksi antara sistem ekonomi dan
sistem ekologi. Manusia tidak terlepas dari adanya prinsip ekonomi karena manusia adalah
hewan yang istimewa yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi secara sosial antar
individu dan memiliki aktivitas ekonomi yang jauh berbeda dari hewan yang lainnya.

Ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang memiliki arti tempat memproduksi,
mendistribusikan atau pertukaran, konsumsi sedangkan pembangunan berkelanjutan sering
didefinisikan sebagai proses pembangunan yang dapat memebuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengurangi kemampuan lingkungan untuk menyediakan kebutuhan untuk generasi yang
akan datang. Keberlanjutan dari sistem lingkungan harus mampu mempertahankan
sumberdaya secara stabil, menghindari danya eksploitasi atau menjaga agar lingkungan
tidak kehilangan fungsi utamanya, menggunakan sumberdaya buatan untuk menggantikan
sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui.

Menurut Contanza et al., (1997) terdapat lima bukti bahwa subsistem ekonomi telah
mencapai batas dari ekosistem global sebagai sumber bahan dan penyerap limbah.

1. Bukti pertama adalah penggunaan biomassa oleh manusia


2. Bukti kedua adalah perubahan iklim
3. Bukti ketiga adalah kerusakan lapisan ozon
4. Bukti keempat adalah degradasi lahan
5. Bukti kelima adalah penurunan tingkat biodiversitas

BAB II: EKONOMI ALAM


Ekonomi sumberdaya alam berhubungan dengan penyediaan, permintaam, dan
alokasi sumberdaya alam ang ada di bumi. Tujuan utama dari ekonomi sumberdaya alam
adalah untuk lebih memahami peran sumberdaya alam dalam perekonomian sehingga dapat
dikembangkan metode pengelolaan sumberdaya yang lebih berkelanjutan untuk
memastikan ketersediaannya bagi generasi mendatang. Ekonomi sumberdaya alam secara
sistematis menggambarkan penggunaan sumberdaya alam secara rasional dan ekonomis
yang dilihat dari sudut pandang pengguna.

Secara garis besar terdapat dua macam sumberdaya yang ada di alam yaitu
Sumberdaya yang dapat diperbaharui dan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui.
Sumberdaya adalah sumber yang memiliki nilai intrinsik mereka sendiri atau bernilai untuk
berkelanjutan jangka panjang dan digunakan oleh manusia . salah satu masalah global yang
utama adalah tingkat pemanfaatan sumberdaya yang terus meningkatkan seiring dengan
populasi yang terus meningkat pula, sehingga menuntut adanya permintaan akan
sumberdaya yang memadai untuk memenuhi tuntuan generasi masa depan.

Sumber daya yang terbarukan merupakan sumber daya alam yang dapat disesuaikan
dengan berlalunya waktu, baik melalui reproduksi biologis atau proses alami lainnya yang
berulang. Sedangkan sumberdaya yang tidak terbarukan adalah sumberdaya yang tidak
dapat memperbaharui dirinya sendiri pada tingkat yang memadai untuk bisa diekstraksi
untuk kepentingan ekonomi yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Alam merupakan sumber dari adanya sumberdaya alam (sebagai input untuk proses
produksi dan konsumsi). Contohnya adalah sungai dapat berfungsi sebagai sumber air
untuk industri atau air minum, kemudian di lingkunganlah air limbah dilepaskan, kemudian
lingkungan juga digunakan untuk sarana rekreasi, untuk memancing, dan lain-lain. Dengan
meningkatnya tingkat aktivitas ekonomi dan meningkatnya jumlah spesies manusia,
ambang kapasitas asimilasi alam telah dilanggar, keempat fungsi ini menjadi kompetitif,
alam, serta ekosistemnya menjadi sumberdaya yang langka, dengan kecenderungan
kelangkaan yang semakin meningkat.

BAB III: ECO-ANALYSIS DAN GREEN GROWTH


Penentuan nilai biaya dan manfaat dari proyek yang dilakukan dapat dilihat dari
tingkat perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Sehingga
sering disebut dengan analisis evaluasi proyek.
Aspek ekonomi dan sosial digunakan untuk menilai seberapa besar manfaat dari
kegiatan yang dilakukan untuk masyarakat luas. Dampak aspek ekonomi dari adanya
sebuah kegiatan pembangunan dan investasi yaitu, ekonomi rumah tangga di sekitar dapat
meningkat, dapat menggali, mengatur, dan menggunakan secara maksimal ekonomi
sumberdaya alam, dan ekonomi daerah dapat meningkat.

 Cost effectivenes analysis

Berbagai tindakan akan dievaluasi dalam hal biaya peningkatan per indikator atau
langsung dengan banyak indikator. Hasil dari penilaiannya kemudian akan diurutkan dalam
biaya per unit dari nilai indikator yang dicapai.

 Cost benefit analysis

Manfaat dipandang sebagai ukuran untuk meningkatkan salah satu atau banyak
indikator yang dihitung dalam bentuk uang dan dinilai berdasarkan biaya. Sehingga hal
yang dilakukan adalah dengan memperkirakan manfaat yang ada untuk diterapkan dalam
pelayanan ekosistem.

 Green growth

Green growth dinilai sangat penting untuk bisa mengatasi tantangan dalam
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Menurut World Bank (2012) dan OECD
(2013), green growth sangat dibutuhkan dan dinilai dangat efisien secara ekonomi, karena
penting untuk negara-negara berkembang dapat meningkatkan keuntungan ekonomi dan
sosial yang signifikan. Kebijakan green growth membawa faktor lingkungan ke dalam
keputusan ekonomi sehingga mulai muncul pertimbangan efisiensi sumberdaya, mengubah
sistem energi, menilai modal alami dalam kalkulus ekonomi, dan menentukan eksternalitas
lingkungan.

 Green growth dan green economy

Green growth sangat terkait dengan gagasan green economy yang berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan sosial dan keadilan sosial secara keseluruhan, sekaligus
mengurangi risiko lingkungan dan penurunan kualitas ekosistem. Tujuan kedua konsep ini
adalah untuk mendorong kebangkitan kembali ekonomi global yang terganggu dengan
mengarahkan investasi di pasar produk dan layanan lingkungan dan pengembangan
infrastruktur “alami”, yaitu hutan, badan air atau keanekaragaman hayati.

BAB IV: SEJARAH PENGELOLAAN DAN PERKEMBANGAN LINGKUNGAN


 Sejarah Pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan Hidup di Dunia

Sejak tahun 1970-an, pandangan yang semakin menarik perhatian adalah bahwa umat
manusia memiliki waktu yang terbatas untuk bisa melakukan perkembangan yang akan
menunjang kehidupa orang-orang di dunia tanpa batas waktu dengan kualitas hidup yang
memuaskan. Untuk bisa mencapai tujuan tersebut, perlu untuk bisa menciptakan kondisi di
mana populasi yang ada tidak terlalu besar dan mengatasi kerusakan dan konflik
lingkungan yang terkait, mungkin selama beberapa dekade. Hasil oublikasi tahun 1972
tentang The Limits Growth yang memunculkan adanya pandangan “overshoot”, yang
mampu memperingatkan bahwa kebutuhan manusia dapat melampaui batasan secara global
dengan konsekuensi semakin sering terjadi bencana. Sehingga diperlukan sebuah
pemodelan yang disarankan agar pengelolaan lingkungan dan pembangunan semakin
efektif untuk bisa mencegah bencana dan memungkinkan beberapa perbaikan mata
pencaharian, kemudian lahirlah konsep pembangunan berkelanjutan dan hal ini mendapat
respons positif dari berbagai pihak. Pembangunan berkelanjutan adalah cara untuk bisa
melakukan pembangunan tanpa melebihi batas.

Antara abad ke-18 dan akhir 1940-an, sudut pandang yang berlaku di Barat adalah
bahwa alam adalah sesuatu untuk dipelajari, dicatat, dimiliki dan diekploitasi, dan bahwa
bumi hampir tidak terbatas dan tahan lama. Pada 1960-an sikap manusia mulai berubah.
Selamat empat dasawarsa terakhir, telah terjadi perkembangan ketertarikan pada isu
lingkungan oleh orang-orang di luar akademisi. Hal ini didorng oleh penyebab yang sangat
kompleks seperti polusi yang semakin nyata, hilangnya keanekaragaman hayati, penurunan
stok ikan, degradasi tanah, penggundulan hutan, sebuah kesadaran bahwa dunia ini terbatas
dan mudah rusak, perhatian pada tingkat pertumbuhan populasi manusia, dan kekhawatiran
tentang ancaman perang nuklir dan bencana teknologi yang tidak disengaja.

Pada tahun 1960-an minat masyarakat terhadap isu lingkungan telah meningkat.
Sehingga beberapa menyebut ini adalah „gerakan lingkungan‟, namun label
„environmentalisme‟ banyak digunakan untuk itu. para pengikut environmentalisme atau
pemerhati lingkungan adalah kelompok yang sangat beragam yang menganut berbagai
nilai, namun menganggap perhatian ekologis sebagai hal yang penting. Pada akhir 1980-an,
telah terjadi peluasan literatur dan liputan media tentang isu lingkungan dan pembangunan,
pertumbuhan dan pendidikan. Akibat perhatian pada lingkungan yang semakin meningkat
muncul konsep pembangunan berkelanjutan.

 Sejarah pengelolaan dan Perkembangan Lingkungan Hidup di Indonesia

Diuraikan menjadi tiga masa, yaitu Masa Arus Global pada tahun 1972, masa adanya
Komitmen Internasional, dan masa adanya Komitmen Nasional dalam pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia, serta Pasca Reformasi.

Konsep pengelolaan dan pembangunan hidup yang terjadi di Indpensia baru dimulai
saat adanya PELITA III. Pada saat itu difokuskan untuk bisa meletakkan dasar-dasar pada
pembuatan kebijakan dengan konsep “membangun dan tidak merusak”. Pada PELITA IV,
fokus dari kegiatannya adalah untuk menciptakan keselarasan antara masyarakat dengan
lingkungan hidup. Pada PELITA V, mulai adanya integrasi antara kegiatan-kegiatan
sebelumnya yang berupa pertimbangan pada tiga unsur yaitu kependudukan, lingkungan
hidup dan pembangunan guna mewujudkan konsep pembangunan berkelanjutan.

Pada tahun 1982, pemerintah Indonesia membuat peraturan perundang-undangan


mengenai pengelolaan lingkungan hidup dengan nama Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang kemudian
disingkat menjadi UUPPLH. Kemudian pada tahun 1992 berlangsung Earth Summit di Rio
de Janeiro yang menuntut adanya revisi pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982.
Sehingga terbentuk pada tahun 1997 terbentuk aturan baru dengan nama Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Berisi mengenai norma-norma hukum dari lingkungan hidup. Namun
UU ini masih belum bisa mengatasi masalah lingkungan yang berkaitan dengan
pembangunan secara maksimal. Sehingga dibuat peraturan baru dan adanya perubahan
menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

BAB V: SEJARAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Pembangunan berkelanjutan dapat didefinisikan sebagai proses pembangunan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa ini tetapi dengan tetap mempertahankan
stabilitasnya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Tujuan dari
pembangunan berkelanjutan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga
mampu meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut para ahli dalam Rahmatullah (2015), terdapat beberapa kaidah dalam
pembangunan berkelanjutan antara lain:

1. Pemerataan dan keadilan


2. Keberlanjutan ekologis
3. Keberlanjutan ekonomi
4. Keberlanjutan sosial budaya
5. Keberlanjutan politik
6. Keberlanjutan pertahanan dan keamanan
7. Pendekatan integratif, perspektif jangka panjang

Menurut Gladwin dan Clini et al., (2008), konsep dari pembangunan berkelanjutan
memiliki beberapa aspek penting seperti:

1. Inclusive (keseluruhan)
2. Connected (saling berhubungan)
3. Equitable (keadilan)
4. Prudent (kebijaksanaan)
5. Secure (keamanan)

Menurut Dipoyuda (1982), terdapat setidaknya lima komponen utama dalam


perencanaan strategi untuk menciptakan kesejahteraan melalui pembangunan berkelanjutan,
yaitu:

1. Pemenuhan segala kebutuhannya


2. Memberantas kemiskinan
3. Pembangunan dengan adanya partisipasi masyarakat
4. Adanya kekuasaan pemerintah
5. Melakukan pembangunan lingkungan yang berimbang.

BAB VI: PENDEKATAN EKONOMI EKOLOGI


Ekonomi ekologi merupakan suatu keseimbangan yang akan berperan dalam usaha
berkelanjutan untuk menyatukan antara teori ekonomi dan kebijakan dengan pengetahuan
dari berbagai bidang ilmu.

 Nilai Monisme

Nilai Monisme menyatakan secara tidak langsung bahwa semua objek utilitas memiliki
beberapa karakteristik yang umum yang memungkinkan untuk bisa selalu dibandingkan.

 The Rational Actor Model

Titik awal untuk analisis ekonomi adalah aktor rasional yang membuat keputusan tanpa
konteks sosial atau lingkungan. Eksperimen teori permainan dan hasil analisis laboratorium
yang melibatkan perilaku manusia telah menyebabkan munculnya keragian pada validitas
dari aktor rasional neoklasik. Temuan ini menunjukkan bahwa preferensi bersifat endogen,
artinya mereka bergantung pada konteks sosial, sejarah individu, dan preferensi sadar
pengembangan.

 Marginal Analysis
Margin dapat diartikan sebagai pandangan dalam sebuah ilmu ekonomi yang bertahap,
terus-menerus, dan progresif. Dapat dikatakan sebagai pandangan yang kurang sempurna
dari suatu proses evolusi. Apabila suatu margin berguncang secara acak dapat diartikan
sebagai motor penggerak perubahan evolusioner dalam suatu sistem ekonomi dan ekologi.

 The Treatment of Uncertainty

Perlakuan ketidakpastian adalah isu utama yang membagi ahli ekonomi neo-liberal dan
heterodoks. Dalam hal kebijakan, satu alternatif ekonomi ekologis untuk mengasumsikan
bahwa ketidakpastian dapat dikurangi menjadi risiko adalah prinsip kehati-hatian yang
menunjukkan bahwa membutuhkan sebuah kehati-hatian dalam menghadapi
ketidakpastian.

BAB VII: KEBERLANJUTAN DALAM EKONOMI EKOLOGI


Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara hewan
dan tumbuhan dengan lingkungannya baik lingkungan organik maupun anorganik.
Sedangkan ekonomi merupakan studi yang mempelajari manusia mengenai cara-cara untuk
hidup dan bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ekonomi
ekologi merupakan suatu cabang studi yang mempelajari hubungan antara huubungan
manusia dengan alam. Dengan kata lain, studi yang mempelajari interaksi-interaksi yang
terjadi pada sistem ekonomi dan sistem ekologi.

Pada pengertian ekonomi secara umum, ekonomi dimaknai sebagai sistem yang
tunggal dan lingkungan dimaknai sebagai satu lingkungan alami yang utuh, yaitu bumi.
Ekonomi terletak di dalam lingkungan, dan terjadi pertukaran energi dan bahan di
dalamnya. Pemenuhan kebutuhan manusia tanpa adanya interaksi dengan alam sangat
mustahil. Pada masa lalu, jumlah penduduk di dunia masih tergolong sedikit, sehingga
interaksi-interaksi yang dilakukan tidak berefek besar pada fungsi dari lingkungan, kecuali
secara lokal. Namun, pada tiga abad terakhir interaksi ini cenderung meningkat sehingga
dampaknya bisa dirasakan oleh semua manusia. Dalam sebuah sistem ekonomi, bahan-
bahan dari alam dianggap sebagai input dan setelah mengalami proses produksi akan
menjadikannya output, yang kemudian dapat menjadi sarana pemenuhan kebutuhan
manusia.

Penelitian yang dilakukan oleh Darwanto pada tahun 2007 menyatakan bahwa suatu
bangsa memiliki tujuan yaitu untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakatnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan
produktivitas pada semua bidang yang nantinya akan mendorong meningkatnya
perekonomian bangsa.

Terdapat dua hal yang sangat berkaitan dengan keberlanjutan suatu negara di masa
yang akan datang yaitu pembangunan dan degradasi lingkungan. Penurunan fungsi
sumberdaya adalah salah satu tanda bahwa lingkungan mulai terdegradasi. Beberapa contoh
dari degradasi lingkungan adalah lahan kritis, polusi udara, dan menurunnya
keanekaragaman hayati. Hal tersebut dapat mengancam keberlanjutan dari pembangunan
ekonomi, sehingga sangat penting untuk diperhatikan. Hal in menyebabkan munculnya
pilihan antara melanjutkan pertumbuhan ekonomi atau mencegah degradasi lingkungan.
Apabila ingin melakukan salah satunya maka ada hal yang perlu dikorbankan, contohnya
jika ingin melestarikan lingkungan maka harus membatasi perhatian pada pertumbuhan
ekonomi, begitu pula sebaliknya.

BAB VIII: KEBERLANJUTAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Pertumbuhan ekonomi adalah proses yang menyebabkan adanya peningkatan
perekonomian suatu wilayah sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat suatu wilayah
yang nantinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat tersebut. Pertumbuhan ekonomi
akan terjadi apabila output dari proses produksi mampu terdistribusi dan tumbuh secara
cepat dibandingkan dengan populasinya. Beberapa contoh pertumbuhan ekonomi adalah
peningkatan taraf kesehatan dan keamanan masyarakat. Sehingga, secara sederhana dapat
diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya peningkatan output per
kapita. Sedangkan pembangunan ekonomi merupakan suatu hal yang dimensional dan
bersifat dinamis karena adanya suatu proses integrasi yang terjadi karena populasi
penduduk yang semakin meningkat diikuti dengan perkembangan teknologi yang pesat
yang menyebabkan adanya terobosan besar dalam bidang perbaikan struktur ekonomi,
perubahan tatanan sosial, mampu mengurangi ketimpangan dan pengangguran.

Pembangunan berkelanjutan adalah langkah untuk bisa menyelaraskan,


mengintegrasikan, dan menyamaratakan aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup. Keberlanjutan adalah suatu proses untuk bisa menjaga kapasitas sistem
ekonomi dan lingkungan agar mampu terus memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia di
masa yang akan datang.

Banyak masalah yang menghambat kemajuan menuju keberlanjutan dan


pembangunan berkelanjutan. Tantangan tersebut memiliki kriteria seperti perlunya
koordinasi secara global, perlunya relevansi dengan pengambil keputusan, dan perlunya
kerjasama untuk perkiraan kondisi lingkungan masa depan dan konsekuensinya bagi
manusia. Beberapa tantangan untuk keberlanjutan seperti penerapan standar perlindungan
lingkungan hidup, mengidentifikasi dampak eksternal dari kegiatan di luar tingkat lokal,
mencari adanya keberlanjutan sosial, partisipasi sains dan teknologi, mencocokkan
penilaian standar secara global, penggunaan pendekatan yang holistik, pemberantasan
kemiskinan, pembangunan masyarakat, penggunaan indikator komplementer yang jelas
pada penilaian, dan sebagainya.

BAB IX: PERTUMBUHAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN HIDUP


Lingkungan memainkan peran kunci dalam perekonomian manusia, sebagai
penyedia bahan yang kemudian masuk ke dalam proses produksi dan melalui banyak
layanan yang diberikannya. Lingkungan menyediakan layanan lain yang merupakan
penunjang kegiatan ekonomi lainnya, seperti penyerapan karbon, penyaringan polusi udara
dan air, melindungi daerah dari risiko banjir, dan pembentukan tanah. Hal ini juga penting
untuk kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan kesempatan untuk rekreasi,
meningkatkan taraf kesehatan, dan banyak lagi.

OECD mendefinisikan modal alam sebagai aset dari alam yang berperan untuk
menyediakan input sumberdaya alam dan jasa lingkungan dalam proses produksi ekonomi.
Modal alam berkontribusi terhadap output ekonomi melalui dua jalur utama yaitu, secara
langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung sebagai masukan terhadap proses
kegiatan ekonomi, sedangkan secara tidak langsung melalui pengaruhnya terhadap
produktivitas faktor produksi lainnya.

BAB X: INSTRUMEN KEBIJAKAN LINGKUNGAN


Lingkungan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja karena lingkungan adalah barang
publik. Namun tetap masing-masing pribadi memiliki tanggung jawab dalam
penggunaannya, sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah untuk terlaksananya hal
tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut maka instrumen yang dapat digunakan adalah
instrumen perintah instrumen pengawasan (command and control) serta economic
incentives. Kedua instrumen ini memiliki tujuan untuk mendorong masyarakat agar mulai
berpartisipasi dalam mengelola dan menjaga lingkungan, karena kemampuan pemerintah
juga terbatas. Instrumen kebijakan ekonomi dalam pembiayaan pengelolaan secara khusus
dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu, kebijakan insentif dan subsidi, kebijakan
disinsentif, pajak dan retribusi, dan kebijakan penentuan harga dari sumberdaya. Sehingga
fungsi dari instrumen ini adalah untuk mendorong penggunaan dan pengelolaan
sumberdaya alam yang lebih efisien, juga untuk menerapkan prinsil Polluter Pays
Principle, sehingga limbah buangan akibat tindakan seseorang atau perusahaan terhadap
kelompok masyarakat lain dapat dibatasi.

Terdapat beberapa jenis instrumen ekonomi yang digunakan untuk menunjang


keberlanjutan dari lingkungan seperti, (1)biaya emisi atau pajak yang mencakup biaya
pembuangan air, biaya pembuangan limbah, biaya polusi udara, biaya kebisingan, (2)biaya
penggunaan, (3)biaya produk, (4)biaya administrasi, (5)perdagangan emisi yang didasarkan
pada prinsip bahwa setiap kenaikan kuantitas dari emisi harus diimbangi dengan penurunan
emisi yang setara atau lebih besar, (6)sistem pengembalian dana, (7)subsidi

BAB XI: PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN LINGKUNGAN


Perdagangan internasional memiliki dampak yang cukup parah untuk negara-negara
yang sedang berkembang atau negara dengan tingkat ekonomi yang rendah, yaitu
munculnya hitang luar negeri karena proses ekspor dan impor. Hutang ini memaksa negata
untuk terus melakukan eksploitasi terhadap sumberdaya alam yang ada di negaranya untuk
bisa melunasi hitang luar negerinya.

Prinsip dari perdangangan Internasional dibagi menjadi empat yaitu, prinsip dasar
kebebasan berkontrak, prinsip dasar Pacta Sunt Servanda, prinsip dasar penyelesaian
sengketa dengan arbitrase, dan prinsip dasar kebebasan komunikasi. Dan terdapat dua
masalah utama yang dikhawatirkan negara-negara berkembang yaitu, faktor lingkungan
dapat menghambat proses perdagangan internasional dan ketakutan akan adanya relokasi
industri dan arus investasi yang menguntungkan negara maju.

BAB XII: EQUITY


Prinsip utama di balik pembangunan berkelanjutan adalah keadilan dan equity antar
sektor. Equity berbicara tentang keadilan. Equity berasal dari konsep keadilan sosial. Ini
merupakan kepercayaan bahwa ada beberapa hal dasar yang harus dimiliki oleh setiap
orang, bahwa ada kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, bahwa tanggungan dan upah
seharusnya tidak terlalu berbeda pada seluruh lapisan masyarakat, dan kebijakan tersebut
harus diarahkan untuk tidak mendukung adanya keberpihakan, dan mendukung pada
kejujuran dan keadilan.

BAB XIII: ISU DALAM EKONOMI EKOLOGI DAN PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN
Saat ini mulai terjadinya perubahan di dunia. Di mana awalnya keadaan dunia
masih seimbang antara sumberdaya alam dan kebutuhan manusia sehingga masih banyak
area konservasi dan lokasi yang mengandung banyak sumberdaya alam. Namun, sekarang
area-area tersebut sudah dikonversi menjadi area pemanfaatan untuk kepentingan manusia.
Hal ini membuat kelangkaan pada modal alam karena masyarakat memiliki pandangan
bahwa modal alam dapat diganti dengan modal buatan manusia.

Indonesia yang berada pada jalur strategis lingkungan yang baik, terus melakukan
kegiata pembangunan ekonomi untuk mensejahterakan rakyatnya, namun hal ini
berdampak pada terdegradasinya sumberdaya alam yang ada. Hal ini dikarenakan aspek
perlindungan dan pelestarian lingkungan yang terabaikan. Apabila terus berlanjut akan
berdampak pada pencemaran udara, pencemaran air, kerusakan tanah, alih fungsi lahan
pertanian, kerusakan hutan, perubahan iklim, kebakaran, dan lainnya. Selain itu, dapat
mendorong munculnya kemiskinan pada masyarakat yang bergantung pada sumberdaya
alam yang ada untuk pemenuhan kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai