Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.


Terjaganya lingkungan menjadikan kualitas hidup manusia lebih baik.
Kenyataannya yang dihadapi saat ini adalah terjadinya kerusakan
lingkungan. Faktor penyebabnya antara lain adalah kegiatan manusia yang
mencemari linkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup akibat aktivitas
manusia pada umumnya disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat
terhadap akibat dan tindakannya. Misalnya kebiasaan membuang sampah
di sembarang tempat yang tidak disadari akan menyebabkan pencemaran.

Lingkungan juga dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di


sekitar manusia dan mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Serta taraf kehidupan manusia juga
dapat ditinjau dari segi lingkungan dan ekonomi yang berkembang di
dalamnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi sangat diperlukan dalam


memenuhi kebutuhan, oleh karenanya ekonomi merupakan salah satu ilmu
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, ekonomi
sebagai alat untuk mengukur tingkat kemajuan dalam suatu negara, apakah
keadaan ekonomi yang baik atau semakin memburuk. Terkadang ekonomi
dapat mengalami perubahan yang tidak stabil sehingga ketika saat
ekonomi berada pada titik ketidakstabilan akan ada banyak kerugian di
alami. Salah satu kerugian yang dapat di amati dari perubahan ekonomi
yang tidak stabil adalah dapat berimbas pada lingkungan yang tidak
sinergis dan kapasitas serta integritas kesejahteraan manusia menurun.

Berkaitan akan permasalahan tersebut, maka kami membuat


makalah tentang “Hubungan Ekonomi dan Lingkungan” agar dapat
mengetahui bagaimana dampak positif yang terjadi pada ekonomi yang
baik selain itu juga dapat mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan
serta penanganan yang tepat dalam mengatasi permasalahan ekonomi yang
terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari ekonomi dan lingkungan?
2. Apakah fungsi dari ekonomi dan lingkungan?
3. Apakah dampak ekonomi terhadap lingkungan?

1
4. Bagaimana hubungan antara ekonomi dan lingkungan?
5. Bagaimana pencegahan dampak negatif ekonomi yang tidak stabil
terhadap lingkungan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ekonomi dan lingkungan
2. Mengetahui fungsi dari ekonomi dan lingkungan
3. Mengetahui dampak ekonomi terhadap lingkungan
4. Mengetahui hubungan antara ekonomi dan lingkungan
5. Mengetahui pencegahan dampak negatif ekonomi yang tidak stabil
terhadap lingkungan

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hubungan Ekonomi dan Lingkungan

1. Pengertian Ekonomi

Secara umum ekonomi dapat diterjemahkan sebagai sebuah


bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu,
masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan
tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi
dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan
kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.
 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 1 – 5 tentang
Pengertian Perekonomian, Pemanfaatan SDA, dan Prinsip
Perekonomian Nasional, berbunyi :
 AYAT 1 “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan”.
 AYAT 2 “Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara
dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
Negara”.
 AYAT 3 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
 AYAT 4 “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.
 AYAT 5 “Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal
ini diatur undang-undang”.
 Menurut para ahli
1. Abraham Maslow
Ekonomi adalah suatu bidang keilmuan yang dapat
menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia lewat
penggemblengan seluruh sumber ekonomi yang tersedia
berdasarkan pada teori dan prinsip dalam suatu sistem
ekonomi yang memang dianggap efisien dan efektif.
2. Paul Anthony Samuelson
Ekonomi adalah suatu cara yang dipakai oleh seseorang atau
kumpulan orang dalam memanfaatkan sumber-sumber yang

3
terbatas untuk memperoleh berbagai macam komoditi dan
produk serta menyalurkannya supaya dapat dikonsumsi oleh
masyarakat banyak.
3. Hermawan Kartajaya
Ekonomi adalah suatu wadah dimana sektor industri sedang
melekat diatasnya.

2. Pengertian Lingkungan

Secara umum lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi


fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi
surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun
di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala yang ada di sekitar
manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 22 ayat (1)


bahwa “setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki Amdal” dan Pasal 34 ayat (1) bahwa
“setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib
Amdal, wajib memiliki UKL-UPL”. Dokumen lingkungan ini digunakan
sebagai instrumen pencegahan pencemaran dan untuk meminimasi
dampak yang dihasilkan dari usaha, maka setiap pemrakarsa yang
usahanya menghasilkan dampak negatif ke lingkungan baik fisik maupun
non fisik, kualitas dan integritas dokumen lingkungan (Ross, 2006).

2.2 Fungsi dan Peran Ekonomi Terhadap Lingkungan

1. Fungsi Ekonomi

a. Meningkatkan hubungan dan kerjasama ekonomi antara Indonesia


dengan negara akreditasi atau organisasi internasional serta lembaga-
lembaga resmi lainnya.
b. Penyebarluasan informasi mengenai situasi dan perkembangan
ekonomi Indonesia di berbagai forum melalui berbagai program dan
kegiatan.
c. Sebagai penyedia dorongan untuk berproduksi.
d. Berfungsi dalam mengoordinasi kegiatan individu dalam suatu
perekonomian.
e. Sebagai pengatur dalam pembagian hasil produksi di seluruh
anggota masyarakat agar dapat terlaksana seperti yang diharapkan.
f. Menciptakan mekanisme tertentu agar distribusi barang dan jasa
berjalan dengan baik.

4
2. Fungsi Lingkungan

Lingkungan dengan kualitas baik akan sangat penting bagi


terciptanya kehidupan manusia yang sehat, aman dan sejahtera. Kualitas
tersebut dikatakan baik jika keadaan unsur hayati maupun fisik yang ada
mampu mendukung kehidupan berbagai spesies. Hal ini dapat dilihat
dengan mengetahui daya dukung lingkungan bagi kehidupan.

Namun , daya dukung lingkungan bukanlah tanpa batas. Ia


memiliki keterbatasan , baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.
Dengan kata lain, ia dapat mengalami penurunan kualitas atau kuantitas
sekaligus. Jika hal ini terjadi, maka ia tidak dapat berfungsi lagi
sebagaimana seharusnya.

Menurunnya kualitas lingkungan berarti hilangnya berbagai


manfaat yang disediakan alam bagi manusia. Berbagai manfaat dari
lingkungan terhadap manusia diantaranya, adalah :

a. Tempat untuk bertahan hidup (survival).


b. Tempat untuk bersosialisasi dengan yang lain.
c. Tempat untuk mencari penghidupan atau kekayaan.
d. Tempat untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan.
e. Sebagai tempat atau saran untuk kebudayaan atau kesenian.
f. Sebagai tempat edukasi atau pendidikan.
g. Sebagai tempat kita dalam beraktivitas.
h. Menyediakan berbagai unsur-unsur penting bagi kehidupan.
i. Menyediakan sumber-sumber kehidupan bagi makhluk.
j. Menyediakan berbagai keperluan bagi makhluk.
k. Manfaat tumbuhan dan satwa liar dalam menyerap karbon.
Kemudian manfaat kelelawar dalam penyerbukan bunga, buah
seperti durian. Peran kerang atau tiram dalam menetralisir zat
pencemaran laut.
l. Manfaat alam menyediakan berbagai sumber obat-obatan, penelitian,
pengetahuan, kesehatan.

2.3 Dampak Ekonomi Terhadap Lingkungan

1. Dampak Positif

Beberapa dampak positif pertumbuhan ekonomi terhadap


lingkungan hidup, antara lain:

1. Terbukanya lapangan pekerjaan yang dapat mengurangi


pengangguran.
2. Dengan adanya lapangan pekerjaan maka dapat meningkatkan taraf
hidup.
3. Termanfaatkannya sumber daya alam potensial.

5
4. Peningkatan ketersediaan barang pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat.
5. Peningkatan pendapatan masyarakat secara keseluruhan.
6. Tercapainya pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja.
7. Penyediaan kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman.

2. Dampak Negatif

Ada beberapa dampak negatif pertumbuhan ekonomi terhadap


lingkungan hidup, antara lain:

1. Pemanfaatan sumber daya alam yang kurang bertanggung jawab


mengakibatkan kerusakan lingkungan.
2. Dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hidup jika proses
produksi tidak dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada.
3. Terjadi kerusakan fisik lingkungan hidup.
4. Peningkatan urbanisasi.
5. Penurunan kesehatan masyarakat.
6. Rekayasa genetika untuk memproduksi makanan atau pertanian.
Modifikasi genetik makanan berpotensi meningkatkan racun atau
penyakit.

2.4 Bagaimana Hubungan Ekonomi dan Lingkungan

Didalam ilmu ekonomi, ada yang namanya ilmu ekonomi


lingkungan atau ekonomi lingkungan, yaitu ilmu yang mempelajari
beragam kegiatan atau aktivitas manusia dalam pemanfaatan Sumber Daya
Alam (SDA) dan lingkungannya yang terbatas. Sehingga fungsi dari
lingkungan atau SDA tersebut bisa dipertahankan dan penggunaannya bisa
ditingkatkan dalam waktu yang panjang dan berkelanjutan.

Ekonomi lingkungan memakai konsep-konsep yang sudah ada


dalam ilmu ekonomi. Hal yang paling mendasar yang membedakan ilmu
ekonomi lingkungan dari bidang ekonomi lain ialah fokus ekonomi
lingkungan pada aktivitas ekonomi yang berpengaruh pada lingkungan.

Selain itu, keputusan ekonomi baik dalam masyarakat, perusahaan,


atau pemerintah yang bisa merugikan bagi lingkungan alam. Pembuangan
limbah ke lingkungan juga mengakibatkan polusi dan dapat merusak
ekosistem serta mengakibatkan penggunaan SDA tidak optimal.

Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, masalah ekonomi


yang timbul dikarenakan biaya lingkungan yang tidak dimasukkan ke
dalam biaya produksi. Hal itu menyebabkan kerugian bagi pasar. Masalah
lingkungan pun menyebabkan adanya inefisiensi alokasi sumber daya
alam serta lingkungan saat proses produksi.

6
Sebagai contoh adalah pencemaran sumber daya alam. Akibat dari
pencemaran sumber daya alam atau lingkungan yang mengakibatkan
timbulnya biaya adalah sebagai berikut.

a) Mengakibatkan manusia menjadi tidak nyaman.


b) Berdampak buruk bagi kesehatan dan produktivitas.
c) Sumber Daya Alam dan lingkungan yang memiliki fungsi
dasar ekologis menurun kualitasnya.
d) Sumber Daya Alam dan lingkungan sebagai penyedia
bahan baku menurun kuantitasnya.

Hakekat peranan lingkungan yang utama ialah sebagai berikut.

a) Sumber bahan mentah yang dapat diolah menjadi setengah


jadi, barang jadi, atau yang bisa langsung dikonsumsi.
b) Sebagai pengolah limbah alami (asimilator).
c) Sumber kesenangan.

Perkembangan waktu serta peradaban menyebabkan ikut


berkembangnya pembangunan bagi kesejahteraan manusia. Akan tetapi,
perkembangan peradaban justru menyebabkan menurunnya fungsi serta
peranan lingkungan. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi-kondisi berikut
ini.

a) Semakin langka atau berkurangnya bahan mentah yang ada


di alam.
b) Semakin berkurangnya kemampuan alam dalam mengolah
limbah secara alami disebabkan limbah yang terbuang di
alam melebihi daya tampung alam itu sendiri.
c) Menurunnya kemampuan alam dalam penyediaan
kegembiraan dan kesenangan secara langsung. Hal ini
disebabkan, telah berubahnya fungsi sumber daya alam
serta meningkatnya pencemaran.

Dalam kegiatannya ada beberapa langkah pemanfaatan SDA


berkelanjutan, yaitu :

a) Mempertahankan cadangan SDA


Memanfaatkan cadangan SDA yang terbaharui
sehingga tidak melebihi laju pertumbuhan.
Mempertahankan cadangan yang sudah terbukti dengan
cara penemuan cadangan baru yang melebihi laju produksi.
b) Diversivikasi Sumber Daya Alam
Meminimalkan dampak negatif pada lingkungan
yang diakibatkan oleh pemanfaatan Sumber Daya Alam.

7
Teori ekonomi menjelaskan bahwa secara ekonomi kehadiran
pencemaran secara fisik tidak merugikan. Artinya, walaupun secara
ekonomi pencemaran tersebut ada dan menimbulkan dampak negatif, tidak
serta-merta pencemaran tersebut harus dihilangkan sama sekali. Karena
mengurangi pencemaran pada tingkat sama dengan nol, berarti tidak
melakukan aktivitas ekonomi sama sekali. Salah satu caranya adalah
dengan penghilangan atau penurunan atau minimalisasi dampak negatif
yang menimpa orang lain/lingkungan melalui proses pembersihan.

Instrumen ekonomi diterapkan untuk membawa kegiatan ekonomi


yang optimal. Menurut Tietenberg (1998) dan Grafton, et al. (2004),
beberapa instrumen ekonomi yang dapat diterapkan untuk pengelolaan
lingkungan dan pengendalian pencemaran adalah sebagai berikut.

a) Pajak : Dalam hal ini pelaku pihak yang melakukan kegiatan


ekonomi dikenakan pajak atas pencemaran yang dilakukan.
Besarnya pajak yang dibebankan adalah sama dengan nilai yang
ditimbulkan akibat pencemaran tersebut. Karena adanya pajak,
pencemar akan menurunkan kegiatan ekonominya, dan sebagai
akibatnya tingkat pencemaran akan turun. Sebagai contoh,
Mourato, Ozdemiroglu, dan Foster (2000) menghitung pajak
lingkungan untuk produsen pestisida. Untuk setiap unit produksi
pestisida, diusulkan kena pajak sebesar 60% dari harga biasa.
b) Kuota : Dalam hal ini kegiatan ekonomi dibatasi pada tingkat
pencemaran yang optimal. Jika kuota ini dilanggar, akan ada denda
sebesar jumlah yang dirugikan akibat adanya kelebihan
pencemaran.
c) Izin Pencemaran : dalam hal ini, pihak yang akan melakukan
kegiatan ekonomi harus membeli izin dari pemerintah untuk
mencemari lingkungan. Besarnya biaya perizinan tergantung dari
tingkat pencemaran yang akan ditimbulkan. Makin besar dan
mahal biaya perizinan, makin banyak tingkat pencemaran yang
diperbolehkan.
d) Denda Pencemaran : Dalam hal ini, pihak yang melakukan
kegiatan ekonomi harus membersihkan limbahnya sebelum
membuang ke lingkungan. Adanya proses pembersihan ini
memerlukan biaya yang semakin besar jika tingkat pencemarannya
tinggi. Akibatnya kegiatan ekonomi akan dikurangi. Jika hal ini
dilanggar, akan dikenakan denda yang senilai dengan harga alat
pembersih limbah.

Pada prinsipnya, instrumen ekonomi dapat digunakan untuk


pengendalian pencemaran dalam pengelolaan lingkungan secara
berkelanjutan. Namun sebelum penerapan instrumen tersebut dilakukan,
perlu diketahui pihak-pihak yang terkait dengan pencemaran lingkungan.
Dengan demikian, penerapan intrumen ekonomi tidak salah sasaran.

8
2.5 Pencegahan Dampak Negatif Ekonomi Yang Tidak Stabil Terhadap
Lingkungan

Berikut upaya pencegahan atas dampak ketidakstabilan ekonomi


terhadap lingkungan dengan salah satu metode valuasi ekonomi.

Valuasi Ekonomi

Dalam pengelolaan pencemaran lingkungan, para pengambil


kebijakan akan menggunakan sejumlah teknik valuasi ekonomi untuk
menentukan nilai ekonomi dari suatu barang lingkungan. Dengan memiliki
informasi yang lengkap, para pengambil kebijakan dapat memprioritaskan
dalam menentukan instrumen ekonomi yang diperlukan untuk
pengendalian pencemaran. Berikut ini akan dibahas secara singkat
beberapa teknik valuasi dan contohnya.

1) Teknik Berdasarkan Nilai/Valuasi Pasar

Teknik ini menggunakan nilai/harga pasar aktual/wajar


sebagai harga yang dianggap mendekati nilai dari barang dan jasa
lingkungan yang dihasilkan oleh kawasan bersih. Sebagai contoh,
penduduk setempat tidak membayar kayu bakar yang mereka ambil
dari suatu kawasan konservasi. Suatu teknik yang sederhana untuk
menentukan nilai dari kayu bakar tersebut adalah dengan cara
membandingkannya dengan harga produk kayu bakar yang dijual
di pasar setempat. Prinsip dari metoda ini adalah dasar penentuan
nilai ekonomi kawasan dari hasil produksi dan kesehatan
masyarakat.

Lingkungan yang bersih menjamin ketahanan industri-


industri yang bertumpu terhadap sumber daya alam produktif.
Sehingga jika lingkungan rusak akibat kegiatan ekonomi, hal
tersebut akan menyebabkan jumlah produksi menurun. Harga pasar
dari jumlah produksi yang hilang tersebut merefleksikan nilai
ekonomi dari kerusakan lingkungan (Garrod dan Willis, 1999).
Sebagai contoh, Cannon (1999) mengestimasi dampak ekonomi
akibat praktik eksploitasi hutan terhadap perikanan tradisional di
kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. Eksploitasi hutan di
kepulauan ini seluas 750 hektar per tahun, yang menyebabkan
meningkatnya sedimentasi kira-kira 3.750 meter dari garis pantai
dan menganggu terumbu karang yang mendukung perikanan
tradisional tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan jumlah
tangkapan ikan sebesar 50% atau mengalami kerugian sebesar
Rp2,3 miliar per tahun.

9
2) Teknik Berdasarkan Biaya

Teknik ini menghitung biaya oportunitas dari lingkungan


yang bebas pencemaran. Biaya/kerugian yang dialami oleh
masyarakat akibat hilangnya akses pemanfaatan lingkungan dan
biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan barang dan jasa
yang secara alami disumbangkan oleh lingkungan merupakan nilai
dari kerusakan lingkungan. Teknik ini masih dibagi menjadi
beberapa cara sebagai berikut. Pertama adalah biaya kesempatan.
Nilai ekonomi lingkungan bersih dapat diketahui melalui net
present value dari berbagai alternatif penggunaan lahan. Sebagai
contoh, dapat diperkirakan nilai sekarang sebuah hutan alam
dengan menghitung manfaat ekonomi yang dapat dikuantifikasi
dan biaya pengelolaannya. Kedua adalah biaya pencegahan.
Lingkungan yang bersih dapat menghindari kerugian masyarakat.
Sebagai contoh, fungsi keutuhan hutan bagi pengendalian banjir di
daerah sekitarnya (Ashari, 2003). Seandainya penebangan hutan
dilakukan, masyarakat dan pemerintah harus mengeluarkan biaya
penanggulangan banjir. Biaya tersebut merefleksikan nilai
ekonomi hutan tersebut. Ketiga adalah biaya pengganti.
Lingkungan berfungsi mempertahankan kualitas lahan dan siklus
unsur hara. Jika terjadi penggundulan hutan, hal tersebut akan
meningkatkan erosi tanah dan hilangnya lapisan tanah yang subur
yang mengandung banyak unsur hara. Unsur hara tersebut dapat
diganti oleh pupuk. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
pupuk merefleksikan nilai ekonomi dari lingkungan. Sebuah studi
di daerah aliran sungai Magat di Filipina menunjukkan bahwa nilai
ekonomi dari nitrogen, fosfat, dan kalium antara US$50 - $127 per
hektar (Barbier, 1995). Di Indonesia, nilai kerugian akibat erosi
karena penebangan hutan untuk perluasan pertanian juga telah
dilaporkan.

3) Teknik Biaya Perjalanan

Teknik ini menentukan nilai rekreasi dari kawasan


konservasi dengan melihat kesediaan membayar para pengunjung
(Grafton et al., 2004). Teknik ini menunjukkan bahwa nilai
kawasan konservasi bukan hanya dari tiket masuk saja, tetapi juga
mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan pengunjung menuju
lokasi kawasan konservasi dan hilangnya pendapatan potensial
mereka karena waktu yang digunakannya untuk kunjungannya
tersebut. Teknik ini menunjukkan bahwa para pengunjung lebih
sering bersedia membayar lebih besar dari tiket masuk ke taman
nasional. Perbedaan antara harga tiket dan kesediaan mereka
membayar tersebut dalam ilmu ekonomi sering disebut sebagai
surplus konsumen. Dari data ini para ahli ekonomi dapat membuat
kurva permintaan yang menunjukkan nilai total rekreasi dari suatu
kawasan konservasi, misalnya Taman Nasional.

10
4) Metode Contingent Valuation

Teknik ini digunakan pada saat tidak ada pasar yang


relevan terhadap barang dan jasa lingkungan. Teknik ini
membangun variabel-variabel pasar yang secara langsung bertanya
kepada individu-individu tentang kesediaan mereka membayar
barang dan jasa lingkungan yang mereka peroleh serta kesediaan
mereka menerima kompensasi jika barang dan jasa lingkungan
tersebut tidak dapat mereka manfaatkan lagi (Mourato,
Ozdemiroglu & Foster, 2000). Teknik-teknik ekonometrik
digunakan digunakan untuk memperoleh sebuah fungsi permintaan
akan jasa sumberdaya alam dan lingkungan valuasi dari responden.
Studi yang mempergunakan teknik ini membutuhkan pertanyaan-
pertanyaan survei, implementasi dan pengambilan sampel secara
hati-hati supaya mendapatkan penyimpangan yang minimal.
Valuasi ekonomi lingkungan merupakan pekerjaan yang tidak
mudah. Namun ini dapat dilakukan dengan menggunakan hasil
valuasi yang telah dilakukan oleh tim ahli untuk menilai
pencemaran lingkungan yang sejenis. Istilah ini disebut dengan
transfer manfaat (Garrod dan Willis, 1999). Cara ini dianggap valid
jika digunakan untuk mengambil kebijakan dalam memberikan
kompensasi kepada pihak yang dirugikan, dan memberikan subsidi
kepada pihak yang telah melakukan perbaikan lingkungan (Ready,
et al., 2004; Rozan, 2004).

11
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tujuan akhir pengelolaan sumber daya alam adalah kesejahteraan


masyarakat dengan tujuan antara seperti sumber devisa, pemenuhan
kebutuhan manusia, pelestarian lingkungan, pembangunan daerah atau
masyarakat dan pemerataan.

Keterkaitan antara ekonomi dan lingkungan dapat di ringkas ke


dalam tiga macam hubungan yang saling terkait yaitu terdapat hubungan
positif antara jumlah dan kualitas barang sumber daya dengan
pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, maka
kebutuhan akan sumber daya alam semakin meningkat.

3.2. Saran

Dengan demikian pembangunan ekonomi yang mesti di terapkan


adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam arti tidak
menguras sumber daya alam dan merusak lingkungan.

12
Daftar Pustaka

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Garrod, G. and Willis, K.G. 1999. Economic Valuation of the Environment:


Methods and Case Studies. Cheltenham : Edward Elgar.

Hikmat, R., Yusran, dan Dudung, D. 2003. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Otonomi Daerah. Bandung : Alqaprint Jatinagor.

Ilmu geografi. 2015. Fungsi Lingkungan Hidup Bagi Manusia. Online.


https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/fungsi-lingkungan-hidup-bagi-
manusia.(Diakses tanggal 11 November 2017).

Ross, W.A., Saunders, A.M. and Marshall, R. 2006. Common Sense in


Environmental Impact Assessment: ‘It Is Not As Common As It Should Be,
Impact Assessment And Project Appraisal’. Online.
http://docserver.ingentaconnect.com/common-sense-in-environmental-
impact-assessment.(Diakses tanggal 11 November 2017).

Tietenberg, T. 1998. Environmental Economics and Policy. Reading : Addison-


Wesley.

13

Anda mungkin juga menyukai