DI SUSUN OLEH :
SWITA LANGI
JURUSAN FISIKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya alam merupakan kekayaan bumi yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan masyarakat. Sumber daya alam dibagi menjadi dua yaitu SDA yang dapat
diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui meliputi air,
tanah, tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak
keseimbangan ekosistem. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang
yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel. Kita harus
menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali
setelah jutaan tahun kemudian. Sumber daya alam juga bisa dibagi menjadi dua yaitu sumber
daya alam hayati dan nonhayati. SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup
(biotik) seperti hasil pertanian, perkebunan, pertambakan, dan perikanan. Sumber daya hayati
adalah salah satu sumber daya dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) yang terdiri
atas flora dan fauna.
Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan meliputi Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha),
Hutan Produksi (1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan Konvensi (348.919 ha)
Perkebunan: Perkebunan Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak, pasir kwarsa,
biji besi, dll
Sebagai modal dasar pembangunan sumberdaya alam harus dimanfaatkan sepenuh-
penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang
dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar
tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang.
Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan lingkungan
hidup dewasa ini, kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
ditujukan pada upaya: (1) mengelola sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun
yang tidak dapat diperbaharui melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya; (2) menegakkan hukum secara adil dan
konsisten untuk menghindari perusakan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan; (3)
mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap; (4) memberdayakan masyarakat dan
kekuatan ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat lokal; (5) menerapkan secara efektif penggunaan indikator-indikator
untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup; (6)
memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan menetapkan kawasan konservasi baru di
wilayah tertentu; dan (7) mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi
permasalahan lingkungan global.
1.2 Rumusan Masalah
Apa konsep pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan permasalahannya?
Bagaimana pengelolaan sumber daya alam hutan yang berkelanjutan ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui konsep pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan
permasalahannya
Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya alam hutan yang berkelanjutan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Berkelanjutan dan Permasalahannya
Pengelolaan sumber daya alam merupakan suatu hal yang sangat penting dibicarakan dan
dikaji dalam kerangka pelaksanaan pembangunan nasional kita. Dengan potensi sumber daya
alam yang berlimpah sesungguhnya kita dapat melakukan proses pembangunan bangsa ini secara
berkelanjutan tanpa harus dibayangi rasa cemas akan kekurangan modal bagi pelaksanaan
pembangunan tersebut. Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber daya alam akan mampu
membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.
Menurut Emil Salim pembangunan berkelanjutan atau suistainable development adalah
suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam sumber daya
manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan (yayasan
SPES,1992:3)
Pengaturan tentang bagaimana pengelolaan sumber daya alam di Indonesia sudah
dilakukan sejak berdirinya Negara Republik Indonesia. Selain pasal 33 UUD 1945 yang
merupakan ketentuan pokok juga kita mempunyai seperangkat Undang-Undang yang mengatur
tentang hal tersebut Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok Agraria,
Undang-Undang No. 5 tahun 1967 tentang ketentuan pokok Kehutanan, kemudian dicabut dan
digantikan dengan Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Undang-Undang no.
11 Tahun 1967 tentang ketentuan pokok Pertambangan yang direncanakan akan diganti dalam
waktu yang segera, Undang-Undang No. 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan, berikut seperangkat
ketentuan pelaksanaannya disamping peraturan Perundangundangan lingkungan yang telah kita
sebutkan diatas. Selain itu ditemukan pada seperangkat ketetapan MPR yang mengatur tentang
hal ini seperti TAP MPR No. IX/MPR/2001 tentang pembaharuan Agraria dan Pengelolaan
sumber daya alam.
Pengelolaan sumber daya alam haruslah dengan cermat dan hati-hati. Konsep
pengelolaan sumber daya alam secara umum, diorientasikan pada hubungan yang saling terkait
dan seimbang antara kebutuhan hidup manusia dan sumber daya alam, sehingga kelestarian
kualitas lingkungan, kelestarian hasil dan pemanfaatan sumber daya alam, tetap terjamin.
Pada dasarnya sumber daya alam bersifat serba guna, sehingga pemanfaatannya tidak
terbatas pada satu hal saja. Dengan demikian diperlukan pengaturan pengelolaan dan pelestarian
untuk saat ini dan masa mendatang, yang dapat menentukan pemanfaatan sumber daya alam
yang terbaik. Misalnya sungai, sebagai alur transportasi air, tempat untuk pembangkit listrik,
sumber air minum masyarakat perkotaan.
Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, haruslah terjalin hubungan yang
harmonis antara sumber daya alam dengan kebutuhan manusia, sehingga menghindari terjadinya
konflik kepentingan antara kelompok masyarakat pengguna. Manusia tidak dapat menggunakan
sumber daya alam tanpa mempengaruhi sumber daya alam lainnya, sehingga diperlukan
pendekatan interdisiplin untuk mengatur dan menganalisis penggunaan sumber daya alam itu.
Beberapa konsep atau prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya alam
hayati:
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 pengaturan tentang pengelolaan sumber daya alam
dimaksud diatur dalam Bab IV tentang wewenang pengelolaan lingkungan hidup. Secara umum
dalam pasal 1 angka 10 disebutkan bahwa sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang
terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam baik hayati maupun non hayati dan sumber
daya buatan. Pasal 8 Undang-Undang ini menentukan:
1. Sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh pemerintah.
2. Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintah:
a) Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.
b) Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup dan
pemanfaatan kembali sumber daya alam, termasuk sumber daya genetika.
c) Mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang dan atau subyek hukum
lainnya serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk
sumber daya genetika.
d) Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial.
e) Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan
Perundang-undangan yang berlaku
3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Kemudian dalam pasal 9 ayat (3) pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu
dengan penataan ruang, perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan sumber daya
buatan, konsensus sumber daya alam hayati dan eksistensinya, cagar budaya, keanekaragaman
hayati dan perubahan iklim.
Pengaturan tentang pengelolaan sumber daya alam yang dikaitkan dengan pembangunan yang
berkelanjutan tampak dengan jelas dalam UndangUndang No. 41 Tahun 1999 Tentang
Kehutanan. Pasal 3 dari Undang-Undang ini misalnya menentukan:
“Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang
berkeadilan dan berkelanjutan:
a. Menjamin keberadaan hutan dengan luasnya yang cukup dan sebaran yang proporsional.
b. Mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi komunikasi, fungsi lindung, dan
fungsi produksi. Untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi yang
seimbang dan lestari.
c. Meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai.
d. Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan masyarakat
secara partisipatif, berkeadilan dan berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan
ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal, dan
e. Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Karena itu Undang-Undang ini menganut prinsip pengelolaan hutan yang berkelanjutan atau
“sustainable forest management” . Selanjutnya dapat disebutkan ada dua ketetapan MPR yang
membicarakan pengelolaan sumber daya alam yang di bukukan sejalan dengan prinsip
pembangunan yang berkelanjutan, pertama adalah Tap MPR No. IV/MPR/1999 tetang Garis-
Garis Besar Haluan Negara 1999-2004, hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang
diatur dengan Undang-Undang.
walau arah kebijakan-kebijakan pembangunan bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup
disebut:
1. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi.
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan
melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan menerapkan teknologi
ramah lingkungan.
3. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan
4. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang
berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang yang
pengusahaanya diatur dengan Undang-Undang.
5. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan, keterbatasan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat balik
Propinsi Kalimantan Selatan memiliki Potensi Ekonomi dan Sumber Daya Alam yang cukup
bagus dan beragam, meliputi :
Perkebunan
Pertanian
Kehutanan
Perikanan dan Kelautan
Peternakan
Prasarana Perhubungan
Objek Wisata
Bahan Galian
Sumber daya alam yang paling terbesar di kalimantan selatan Adalah Di daerah kabupaten
tanah bumbu yang di pimpin oleh bupati termuda seluruh indonesia,Sumber daya alam yang ada
Di Tanah bumbu Adalah seperti Pertambangan Batubara,emas,biji besi dan lain2. Sebenarnya
masih banyak lagi peluang yang sangat menguntungkan seperti perikanan,perternakan dan
Perkebunan,Kebanyakan para investor menanamkan Modal di bidang pertambangan Batubara
ada pun yang di lakukan dengan secara manual tapi yang terutama sekali yang paling besar
perusahaan Di kalimantan selatan adalah PT Arutmin indonesia Dan kontraktornya adalah
seperti PT. THIIES,PT.Buma dan PT CIKA yang ada di Daerah Tanah Bumbu dan Tanah
Laut,Para Investor yang datang dari luar negeri seperti amerika,cina,dan india semua itu
penanam Modal yang besar bahkan pembelinya Berasal dari luar negeri.
Permasalahan Pengelolaan Sumber Daya Alam Yang Dihadapi
Sebagai salah satu sumber penting pembiayaan pembangunan, sumber daya alam yang ada masih
belum dirasakan manfaatnya secara nyata oleh sebagian besar masyarakat. Pengelolaan sumber
daya alam tersebut belum memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan keberlanjutan.
Beberapa permasalahan pokok dihadapi dalam pengelolaan sumber daya alam adalah
1. keterbatasan data dan informasi dalam kuantitas maupun kualitasnya. Keterbatasan data dan
informasi yang akurat berpengaruh pada kegiatan pengelolaan dan pengendalian sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang belum dapat berjalan dengan baik. Sementara itu, sistem
pengelolaan informasi yang transparan juga belum melembaga dengan baik sehingga masyarakat
belum mendapat akses terhadap data dan informasi secara memadai.
2. kurang efektifnya pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan sumber daya alam yang ada,
yang menyebabkan kerusakan sumber daya alam. Kondisi ini ditandai dengan maraknya
pengambilan terumbu karang dan pemboman ikan, perambahan hutan, kebakaran hutan dan
lahan, serta pertambangan tanpa izin
4. Disamping itu, tingkat kualitas lingkungan hidup di darat, air, dan udara secara keseluruhan
masih rendah, seperti tingginya tingkat pencemaran lingkungan dari limbah industri baik di
perkotaan maupun di perdesaan, serta kegiatan transportasi dan rumah tangga baik berupa bahan
berbahaya dan beracun (B3) maupun non-B3.
5. Selanjutnya, prinsip keberlanjutan yang mengintegrasikan tiga aspek yaitu ekologi, ekonomi dan
sosial budaya belum diterapkan di berbagai sektor pembangunan baik di pusat maupun di daerah.
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup. Kewenangan dan
tanggung jawab pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Selain itu, terdapat permasalahan dalam hal kualitas sumber daya manusia untuk pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Kalimantan selatan secara geografis berada pada bagian tenggara pulau Kalimantan. Terdiri atas
dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran rendah berupa lahan gambut dan rawa-rawa sehingga
kaya akan keanekaragaman hayati satwa air. Dataran tinggi adalah hutan tropis alami. Sumber
daya alam terdiri dari kehutanan, perkebunan, dan bahan galian (batubara, minyak, pasir kwarsa,
biji besi, dll).
Kebijakan pengelolaan sumber daya alam tidak mengindahkan kaidah dan prinsip-prinsip
lingkungan, HAM dan keadilan. Hasilnya hanya dinikmati oleh sekelompok dan segelintir orang
namun dampak negatifnya dirasakan oleh hampir seluruh rakyat di kalimantan Selatan.
Kekayaan alam secara terus menerus dieksploitasi tanpa terkendali dan tanpa memperhitungkan
dampak-dampak negatif yang ditimbulkannya. Penggerusan sumber daya alam itu terjadi secara
legal maupun illegal, aktivitasnya terus berlangsung tanpa ada kontrol yang baik dari
pemerintah. Kondisi ini karena para pengambil kebijakan di Kawasan ini baik itu pihak
eksekutif maupun legeslatif hanya memikirkan kepentingan ekonomi jangka pendek yang
mementingkan peningkatan PAD (pertumbuhan ekonomi jangka pendek) dan masih belum
berpihak pada lingkungan dan rakyat serta paradigma berpikir yang tidak kritis dan memaknai
sumber daya alam hanya sebatas benda yang harus di eksploitasi. diperparah dengan masih
lemahnya penegakan hukum.
Kerusakan hutan yang berkelanjutan akan menimbulkan beberapa dampak negatif yang besar
(Dahlan, 1992: 49), antara lain.
Efek rumah kaca (green house effect)
Kerusakan lapisan ozon
Kepunahan spesies
Merugikan keuangan negara
Banjir
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep pengelolaan sumber daya alam secara umum, diorientasikan pada hubungan yang
saling terkait dan seimbang antara kebutuhan hidup manusia dan sumber daya alam, sehingga
kelestarian kualitas lingkungan, kelestarian hasil dan pemanfaatan sumber daya alam, tetap
terjamin. Pada dasarnya sumber daya alam bersifat serba guna, sehingga pemanfaatannya tidak
terbatas pada satu hal saja. Dengan demikian diperlukan pengaturan pengelolaan dan pelestarian
untuk saat ini dan masa mendatang, yang dapat menentukan pemanfaatan sumber daya alam
yang terbaik.
Permasalahan yang dihadapi :
1. keterbatasan data dan informasi dalam kuantitas maupun kualitasnya. Keterbatasan data dan
informasi yang akurat berpengaruh pada kegiatan pengelolaan dan pengendalian sumber daya
alam dan lingkungan hidup yang belum dapat berjalan dengan baik.
2. kurang efektifnya pengawasan dan pengendalian dalam pengelolaan sumber daya alam yang
ada, yang menyebabkan kerusakan sumber daya alam. Kondisi ini ditandai dengan maraknya
pengambilan terumbu karang dan pemboman ikan, perambahan hutan, kebakaran hutan dan
lahan, serta pertambangan tanpa izin
Pentingnya Pengelolaan Sumber Daya Hutan yang Berkelanjutan Dengan melihat betapa
pentingnya kelestarian sumber daya hutan bagi kehidupan manusia dan lingkungan, demikian
juga betapa besar bencana yang ditimbulkan akibat kerusakan pada sumber daya hutan seperti
banjir, tanah longsor, erosi, pendangkalan sungai, rusaknya ekosistem hutan, hilangnya spesies-
spesies penting baik flora maupun fauna, terganggunya iklim mikro, pemanasan global dan lain-
lainnya maka perlu dilakukan upaya pengelolaan sumberdaya hutan yang baik, benar dan
berkelanjutan
Pengelolaan yang dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber daya hutan maka harus
diupayakan pemanfaatan hutan dengan tebang pilih dan penanaman hutan kembali. Tindakan
yang dapat dilakukan dalam pengendalian pemanfaatan sumber daya hutan adalah konservasi.
Tindakan-tindakan konservasi dapat berupa:
melakukan perencanaan terhadap pengambilan sumber daya alam
mengusahakan eksploitasi sumberdaya alam secara efisien
mengembangkan sumber daya alternative
menggunakan unsur-unsur teknologi yang sesuai dalam mengeksploitasi sumber daya alam
dan kelima mengurangi, membatasi dan mengatasi pencemaran lingkungan
Daftar Pustaka