Anda di halaman 1dari 17

PRAKTEK PENDUGAAN AIR TANAH

DENGAN METODE GEOLISTRIK

OLEH : HM. SOEPARMAN, MSC


PERALATAN
1. Alat utama pengirim arus listrik DC tegangan tinggi (0-690 Volt)
2. Sumber arus listrik, aki 12 volt kapasitas sekitar 30 AH
3. 2 buah multimeter “high impedance”, “high precision”
4. Kabel 2 gulung a’ 100 meter untuk jarak elektroda AB
5. Kabel 1 gulung a’ 20 meter untuk jarak elektroda MN
6. Elektroda 4 buah untuk A, B, M dan N
7. Kertas data
8. Kalkulator/leptop untuk menghitung “apparent resistivity”
9. GPS (Global Positioning System) untuk penentuan koordinat lokasi
10. Peta lokasi untuk ploting lokasi titik pengukuran pada peta
11. Patok-patok bambu warna merah bernomor urut 1-6, 2 set (12
buah) untuk memberI tanda lokasi elektroda tegangan M dan N.
12. Patok-patok bambu warna biru bernomor urut 1-16, 2 set (32
buah) untuk memberi tanda lokasi elektroda arus A dan B.
13. Bendera warna merah 5 buah, bendera warna hijau 5 buah untuk
pemberian isyarat “siap” atau “belum siap” untuk dilakukan
pengukuran
GBR : ALAT UTAMA GEOLISTRIK
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Tentukan titik pusat lokasi pendugaan air tanah
 Daerah yang relative datar
 Daerah yang tidak terpengaruh oleh medan listrik
tegangan tinggi
 Daerah yang bebas dari perpipaan dalam tanah dari
bahan logam
 Daerah yang bebas dari bahan logam yang terhubung ke
tanah
 Daerah yang bebas genangan air/basah karena hujan

2. Bentangkan roll meter sebelah menyebelah titik pusat


sampai jarak masing-masing 60 meter. Beri tanda dengan
patok bamboo pada ujung-ujung jarak tsb.
3. Pasanglah patok-patok lokasi AB dan MN,
dengan pasangan-pasangan jarak berikut :

JARAK (M)

MN/2 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 2 2 0.5 2 2 2 2 2 8 8 2 8 8

AB/2 2.5 3 4 5 6 8 10 10 12 12 16 20 25 30 40 40 50 50 60 80
GBR : PENYIAPAN ALAT & LOKASI PENDUGAAN AIR TANAH
4. Siapkan alat pengukuran, dengan langkah-langkah sbb :
a. Hubungkan sumber arus DC (aki) ke “Geoelectric
Instrumen”, jangan sampai terjadi kesalahan dalam
menghubungkan kabel koneksi dengan kutub pada aki.
Hubungkan kabel warna merah pada kutub positif (+), dan
kabel warna hitam pada kutub negative (-)
b. Pasangkan ujung kabel-kabel yang tersedia pada
elektroda-elektroda (4 elektroda)
c. Bentangkan kabel-kabel dengan ujung berelektroda ke
titik-titik A dan B untuk pengukuran arus (Ampere), dan ke
titik-titik M dan N untuk pengukuran tegangan (Volt) pada
titik lokasi yang sesuai, dimulai dari pasangan jarak MN/2 =
0,5 m dan AB/2 = 2,5 m. Elektroda-elektroda jangan di
tancapkan dahulu.
d. Atur tombol sumber arus listrik AC/DC ke DC (kode 4-A)
e. Atur tombol pengatur tegangan input (potesiometer voltage
adjustment) untuk jarak antar elektroda yang sesuai, dengan
memperhatikan ketentuan berikut :

No. Alternatif 1 Alternatif 2 Kegunaan


(Volt) (Volt)
Untuk jarak elektroda AB yang pendek,
1 65 60 dengan batuan di permukaan sejenis
lempung atau batuan dalam kondisi basah
2 100 100
3 150 165
4 225 275
5 340 460
Untuk jarak elektroda AB yang panjang,
dengan batuan di permukaan yang resistif
6 510 770
atau dalam kondisi kering yang sulit dilalui
arus listrik
f. Atur skala pengukuran arus pada elektroda arus
geolistrik ke skala tertentu (A, mA, uA) tertentu,
misalnya 0,5 A (kode 2-B)
g. Putar tombol Power pada alat utama ke posisi OFF
h. Petugas pada electrode A, B, M dan N mengibarkan
bendera warna merah sebagai tanda bahaya, dan
petugas pengukuran agar tidak/jangan menset
power alat utama ke posisi ON.
i. Tancapkan elektroda A, B, M dan N pada posisi yang
sesuai
j. Masing-masing petugas pada electrode A, B, M dan
N memberi isyarat dengan mengibarkan bendera
warna hijau kepada petugas pencatat pengukuran,
bila telah selesai menancapkan elektroda ke tanah
k. Apabila semua/keempat petugas sudah siap, petugas
pembaca multimeter memutar tombol Power ke posisi ON,
melakukan pembacaan dan mencatat Arus (Ampere) dan
Tegangan (Voltage) pada multimeter yang sesuai. Pambacaan
agar diupayakan tidak melebihi waktu 10 detik (untuk
menghemat pemakaian sumber arus listrik). Setelah selesai
mencatat, set power ke posisi OFF, dan kibarkan bendera
warna hijau sebagai tanda aman dan petugas di keempat
electrode boleh mencabut electrode dari tanah.
l. Petugas pada electrode A, B, M dan N mencabut electrode
dari tanah, dan member isyarat dengan mengibarkan warna
merah sebagai tanda kepada petugas pengukuran agar tidak
menset power ke posisi ON

5. Ulangi langkah c s/d l sampai semua pasangan titik lokasi AB/2


dan MN/2 terukur kuat arus dan tegangannya.
GBR : PEMBACAAN HASIL PENGUKURAN
TEKNIK PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
1. Masukkan data hasil pengukuran tegangan dan arus pada
tiap pasangan jarak AB/2 dan MN/2 ke form pemasukan
data geolistrik pada software Interpex IX1D versi 3 untuk
memperoleh nilai “Apparent Resistivity“, “True Resistivity”,
dan kedalaman lapisan tanah, untuk selanjutnya dianalisis
kemungkinan kedalaman dan potensi air tanahnya.
2. Hasil analisis dibandingkan dengan :
Struktur tanah dan kedalaman muka air tanah dari sumur-
sumur yang ada di sekitar lokasi / titik uji coba pendugaan
air tanah atau dengan hasil pengukuran / penelitian yang
pernah dilakukan sebelumnya.
3. Tentukan dugaan struktur lapisan tanah dan keberadaan
lapisan pembawa air/aquifer pada titik lokasi pendugaan
air tanah.
PEMASUKAN DATA HASIL PENGUKURAN KE DLM SOFTWARE INTERPEX IX1D VERSI 3
DISPLAY GRAFIK KEDALAMAN & TAHANAN JENIS LAPISAN-LAPISAN TANAH & AIR
PADA SOFTWARE INTERPEX IX1D VERSI 3
Tabel Variasi resistivitas
material bumi
Tabel Hasil analisis struktur tanah lokasi percobaan alat
Di lapangan Desa Kutasari Kec Baturraden
Kab Banyumas Tahun 2010

KEDALAMAN TRUE RESISTIVITY JENIS LAPISAN


NO.
(M) (OHM-M) TANAH
1 2 3 4

1 0-1 3,419781 x 10 6 Gabro


2 1-1,5 10 8 Batuan pasir
3 1,5-2 10 10 Kwarsa
4 2-2,5 10 13 Kalsit
5 2,5-3 10 14 Mika
6 3-3,5 1,923097 x 10 4 Dolomit
7 3,5-4,5 8,99 Air tanah
8 4,5-6 21,18 Air tanah
9 6-8 3,06196 x 10 3 Pasir
10 8-100 10 7 Basalt
SEKIAN & TERIMA-KASIH
WASALAMU’ALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai