Anda di halaman 1dari 5

Tanggung Jawab Korporasi dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup

Ni Nyoman Arif Tri Noviyanti*, Ni Made Sukaryati Karma dan I Nyoman Sutama
Fakultas Hukum Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia
ariftrinoviyanthi@gmail.com
Published: 01/08/2019
How To Cite: Noviyanti, N, N, A, T., Karma, N, M, S., Sutama, I, N. (2019). Tanggung Jawab Korporasi dalam
Tindak Pidana Lingkungan Hidup. KERTHA WICAKSANA: Sarana Komunikasi Dosen dan Mahasiswa. 13 (2). Pp
109 - 113. http://dx.doi.org/10.22225/kw.13.2.1227.109-113

Abstrak
Indonesia sebagai negara yang berkembang, masih banyak membutuhkan suatu pembangunan di segala sektor
khususnya dalam bidang ekonomi. Korporasi yaitu sekelompok orang badan hukum maupun bukan badan hukum
yang memiliki persamaan hak dan kewajiban. Peran korporasi sangat penting dalam kehidupan masyarakat seperti
pada kegiatan pertambangan, pemanfaatan sumber daya alam dan lain sebagainya. Namun, kegiatan yang
dilakukan oleh korporasi tersebut memberikan dampak pada lingkungan hidup dimana korporasi melalaikan fungsi
lingkungan hidup dengan menimbulkan pencemaran dan kerusakan pada lingkungan, sehingga perlu diketahui
tanggung jawab korporasi apabila melakukan suatu tindak pidana lingkungan hidup. Dari latar belakang di atas,
maka penulis mengambil judul penelitian Tanggung Jawab Korporasi Dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup.
Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana pengaturan tindak pidana lingkungan hidup terhadap
korporasi dan Bagaimana tanggung jawab korporasi dalam tindak pidana lingkungan hidup menurut UUPPLH.
Kata Kunci: Tanggung J awab; Kor por asi; Tindak Pidana Lingkungan Hidup

Abstract
Indonesia as a country that is growing, it still requires a lot of development in all sectors, especially in the
economic sphere. The Corporation that is a legal entity or a group of people is not a legal entity which has equal
rights and obligations. The role of the Corporation is very important in people's lives such as in mining activities,
the utilization of natural resources and so on. However, the activities undertaken by the corporations provide the
impact on the environment in which the Corporation's neglect of environmental functions with cause pollution and
damage to the environment, so keep in mind the responsibility of the corporations when doing an environmental
crime. From the background of the above, the authors take the title of the study Corporate Responsibility in
Environmental criminal act. Formulation of the problem in this study i.e. how setting environmental criminal act
against corporations and How corporate responsibility in environmental criminal act according to UUPPLH.
Keywords: Responsibility; Corporations; Environmental Crime
I. PENDAHULUAN kegiatan pembangunan. Dalam keadaan seperti
itu, sumber daya alam mengalami penurunan
Indonesia adalah negara berkembang, yang kualitas sehingga berpotensi terjadinya
masih banyak membutuhkan suatu pembangunan pencemaran dan perusakan pada lingkungan yang
dari segala sektor dan bidang yang dilakukan pada akhirnya menjadi beban sosial. Oleh karena
secara berkelanjutan. Pelaksanaan pembangunan itu, dibutuhkan sistem pengelolaan lingkungan di
berkelanjutan tersebut mewajibkan negara, berbagai bidang yang sesuai dengan asas-asas
pemerintah serta seluruh pihak yang dalam hukum lingkungan di Indonesia.
berkepentingan untuk melakukan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup supaya dapat Meningkatnya jumlah korporsi sebagai
memberikan manfaat dalam kehidupan dampak global menciptakan suatu perhatian
masyarakat Indonesia. khusus terhadap dampak lingkungan hidup.
Hampir disetiap bidang usaha, baik di bidang
Sumber daya alam di Indonesia tersedia pertambangan, perdagangan, industri,
cukup banyak dan dapat di manfaatkan dalam

KERTHA WICAKSANA Volume 13, Nomor 2 2019 © All Right Reserved Halaman 109
Tanggung Jawab Korporasi dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup

pemanfaatan sumber daya alam dan lain-lain, penelitian secara normatif yang berpedoman pada
berpotensi menimbulkan pencemaran dan aturan hukum guna menjawab permasalahan yang
kerusakan pada lingkungan. Hal ini, merupakan ada serta menggunakan pendekatan perundang-
realita bahwa korporasi semakin memegang undangan yang berlaku dan konseptual mengenai
peranan penting dalam kehidupan masyarakat, masalah-masalah yang akan di bahas. Dalam
khususnya dalam bidang perekonomian. Peranan penulisan ini menggunakan bahan hukum primer
dunia swasta dalam pertumbuhannya lebih dan sekunder. Bahan hukum primer terdiri atas
memberikan peranan kepada korporasi. Banyak Undang-undang Republik Indonesia Tahun 1945
perhatian yang telah diberikan kepada korporasi KUHP, Rancangan KUHP dan UUPPLH. Bahan
yang melalaikan peran dan fungsi lingkungan hukum sekunder terdiri atas buku-buku, jurnal-
sebagaimana mestinya. jurnal hukum mengenai hukum pidana dan
website-website mengenai tanggung jawab
Tindak pidana lingkungan hidup ini semakin
korporasi. Pengumpulan bahan hukum
kuat dengan dibentuknya UUPPLH yang
menggunakan studi kepustakaan dan dokumentasi
menujukan pada masyarakat luas mengenai
dan analisis bahan hukum dilakukan secara
aturan yang diterapkan dalam hal terjadinya
sistematis dengan menggunakan argumentasi
kejahatan yang berhubungan dengan lingkungan
hukum secara deduktif dan induktif yang hasil
hidup dan pertanggungjawabannya. Korporasi
analisisnya dituangkan secara deskriptif dalam
menjadi salah satu faktor pendukung dalam
artikel ilmiah.
pembangunan suatu negara dalam jangkauan
yang luas korporasi memberikan peranan yang II. HASIL DAN PEMBAHASAN
positif dan negatif dan lain sebagainya yang Menurut para Frase, Kejahatan bukan
karena sangat luas ruang lingkupnya maka merupakan fenomena alamiah tetapi apa yang
menjadikan bertahan lamanya dampak negatif ditetapkan oleh pembuat Undang-undang sebagai
yang bisa diciptakan oleh korporasi sehingga, suatu kejahatan. Beliau juga mendifinisikan
aturan yang berlaku dalam masyarakat dapat kejahatan sebagai perbuatan manusia yang dapat
mewujudkan rasa aman bagi seluruh masyarakat dihukum berdasarkan hukum pidana namun
(Setiyono, 2005). terdapat batasan bahwa kejahatan yang
Di Indonesia prinsip pertanggungjawaban dikemukakan itu belum mencangkup secara
korporasi tidak diatur dalam KUHP, melainkan keseluruhan apabila dibandingkan dengan batasan
diatur dalam pertauran perundang-udangan yang kejahatan dalam kriminologi (Amrullah, 2018).
merupakan peraturan yang sifatnya khusus. Hal Kejahatan korporasi adalah suatu perbuatan yang
ini, ditentukan dalam Pasal 59 KUHP dilakukan oleh sekelompok orang atas nama
menentukan bahwa suatu pidana dapat dijatuhkan badan usaha dengan tujuan tertentu secara
kepada pengurus dan seseorang yang ikut terlibat melanggar hukum yang dapat dikenakan sanksi
dalam kejahatan tersebut. Mencermati ketentuan yang berlaku. Menurut frase lain mengatakan
tersebut dimaksud yang dianggap pelaku tindak bahwa kejahatan korporasi ini adalah salah satu
pidana dilakukan oleh korporasi adalah mereka bentuk kejahatan yang memiliki hubungan
sebagai pengurus korporasi, sedangkan korporasi dengan ekonomi dan masyarakat luas yang
tidaklah dapat dikatakan sebagai pelaku tindak memiliki persamaan dalam perbuatannya
pidana, karena yang berkedudukan sebagai pelaku (Amrullah, 2018). Kejahatan korporasi terdapat
tindak pidana dalam ketentuan KUHP adalah berbagai bentuk yakni diantaranya kejahatan
mereka yang melaksanakan perbuatan pidana korporasi dalam bidang ekonomi dan kejahatan
secara nyata, sedangkan korporasi tidak korporasi dalam bidang sosial budaya serta
melakukan perbuatan secara nyata. kejahatan korporasi yang menyangkut masyarakat
luas. Terdapat pula kejahatan yang tidak
Bahwa berdasarkan uraian singkat tersebut, memenuhi dan mematuhi perintah pejabat seperti
maka dapat ditarik permasalahan yaitu adanya kegiatan pengendalian pencemaran udara
Bagaimana pengaturan korporasi dalam tindak dan air sehingga melanggar yang namanya syarat
pidana lingkungan hidup Dan Bagaimana pengendalian polusi air dan udara.
tanggung jawab korporasi dalam tindak pidana
lingkungan hidup menurut UUPPLH. Kejahatan korporasi dalam bidang ekonomi
ditimbulkan karena perkembangan ekonomi yang
II. METODE
akhir-akhir ini membuat dunia usaha semakin
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe kompleks dan bervariasi sehingga munculnya

KERTHA WICAKSANA Volume 13, Nomor 2 2019 © All Right Reserved Halaman 110
Tanggung Jawab Korporasi dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup

persaingan usaha antara korporasi satu dengan saja.Selanjutnya, dapat dikaitkan dengan
yang lainnya. Kemudian, kejahatan korporasi ketentuan pada Pasal 56 ayat (1) dan ayat (2)
yang berhubungan dnegan masalah sosial dan Undang-undang Minyak dan Gas Bumi yang pada
budaya adalah tindakan-tindakan yang berkaitan intinya menyebutkan ketentuan pidana yang dapat
dengan karya seseorang serta kurang dijatuhkan kepada korporasi adalah pidana denda.
memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja
Di dalam RUU KUHP pada bagian Bab II
dan tindak pidana yang berakibat merusak
mengenai tindak pidana dan
pendidikan dan mental generasi muda. Sedangkan
pertangggungjawaban pidana menyebutkan
untuk kejahatan korporasi yang menyangkut
tentang korporasi yang diatur dalam Pasal 48
masyarakat luas antara lain dapat terjadi terhadap
RUU KUHP bahwa tindak pidana yang dilakukan
lingkungan hidup, konsumen, pemegang saham.
oleh korporasi adalah perbuatan yang
Tindak pidana lingkungan hidup seperti dilaksanakan berdasarkan hubungan kerja atau
misalnya perbuatan yang dapat mengakibatkan lainnya yang ada kaitannya dengan korporasi.
beralihnya manfaat dari lingkungan dan Kemudian, pada Pasal 49 RUU KUHP
merugikan masyarakat sekitar. Sebagaimana menyebutkan bahwa pengenaan tanggungjawaban
diatur dalam UUPPLH bahwa perbuatan tersebut terhadap badan usaha yang melakukan perbuatan
pada dasarnya dilakukan oleh suatu badan usaha melanggar hukum adalah pengurus danatau
yang pada saat sekarang mengalami korporasinya. Pada Pasal 50 RUU KUHP
perkembangan yang pesat dalam industrialisasI menyatakan bahwa korprasi dapat
termasuk di Indonesia. dipertanggungjawabkan secara pidana apabila
perbuatan yang dilakukan atas nama korporasi,
Tindak pidana korporasi merupakan perbuatan
namun pada Pasal 51 RUU KUHP pengenaan
yang dilakukan oleh orang berdasarkan hubungan
tanggung jawab pidana hanya dapat ditujukan
kerja atau hubungan lainnya yang dilakukan oleh
kepada pengurus badan usaha yang masih
sendiri atau bersama-sama yang bertindak atas
memegang peranan dalam menjalankan usahanya
nama korporasi di dalam maupun diluar
tersebut.
lingkungan korporasi. Pengaturan korporasi
secara khusus terhadap tindak pidana yang Pengurus yang memegang kendali dalam suatu
berhubungan dengan lingkungan hidup dalam perusahaan berdasarkan anggaran dasar dan
Pasal 116 UUPPLH diatur dengan maksud yang anggaran rumah tangga yang memiliki
pertama jika suatu badan usaha melakukan kewenangan dalam pengambilalihan keputasan
perbuatan yang curang dalam melakukan korporasi dan ikut dalam memberikan kebijakan
usahanya maka pihak yang dapat dimintai korporasi dapat juga dikenai pemidanaan. Untuk
pertanggungjawaban adalah badan usaha itu itu maka dapat diterapkan pengawasan terhadap
sendiri serta seseorang yang memiliki pemikiran korporasi tersebut.
dalam melaksanakan perbuatan curang tersebut.
Sanksi yaitu suatu akibat yang diberikan
Kemudian, untuk yang kedua jika tindak pidana
kepada siapa pun yang melakukan perbuatan yang
lingkungan hidup pada aturan Pasal ini dilakukan
dilarang oleh undang-undang. Sanksi adalah alat
oleh individu yang memiliki kerjasama dengan
pemaksa untuk menegakan hukum dan norma
badan usaha tersebut maka yang dapat dituntut
hukum. Sanksi diberikan kepada seseorang atau
individu tersebut secara pribadi.
kelompok orang sebagai hukuman supaya
Sesuai dengan pernyataan Pasal 1 angka 21 memperoleh efek jera. Salah satu sanksi yang
Undang-undang tentang Pencegahan dan paling berat yakni sanksi pidana. Sanksi pidana
pemberantasan perusakan hutan menyatakan dijatuhkan kepada subyek hukum untuk
bahwa setiap orang atau korporasi yang menjamin perbuatan tersebut tidak diulang
melakukan perbuatan perusakan hutan di wilayah kembali (Andarisman, 2009).
hukum Indonesia dapat dikenai ketentuan pidana
Packer berpendapat di dalam kutipan Muladi
yang diatur dalam Pasal 82 ayat (3) Undang-
menyatakan sanksi pidana harus digunakan secara
undang pencegahan dan pemberantasan
tepat mencangkup hal-hal sebagai berikut: 1).
perusakan hutan. Kemudian, dalam pengaturan
Perbuatan pidana yang dilarang; 2). Penerapan
pidana terhadap korporasi yang melanggar diatur
sanksi pidana terhadap suatu perbuatan; 3).
dalam pernyataan Pasal 78 ayat (14) Undang-
Pemberantasan perbuatan lain yang menghalangi
undang Kehutanan dimana tanggung jawab yang
perilaku masyarakat; 4). Perilaku dapat dihadapi
dikenakan hanya ditujukan kepada pengurusnya
dengan cara yang tidak membeda-bedakan antara

KERTHA WICAKSANA Volume 13, Nomor 2 2019 © All Right Reserved Halaman 111
Tanggung Jawab Korporasi dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup

individu satu dengan individu lainnya; 5). UUPPLH selain itu, juga diatur dalam Pasal 119
Berlakunya sistem hukum; 6). Tidak adanya UUPPLH mengenai sanksi pidana dan sanksi
pilihan beralasan dari sanksi pidana tersebut pidana tambahan yang berupa tindakan tata tertib.
(Muladi, 2012).
Dalam hal korporasi sebagai subyek hukum
Dalam merumuskan sanksi pidana di dalam dan melakukan tindak pidana lingkungan hidup
KUHP terdapat dalam Pasal 10 KUHP yang maka dapat dikenakan pidana tambahan sebagai
menyatakan bahwa: sanksi pidana dikategorikan sanksi tata tertib yakni dengan membuat reputasi
menjadi dua yaitu pidana pokok dan pidana daripada korporasi tersebut terdengar tidak baik
tambahan. Masuknya pidana pokok dalam Pasal di masyarakat luas sesuai dengan putusan
ini karena di KUHP masih menganut sistem pengadilan saat mengadili perkaranya, kemudian
peradilan pidana yang harus memberikan efek dapat juga berupa membubarkan korporasi yang
jera kepada pembuatnya sedangkan dalam pidana sama hakekatnya dengan penjatuhan pidana mati
tambahan lebih kepada teguran terhadap terhadap korporasi, selain itu dapat juga
pembuatnya. menjatuhkan pidana berupa dimatikannya izin
usaha dari korporasi tersebut dan membekukan
Penerapan sanksi terhadap korporasi dalam
kegiatan usahanya serta negara dapat mengambil
hukum lingkungan berkaitan dengan suatu hal
alih korporasi sehingga korporasi yang
yang mendasar supaya terciptanya hubungan
bersangkutan berada di bawah pengawasan
yang harmonis antara manusia dengan
negara serta dilakukannya penyitaan terhadap
lingkungannya. Apabila terdapat pihak yang tidak
korporasi dengan mengeluarkan penetapan untuk
berkenaan dengan pernyataan dalam Pasal
menujuk badan usaha milik negara yang lainnya
tersebut maka penegakan hukum dapat
untuk mengelola sementara korporasi sampai
dilaksanakan dengan semestinya.
jangka waktu penyitaan selesai dan dicabut.
Penerapan sanksi dalam perbuatan pidana IV. SIMPULAN
lingkungan dapat melalui hukum perdata yang
berhubungan dengan hubungan pribadi antara Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat
orang lainnya dan badan hukum. tindakan disimpulkan yaitu: pengaturan korporasi dalam
tersebut dapat mengakibatkan penderitaan atau tindak pidana lingkungan hidup dinyatakan pada
kerugian pada orang yang lain sehingga dapat Pasal 116 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 118
diajukannya suatu gugatan atas pembayaran UUPPLH. Selain itu juga diatur dalam Pasal 82
pengganti kerugian. Hubungan pengelolaan ayat (3), Pasal 109 ayat (1) dan ayat (2) Undang-
lingkungan hidup dengan hukum perdata yakni undang Nomor 8 Tahun 2013. Selanjutnya diatur
terpenuhinya suatu keperluan individu secara dalam ketentuan Pasal 56 ayat (1) dan ayat (2)
perdata sebagaimana diketahui adanya tindakan Undang-undang Minyak dan Gas Bumi serta
yang mengakibatkan rusak dan tercemar yang Pasal 48, Pasal 50, Pasal 51, Pasal 52 dan Pasal
mengancam keseimabangan ekosistem. 53 RUU KUHP.
Korporasi yang melakukan tindak pidana Tanggung jawab korporasi terhadap tindak
lingkungan hidup dapat di gugat oleh pihak yang pidana lingkungan dapat diterapkan dengan
merasa dirugikan. Ketentuan tersebut diatur adanya sanksi perdata, sanksi pidana dan tata
dalam Pasal 1365 KUH Perdata dan Pasal 1366 tertib yang masing-masing diatur dalam Pasal
KUH Perdata, kerugian yang dimaksud tersebut 1365 dan Pasal 1366 KUH Perdata, Pasal 87 ayat
disebabkan oleh tindakan yang dilakukan dengan (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) UUPPLH dan Pasal
sengaja atau karena kelalaian dan kurang kehati- 116 dan Pasal 119 UUPPLH.
hatian. Tanggung jawab korporasi dalam aspek DAFTAR PUSTAKA
sanksi perdata juga diatur dalam Pasal 87 ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) UUPPLH yang Amrullah, M. A. (2018). Perkembangan Kejahatan
Korporasi (Dampak dan Permasalahan
merupakan bentuk perwujudan daripada asas-asas
Penegakan Hukum). Jakarta: Prenada Media
yang terdapat dalam lingkungan hidup. Group.
Dengan ditetapkannya korprasi sebagai subyek Andarisman, T. (2009). Asas-asas dan Dasar Aturan
hukum dalam UUPPLH maka suatu korporasi Hukum Pidana Indonesia. Lampung:
memiliki tangung jawab pidana sebagai subyek Universitas Lampung.
pidana dari tindak pidana ligkungan hidup yang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
diatur dalam Pasal 116 ayat (1) dan ayat (2) Kitab Undang-undang Hukum Perdata

KERTHA WICAKSANA Volume 13, Nomor 2 2019 © All Right Reserved Halaman 112
Tanggung Jawab Korporasi dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup

Muladi. (2012). Pertanggungjawaban Pidana


Korporasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana
Tahun 2015
Setiyono, H. (2005). Kejahatan Korporasi (Analisis
Victimologi dan Pertanggungjawaban
Korporasi dalam Hukum Pidana Indonesia).
Malang: Bayumedia Publishing.
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan
Hutan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 Tentang
Minyak dan Gas Bumi

KERTHA WICAKSANA Volume 13, Nomor 2 2019 © All Right Reserved Halaman 113

Anda mungkin juga menyukai