Anda di halaman 1dari 7

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan

berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam


pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu
hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama
pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan UU No. 23 tahun 1997, lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk didalamnya manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi 3, yaitu unsur
hayati (biotik), unsur sosial budaya, unsur fisik (abiotik). Istilah "pembangunan
berkelanjutan" secara resmi digunakan dalam Tap MPR No. IV/MPR/1999
tentang GBHN, sedangkan istilah "Pembangunan Berkelanjutan yang
Berwawasan Lingkungan Hidup" digunakan dalam UU No. 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup.Terlaksananya pembangunan berwawasan
lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan SDA secara bijaksana merupakan
tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup. Istilah berkelanjutan mengacu pada
pemenuhan kebutuhan generasi sekarang tanpa merugikan generasi-generasi
mendatang. Secara implisit dalam pernyataan itu adalah pertumbuhan di masa
mendatang dan kualitas kehidupan manusia secara keseluruhan sangat ditentukan
oleh kualitas lingkungan hidup yang ada saat ini.

A. Pengertian
1.Keseimbangan antara ekonomi dan ekologi
2.Setiap pembangunan ekonomi mendukung juga pembangunan sosial dan
sebaliknya
3.Efek positif maupun negatif terhadap lingkungan sudah dirediksi pada
saat program pembangunan berjalan, sehingga langkah yang ditempuh
dapat meminimalisir efek buruk terhadap lingkungan. Ciri-ciri secara
umum

Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil


KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992. Didalamnya terkandung 2
gagasan penting, yaitu:
1. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk
mendukung hidup
2. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan
lingkungan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang

Ciri-ciri tertentu pembangunan yang berwawasan lingkungan yaitu adanya


saling keterikatan beberapa sektor, antara lain lingkungan dan masyarakat
serta kemanfaatan dan pembangunan.
B. Ciri-ciri
1. Menjamin pemerataan dan keadilan: Strategi pembangunan yang
berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan
faktor produksi, lebih meratanya kesempatan perempuan dan
pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.
2. Menghargai keanekaragaman hayati: Keanekaragaman hayati
merupakan dasar bagi tatanan lingkungan. Pemeliharaan
keanekaragaman memiliki kepastian bahwa SDA selalu tersedia secara
berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan mendatang
3. Menggunakan pendekatan integratif: Dengan menggunakan
pendekatan integratif, maka keterkaitan yang kompleks antara manusia
dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan masa
yang akan mendatang.
4. Menggunakan pandangan jangka panjang: Untuk merencanakan
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang mendukung
pembangunan agar secara berkelanjutan dapat digunakan dan di
manfaatkan

Adapun ciri-ciri lain Pembangunan Berwawasan Lingkungan, yaitu:

C. Konsep
Proses pembangunan berkelanjutan bertumpu pada 3 faktor,
yaitu kondisi SDA, kualitas lingkungan, dan faktor kependudukan.
Dengan demikian, pembangnan berkelanjutan tidak akan bermakna
banyak apabila dilakukan tanpa memperhatikan aspek-aspek yang
berwawasan lingkungan. Terdapat 2 kaidah yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan SDA dan lingkungan, yaitu SDA yang terbarukan
(Renewble resources) dan untuk masalah lingkungan.
Konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi 3 aspek pemahaman,
yaitu:
1. Keberlanjutan ekonomi: Sebagai pembangunan yang mampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara
keberlanjutan pemerintah dan menghindari terjadinya
ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi
pertanian dan industri
2. Keberlanjutan lingkungan: Sistem yang berkelanjutan secara
lingkungan harus mampu memelihara sumber daya yang stabil,
menghindari eksploitasi SDA dan fungsi penyerapan lingkungan
3. Keberlanjutan sosial: Diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk
kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik
Konsep pembangunan berkelanjutan berhubungan erat dengan masalah
etika, mengingat bahwa konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada
masa depan (future) dan juga memfokuskan diri pada masalah kemiskinan
(poverty). Konsep ini sangat memperhatikan kesejahteraan generasi yang akan
datang, namun pada saat yang bersamaan juga tidak mengurangi perhatian
terhadap upaya-upaya untuk meningkatkan taraf hidup orang miskin yang ada
pada generasi sekarang.
Menurut Emil Salim: pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber
daya manusia, dengan menyerasikan sumber daya alam dengan manusia dalam
pembangunan.

Sebagai negara yang sebagian besar penduduknya bekerja dalam sektor


pertanian, maka pembangunan irigasi sangatlah penting bagi bangsa ini. Ada
banyak sekali permasalahan yang timbul dalam usaha pembangunan fasilitas
pertanian ini baik faktor alam maupun manusianya. Berikut adalah beberapa
ulasan tentang permasalahan irigasi yang ada di-Indonesia.

1. Fluktuasi ketersedian jumlah air.


Indonesia adalah negara beriklim tropis dengan dua musim. Secara
umum kebutuhan air akan meningkat drastis pada musim kemarau padahal jumlah
air yang tersedia pada musim kemarau bisa dibilang sedikit. Kemudian pada
musim penghujan terjadi hal yang sebaliknya, jumlah air sangat melimpah hingga
harus dibuang melalui saluran drainasi menuju laut. Tantanganya adalah
bagaimana cara menyimpan jumlah air yang berlebihan saat musim penghujan
untuk di distribusikan pada musim kemarau. Maka dibutuhkan bangunan
penampung air seperti waduk, situ dan saluran air sangat berperan dalam kasus
ini.

2. Daerah rawan banjir.


Berkaitan dengan dengan masalah pertama tentang fluktuasi air
permukaan pada musim penghujan jumlah air sangat melimpah apabila salah
dalam penanganan akan mengakibatkan bencana banjir. Sistem irigasi yang baik
seharusnya bisa menyimpan air yang melimpah tanpa menyebabkan banjir.

3. Permasalahan topografi.
Kita tahu bahwa sifat air adalah mengalir dari dataran tinggi ke rendah.
Disini terdapat masalah, kadang-kadang ketersediaan sumber air permukaan tidak
sesuai dengan kebutuhan. Ada sumber air yang terletak sangat jauh dari sawah
petani sehingga jika dibuat jaringan irigasi akan sangat mahal sekali. Ada pula
yang dekat dengan areal persawahan tapi posisinya lebih rendah, ini adalah suatu
kondisi yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu diperlukan bangunan yang
mampu mempertinggi muka air semacam bendung atau pompa air. Maka investasi
yang besar dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.

4. Keadaan tanah.
Mengapa keadaan tanah dimasukan dalam permasalah irigasi? Jenis
tanah akan menjadi faktor penting dalam usaha mencapai eberhasilan
pembangunan irigasi. Tanah yang baik adalah tanah yang subur untuk tanaman
dan tidak porous. Tanah harus bisa menyimpan air dalam waktu yang cukup lama
agar tidak meresap hilang kedalam bumi. Maka jenis tanah tertentu ada yang tidak
cocok untuk dijadikan daerah pertanian. Sebagai contoh tanah di daerah karst atau
pegunungan kapur, tidak cocok sebagai irigasi pertanian karena terlalu porous
sehingga air mudah hilang.

5. Sumber daya manusia.


Faktor yang paling utama untuk mencapai keberhasilan pembangunan
irigasi adalah SDM yang ada itu sendiri. SDM yang saya maksud dalam hal ini
adalah para petani. Perilaku petani dalam memandang air yang masih bersifat
sosial (bebas), Perilaku petani dalam mengelola sarana dan prasarana irigasi
masih minim (rasa memiliki sangatlah kurang), SDM petani kita masih rendah,
sebagian besar petani kita kurang kerjasama dalam pengelolaan irigasi.

Foto diatas adalah salah satu contoh kekurang pedulian warga dalam
menjaga kebnersihan saluran irigasi. Ini adalah salah satu contoh masalah sosial
yang kadang tidak diperdulikan. Degan adanya sampang yang sebanyak itu maka
jaringan irigasi tidak akan bekerja dengan lancar dan bisa mendatangkan bencana
banjir.

Terlepas dari perilakunya, hal yang lebih mendasar lagi untuk membuka
sawah ialah seberapa banyak jumlah petani yang ada dalam suatu wilayah tersebut
dan apakah mereka bersedia? Hal itu harus dipastikan terlebih dulu sebelum
membangun jaringan irigasi didaerah persawahan yang baru.

6. Pembebasan lahan.
Faktor sulit atau tidaknya pembebasan lahan sangat berpengaruh
terhadap cepat atau tidaknya pembangunan irigasi itu dilaksanakan. Hal ini tidak
bisa terlepas dari kerelaan pemilik lahan untuk diajak berkompromi. Setahu saya
pembebasan lahan di-Indonesia merupakan suatu yang cukup sulit. Hal ini harus
diatasi dengan memberikan kompensasi yang memadai bagi para pemilik lahan.

7. Peningkatan jumlah penduduk.


Peningkatan jumlah penduduk yang terjadi saat ini sudah cukup
memberikan maslah dalam bidang pertanian, terutama didaerah jawa. Masalah
tersebut adalah berubahnya fungsi lahan pertanian menjadi perumahan penduduk.
Semakin menyempitnya lahan akan menjadikan produksi hasil pertanian juga
menurun.

8. Pembangunan kadang tidak memberikan fasilitas penunjang hidup yang


memadai.

Pembangunan irigasi untuk persawahan tidak bisa berdiri sendiri.


Pembangunan ini harus berkesinambungan dengan sarana dan prasarana
penunjang kehidupan petani yang lain diantaranya : pembangunan jaringan
transportasi yang baik, fasilitas lingkungan, tidak terpencil dan kemudahan untuk
memenuhi kebutuhan yang lain.

UU RI Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


telah disahkan pada tanggal 19 septemeber 1997 dan merupakan revisi UU
RINomor 4 tahun 1982. Terdapat beberapa istilah dalam UU ini antara lain :
 Lingkungan hidup dalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lain.
 Pengelolaan Lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan
penataan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup.
 Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup
merupakan upaya sadar dan terencana yang memadu lingkungan hidup,
termasuk sumber daya, ke dalam pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan.
 Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup dan merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi membentuk suatu
keseimbangan, stabilitas, dan produktifitas lingkungan hidup.
 Pelestarian lingkungan hidup adalah rangkaian upaya upaya untuk
memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup.
 Daya lingkungan hidup kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan mahluk hidup.
 Pelestarian daya dukung lingkungan hidup merupakan rangkaian upaya
untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap terhadap
tekanan perubahan dan atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu
kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan
mahluk hidup lain.
 Daya tampung lingkungan hidup kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang dibuang kedalamnya.
 Pelestarian daya tampung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk
melindungi daya tampung lingkungan hidup.
 Sumber daya adalah unsur lingkungan hidup yang teriri dari sumber daya
alam baik hayati maupun non hayati, sumber daya manusia, dan sumber
daya buatan.
 Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar mahluk
hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan atau unsur pencemar yang
keberadaanya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan
hidup.
 Pencemaran lingkungan hidup merupakan masuknya atau dimasukannya
mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ketingkat
tertentu yang ,menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
 Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup merupakan ukuran batas
perubahan sifat fisik dan atau hayati yang dapat diterima.
 Perusakan lingkungan hidup Merupakan tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung dan atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau
hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
lagi untuk menunjang pembangunan berkelanjutan.
 Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam tak
terbarui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan
sumberdaya alam terbarui untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai
serta keanekaragamannya.
 Limbah adalah Sisa suatu usaha atau kegiatan
 Bahan berbahaya dan beracun merupakan bahan yang karena sifat atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
 Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
 Sengketa lingkungan hidup merupakan sengketa yang ditimbulkan karena
adanya atau diduga adanya pencemaran dan atau perusakan lingkungan
hidup.
 Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan terhadap
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan.
 Organisasi lingkungan hidup organisasi yang tujuan kegiatannya di bidang
lingkungan hidup
 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan hidup adalah Kajian mengenai
dampak besar dan dan penting suatu dan atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hoidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan suatu usaha atau kegiatan.
 Audit lingkungan hidup adalah Proses evaluasi terhadap
pertanggungjawaban terhadap ketaatan dalam menjaga lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai