A. Pengertian
1.Keseimbangan antara ekonomi dan ekologi
2.Setiap pembangunan ekonomi mendukung juga pembangunan sosial dan
sebaliknya
3.Efek positif maupun negatif terhadap lingkungan sudah dirediksi pada
saat program pembangunan berjalan, sehingga langkah yang ditempuh
dapat meminimalisir efek buruk terhadap lingkungan. Ciri-ciri secara
umum
C. Konsep
Proses pembangunan berkelanjutan bertumpu pada 3 faktor,
yaitu kondisi SDA, kualitas lingkungan, dan faktor kependudukan.
Dengan demikian, pembangnan berkelanjutan tidak akan bermakna
banyak apabila dilakukan tanpa memperhatikan aspek-aspek yang
berwawasan lingkungan. Terdapat 2 kaidah yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan SDA dan lingkungan, yaitu SDA yang terbarukan
(Renewble resources) dan untuk masalah lingkungan.
Konsep keberlanjutan dapat diperinci menjadi 3 aspek pemahaman,
yaitu:
1. Keberlanjutan ekonomi: Sebagai pembangunan yang mampu
menghasilkan barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara
keberlanjutan pemerintah dan menghindari terjadinya
ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi
pertanian dan industri
2. Keberlanjutan lingkungan: Sistem yang berkelanjutan secara
lingkungan harus mampu memelihara sumber daya yang stabil,
menghindari eksploitasi SDA dan fungsi penyerapan lingkungan
3. Keberlanjutan sosial: Diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, menyediakan layanan sosial termasuk
kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik
Konsep pembangunan berkelanjutan berhubungan erat dengan masalah
etika, mengingat bahwa konsep pembangunan berkelanjutan berorientasi pada
masa depan (future) dan juga memfokuskan diri pada masalah kemiskinan
(poverty). Konsep ini sangat memperhatikan kesejahteraan generasi yang akan
datang, namun pada saat yang bersamaan juga tidak mengurangi perhatian
terhadap upaya-upaya untuk meningkatkan taraf hidup orang miskin yang ada
pada generasi sekarang.
Menurut Emil Salim: pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses
pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber
daya manusia, dengan menyerasikan sumber daya alam dengan manusia dalam
pembangunan.
3. Permasalahan topografi.
Kita tahu bahwa sifat air adalah mengalir dari dataran tinggi ke rendah.
Disini terdapat masalah, kadang-kadang ketersediaan sumber air permukaan tidak
sesuai dengan kebutuhan. Ada sumber air yang terletak sangat jauh dari sawah
petani sehingga jika dibuat jaringan irigasi akan sangat mahal sekali. Ada pula
yang dekat dengan areal persawahan tapi posisinya lebih rendah, ini adalah suatu
kondisi yang tidak menguntungkan. Oleh karena itu diperlukan bangunan yang
mampu mempertinggi muka air semacam bendung atau pompa air. Maka investasi
yang besar dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.
4. Keadaan tanah.
Mengapa keadaan tanah dimasukan dalam permasalah irigasi? Jenis
tanah akan menjadi faktor penting dalam usaha mencapai eberhasilan
pembangunan irigasi. Tanah yang baik adalah tanah yang subur untuk tanaman
dan tidak porous. Tanah harus bisa menyimpan air dalam waktu yang cukup lama
agar tidak meresap hilang kedalam bumi. Maka jenis tanah tertentu ada yang tidak
cocok untuk dijadikan daerah pertanian. Sebagai contoh tanah di daerah karst atau
pegunungan kapur, tidak cocok sebagai irigasi pertanian karena terlalu porous
sehingga air mudah hilang.
Foto diatas adalah salah satu contoh kekurang pedulian warga dalam
menjaga kebnersihan saluran irigasi. Ini adalah salah satu contoh masalah sosial
yang kadang tidak diperdulikan. Degan adanya sampang yang sebanyak itu maka
jaringan irigasi tidak akan bekerja dengan lancar dan bisa mendatangkan bencana
banjir.
Terlepas dari perilakunya, hal yang lebih mendasar lagi untuk membuka
sawah ialah seberapa banyak jumlah petani yang ada dalam suatu wilayah tersebut
dan apakah mereka bersedia? Hal itu harus dipastikan terlebih dulu sebelum
membangun jaringan irigasi didaerah persawahan yang baru.
6. Pembebasan lahan.
Faktor sulit atau tidaknya pembebasan lahan sangat berpengaruh
terhadap cepat atau tidaknya pembangunan irigasi itu dilaksanakan. Hal ini tidak
bisa terlepas dari kerelaan pemilik lahan untuk diajak berkompromi. Setahu saya
pembebasan lahan di-Indonesia merupakan suatu yang cukup sulit. Hal ini harus
diatasi dengan memberikan kompensasi yang memadai bagi para pemilik lahan.