Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Pembagian Zona Pesisir Dan Laut

Disusu Oleh:
NAMA : Muh. Ihza fauzan AM
NIM : 4518014094
KELAS : Sipil C

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Bosowa Makassar

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunian Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Pembagian Laut Dan Zonasi Laut. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah manajemen pesisir dan pantai. Selain itu makalah juga dapat kita gunakan untuk
menambah wawasan pengetahuan kita tentang perkembangan emosi remaja.
Namun penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini kedepannya.

Makassar, 12 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang ........................................................................................... 1


b. Permasalahan ............................................................................................. 1
c. Tujuan ....................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
a.      Pengertian Laut .................................................................................................... 2
1.      Gelombang Laut............................................................................................. 2
2.      Pasut ( Pasang Surut ).................................................................................... 3
3.      Arus Laut ........................................................................................................ 4
4.      Salinitas ........................................................................................................... 6
5.      Arus Pantai ..................................................................................................... 8
b.      ZONASI LAUT
1.      Zona Pesisir .................................................................................................... 9
2.      Zona Laut Indonesia ..................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


A.     Kesimpulan.............................................................................................................. 12
B.     Saran 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas Laut memiliki banyak fungsi,
peran, manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas
laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan. karena laut banyak
terdapat kekayaan alam yang berlimpah maka kita perlu mengetahui tentang fisika laut atau
bagian fisik laut dan juga tentang zonasi laut. Dengan mengetahui itu semua maka diharapkan
agar kita mampu mengelolanya dengan baik.
B.     Permasalahan
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat kita identifikasi
permasalahannya yaitu :
1.      Apa itu pengertian laut ?
2.      Apa yang dimaksud dengan gelombang laut, pasang surut, arus laut, salinitas, arus pantai ?
3.      Bagaimana pembagian zonasi laut ?

C.    Tujuan
Setelah mengetahui tentang permasalahan maka tujuan dari makalah ini adalah :
  Mengetahui tentang pengertian laut
  Mengetahui tentang gelombang laut, pasang surut, arus laut, salinitas, dan arus pantai
  Mengetahui pembagian zonasi laut.
  Agar kita turut melestarikan pantai dan pesisir yang ada.
BAB I
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN LAUT

Laut adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat
yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer.
Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni
planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer. sedangkan fisika laut mempelajari masalah-
masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut, salinitas dan fisik lainnya.
1.      Gelombang Laut
Gelombang ombak adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut biasanya
disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke permukaan perairan,
menyebabkan riak-riak, alunan/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai
gelombang atau ombak. gelombang laut selain disebabkan oleh angin (gelombang angin) juga
disebabkan oleh daya tarikan bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik
atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh
gerakan kapal.

Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya.


Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi
oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetch nya, ketinggian
gelombang nya akan semakin besar. Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada
ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar.

Ada dua tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya. Yaitu:
  Gelombang pembangun / pembentuk pantai (Constructive wave).
Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan
kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan
mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika
aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan - pelan mengalir kembali
ke laut.
  Gelombang perusak pantai (Destructive wave).
Sedangkan gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat
yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk
meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak
volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke
tempat lain.

2.      Pasut ( Pasang Surut )


Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa
lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.
Faktor non astronomi yang mempengaruhi pasut terutama di perairan semi tertutup
seperti teluk adalah bentuk garis pantai dan topografi dasar perairan. Puncak gelombang disebut
pasang tinggi dan lembah gelombang disebut pasang rendah. Perbedaan vertikal antara pasang
tinggi dan pasang rendah disebut rentang pasang surut (tidal range). Periode pasang surut adalah
waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya.
periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.

Terdapat tiga tipe dasar pasang laut:


  harian (diurnal)
  tengah harian (semidiurnal)

  campuran (mixed tides

Tipe pasut ditentukan oleh frekuensi air pasang dengan surut setiap harinya. Hal ini
disebabkan karena perbedaan respon setiap lokasi terhadap gaya pembangkit pasang surut. Jika
suatu perairan mengalami satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari, maka kawasan
tersebut dikatakan bertipe pasut harian tunggal (diurnal tides), namun jika terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut dalam sehari, maka tipe pasutnya disebut tipe harian ganda (semidiurnal
tides). Tipe pasut lainnya merupakan peralihan antara tipe tunggal dan ganda disebut dengan tipe
campuran (mixed tides) dan tipe pasut ini digolongkan menjadi dua bagian yaitu tipe campuran
dominasi ganda dan tipe.
Penyebab pasang laut
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara sistematis terhadap
siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai
samudera. Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal
adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan
massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke
bumi. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam
suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut
yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

3.      Arus Laut

Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan
perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut merupakan resultan dari
beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current)
adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas)
maupun secara horizontal (gerakan ke samping).Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis,
yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke
kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang
mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara
dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari
pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman. Pergerakan arus
dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan densitas
air, gaya Coriolis dan arus ekman, topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng ,
downwelling.

Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang
dikenal dengan upwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah
suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter.
Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas,
akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas.
Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling tidak tiga faktor, yaitu :

1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya : Beberapa
sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus
equatorial counter di sisi yang keempat. Batas – batas ini menghasilkan sistem aliran
yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk
bulatan.
2. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis memengaruhi aliran massa air, di mana
gaya ini akan membelokkan arah mereka dari arah yang lurus. Gaya corriolis juga yang
menyebabkan timbulnya perubahan – perubahan arah arus yang kompleks susunannya
yang terjadi sesuai dengan semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.
3. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking : Perbedaan densitas menyebabkan
timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara
ke arah daerah tropik.

Adapun jenis – jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :


Berdasarkan penyebab terjadinya
  Arus ekman : Arus yang dipengaruhi oleh angin.
  Arus termohaline : Arus yang dipengaruhi oleh densitas dan gravitasi.
  Arus pasut : Arus yang dipengaruhi oleh pasut.
  Arus geostropik : Arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis.
  Wind driven current : Arus yang dipengaruhi oleh pola pergerakan angin dan terjadi pada lapisan
permukaan.

Berdasarkan Kedalaman

  Arus permukaan : Terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah
horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
  Arus dalam : Terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh
pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu :


  Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut

  Sedangkan arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut.

4.      Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas juga dapat
mengacu pada kandungan garam dalam tanah. Air laut secara alami merupakan air saline dengan
kandungan garam sekitar 3,5%. Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-
garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur
salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen
yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai
jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh
klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan
klorida. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil
sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Istilah teknik untuk keasinan lautan
adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida, terutama klorida, adalah anion yang
paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan
dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-
kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan.
Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut
Air tawar Air payau Air saline Brine
< 0.05 % 0.05 - 3 % 3 - 5 % > 5 %
Pengertian salinitas yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat
dalam 1.000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya
adalah Na,Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lain- lain.
Salinitas dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan
Refraktometer atau salinometer. Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per
kilogram (ppt) atau promil (‰). Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5
ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt dan perairan laut berkisar antara 30–35
ppt.
Faktor – faktor yang mempengaruhi salinitas
  Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan
sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar
garamnya.
  Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan
rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
  Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke
laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
5.      Arus Pantai

Gelombang yang datang menuju pantai membawa massa air dan momentum, searah
penjalaran gelombangnya. Hal ini menyebabkan terjadinya arus di sekitar kawasan pantai.
Penjalaran gelombang menuju pantai akan melintasi daerah-daerah lepas pantai (offshore zone),
daerah gelombang pecah (surf zone), dan daerah deburan ombak di pantai (swash zone).
Diantara ketiga daerah tersebut, Bambang Triatmodojo (1999) menjelaskan bahwa karakteristik
gelombang di daerah surf zone dan swash zone adalah yang paling penting di dalam analisis
proses pantai.

Menurut Dean dan Dalrymple (2002), perputaran/sirkulasi arus di sekitar pantai dapat
digolongkan dalam tiga jenis, yaitu:

  arus sepanjang pantai (Longshore current)


  arus seret (Rip current),
  aliran balik (Back flows/cross-shore flows)
Sistem sirkulasi arus tersebut seringkali tidak seragam antara ketiganya bergantung
kepada arah/sudut gelombang datang. Pada kawasan pantai yang diterjang gelombang menyudut
(αb > 5o) terhadap garis pantai, arus dominan yang akan terjadi adalah arus sejajar pantai
(longshore current). Sedangkan apabila garis puncak gelombang datang sejajar dengan garis
pantai, maka akan terjadi 2 kemungkinan arus dominan di pantai. Yang pertama, bila di daerah
surf zone terdapat banyak penghalang bukit pasir (sand bars) dan celah-celah (gaps) maka arus
yang terjadi adalah berupa sirkulasi sel dengan rip current yang menuju laut. Kemungkinan
kedua, bila di daerah surf zone tidak terdapat penghalang yang mengganggu maka arus dominan
yang terjadi adalah aliran balik (back flows).

B.     ZONASI LAUT


Zonasi adalah pemisahan suatu ruang lingkungan kedalam bagian-bagiannya (mintakat -
mintakatnya). Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya. Oleh
karena itu para ahli oseanografi membagi-bagi lingkungan laut menjadi zona-zona menurut
kriteria yang berbeda-beda.

1.      Zona Pesisir


Berdasarkan kedalamannya zona pesisir dapat dibedakan menjadi 4 wilayah(zona) yaitu :

  Zona “Lithoral”, adalah wilayah pantai atau pesisir atau “shore”. Di wilayah ini pada saat air
pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu
wilayah ini sering disebut juga wilayah pasang surut.

  Zona “Neritic” (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut hingga kedalaman
150 m. Pada zona ini masih dapa
t ditembus oleh sinar matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan
baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa, Laut Natuna, Selat Malaka dan laut-
laut disekitar kepulauan Riau.

  Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150
hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan
organismenya tidak sebanyak yang terdapat di zona meritic.
  Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari
1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan
yang hidup di wilayah ini sangat terbatas.

2.      Zona Laut Indonesia

Batas wilayah laut Indonesia Luas wilayah laut Indonesia sekitar 5.176.800 km2. Ini
berarti luas wilayah laut Indonesia lebih dari dua setengah kali luas daratannya. Sesuai dengan
Hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982. berikut ini adalah gambar
pembagian wilayah laut menurut konvensi Hukum Laut PBB. Berikut ini adalah gambar
pembagian wilayah laut menurut konvensi hukum laut PBB. Wilayah perairan laut Indonesia
dapat dibedakan tiga macam, yaitu:
         Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut
lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang
dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara
tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial di sebut laut teritorial. Laut
yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal. Garis dasar adalah garis khayal
yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau.Sebuah negara mempunyai hak
kedaulatan sepenuhnya sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban menyediakan
alur pelayaran lintas damai baik di atas maupun di bawah permukaan laut.
         Zona Landas Kontinen
Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan
dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada
dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen
Australia.Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200
mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas
negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing negara.
         Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari
garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama
dalam memanfaatkan sumber daya laut
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas Laut memiliki banyak fungsi,
peran, manfaat bagi kehidupan manusia maka kita perlu mengetahui tentang fisika laut atau
bagian fisik laut dan juga tentang zonasi laut. fisika laut mempelajari masalah-masalah fisis laut
seperti arus, gelombang, pasang surut, salinitas dan fisik lainnya. Zonasi laut adalah pemisahan
suatu ruang lingkungan kedalam bagian-bagiannya (mintakat - mintakatnya), Lingkungan laut
sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya.

B.     Saran
Kita sebagai mahasiswa geografi maka diharapkan kita labih mengetahui dan
meningkatkan pemahaman kita tentang fisika laut dan zonasi laut. Dengan mengetahui itu semua
baru kita semua bisa menjaga dan mengelola kawasan pesisir kita yang selama ini telah
terabaikan dan tidak dilestarikan dan dikelola dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nontji, A.2007. LAUT NUSANTARA. Jakarta : Djambatan.


Romimohtarto, K. dan Juwana, S.2007. BIOLOGI LAUT : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota
Laut. Jakarta : Djambatan.
http://www.ilmukelautan.com di akses tanggal 22 maret 2011
http://www.gewater.com di akses tanggal 22 maret 2011
http://www.oas.org di akses tanggal 22 maret 2011
www.oseanografi.blogspot.com di akses tanggal 22 maret 2011

Anda mungkin juga menyukai