METODE STUDI
3.1 METODE PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pada bagian ini akan dijelaskan metode pengumpulan data primer dan data sekunder yang
bersifat reliable untuk digunakan dalam menelaah, mengamati, dan mengukur kegiataan yang
di perkirakan mendapat dampak besar dan dampak penting. Metode pengumpulan dan analisis
data harus relavan dengan metode prakiraan dampak yang digunakan, sehingga data yang
dikumpulkan relavan dan representatif dengan dampak penting hipotetik yang akan dianalisis
dalam proses prakiraan dampak.
Data primer yang diambil meliputi data data yang menjadi isu penting yang akan
diperoleh dengan cara survei dan pengukuran langsung di lapangan serta pengambilan contoh
untuk dianalisis di laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara studi
literatur, laporan laporan hasil penelitian terdahulu, dokumen atau laporan dari
dinas/instansi terkait serta informasi yang di peroleh dari pihak terkait.
Pengumpulan data primer untuk kualitas air yaitu dengan menentukan titik sampling
untuk memperoleh sample air dengan menggunakan metode grab sampling, continuous
sampling, dan composite sampling, dan waktu pengambilan sample. Sedangkan pengumpulan
data sekunder untuk kualitas air diperoleh dari BPLHD, tugas akhir mahasiswa, dan jurnal
ilmiah terkait.
Setelah pengambilan data, data akan diolah dan dianalisis sehingga dapat disimpulkan
beberapa dampak yang akan muncul dalam proyek pembangunan. Data tersebut akan
dianalisis berdasarkan jenis dan kebutuhannya.
Kajian tentang rencana kegiatan dan rona lingkungan hidup awal menjadi dasar dalam
prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Metode studi
yang digunakan dalam kajian ANDAL tersebut meliputi metode pengumpulan dan analisis
data, dan metode prakiraan dampak penting. Proyek pembangunan hotel di daerah Ubud
Kabupaten Gianyar akan berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap
komponen geofisik-kimia, biologi serta sosial dan kesehatan masyarakat di sekitarnya.
Dengan memperhatikan cakupan wilayah studi dan kegiatan proyek maka akan dilakukan
pengambilan sampel sebagai gambaran rona lingkungan awal disekitar lokasi kegiatan
pembangunan hotel. Komponen komponen lingkungan adalah sebagai berikut :
Indicator
Parameter
Satuan
lingkungan
Metode
Alat
pengumpulan data
Pemahaman
terhadap
kegiatan
Persepsi
masyarakat
Persepsi
pembangunan
masyarakat
hotel didaerah
terhadap
Ubud Kabupaten
proyek dan
Gianyar
Sikap dan
lingkungan
Wawancara/tabulasi
kuisione
r
tanggapan
masyarakat
sekitar proek
2. Metode Analisis Data
Analisis data dan informasi tentang kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
dilakukan dengan pendekatan triangulasi, yaitu suatu pendekatan dengan memanfaatkan tiga
teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, pengamatan (observasi) dan wawancara.
3. Lokasi
Pengumpulan data primer dilakukan di area proyek pembangunan hotel di daerah Ubud
Kabupaten Gianyar.
3.1.2 Kelancaran Lalu Lintas
1. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi lalu lintas eksisting dan keperluan tahap
identifikasi masalah dan analisis, maka pengumpulan data primer telah dilakukan secara
langsung pada studi dengan tujuan memperoleh informasi penting berkaitan dengan pola
perjalanan pada daerah studi. Pelaksaan waktu survey dipilih berdasarkan pertimbangan harihari dimana penduduk dianggap melakukan puncak kegiatan rutin. Untuk studi lalu lintas
proyek pembangunan hotel di daerah Ubud Kabupaten Gianyar ini akan melakukan survey
lapangan pada hari kerja dan jam sibuk. Survey lapangan akan dilakukan berdasarkan pada
kebutuhan adalah :
Survey inventarisasi jaringan jalan
Survey pencacahan volume lalu lintas pada simpang
Survey kecepatan kendaraan pada ruas jalan utama
Survey kinerja Simpang
a. Survey inventarisasi jalan : Survey inventarisasi jalan dilakukan untuk mengetahui dan
mengenal gambaran dimensi pada ruas jalan di sekitar kawasan studi. Gambaran
tentang dimensi jalan ini penting untuk mempermudah dalam perhitungan
kapasitasnya, agar segera dapat mengantisipasi jalan jalan yang tidak kuat menerima
akibat adanya bebas tambahan dari bangkitan dan tarikan akibat proyek pembangunan
hotel di daerah Ubud Kabupaten Gianyar.
b. Survey pencacahan volume lalu lintas pada ruas lalu lintas : Pelaksanaan survey
volume lalu lintas dilaksanakan dengan dua maksud, yaitu : pengumpulan data volume
lalu lintas sebagai dasar pelaksanaan proses validasi dan kalibrasi model transportasi
yang telah dikembangkan. Untuk keperluan ini, maka volume lalu lintas yang akan
diukur adalah actual flow, yaitu volume lalu lintas yang diusahakan sedekat mungkin
dengan nilai demand. Pelaksanaan survey ini adalah pada suatu titik yang mewakili
ruas jalan dengan menggunakan teknik pencacahan terklasifikasi (Classified Traffic
Count). Pengumpulan data volume lalu lintas sebagai parameter proses penilaian
kinerja jaringan jalan dan lalu lintas. Untuk keperluan ini, selain survey volume lalu
lintas ruas jalan sebagaimana disebut pada poin diatas, maka diperlukan pula
pencacahan volume lalu lintas di simpang dengan menggunakan teknik pencacahan
gerakan berbelok yang terklasifikasi (Classified Turning Movement Counting). Survey
volume lalu lintas dilakukan dalam kondisi sibuk pagi, sibuk siang dan sibuk sore.
Pada survey lalu lintas dilakukan pencacahan pada jenis kendaraan, kategori jenis
kendaraan yang di survey tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2 jenis kendaraan yang di survey
Kelompo
k
1
2
3
4
Jenis kendaraan
Sedan, Station Wagon, Jip, Angkutan Pedesaan
Kendaraan Sedang (Bus , truck sedang)
Kendaraan besar (Bus besar, Truck besar)
Sepeda motor
Jenis survey
Lokasi survey
Survey inventaris jalan
Survey pencacahan volume lalu lintas pada Jalan jalan utama di wilayah studi
ruas
Penggunaan
Parameter
-
Sumber Air
Debit
Curah hujan
Catchment area
Koefisien lahan
Satuan
Metode
Alat
Data sekunder
Wawancara
m3/detik
Pengukuran
Current meter
mm/hari
Data sekunder
Wawancara
Ha
-
Data sekunder
Data sekunder
Pustaka
Pustaka
lahan
2. Metode analisis data
debit saluran drainase dianalisa dengan menggunakan persamaan :
Q saluran = Q hujan
(C I A)
=A .V
3,6
Dimana : Q = debit aliran maksimal (m3/detik)
C = Coefisien run off (empiris 0,20 0,90)
I = intensitas curah hujan maksimal (mm/jam)
A = luas tangkapan air hujan (m2)
V = kecepatan alir drainase
Dari hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan kapasitas drainase, sehingga dapat di
tentukan dampak pembangunan terhadap aspek hidrologi.
3. Lokasi
Lokasi pengukuran hidrologi ini adalah di drainase sekitar rencana pembangunan hotel di
daerah Ubud Kabupaten Gianyar pada musim hujan.
3.1.6 Penurunan Kualitas Air Permukaan
1. Metode Pengumpulan Data
pengambilan contoh kualitas air permukaan dilakukan di badan air permukaan yang di
rencanakan menjadi badan air penerima. Data tersebut merupakan data tentang kondisi air
permukaan saat ini dan dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas air permukaan dimasa
mendatang jika kegiatan pembangunan hotel selesai.
2. Metode Analisis Data
Tabel 3.5 Metode pengumpulan kualitas badan air penerima
No.
1.
Parameter
Satua
Metode pengumpulan
Metode analisa
COD
n
Mg/l
2.
BOD
Mg/l
diaerasi,
Logam Berat
Boron (B) Mg/l
Flourida
Mg/l
(Fl)
Kodmium
(cd)
Kobait
(Co)
Chromium
VI (Cr 6+)
Mangan
(Mn)
AAS
sesuai
AAS
sesuai
Mg/l
sesuai
Mg/l
AAS
Mg/l
sesuai
Mg/l
AAS
AAS
sesuai
AAS
sesuai
Nikel
Mg/l
Tembaga
Mg/l
(Cu)
Arsen (As)
AAS
Mg/l
AAS
4.
Mg/l
sesuai
(Pb)
TSS
Mg/l
menggunakan
sesuai
Minyak
Mg/l
lemak
detergen
AAS
neraca
dengan
sesuai
analitik
SNI
06.6989.27/2004
Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH<2, menggunakan spektrofotometer
disimpan dalam suhu 4C sesuai
6.
AAS
5.
sesuai
Timbal
sesuai
Mg/l
dengan
SNI
7.
KMnO4
Mg/l
sesuai
dengan
SNI
06.6989.39/2005
Dilakukan pengambilan air, Analisis di laboratorium dengan
disimpan dalam suhu 4C menggunakan spektrofotometer
dalam wadah polyeteline
sesuai
dengan
SNI
06.6989.30/2005
Sumber : Panduan dan Manajemen Mutu Laboratorium Lingkungan
3. Lokasi
Penentuan lokasi pengambilan contoh air permukaan dilakukan berdasarkan SNI
6989.57/2008. Lokasi pengambilan contoh data kualitas air permukaan akan dilakukan pada
lokasi sebagai berikut :
-
Metode
Indikator
ketenagakerjaan
Parameter
Tingkat
kesempatan
Kesempatan
kerja
kerja
Struktur
tenaga kerja
Mobilitas
Kesempatan
tenaga kerja
Tingkat
berusaha
kesempatan
Satuan
pengumpulan
Alat
Kuisioner dan
studi pustaka
data sekunder
berusaha
Mobilitas
pedagangan
2. Metode Analisis Data
analisis data kesempatan kerja dan kesempatan bersusaha dilakukan dengan cara analisa
tabulasi.
3. Lokasi
Pengumpulan data primer dilakukan di sekitar area pembangunan Hotel di daerah Ubud
kabupaten Gianyar, provinsi Bali
3.2.9. Peningkatan Timbulan Sampah
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data limbah padat dilakukan secara visual terhadap timbunan
sampah yang ada serta kaitannya dengan nilai-nilai estetika dan lokasi yang perkirakan lokasi
terjadinya penimbulan sampah.
2. Metode Analisis Data
Metode analisis data terhadap limbah padat adalah dengan melihat banyaknya timbulan
sampah yang tidak terkelola dengan baik, analisis manajemen, pengelolaan sampah, dan
lokasi timbulan sampah, sehingga dapat dicari solusinya.
3. Lokasi
Lokasi pengumpulan data limbah padat adalah pada lokasi yang perkirakan terjadinya
penimbulan sampah.
13, 26, 28,
3.2 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Prakiraan akan dilakukan secara cermat terhadap dampak dari rencana kegiatan proyek
pembangunan hotel didaerah Ubud kabupaten Gianyar terhadap lingkungan hidup pada
konstruksi. Telaah ini dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas
lingkungan hidup yang diperkirakan dengan adanya rencana kegiatan, dan kondisi kualitas
lingkungan hidup yang diperkirakan tanpa adanya rencana kegiatan dengan menggunakan
metode prakiraan dampak baik dengan metode formal maupun non formal. Adapun metode
metode tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
a. Matematis
Dalam metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan besarnya dampak
yang diakibatkan adanya proyek pembangunan hotel di daerah Ubud, Kabupaten
Gianyar terhadap lingkungan. Kondisi ini dapat di rumuskan secara kuantitatif dengan
permodelan atau dengan menggunakan baku mutu yang telah ditetapkan.
Komponen/subkomponen/parameter lingkungan yang akan didekati dengan metode ini
terutama yang memiliki baku mutu matematis seperti kualitas udara. Berikut adalah
perhitungan matematis yang dilakukan terhadap komponen lingkungan :
1. Lalu lintas
Bangkitan lalu lintas dengan adanya kegiatan adalah :
Besar dampak (smp/jam) = (vol. lalu lintas + bangkitan) vol. lalu lintas tanpa
proyek
2. Kualitas Udara
Metode prakiraan dampak yang akan digunakan untuk kualitas udara dan
kebisingan meliputi metode formal dan non formal. Metode formal yang
digunakan adalah model matematik baik untuk pendugaan dampak gas polutan,
debu maupun kebisingan. Model yang dimaksud adalah : untuk menentukan
kondisi udara dengan menggunakan rumus matematis dan tergantung dari
pembakaran bahan bakar yang dilakukan baik oleh kendaraan tetao maupun tidak
tetap.
Cj =
Q
U W D
Dimana :
Cj = konsentrasi parameter j
Qj = kecepatan emisi parameter j (g/detik, atau g/detik)
U = kecepatan angin sejajar sumbu X (m/detik)
W = lebar box dengan arah tegak lurus arah angin (m)
D = tinggi box dengan arah tegak lurus arah angin (m)
3. Kebisingan
Model yang akan digunakan untuk perkiraan dampak kebisingan adalah model
Inverse Square Law (Lee, Shun Dar Lin, 1999), untuk sumber titik (point source)
yaitu :
Sumber titik : Lp1 Lp2 = 20 log (r2/r1)
Dimana :
Lp1
= tingkat kebisingan untuk sumber 1 dengan jarak r1 dari sumber 1
Lp2
= tingkat kebisingan untuk sumber 2 dengan jarak r2 dari sumber 2.
Sedangkan untuk sumber kebisingan bergerak (line source) digunakan rumus (Rau
& Wooten, Environmental Impact Analysis Handbook, 1980) sebagai berikut :
15
Leq (h)I = LOE + 10 log ( SiT
+ 10 log ( d 1+ 13
Dimana :
Leq (h)I = intensitas kebisingan kendaraan pada kecepatan tertentu, dBA
LOE
= Reference mean energy untuk setiap jenis kendaraan, dBA
Ni
= jumlah kendaraan yang lewat pada waktu tertentu
Si
= kecepatan kendaraan, km/jam
d
= jarak dari sumber bising, meter
= faktor
4. Kualitas Air Permukaan
Untuk menduga beban pencemaran yang akan masuk ke badan air penerima,
digunakan rumus
Beban pencemaran :
( Q 1 C 1 ) +( Q2 C 2)
C=
Q 1+ Q2
Dimana :
C3 = konsentrasi air sungai setelah bercampur dengan air limbah
Q3 = debit air sungai setelah bercampur dengan air limbah (data sekunder)
C2 = konsentrasi air sungai sebelum bercampur dengan air limbah
(pengukuran)
Q2 = debit air sungai sebelum bercampur dengan air limbah ( pengukuran
dan data sekunder)
C1 = konsentrasi air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data
sekunder)
Q1 = debit air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data
sekunder)
b. Analogi
Dampak bencana alam tanah longsor, utilitas dan timbulnya ceceran mengacu pada
analogi kegiatan pembangunan hotel yang pernah dilakukan, sehingga dapat dijadikan
pertimbangan dalam mempertimbangkan tingkat penting dan besarnya dampak.
c. Penilaian Para Ahli
Prediksi dampak akan dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan para ahli
apabila terdapat parameter yang sangat terbatas datanya atau informasinya sangat
kurang. Dalam hal ini, pendekatan penilaian para ahli dalam memprediksi dampak
seperti presepsi masyarakat, kesemparan kerja dan berusaha, dan gangguan biota darat
akan dilakukan melalui penilaian para ahli yang mendasarkan pada nilai rata ( means)
dengan memperhatikan tata nilai, adat istiadat dan budaya masyarakat sekitar.
Dalam menentukan penilaian penting tidaknya suatu dampak yang akan ditimbulkan
oleh rencana kegiatan, maka SK Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
No.KEP.056 tahun 1994 akan menjadi acuan dalam pertimbangan. Selain itu,
penilaian tingkat penting dampak dapat digunakan pula baku mutu sebagai standar.
Selain itu, dalam melakukan telaahan tersebut diatas akan diperhatikan pula dampak
yang bersifat langsung dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak
yang ditimbulkan secara langsung oleh adanya rencana kegiatan. Sedangkan dampak
tidak langsung adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya suatu
komponen lingkungan hidup dan/atau kegiatan primer oleh adanya rencana kegiatan.
Dalam kaitan ini maka akan diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai
komponen lingkungan hidup sebagai berikut :
a. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat lansung pada komponen
social.
b. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
fisik-kimia, kemudaian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut
terhadap komponen biologi dan social.
c. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
biologi, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan pada komponen
social.
d. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada aspek fisikkimia dan selanjutnya membangkitkan dampak pada komponen social.
e. Dampak penting pada butir a, b, c, dan d yang telah diutarakan selanjutnya
menimbulkan dampak balik pada rencana kegiatan.
3.3 METODE EVALUASI DAMPAK PENTING
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil telaahan dampak besar dan penting dari
rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang
bertanggung jawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam PP.NO 27 tahun 1999.
a. Telaah terhadap dampak penting
Sifat dampak
Sifat dampak dibedakan atas dampak positif dan dampak negative. Dampak positif
adalah jenis dampak yang timbul dan yang menguntungkan bila ditinjau dari segi
lingkungan hidup termasuk kehidupan manusia. Sedangkan dampak negative
adalah dampak-dampak yang timbul dan yang merugikan bila ditinjau dari segi
lingkungan hidup, termasuk kehidupan manusia.
Besaran dampak
Besaran dampak dapat dibedakan atas tiga kategori, yaitu besar, sedang dan kecil,
yang penentuannya didasarkan atas besarnya perubahan kualitas lingkungan hidup
yang timbul sebagai akibat kegiatan konstruksi atau besarnya perubahan kualitas
lingkungan hidup sebelum dan setelah adanya kegiatan pembangunan, baik dikaji
secara kuantitatif dan/atau kualitatif.
1. Besaran dampak dikategorikan besar, bila perubahan kondisi lingkungan hidup
yang terjadi karena kegiatan, mencapai lebih dari 30% kondisi lingkungan
hidup semula.
2. Besaran dampak dikategorikan sedang, bila perubahan kondisi lingkungan
hidup yang terjadi karena kegiatan, mencapai nilai-nilai 10-30% dari kondisi
lingkungan hidup semula.
3. Besaran dampak dikategorikan kecil, bila perubahan kondisi lingkungan hidup
yang terjadi karena kegiatan, kurang dari 10% kondisi lingkungan hidup
semula.
Tingkat Kepentingan Dampak
Kriteria tingkat pentingnya dampak mengacu pada keputusan Kepala Bapedal
No.56 tahun 1994 tentang pedoman mengenai ukuran dampak penting, dimana
dampak yang timbul karena kegiatan- kegiatan dapat dikategorikan penting dan
tidak penting seperti dapat dilihat pada tabel berikut berturut-turut dengan
mempertimbangkan 6 (enam) factor penentu dampak penting seperti :
1. Jumlah penduduk yang terkena dampak
2. Luas sebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Akhirnya langkah selanjutnya dilakukan telaah evaluasi secara holistic terhadap
dampak-dampak penting yang terjadi dengan menggunakan metode matriks
Leopold-Lohani Than.
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Besaran Dampak
No.
1.
2.
3.
Nilai
5
3
1
Nilai
5
1
No
.
1.
(nilai 5)
100%
<100%
100% mengalami
L = L1/L2
Tidak mengalami
perubahan mendasar
perubahan
mendasar
< satu tahapan
Penduduk (Pd)
Pd = P1/P2
P1 = Penduduk yang terkena dampak
2.
3.
dampak (W)
kegiatan
W = W1/W2
W1 = lamanya dampak berlangsung
4.
100%
>100%
Tidak kumulatif,
Kumulatif tidak
dapat diasimilasi
oleh lingkungan
Dapat dipulihkan
lingkungan
Tidak dapat
(berbalik)
dipulihkan (tidak
6.
PR = Dampak Primer
Sifat kumulatif dampak
berbalik)
Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang
diprakirakan mengalami perubahan mendasar sebagaimana dikaji pada pelingkupan
isu pokok. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah
telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan
hidup yang dimaksud pada pelingkupan isu pokok dengan sumber rencana kegiatan
penyebab dampak. Beragam komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
penting tersebut (baik positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu kesatuan yang
saling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga diketahui sejauh mana
pertimbangan dampak besar dan penting yang bersifat positif dengan yang bersifat
negatif. Telaahan ini akan menggunakan metode Leopold yang dimodifikasi oleh
Lohani Than.
b. Telahaan sebagai dasar pengelolaan
1. Kausatif
Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dan rona lingkungan
hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul. Misalnya
mungkin saja dampak besar dan penting timbul dari rencana kegiatan itu
dilaksanakan disuatu lokasi yang terlalu padat manusia, atau pada tingkat
pendapatan dan pendidikan yang terlampau rendah, bentuk teknologi yang tak
sesuai dan sebagainya.
2. Ciri dampak
Ciri dampak penting akan dijelaskan, dalam arti apakah dampak penting baik
positif maupun negatif akan berlangsung terus selama rencana kegiatan itu
berlangsung nanti atau antara dampak-dampak satu dengan dampak yang lainnya
akan terdapat hubungan timbal balik yang antagonitis dan sinergis. Apabila
dimungkinkan uraian kejelasan tentang waktu ambang batas (misal : baku mutu
lingkungan hidup) dampak besar dan penting mulai timbul, apakah ambang batas
tersebut akan dimulai timbul setelah rencana kegiatan dilaksanakan atau akan
terus berlangsung sejak masa prakontruksi dan akan berakhir bersama selesainya
kegiatan atau mungkin akan terus berlangsung, umpamanya lebih dari satu
generasi.
3. Kelompok masyarakat
Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok yang
akan terkena dampak positif. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang
diinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat rencana kegiatan
pembangunan.
Dampak
Perubahan
Presepsi
Masyarakat.
Data
Data primer :
Triangulasi
Wawancara
Data sekunder :
BPS/Pustaka/RW
Desa yang
dilalui
Proyek
No.56/1994
a. Jumlah penduduk yang
Tel
dam
Tel
das
tekena dampak
b. Luas sebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya
dampak
d. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak
2.
Gangguan
lalu lintas
Data primer :
-Survey
- Analisis
mobilitas
inventarisasi - Analisis
jaringan jalan
-Survey
kecepatan
kendaraan
pada ruas
jalan utama
Data sekunder :
DISHUB Prov
Bali,
DISHUB Kab
Gianyar
aksesbilitas
Ruas Jalan
Ubud
Dampak
Data
Penurunan
Kualitas
Udara
Data Primer :
Sampling udara
Baku Mutu
Belom
yang berlaku
ditentukan
ambien
Data Sekunder :
Monitoring yang
telah dilakukan
tekena dampak
m. Luas sebaran dampak
n. Intensitas dan lamanya
dampak
o. Banyaknya komponen
dari Stasiun
BMKG terdekat.
4.
Peningkatan
Kebisingan
Data Primer :
Sampling
Kebisingan
ambien
Data Sekunder :
Monitoring yang
telah
dilakukan
Baku Mutu
Belom di
yang berlaku
tentukan
Tel
dam
Tel
das
Dampak
Data
Peningkatan
Air Larian
Data Primer :
Pengukuran
Q hujan = Q
Drainase
saluran
sekitar
Debit
Data Sekunder :
Monitoring yang
telah
rencana
Proyek
dilakukan
maupun
sungai yang
Bali
ada
Tel
dam
Tel
das
tekena dampak
w. Luas sebaran dampak
x. Intensitas dan lamanya
dampak
y. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
z. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak
6.
Penurunan
Kualitas Air
Data primer :
Sampling air
permukaan
Data Sekunder :
DISTAMBEN
Prov Bali
Baku Mutu
Belom di
yang berlaku
tentukan
Tel
dam
Tel
das
Dampak
Data
Gangguan
terhadap
Biota Darat
Data primer :
Inventarisasi
dengan Line
Method
Data sekunder :
DISTAM Prov
Bali
Klasifikasi
Pada aera
jenis, kondisi
pembanguna
tanaman, dan
n Hotel
pengelompo
k sesuai
Tel
dam
Tel
das
tekena dampak
ag. Luas sebaran dampak
ah. Intensitas dan lamanya
dengan
fungsinya
(ekologis,
dampak
ai. Banyaknya komponen
ekonomis,
estetis).
8.
Peningkatan
Data primer :
Triangulasi
Wawancara
Kesempatan
Data sekunder :
Kerja
dan BPS/Pustaka/RW
Berusaha
Kelurahan/
Tel
dam
Tel
das
Dampak
Data
Peningkatan
timbulan
sampah
Data primer :
Visual terhadap
timbunan
sampah yang ada
serta kaitannya
dengan nilai-nilai
estetika dan
lokasi yang
perkirakan lokasi
terjadinya
penimbulan
sampah.
Data sekunder :
Dinas
Analisis
Di sekitar
terhadap
area proyek
banyaknya
timbulan
sampah yang
tidak
terkelola
dengan baik,
analisis
manajemen
pengelolaan
sampah dan
lokasi
Kebersihan Prov
timbulan
Bali
sampah.
Tel
dam
Tel
das