Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE STUDI
3.1 METODE PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pada bagian ini akan dijelaskan metode pengumpulan data primer dan data sekunder yang
bersifat reliable untuk digunakan dalam menelaah, mengamati, dan mengukur kegiataan yang
di perkirakan mendapat dampak besar dan dampak penting. Metode pengumpulan dan analisis
data harus relavan dengan metode prakiraan dampak yang digunakan, sehingga data yang
dikumpulkan relavan dan representatif dengan dampak penting hipotetik yang akan dianalisis
dalam proses prakiraan dampak.
Data primer yang diambil meliputi data data yang menjadi isu penting yang akan
diperoleh dengan cara survei dan pengukuran langsung di lapangan serta pengambilan contoh
untuk dianalisis di laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara studi
literatur, laporan laporan hasil penelitian terdahulu, dokumen atau laporan dari
dinas/instansi terkait serta informasi yang di peroleh dari pihak terkait.
Pengumpulan data primer untuk kualitas air yaitu dengan menentukan titik sampling
untuk memperoleh sample air dengan menggunakan metode grab sampling, continuous
sampling, dan composite sampling, dan waktu pengambilan sample. Sedangkan pengumpulan
data sekunder untuk kualitas air diperoleh dari BPLHD, tugas akhir mahasiswa, dan jurnal
ilmiah terkait.
Setelah pengambilan data, data akan diolah dan dianalisis sehingga dapat disimpulkan
beberapa dampak yang akan muncul dalam proyek pembangunan. Data tersebut akan
dianalisis berdasarkan jenis dan kebutuhannya.
Kajian tentang rencana kegiatan dan rona lingkungan hidup awal menjadi dasar dalam
prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup. Metode studi
yang digunakan dalam kajian ANDAL tersebut meliputi metode pengumpulan dan analisis
data, dan metode prakiraan dampak penting. Proyek pembangunan hotel di daerah Ubud
Kabupaten Gianyar akan berdampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap
komponen geofisik-kimia, biologi serta sosial dan kesehatan masyarakat di sekitarnya.
Dengan memperhatikan cakupan wilayah studi dan kegiatan proyek maka akan dilakukan
pengambilan sampel sebagai gambaran rona lingkungan awal disekitar lokasi kegiatan
pembangunan hotel. Komponen komponen lingkungan adalah sebagai berikut :

3.1.1 Perubahan Persepsi Masyarakat


1. Metode Pengumpulan Data
pengumpulan data tentang persepsi masyarakat dilakukan untuk meliat sejauh mana
pengaruh kegiatan pembangunan hotel di daerah Ubud Kabupaten Gianyar terhadap
masyarakat sekitarnya. Metode yang dipergunakan dalam pengambilan data melalui
pendekatan partisipatif (participatory approach) yang melibatkan masyarakat yang diduga
terkena dampak baik langsung maupun tidak langsung. Pelaksanaannya dengan cara
wawancara secara mendalam dan terstruktur (indepth interiview) dengan bantuan kuisioner.
Jumlah responden adalah 10% dari masyarakat yang terkena dampak (kampung), yaitu
sebanyak kurang lebih 100 responden. Wawancara juga dilakukan dengan pihak lain seperti
dengan tokoh tokoh masyarakat yang ada disekitar lokasi secara tidak terstruktur. Data
sekunder diperoleh dari petugas kelurahan, kampung atau desa tempat kegiatan berlangsung.
Berikut adalah metode pengumpulan data persepsi masyarakat :
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data Persepsi Masyarakat
Komponen

Indicator

Parameter

Satuan

lingkungan

Metode

Alat

pengumpulan data
Pemahaman
terhadap
kegiatan

Persepsi
masyarakat

Persepsi

pembangunan

masyarakat

hotel didaerah

terhadap

Ubud Kabupaten

proyek dan

Gianyar
Sikap dan

lingkungan

Wawancara/tabulasi

kuisione
r

tanggapan
masyarakat
sekitar proek
2. Metode Analisis Data
Analisis data dan informasi tentang kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
dilakukan dengan pendekatan triangulasi, yaitu suatu pendekatan dengan memanfaatkan tiga
teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, pengamatan (observasi) dan wawancara.

3. Lokasi
Pengumpulan data primer dilakukan di area proyek pembangunan hotel di daerah Ubud
Kabupaten Gianyar.
3.1.2 Kelancaran Lalu Lintas
1. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi lalu lintas eksisting dan keperluan tahap
identifikasi masalah dan analisis, maka pengumpulan data primer telah dilakukan secara
langsung pada studi dengan tujuan memperoleh informasi penting berkaitan dengan pola
perjalanan pada daerah studi. Pelaksaan waktu survey dipilih berdasarkan pertimbangan harihari dimana penduduk dianggap melakukan puncak kegiatan rutin. Untuk studi lalu lintas
proyek pembangunan hotel di daerah Ubud Kabupaten Gianyar ini akan melakukan survey
lapangan pada hari kerja dan jam sibuk. Survey lapangan akan dilakukan berdasarkan pada
kebutuhan adalah :
Survey inventarisasi jaringan jalan
Survey pencacahan volume lalu lintas pada simpang
Survey kecepatan kendaraan pada ruas jalan utama
Survey kinerja Simpang
a. Survey inventarisasi jalan : Survey inventarisasi jalan dilakukan untuk mengetahui dan
mengenal gambaran dimensi pada ruas jalan di sekitar kawasan studi. Gambaran
tentang dimensi jalan ini penting untuk mempermudah dalam perhitungan
kapasitasnya, agar segera dapat mengantisipasi jalan jalan yang tidak kuat menerima
akibat adanya bebas tambahan dari bangkitan dan tarikan akibat proyek pembangunan
hotel di daerah Ubud Kabupaten Gianyar.
b. Survey pencacahan volume lalu lintas pada ruas lalu lintas : Pelaksanaan survey
volume lalu lintas dilaksanakan dengan dua maksud, yaitu : pengumpulan data volume
lalu lintas sebagai dasar pelaksanaan proses validasi dan kalibrasi model transportasi
yang telah dikembangkan. Untuk keperluan ini, maka volume lalu lintas yang akan
diukur adalah actual flow, yaitu volume lalu lintas yang diusahakan sedekat mungkin
dengan nilai demand. Pelaksanaan survey ini adalah pada suatu titik yang mewakili
ruas jalan dengan menggunakan teknik pencacahan terklasifikasi (Classified Traffic
Count). Pengumpulan data volume lalu lintas sebagai parameter proses penilaian
kinerja jaringan jalan dan lalu lintas. Untuk keperluan ini, selain survey volume lalu
lintas ruas jalan sebagaimana disebut pada poin diatas, maka diperlukan pula
pencacahan volume lalu lintas di simpang dengan menggunakan teknik pencacahan
gerakan berbelok yang terklasifikasi (Classified Turning Movement Counting). Survey

volume lalu lintas dilakukan dalam kondisi sibuk pagi, sibuk siang dan sibuk sore.
Pada survey lalu lintas dilakukan pencacahan pada jenis kendaraan, kategori jenis
kendaraan yang di survey tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2 jenis kendaraan yang di survey
Kelompo
k
1
2
3
4

Jenis kendaraan
Sedan, Station Wagon, Jip, Angkutan Pedesaan
Kendaraan Sedang (Bus , truck sedang)
Kendaraan besar (Bus besar, Truck besar)
Sepeda motor

c. Survey Kecepatan Kendaraan : Survey kecepatan kendaraaan dilakukan pada ruas


jalan utama diwilayah studi. Survey ini dilaksanakan pada jam jam puncak, yaitu
pagi dan sore. Teknik pelaksanaan survey kecepatan dan waktu perjalanan adalah
dengan menggunakan metode floating car. Dengan metode ini diharapkan akan
diperoleh kecepatan dan waktu perjalanan rata rata dari ruas jalan.
2. Metode Analisis Data
a. Analisis mobilitas dengan menggunakan parameter VCR yang menyatakan tingkat
kejenuhan ruas jalan terhadap kapasitasnya.
b. Analisis aksesbilitas dengan menggunakan parameter waktu tempuh dan kecepatan
perjalanan (travel time dan travel speed) setelah memperhitungkan hambatan pada
ruas dan simpang.
3. Lokasi
Tabel 3.3 Lokasi dan jenis survey lalu lintas di wilayah studi
No.
1.
2.

Jenis survey
Lokasi survey
Survey inventaris jalan
Survey pencacahan volume lalu lintas pada Jalan jalan utama di wilayah studi
ruas

3.1.3 Penurunan Kualitas Udara


1. Metode Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data primer : melakukan pengambilan sampel udara ambien secara
langsung di lapangan.

b. Pengumpulan data sekunder : menggunakan laporan hasil pemantauan lingkungan


yang telah dilakukan oleh Pemda Provinsi Bali dan data iklim yang dikumpulka dari
Stasiun Badan Meteorologi dan geofisika (BMKG) terdekat.
c. Parameter yang dianalisis : Debu (TSP), Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida
(NO2), Karbon Monoksida (CO), dan Timbal (Pb).
d. Alat yang digunakan : air impigner untuk gas dan high volume air sampler (Hi-Vol)
untuk debu.
e. Metode pengambilan contoh kualitas udara ambien mengacu kepada SNI 19-11251989.
f. Sampel selanjutnya dianalisis dilaboratorium lingkungan hidup yang sudah
terakreditasi.
2. Metode Analisis Data
Metode analisis data : menggunakan tabel, grafik dan membandingkan dengan baku mutu
kualitas udara yang berlaku.
3. Lokasi Pengambilan Data

3.1.4 Peningkatan Kebisingan


1. Metode Pengumpulan Data
a.
b.
c.
d.

Pengukuran data primer : dengan cara pengukuran kebisingan langsung dilapangan.


Parameter yang dianalisis : tingkat kebisingan
Alat yang digunakan : sound level meter
Metode pengambilan contoh tingkat kebisingan mengacu kepada SNI 7119.6.2005.

2. Metode Analisis Data


Metode analisis data : menggunakan tabel dan grafik serta membandingkannya dengan
baku mutu kebisingan yang berlaku.
3. Lokasi Pengambilan Data

3.1.5 Peningkatan Air Larian


1. Metode Pengumpulan Data
penelitian aspek hidrologi ditekankan kepada parameter debit limpasan dan saluran
drainase. Pengukuran debit dilakukan pada musim hujan dengan cara mengukur penampang
saluran drainase dan kecepatan air yang mengalir. Luas pengampang diperoleh dengan cara
membagi lebar saluran drainase ke dalam beberapa segmen dan di setiap segmen akan

dilakukan pengukuran kedalaman. Untuk mengetahui kecepatan aliran akan digunakan


metode pengukuran debit diusahakan dapat menggambarkan kondisi perairan yang ada di
areal proyek. Secara rinci metode pengumpulan data hidrologi dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.4 metode pengumpulan data Hidrologi
Komponen/sub
komponen
Hidrologi

Penggunaan

Parameter
-

Sumber Air
Debit
Curah hujan
Catchment area

Koefisien lahan

Satuan

Metode

Alat

Data sekunder

Wawancara

m3/detik

Pengukuran

Current meter

mm/hari

Data sekunder

Wawancara

Ha
-

Data sekunder
Data sekunder

Pustaka
Pustaka

lahan
2. Metode analisis data
debit saluran drainase dianalisa dengan menggunakan persamaan :
Q saluran = Q hujan
(C I A)
=A .V
3,6
Dimana : Q = debit aliran maksimal (m3/detik)
C = Coefisien run off (empiris 0,20 0,90)
I = intensitas curah hujan maksimal (mm/jam)
A = luas tangkapan air hujan (m2)
V = kecepatan alir drainase
Dari hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan kapasitas drainase, sehingga dapat di
tentukan dampak pembangunan terhadap aspek hidrologi.

3. Lokasi
Lokasi pengukuran hidrologi ini adalah di drainase sekitar rencana pembangunan hotel di
daerah Ubud Kabupaten Gianyar pada musim hujan.
3.1.6 Penurunan Kualitas Air Permukaan
1. Metode Pengumpulan Data

pengambilan contoh kualitas air permukaan dilakukan di badan air permukaan yang di
rencanakan menjadi badan air penerima. Data tersebut merupakan data tentang kondisi air
permukaan saat ini dan dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas air permukaan dimasa
mendatang jika kegiatan pembangunan hotel selesai.
2. Metode Analisis Data
Tabel 3.5 Metode pengumpulan kualitas badan air penerima
No.
1.

Parameter

Satua

Metode pengumpulan

Metode analisa

COD

n
Mg/l

Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan


dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan titrimetric sesuai

2.

BOD

Mg/l

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.15/2014


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan

diaerasi,

dilakukan menggunakan titrimetric sesuai

pengukuran DO, dan sampel dengan SNI 06.2503/1991


air dimasukan dalam botol
gelap, diawetkan sampai 5
hari dalam suhu 4C lalu
dilakukan pengukuran DO5
3.

Logam Berat
Boron (B) Mg/l

Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan


dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

Flourida

Mg/l

(Fl)
Kodmium
(cd)
Kobait
(Co)
Chromium
VI (Cr 6+)
Mangan
(Mn)

AAS

sesuai

AAS

sesuai

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.2471/1991


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

Mg/l

sesuai

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.16/2004


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

Mg/l

AAS

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.29/2005


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH2 menggunakan

Mg/l

sesuai

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.2481/1991


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

Mg/l

AAS

AAS

sesuai

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.53/2005


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

AAS

sesuai

Nikel

Mg/l

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.41/2005


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

Tembaga

Mg/l

(Cu)
Arsen (As)

AAS

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.18/2004


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

Mg/l

AAS

4.

Mg/l

sesuai

(Pb)

dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

TSS

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.8/2004


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan

Mg/l

menggunakan
sesuai

Minyak

Mg/l

lemak

detergen

AAS

neraca

dengan

sesuai

analitik
SNI

06.6989.27/2004
Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH<2, menggunakan spektrofotometer
disimpan dalam suhu 4C sesuai

6.

AAS

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.8/2004


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan

dan disimpan dalam suhu 4C

5.

sesuai

dan disimpan dalam suhu 4C dengan SNI 06.6989.6/2004


Dilakukan pengambilan air Analisis di laboratorium dengan
dan diawetkan sampai pH 2 menggunakan

Timbal

sesuai

Mg/l

dengan

SNI

dalam wadah polyeteline


06.6989.54/2004
Dilakukan pengambilan air, Analisis di laboratorium dengan
disimpan dalam suhu 4C menggunakan spektrofotometer
dalam wadah polyeteline

7.

KMnO4

Mg/l

sesuai

dengan

SNI

06.6989.39/2005
Dilakukan pengambilan air, Analisis di laboratorium dengan
disimpan dalam suhu 4C menggunakan spektrofotometer
dalam wadah polyeteline

sesuai

dengan

SNI

06.6989.30/2005
Sumber : Panduan dan Manajemen Mutu Laboratorium Lingkungan
3. Lokasi
Penentuan lokasi pengambilan contoh air permukaan dilakukan berdasarkan SNI
6989.57/2008. Lokasi pengambilan contoh data kualitas air permukaan akan dilakukan pada
lokasi sebagai berikut :
-

3.1.7 Gangguan Terhadap Biodata Darat


1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah inventarisasi dengan menggunakan
metode jalur atau lines method terhadap biota darat (tanaman) yang berada disekitar area
pembangunan hotel.
2. Metode Analisis Data
metode analisis data yang digunakan adalah klasifikasi jenis, kondisi tanaman, dan
pengelompokan sesuai dengan fungsinya (ekologis, ekonomis, atau estetis).
3. Lokasi
Lokasi pengamatan tanaman dilakukan pada area pembangunan hotel
3.1.8 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Kesempatan Berusaha.
1. Metode Pengumpulan Data
metode pengumpulan data kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dilakukan dengan
cara wawancara terhadap masyarakat sekitar. Disamping itu juga diperlukan data sekunder
dari tingkat kelurahan/desa untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang tersedia. Berikut
adalah metode pengumpulan data kesmpatan kerja dan berusaha :

Tabel 3.6 Metode pengumpulan data kesempatan kerja dan berusaha


Komponen
Lingkungan

Metode
Indikator

ketenagakerjaan

Parameter
Tingkat
kesempatan

Kesempatan
kerja

kerja
Struktur
tenaga kerja
Mobilitas

Kesempatan

tenaga kerja
Tingkat

berusaha

kesempatan

Satuan

pengumpulan

Alat

data/ analisis data


Wawancara dan

Kuisioner dan

studi pustaka

data sekunder

berusaha
Mobilitas
pedagangan
2. Metode Analisis Data
analisis data kesempatan kerja dan kesempatan bersusaha dilakukan dengan cara analisa
tabulasi.
3. Lokasi
Pengumpulan data primer dilakukan di sekitar area pembangunan Hotel di daerah Ubud
kabupaten Gianyar, provinsi Bali
3.2.9. Peningkatan Timbulan Sampah
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data limbah padat dilakukan secara visual terhadap timbunan
sampah yang ada serta kaitannya dengan nilai-nilai estetika dan lokasi yang perkirakan lokasi
terjadinya penimbulan sampah.
2. Metode Analisis Data
Metode analisis data terhadap limbah padat adalah dengan melihat banyaknya timbulan
sampah yang tidak terkelola dengan baik, analisis manajemen, pengelolaan sampah, dan
lokasi timbulan sampah, sehingga dapat dicari solusinya.
3. Lokasi
Lokasi pengumpulan data limbah padat adalah pada lokasi yang perkirakan terjadinya
penimbulan sampah.
13, 26, 28,
3.2 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Prakiraan akan dilakukan secara cermat terhadap dampak dari rencana kegiatan proyek
pembangunan hotel didaerah Ubud kabupaten Gianyar terhadap lingkungan hidup pada
konstruksi. Telaah ini dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas
lingkungan hidup yang diperkirakan dengan adanya rencana kegiatan, dan kondisi kualitas
lingkungan hidup yang diperkirakan tanpa adanya rencana kegiatan dengan menggunakan
metode prakiraan dampak baik dengan metode formal maupun non formal. Adapun metode
metode tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
a. Matematis

Dalam metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan besarnya dampak
yang diakibatkan adanya proyek pembangunan hotel di daerah Ubud, Kabupaten
Gianyar terhadap lingkungan. Kondisi ini dapat di rumuskan secara kuantitatif dengan
permodelan atau dengan menggunakan baku mutu yang telah ditetapkan.
Komponen/subkomponen/parameter lingkungan yang akan didekati dengan metode ini
terutama yang memiliki baku mutu matematis seperti kualitas udara. Berikut adalah
perhitungan matematis yang dilakukan terhadap komponen lingkungan :
1. Lalu lintas
Bangkitan lalu lintas dengan adanya kegiatan adalah :
Besar dampak (smp/jam) = (vol. lalu lintas + bangkitan) vol. lalu lintas tanpa
proyek
2. Kualitas Udara
Metode prakiraan dampak yang akan digunakan untuk kualitas udara dan
kebisingan meliputi metode formal dan non formal. Metode formal yang
digunakan adalah model matematik baik untuk pendugaan dampak gas polutan,
debu maupun kebisingan. Model yang dimaksud adalah : untuk menentukan
kondisi udara dengan menggunakan rumus matematis dan tergantung dari
pembakaran bahan bakar yang dilakukan baik oleh kendaraan tetao maupun tidak
tetap.
Cj =

Q
U W D

Dimana :
Cj = konsentrasi parameter j
Qj = kecepatan emisi parameter j (g/detik, atau g/detik)
U = kecepatan angin sejajar sumbu X (m/detik)
W = lebar box dengan arah tegak lurus arah angin (m)
D = tinggi box dengan arah tegak lurus arah angin (m)
3. Kebisingan
Model yang akan digunakan untuk perkiraan dampak kebisingan adalah model
Inverse Square Law (Lee, Shun Dar Lin, 1999), untuk sumber titik (point source)
yaitu :
Sumber titik : Lp1 Lp2 = 20 log (r2/r1)
Dimana :
Lp1
= tingkat kebisingan untuk sumber 1 dengan jarak r1 dari sumber 1
Lp2
= tingkat kebisingan untuk sumber 2 dengan jarak r2 dari sumber 2.
Sedangkan untuk sumber kebisingan bergerak (line source) digunakan rumus (Rau
& Wooten, Environmental Impact Analysis Handbook, 1980) sebagai berikut :
15

Leq (h)I = LOE + 10 log ( SiT
+ 10 log ( d 1+ 13

Dimana :
Leq (h)I = intensitas kebisingan kendaraan pada kecepatan tertentu, dBA
LOE
= Reference mean energy untuk setiap jenis kendaraan, dBA
Ni
= jumlah kendaraan yang lewat pada waktu tertentu
Si
= kecepatan kendaraan, km/jam
d
= jarak dari sumber bising, meter

= faktor
4. Kualitas Air Permukaan
Untuk menduga beban pencemaran yang akan masuk ke badan air penerima,
digunakan rumus
Beban pencemaran :
( Q 1 C 1 ) +( Q2 C 2)
C=
Q 1+ Q2

Dimana :
C3 = konsentrasi air sungai setelah bercampur dengan air limbah
Q3 = debit air sungai setelah bercampur dengan air limbah (data sekunder)
C2 = konsentrasi air sungai sebelum bercampur dengan air limbah
(pengukuran)
Q2 = debit air sungai sebelum bercampur dengan air limbah ( pengukuran
dan data sekunder)
C1 = konsentrasi air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data
sekunder)
Q1 = debit air limbah sebelum bercampur dengan air sungai (data
sekunder)
b. Analogi
Dampak bencana alam tanah longsor, utilitas dan timbulnya ceceran mengacu pada
analogi kegiatan pembangunan hotel yang pernah dilakukan, sehingga dapat dijadikan
pertimbangan dalam mempertimbangkan tingkat penting dan besarnya dampak.
c. Penilaian Para Ahli
Prediksi dampak akan dilakukan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan para ahli
apabila terdapat parameter yang sangat terbatas datanya atau informasinya sangat
kurang. Dalam hal ini, pendekatan penilaian para ahli dalam memprediksi dampak
seperti presepsi masyarakat, kesemparan kerja dan berusaha, dan gangguan biota darat
akan dilakukan melalui penilaian para ahli yang mendasarkan pada nilai rata ( means)
dengan memperhatikan tata nilai, adat istiadat dan budaya masyarakat sekitar.
Dalam menentukan penilaian penting tidaknya suatu dampak yang akan ditimbulkan
oleh rencana kegiatan, maka SK Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
No.KEP.056 tahun 1994 akan menjadi acuan dalam pertimbangan. Selain itu,
penilaian tingkat penting dampak dapat digunakan pula baku mutu sebagai standar.

Selain itu, dalam melakukan telaahan tersebut diatas akan diperhatikan pula dampak
yang bersifat langsung dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak
yang ditimbulkan secara langsung oleh adanya rencana kegiatan. Sedangkan dampak
tidak langsung adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya suatu
komponen lingkungan hidup dan/atau kegiatan primer oleh adanya rencana kegiatan.
Dalam kaitan ini maka akan diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai
komponen lingkungan hidup sebagai berikut :
a. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat lansung pada komponen
social.
b. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
fisik-kimia, kemudaian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut
terhadap komponen biologi dan social.
c. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen
biologi, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan pada komponen
social.
d. Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada aspek fisikkimia dan selanjutnya membangkitkan dampak pada komponen social.
e. Dampak penting pada butir a, b, c, dan d yang telah diutarakan selanjutnya
menimbulkan dampak balik pada rencana kegiatan.
3.3 METODE EVALUASI DAMPAK PENTING
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil telaahan dampak besar dan penting dari
rencana kegiatan. Hasil evaluasi ini selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang
bertanggung jawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam PP.NO 27 tahun 1999.
a. Telaah terhadap dampak penting
Sifat dampak
Sifat dampak dibedakan atas dampak positif dan dampak negative. Dampak positif
adalah jenis dampak yang timbul dan yang menguntungkan bila ditinjau dari segi
lingkungan hidup termasuk kehidupan manusia. Sedangkan dampak negative
adalah dampak-dampak yang timbul dan yang merugikan bila ditinjau dari segi
lingkungan hidup, termasuk kehidupan manusia.
Besaran dampak
Besaran dampak dapat dibedakan atas tiga kategori, yaitu besar, sedang dan kecil,
yang penentuannya didasarkan atas besarnya perubahan kualitas lingkungan hidup
yang timbul sebagai akibat kegiatan konstruksi atau besarnya perubahan kualitas

lingkungan hidup sebelum dan setelah adanya kegiatan pembangunan, baik dikaji
secara kuantitatif dan/atau kualitatif.
1. Besaran dampak dikategorikan besar, bila perubahan kondisi lingkungan hidup
yang terjadi karena kegiatan, mencapai lebih dari 30% kondisi lingkungan
hidup semula.
2. Besaran dampak dikategorikan sedang, bila perubahan kondisi lingkungan
hidup yang terjadi karena kegiatan, mencapai nilai-nilai 10-30% dari kondisi
lingkungan hidup semula.
3. Besaran dampak dikategorikan kecil, bila perubahan kondisi lingkungan hidup
yang terjadi karena kegiatan, kurang dari 10% kondisi lingkungan hidup

semula.
Tingkat Kepentingan Dampak
Kriteria tingkat pentingnya dampak mengacu pada keputusan Kepala Bapedal
No.56 tahun 1994 tentang pedoman mengenai ukuran dampak penting, dimana
dampak yang timbul karena kegiatan- kegiatan dapat dikategorikan penting dan
tidak penting seperti dapat dilihat pada tabel berikut berturut-turut dengan
mempertimbangkan 6 (enam) factor penentu dampak penting seperti :
1. Jumlah penduduk yang terkena dampak
2. Luas sebaran dampak
3. Intensitas dan lamanya dampak
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Akhirnya langkah selanjutnya dilakukan telaah evaluasi secara holistic terhadap
dampak-dampak penting yang terjadi dengan menggunakan metode matriks
Leopold-Lohani Than.
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Besaran Dampak
No.
1.
2.
3.

Kriteria Besaran Dampak


Besar
Sedang
Kecil

Nilai
5
3
1

Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Pentingnya Dampak


No.
1.
2.

Kriteria Tingkat Pentingnya Dampak


Penting
Tidak Penting

Tabel 3.9 Kriteria Penentuan Dampak Penting

Nilai
5
1

No
.
1.

Faktor Penentu Dampak Penting

Kriteria Dampak Penting


Tidak Penting
Penting
(nilai 1)
< 100%

(nilai 5)
100%

P2 = penduduk yang menikmati manfaat


Luas Persebaran dampak (L)

<100%

100% mengalami

L = L1/L2

Tidak mengalami

perubahan mendasar

L1 = Luas persebaran dampak

perubahan

L2 = Luas areal kegiatan


Intensitas dan lama berlangsungnya

mendasar
< satu tahapan

Penduduk (Pd)
Pd = P1/P2
P1 = Penduduk yang terkena dampak

2.

3.

dampak (W)

kegiatan

> satu tahapan


kegiatan

W = W1/W2
W1 = lamanya dampak berlangsung
4.

W2 = lamanya kegiatan (tahapan kegiatan)


Banyaknya komponen lingkungan hidup

100%

>100%

Tidak kumulatif,

Kumulatif tidak

dapat diasimilasi

dapat diasimilasi oleh

oleh lingkungan
Dapat dipulihkan

lingkungan
Tidak dapat

(berbalik)

dipulihkan (tidak

lain yang terkena dampak (DL)


DL = SR/PR
SR = Dampak sekunder
5.

6.

PR = Dampak Primer
Sifat kumulatif dampak

Berbalik atau tak berbalik

berbalik)
Telaahan secara holistik atas berbagai komponen lingkungan hidup yang
diprakirakan mengalami perubahan mendasar sebagaimana dikaji pada pelingkupan
isu pokok. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat holistik adalah
telaahan secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan
hidup yang dimaksud pada pelingkupan isu pokok dengan sumber rencana kegiatan
penyebab dampak. Beragam komponen lingkungan hidup yang terkena dampak
penting tersebut (baik positif maupun negatif) ditelaah sebagai satu kesatuan yang
saling terkait dan saling pengaruh-mempengaruhi, sehingga diketahui sejauh mana

pertimbangan dampak besar dan penting yang bersifat positif dengan yang bersifat
negatif. Telaahan ini akan menggunakan metode Leopold yang dimodifikasi oleh
Lohani Than.
b. Telahaan sebagai dasar pengelolaan
1. Kausatif
Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dan rona lingkungan
hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul. Misalnya
mungkin saja dampak besar dan penting timbul dari rencana kegiatan itu
dilaksanakan disuatu lokasi yang terlalu padat manusia, atau pada tingkat
pendapatan dan pendidikan yang terlampau rendah, bentuk teknologi yang tak
sesuai dan sebagainya.
2. Ciri dampak
Ciri dampak penting akan dijelaskan, dalam arti apakah dampak penting baik
positif maupun negatif akan berlangsung terus selama rencana kegiatan itu
berlangsung nanti atau antara dampak-dampak satu dengan dampak yang lainnya
akan terdapat hubungan timbal balik yang antagonitis dan sinergis. Apabila
dimungkinkan uraian kejelasan tentang waktu ambang batas (misal : baku mutu
lingkungan hidup) dampak besar dan penting mulai timbul, apakah ambang batas
tersebut akan dimulai timbul setelah rencana kegiatan dilaksanakan atau akan
terus berlangsung sejak masa prakontruksi dan akan berakhir bersama selesainya
kegiatan atau mungkin akan terus berlangsung, umpamanya lebih dari satu
generasi.
3. Kelompok masyarakat
Kelompok masyarakat yang akan terkena dampak negatif dan kelompok yang
akan terkena dampak positif. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang
diinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat rencana kegiatan
pembangunan.

c. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan


Rekomendasi kelayakan lingkungan hidup didasarkan pada uraian tentang rencana
kegiatan dan memperhatikan kondisi Rona Lingkungan hidup awa, serta dengan
mempertimbangkan kajian Prakiraan Dampak Penting dan Evaluasi Dampak Penting
akibat kegiatan proyek pembangunan Hotel di daerah Ubud, Kabupaten Gianyar. Jika
dampak-dampak negatif penting yang akan terjadi masih dapat dikurangi, dicegah
dan ditanggulangi, dan dampak positif penting masih dapat dikembangkan dengan

pengelolaan lingkungan melalui pendekatan teknologi, pendekatan social ekonomi


dan pendekatan industri, maka kegiatan tersebut tergolong layak secara aspek
lingkungan hidup untuk dilaksanakan dengan syarat melaksanakan Pengelolaan
Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan Hidup sesuai dengan dokumentasi Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL).

Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi


No
.
1.

Dampak
Perubahan
Presepsi
Masyarakat.

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan
Analisis Data Lokasi

Metode Prakiraan Dampak

Data
Data primer :
Triangulasi
Wawancara
Data sekunder :
BPS/Pustaka/RW

Besaran dan sifat dampak :


Professional Judgement.
Kepentingan dampak :
Kep Ka Bapedal

Desa yang
dilalui
Proyek

No.56/1994
a. Jumlah penduduk yang

Tel

dam
Tel

das

tekena dampak
b. Luas sebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya
dampak
d. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

2.

Gangguan
lalu lintas

Data primer :
-Survey

- Analisis

mobilitas
inventarisasi - Analisis

jaringan jalan
-Survey
kecepatan
kendaraan
pada ruas
jalan utama
Data sekunder :
DISHUB Prov
Bali,
DISHUB Kab
Gianyar

aksesbilitas

Ruas Jalan
Ubud

Besaran dan sifat dampak : Tel


Manual
Kajian
Jalan
dam
Indonesia, 1999
Tel
Kepentingan dampak :
das
Kep Ka Bapedal
No.56/1994
g. Jumlah penduduk yang
tekena dampak
h. Luas sebaran dampak
i. Intensitas dan lamanya
dampak
j. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
k. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi


No
.
3.

Dampak

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan
Analisis Data Lokasi

Metode Prakiraan Dampak

Data
Penurunan
Kualitas
Udara

Data Primer :
Sampling udara

Baku Mutu

Belom

yang berlaku

ditentukan

ambien
Data Sekunder :
Monitoring yang
telah dilakukan

Besaran dan sifat dampak : Tel


Gaussiam Line Sources
dam
(Box Model)
Tel
Kepentingan dampak :
das
Kep Ka Bapedal
No.56/1994
l. Jumlah penduduk yang

oleh Pemda Prov

tekena dampak
m. Luas sebaran dampak
n. Intensitas dan lamanya

Bali dan data


iklim yang
dikumpulkan

dampak
o. Banyaknya komponen

dari Stasiun

lingkungan hidup lain

BMKG terdekat.

yang terkena dampak


p. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

4.

Peningkatan
Kebisingan

Data Primer :
Sampling
Kebisingan
ambien
Data Sekunder :
Monitoring yang
telah

dilakukan

oleh Pemda Prov


Bali

Baku Mutu

Belom di

yang berlaku

tentukan

Besaran dan sifat dampak :


Rao and Wotten
Kepentingan dampak :
Kep Ka Bapedal
No.56/1994
q. Jumlah penduduk yang
tekena dampak
r. Luas sebaran dampak
s. Intensitas dan lamanya
dampak
t. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
u. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

Tel

dam
Tel

das

Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi


No
.
5.

Dampak

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan
Analisis Data Lokasi

Metode Prakiraan Dampak

Data
Peningkatan
Air Larian

Data Primer :
Pengukuran

Q hujan = Q

Drainase

saluran

sekitar

Debit
Data Sekunder :
Monitoring yang
telah

rencana
Proyek

dilakukan

maupun

oleh Pemda Prov

sungai yang

Bali

ada

Besaran dan sifat dampak :


Metode rasional
Kepentingan dampak :
Kep Ka Bapedal
No.56/1994
v. Jumlah penduduk yang

Tel

dam
Tel

das

tekena dampak
w. Luas sebaran dampak
x. Intensitas dan lamanya
dampak
y. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
z. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

6.

Penurunan
Kualitas Air

Data primer :
Sampling air
permukaan
Data Sekunder :
DISTAMBEN
Prov Bali

Baku Mutu

Belom di

yang berlaku

tentukan

Besaran dan sifat dampak :


Metode rasional
Kepentingan dampak :
Kep Ka Bapedal
No.56/1994
aa. Jumlah penduduk yang
tekena dampak
ab. Luas sebaran dampak
ac. Intensitas dan lamanya
dampak
ad. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
ae. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

Tel

dam
Tel

das

Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi


No
.
7.

Dampak

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan
Analisis Data Lokasi

Metode Prakiraan Dampak

Data
Gangguan
terhadap
Biota Darat

Data primer :
Inventarisasi
dengan Line
Method
Data sekunder :
DISTAM Prov
Bali

Klasifikasi

Pada aera

jenis, kondisi

pembanguna

tanaman, dan

n Hotel

pengelompo

Besaran dan sifat dampak :


Metode rasional
Kepentingan dampak :
Kep Ka Bapedal
No.56/1994
af. Jumlah penduduk yang

k sesuai

Tel

dam
Tel

das

tekena dampak
ag. Luas sebaran dampak
ah. Intensitas dan lamanya

dengan
fungsinya
(ekologis,

dampak
ai. Banyaknya komponen

ekonomis,

lingkungan hidup lain

estetis).

yang terkena dampak


aj. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

8.

Peningkatan

Data primer :
Triangulasi
Wawancara
Kesempatan
Data sekunder :
Kerja
dan BPS/Pustaka/RW
Berusaha

Kelurahan/

Besaran dan sifat dampak :


Professional Judgement
desa yang
Kepentingan dampak :
dilalui proyek Kep Ka Bapedal
No.56/1994
ak. Jumlah penduduk yang
tekena dampak
al. Luas sebaran dampak
am.Intensitas dan lamanya
dampak
an. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
ao. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

Tel

dam
Tel

das

Tabel 3.10 Ringkasan Metode Studi


No
.
9.

Dampak

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan
Analisis Data Lokasi

Metode Prakiraan Dampak

Data
Peningkatan
timbulan
sampah

Data primer :
Visual terhadap
timbunan
sampah yang ada
serta kaitannya
dengan nilai-nilai
estetika dan
lokasi yang
perkirakan lokasi
terjadinya
penimbulan
sampah.
Data sekunder :
Dinas

Analisis

Di sekitar

terhadap

area proyek

banyaknya
timbulan
sampah yang
tidak
terkelola
dengan baik,
analisis
manajemen
pengelolaan
sampah dan
lokasi

Kebersihan Prov

timbulan

Bali

sampah.

Besaran dan sifat dampak :


Analogi
Kepentingan dampak :
Kep Ka Bapedal
No.56/1994
ap. Jumlah penduduk yang
tekena dampak
aq. Luas sebaran dampak
ar. Intensitas dan lamanya
dampak
as. Banyaknya komponen
lingkungan hidup lain
yang terkena dampak
at. Sifat kumulatif dampak
Berbalik atau tidak
berbaliknya dampak

Tel

dam
Tel

das

Anda mungkin juga menyukai