Anda di halaman 1dari 26

Kerangka Acuan

Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

BAB III
METODE STUDI

1.1 Metode Pengumpulan Dan Analisis Data


Pengumpulan data ini meliputi pengumpulan data rencana kegiatan pembangunan
Pelabuhan Labuhan Lalar dan pengumpulan data komponen lingkungan di wilayah studi.
Kualitas data komponen lingkungan yang merupakan data awal (rona lingkungan awal)
akan memberikan input yang sangat bermanfaat dalam pendekatan prakiraan dan
evaluasi dampak dari suatu rencana kegiatan. Pengumpulan dan analisis data yang
berupa parameter-parameter dari berbagai komponen lingkungan hidup dilakukan untuk:
 Mendapatkan gambaran mengenai kondisi rona lingkungan awal yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari komponen kegiatan yang
akan memberi dampak.
 Menelaah, mengamati dan mengukur komponen rencana kegiatan yang
diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup
sekitarnya.
 Memprakirakan kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek, berdasarkan
perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan awal
 Mengevaluasi kualitas lingkungan akibat kegiatan proyek, berdasarkan
perhitungan pada data (parameter) rona lingkungan awal.
 Mengevaluasi dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan

Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi yang berada di
dalam wilayah studi, dengan menentukan lokasi pengambilan data,maka kondisi
lingkungan atau rona awal lingkungan hidup pada lokasi-lokasi yang berpotensi menerima
dampak dapat diamati atau diukur sehingga dapat diprakirakan besaran dampak yang
akan terjadi di wilayah studi. Data yang berkualitas sangat ditentukan oleh metode dan
analisisnya. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data skunder. Jenis dan
metode pengumpulan dan analisa data yang dibutuhkan dalam studi ini adalah sebagai
berikut:

1.1.1 Perubahan Sikap Dan Persepsi Masyarakat


a. Metode pengumpulan data

III - 1
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Pengumpulan data sosial kependudukan (demografi) akan dilakukan melalui data


sekunder maupun data primer. Data sekunder meliputi data monografi kecamatan
dalam angka. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dan
kuesioner (angket) kepada masyarakat di daerah sekitar rencana kegiatan. Populasi
yang akan diteliti adalah kepala keluarga (KK) yang tinggal berdekatan langsung
dengan rencana proyek. Sedangkan untuk penentuan responden dan informan dipilih
dengan cara proporsional sampling. Pemilihan sampel responden tersebut
mempertimbangkan berbagai hal, yakni kepadatan dan konsentrasi penduduk.
Parameter sosial kependudukan yang akan diteliti meliputi ketenagakerjaan
(penduduk usia kerja dan yang bekerja serta tidak bekerja) atau tingkat partisipasi
angkatan kerja pada tingkat desa. Parameter sosial ekonomi yang akan diteliti
meliputi: perekonomian lokal yang terdiri dari: kesempatan kerja dan peluang
berusaha. Data sosial kependudukan dan sosial ekonomi yang bersumber dari data
sekunder diperoleh dari kantor kecamatan, sedangkan data primer diperoleh dari
masyarakat yang tinggal di sekitar tapak proyek.
Lokasi pengambilan sampel komponen sosial yang meliputi demografi, sosial ekonomi
dan budaya adalah di Kecamatan Taliwang, khususnya di Desa Labuhan Lalar.

b. Metode analisa data


Metode analisis yang bersifat kualitatif dilakukan dengan analisis isi, sedangkan yang
bersifat kuantitatif dilakukan dengan analisis statistik.

1.1.2 Terbukanya Kesempatan kerja


a. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data sosial kependudukan (demografi) dan sosial ekonomi akan
dilakukan melalui data sekunder maupun data primer. Data sekunder meliputi data
monografi Kecamatan Taliwang dalam angka. Data primer diperoleh melalui
wawancara secara langsung dan kuesioner (angket) kepada masyarakat di daerah
sekitar rencana kegiatan. Populasi yang akan diteliti adalah kepala keluarga (kk) yang
tinggal di Kecamatan Taliwang, karena yang berdekatan langsung dengan rencana
proyek. Sedangkan untuk penentuan responden dan informan dipilih dengan cara
proporsional sampling. Pemilihan sampel responden tersebut mempertimbangkan
berbagai hal, yakni kepadatan dan konsentrasi penduduk. Parameter sosial
kependudukan yang akan diteliti meliputi ketenagakerjaan (penduduk usia kerja dan
yang bekerja serta tidak bekerja) atau tingkat partisipasi angkatan kerja pada tingkat
kelurahan. Parameter sosial ekonomi yang akan diteliti meliputi: perekonomian lokal

III - 2
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

yang terdiri dari kesempatan kerja dan peluang berusaha. Data sosial kependudukan
dan sosial ekonomi yang bersumber dari data sekunder diperoleh dari kantor
Kecamatan Taliwang, sedangkan data primer diperoleh dari masyarakat yang tinggal
di sekitar lokasi kegiatan. Data primer dikumpulkan melalui:
1. Masukan langsung dari masyarakat saat sosialisasi dan konsultasi publik.
2. Hasil kuisioner pada saat konsultasi publik dan survey sosial ekonomi budaya .
3. Masukan langsung dari masyarakat pemerhati setelah membaca pemasangan
iklan di koran nasional dan lokal.
Hasil kuisioner untuk masyarakat sekitar pada saat penyusunan dokumen andal.

b. Metode analisa data


Metode analisis yang bersifat kualitatif dilakukan dengan analisis isi, sedangkan yang
bersifat kuantitatif dilakukan dengan analisis statistik.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)= jumlah penduduk bekerja x 100%.


penduduk berumur 15th

Angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang selama seminggu
sebelum pencacahan telah bekerja atau punya pekerjaan, tetapi untuk sementara
waktu tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

1.1.3 Penurunan Kualitas Udara


a. Metode pengumpulan data
Data kualitas udara merupakan data primer yang akan dikumpulkan langsung di
lapangan oleh laboratorium yang telah terakreditasi dengan parameter yang akan
dianalisis meliputi CO, NO2, debu dan SO2.
b. Metode analisa data
Hasil pengukuran kualitas udara akan dianalisa oleh laboratorium dengan metode
sebagai berikut:

Tabel 3. 1. Parameter dan metode pengumpulan data kualitas udara


Waktu Metode
No Parameter
pengukuran pengumpulan/peralatan
1 Karbon monoksida (CO) 1 jam NDIR analyzer
2 Oksida nitrogen (NO2) 1 jam Absorbsi gas, impinger,
spectrophotometer
3 Debu 1 jam Hi-vol, penimbangan

III - 3
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Waktu Metode
No Parameter
pengukuran pengumpulan/peralatan
4 SO2 1 jam Spektrofotometer uv-vis
Penentuan titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan arah dan kecepatan
angin yang dihubungkan dengan rencana tapak proyek. Pengambilan sampel kualitas
udara dilakukan di tapak proyek dan lingkungan sekitarnya yang diprakirakan terkena
dampak terutama di jalur mobilisasi kendaraan baik saat konstruksi maupun
operasional.

1.1.4 Peningkatan Kebisingan


a. Metode Pengumpulan Data
Kebisingan akan diukur langsung dengan menggunakan sound level meter dilokasi
yang sama dengan lokasi pengukuran/pengambilan sampel udara ambien.
Pengukuran dilakukan selama 10 menit dengan pengambilan data tiap 5 detik dengan
ulangan pengukuran sebanyak 3 kali. Pemilihan lokasi titik-titik sampel ditetapkan
berdasarkan atas pertimbangan adanya sumber kebisingan, baik berupa rencana
pembangunan maupun operasional jalan. Titik-titik sampel disesuaikan dengan arah
angin dominan dan prakiraan jalur mobilisasi kendaraan baik saat konstruksi maupun
operasional.

b. Metode analisa data


Metode analisis kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. Kep-48/Menlh/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Analisis kebisingan pada jarak tertentu akibat adanya mobilitas alat dan kendaraan
berat dipergunakan persamaan sebagai berikut:

Dimana:
Sl1 dan sl2 : sumber kebisingan pada jarak tertentu (tabel 3.2)
L2/l1 : jarak antar sumber dampak dan jarak yang diinginkan

Tabel 3. 2. Tingkat kebisingan peralatan konstruksi


Tingkat kebisingan
Pada Pada jarak 15 Pada jarak
No Jenis peralatan
sumbernya m dari 30 m dari
(dba) sumbernya sumbernya
1 Buldozer 101 82,6 67,5

III - 4
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Tingkat kebisingan
Pada Pada jarak 15 Pada jarak
No Jenis peralatan
sumbernya m dari 30 m dari
(dba) sumbernya sumbernya
2 Backhoe 98 82,6 60,5
3 Truck 64,6
4 Vibration roller 98 82,6 60,5
5 Vibration 101 82,6 63,5
compactor
Sumber: pedoman pemantauan lingkungan hidup, 2003

Adapun untuk memprediksikan kebisingan lalulintas kendaraan dapat diperkirakan


dengan menggunakan rumus rau and wooten (1990) sebagai berikut:

Dimana:
Loi : tingkat kebisingan kendaraan tipe i
Ni : jumlah kendaraan yang lewat perjam
Si : kecepatan rata-rata kendaraan km/jam
D : jarak sumber bising terhadap titik pengukuran (m)
S : faktor bising untuk daerah terbuka = 3 dba

1.1.5 Terganggunya aktivitas nelayan


a. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data sosial ekonomi budaya terkait aktifitas nelayan akan dilakukan
melalui data sekunder maupun data primer. Data sekunder meliputi data profil desa
Labuhan Lalar. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dan
observasi lapangan kepada masyarakat nelayan melalui kelompok nelayan. Populasi
yang akan diteliti adalah kepala keluarga yang bekerja sebagai nelayan yang tinggal
di Desa Labuhan Lalar, karena aktivitasnya yang berdekatan langsung dengan
rencana kegiatan .

b. Metode analisa data


Metode analisis yang bersifat kualitatif dilakukan dengan analisis isi, sedangkan yang
bersifat kuantitatif dilakukan dengan analisis statistik.

1.1.6 Penurunan Tingkat Pelayanan Jalan

III - 5
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

a. Metode pengumpulan data


Pengumpulan data transportasi dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan
traffic counting. Data yang diperlukan antara lain, data volume lalu-lintas dan angka
kecelakaan lalu lintas, sedangkan data diperoleh dengan pengukuran secara
langsung volume lalu lintas di lapangan.

b. Metode analisa data


Metode analisa transportasi dari data terkumpul dilakukan dengan metode matematik
analogi. Prakiraan dampak terhadap kemacetan lalulintas yang diakibatkan oleh
bangkitan lalu lintas yang keluar-masuk tapak proyek terutama pada titik merging
(keluar/masuk) kendaraan dan perubahan level off services (tingkat pelayanan) di
jalan akses proyek. Perkiraan dampak dihitung dari perbandingan antara volume
kendaraan yang lewat dengan kapasitas ruas jalan. Ruas jalan yang ditinjau adalah
ruas jalan yang menghubungkan ke daerah sekitarnya. Kapasitas ruas jalan dihitung
menurut metode dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (Mkji) Versi 1.10 Tahun 1997

1.1.7 Perubahan kualitas air laut


a. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualitas air permukaan dilakukan dengan alat van dorn water
sampler. Air perairan darat akan diambil sekitar 1 m di bawah permukaan air
permukaan untuk menghindari adanya kontaminasi faktor lain sewaktu pengambilan.
Sampel air disimpan dalam botol polyethylene 1.000 cc, yang disimpan dalam ice box.
Metode pengumpulan data kualitas air mengacu pada KepMen LH No 37 Tahun 2003
tentang metode Analisis Kualitas Air Permukaan Dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan serta mengacu pada SNI 6989.57-2008 tentang metoda pengambilan
contoh air permukaan.

b. Metode Analisa Data


Data kualitas air diperoleh langsung dari analisis sampel di laboratorium yang telah
terakreditasi. Metode analisis laboratorium untuk air permukaan ditunjukkan dalam
tabel 3.3. Analisis data kualitas air permukaan dilakukan dengan membandingkan
hasil analisis laboratorium dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Tabel 3. 3. Analisis Laboratorium Kualitas Air Permukaan

III - 6
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

No Parameter Metode analisis Peralatan


I. Fisika
1. Bau Organoleptis
2. Jumlah zat padat terlarut Gravimetri Timb. Analitik &
(TDS) kertas saring 0.045
3. Kekeruhan Turbiditimetri Turbiditimeter
4. Rasa Organoleptis
5. Suhu Pemuaian Termometer
6. Warna Colourimetri Colourimeter
7. Daya hantar listrik (dhl) Konduktometri Konduktometer
II. Kimia
Kimia anorganik
1. Ph Potensiometri Ph meter
2. BOD Titrimetri Buret
3. COD Spektrofotometri Spektrofotometer
4. DO Titrimetri/potensiometri Buret/do meter
5. Total fosfat sebagai P Spektrofotometri Spektrofotometer
6. Nitrat sebagai N Spektrofotometri Spektrofotometer
7. NH3-N Spektrofotometri Spektrofotometer
8. Kadmium Aas Aas
9. Kromium, valensi 6+ Spektrofotometri Spektrofotometer
10. Tembaga Aas Aas
11. Besi Spektrofotometri Spektrofotometer
12. Timbal Aas Aas
13. Mangan Spektrofotometri Spektrofotometer
14. Air raksa Aas Aas
15. Seng Aas Aas
16. Khlorida Titrimetri Buret
17. Sianida Spektrofotometri Spektrofotometer
18. Flourida Spektrofotometri Spektrofotometer
19. Nitrit sebagai N Spektrofotometri Spektrofotometer
20. Sulfat Spektrofotometri Spektrofotometer
21. Khlorin bebas Chlor test Chlor test kit
22. Belerang sebagai H2S Spektrofotometri Spektrofotometer
23. Kesadahan sebagai CaCO3 Titrimetri Buret
Kimia organic
1. Minyak dan lemak (m/l) Oil content analyzer Oil content analyzer
2. Zat organik (KMnO4) Titrimetri Buret
3. Deterjen Spektrofotometri Spektrofotometer
4. Senyawa fenol sebagi fenol Spektrofotometri Spektrofotometer
III. Bakteriologi
Koliform Mpn

Parameter kualitas air laut yang diukur adalah derajat keasaman (ph) air dengan ph-
meter, oksigen terlarut (DO = dissolved oxygen) diukur dengan DO-meter, salinitas
diukur dengan salinometer, daya hantar listrik (konduktivitas) diukur dengan
conductivity-meter. Analisis data kualitas air laut dilakukan dengan membandingkan
hasil analisis laboratorium dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut.

III - 7
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

1.1.8 Perubahan Pola Arus Dan Gelombang


a. Metode Pengumpulan Data
Data primer yang diukur untuk komponen hidro-oseanografi adalah data sedimentasi.
Data sedimentasi dikumpulkan dengan teknik pengukuran dan observasi. Selain itu,
pengumpulan data sedimentasi juga dilakukan dengan pemetaan sebaran sedimen
melalui pemodelan. Data hidro-oseanografi diperoleh melalui pengumpulan data
primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan di
lapangan dengan pengukuran langsung.

b. Metode Analisa Data


Data diperoleh kemudian dianalisa dengan menginterpretasikan hasil
Parameter, metode pengumpulan dan analisis data hidro oseanografi yang akan
diukur (diamati) disajikan pada Tabel 3.4.

Tabel 3. 4. Parameter, Metode Pengumpulan Dan Analisis Data Hidro Oseanografi


Metode
No Parameter pengumpulan Metode analisis data Keterangan
data
1 Bathimetri Data sekunder Analisis dengan peta Di perairan
dari pengukuran berskala sekitar
dengan Pelabuhan
echo-sounder Labuhan Lalar
dan sonar
(dishidros)
2 Pasang surut Data sekunder Tipe pasang surut Di perairan
dari dishidros ditentukan dengan rumus sekitar
formzahl, Pelabuhan
F = (k1+o1)/(s2+m2) Labuhan Lalar
F = bilangan formzahl
K1 = komponen pasut
tunggal utama yang
disebabkan gravitasi
matahari,
O1 = komponen pasut
tunggal utama yang
disebabkan gravitasi
bulan,
S2 = komponen pasut
ganda utama yang
disebabkan gravitasi
matahari,

III - 8
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Metode
No Parameter pengumpulan Metode analisis data Keterangan
data
M2 = komponen pasut
ganda utama yang
disebabkan gravitasi
bulan,
3 Arus  Data sekunder Analisis kecepatan arus Di perairan
dari dishidros rata-rata (besar dan sekitar area
 Data primer arah) Pelabuhan
4 Gelombang  Data sekunder Analisis karakteristik Di perairan
gelombang ketinggian dan periode sekitar area
 Data primer gelombang yang Pelabuhan
signifikan; serta wave
hindcasting
5 Suhu Pengukuran Fluktuasi suhu (untuk Di perairan
langsung menetapkan suhu sekitar area
dengan ambien) Pelabuhan
thermometer
6 Kualitas air Sampling, Fluktuasi kualitas air Di perairan
laut analisis (kondisi saat ini) sekitar area
laboratorium dan Pelabuhan
pengukuran
setempat

Untuk mengetahui konsentrasi sedimen dilakukan dengan pengujian laboratorium


yang telah terakreditasi. Sedangkan untuk analisis hidrodinamika perairan dan
menentukan kondisi sedimentasi di daerah studi digunakan model surface-water
modeling system (sms). Surface-water modeling system (sms) adalah prosesor pra
dan pasca untuk pemodelan elemen hingga dan elemen beda hingga. Di dalam sms
terdapat kumpulan modul-modul (program) seperti GFGEN, RMA-2, RMA-4, RMA-10,
HIVEL, SED2D dan FESWMS. Program inti dari SMS ini adalah program pemodelan
hidrodinamika yang dapat menghitung elevasi muka air dan kecepatan aliran untuk
masalah aliran perairan dangkal dan mendukung pemodelan keadaan langgeng
(steady) dan tidak langgeng (dinamis-berubah terhadap waktu).
Pengambilan data sedimentasi meliputi wilayah perairan yang berada di sekitar lokasi
rencana kegiatan pembangunan Pelabuhan yang diperkirakan terkena dampak.

1.1.9 Meningkatnya Debit Air Larian


a. Metode Pengumpulan Data

III - 9
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Data terkait peningkatan debit air larian dikumpulkan melalui pengumpulan data
sekunder yaitu data terkait curah hujan dari BMKG, gambar proyek dan hasik kajian
drainase. Kajian drainase yang dirujuk meliputi data saluran drainase kota, curah
hujan dari stasiun hujan yang berpengaruh di lokasi kegiatan minimal selama 5 tahun,
melakukan pengamatan langsung/survey lapangan yang dilakukan untuk mengetahui
arah aliran, perhitungan kedalaman drainase, ketinggian dan lebar serta kondisi fisik
saluran drainase.
b. Metode Analisa Data
Data akan ditabulasi dan dianalisa secara deskriptif dan kuantitatif terhadap rencana
kegiatan.

Pengambilan sampling di wilayah studi dibedakan menjadi :


1. Survey sosial ekonomi budaya kesehatan masyarakat (sosekbudkesmas)
Survey dilakukan terhadap 100 responden di Desa Labuhan Lalar Kec. Taliwang
2. Sampling kualitas air permukaan
Sampling dilakukan di tiga titik di dekat pelabuhan dan area tambat perahu nelayan
sekitar
3. Sampling kualitas udara
Sampling dilakukan di dua titik di lokasi proyek dan satu titik di pemukiman penduduk
sekitar
4. Sampling kebisingan
Sampling dilakukan di dua titik di lokasi proyek dan satu titik di pemukiman penduduk
sekitar
5. Sampling plankton & bentos
Sampling dilakukan di satu titik di dekat pelabuhan
6. Sampling traffic counting
Sampling dilakukan di Jalan Raya Labuhan Lalar yang menghubungkan ibukota
Kabupaten Sumbawa Barat dan Pelabuhan Labuhan Lalar.

Lokasi sampling dapat dilihat pada Gambar 3.1.

III - 10
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Peta 3.1. Lokasi Sampel

1.2 Metode Prakiraan Dampak Penting


Prakiraan besarnya dampak merupakan selisih kualitas lingkungan antara kondisi

III - 11
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

lingkungan dengan adanya kegiatan (proyek) dengan kondisi lingkungan tanpa proyek.
Prakiraan besaran dampak dihitung dengan menggunakan formula sederhana :
Prakiraan Besaran Dampak = klp – klrla
Catatan :
Klp = kualitas lingkungan saat kegiatan (proyek) berlangsung
Klrla = kualitas lingkungan saat rona lingkungan awal (mula-mula sebelum adanya
proyek)

Prakiraan besaran dampak setiap rencana kegiatan terhadap setiap komponen


lingkungan yang terkena dampak (dalam hal ini dampak penting hipotetik) merupakan
selisih antara kualitas lingkungan saat kegiatan berlangsung dengan kualitas lingkungan
rona lingkungan awal

Dalam penentuan besaran dampak dimulai dengan menentukan kondisi lingkungan saat
kegiatan (proyek) dari masing-masing komponen lingkungan yang terkena dampak
(dampak penting hipotetik) menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut :
a. Metode Pendekatan Model Matematis
Melalui penggunaan rumus matematis yang sesuai dengan kegiatan proyek serta
keadaan alam di sekitar proyek yang akan diperkirakan seberapa jauh dampak yang
terjadi.

b. Metode Pendekatan Berdasarkan Analogi


Prakiraan dampak dengan metode ini adalah dengan mengkaji masalah lingkungan
yang timbul di suatu lokasi yang mempunyai perilaku ekosistem yang sama dengan
lokasi proyek yang akan diprakirakan dampaknya. Lokasi tersebut dipakai sebagai
suatu pembanding/analog dari suatu lokasi proyek yang akan dipakai sebagai studi,
sehingga dengan demikian akan didapatkan prakiraan masalah-masalah lingkungan
yang akan timbul dari kegiatan proyek ini.

c. Metode Pendekatan Berdasarkan Empiris


Melalui metode yang berdasarkan hukum-hukum yang berlaku di lingkungan yang
menggambarkan sebab akibat misalnya timbulnya kesempatan kerja/kesempatan
berusaha, adanya peningkatan pendapatan dan sebagainya.

d. Metode Pendekatan Dengan Penggunaan Baku Mutu Lingkungan


Prakiraan dampak dengan metode ini dengan menggunakan pendekatan pada

III - 12
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

standar atau kriteria baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan berdasarkan pada
peraturan perundangan yang berlaku, baik yang berskala nasional, sektoral maupun
regional. Standar (baku mutu) ataupun kriteria ini umumnya dipergunakan sebagai
pembanding terhadap nilai parameter komponen lingkungan yang telah maupun yang
akan diperkirakan berubah terhadap nilai ambang batas yang diperbolehkan atau
diijinkan. Komponen lingkungan yang menggunakan baku mutu lingkungan adalah
kualitas air dan kualitas udara.

e. Metode Penilaian Para Ahli (Professional Judgement)


Dampak lingkungan yang akan timbul dari kegiatan, diprakirakan oleh para anggota
tim ahli sesuai dengan keahlian dari masing-masing anggota tim. Dengan pengalaman
dalam disiplin ilmu pakar yang bersangkutan mempunyai intuisi yang kuat terhadap
sesuatu hal dalam bidang atau komponen yang ditekuni dari alasan ini maka
pendugaan komponen lingkungan dapat didekati dengan kepakaran ahli dibidangnya.
Komponen lingkungan yang digunakan biasanya bukan komponen yang detail, tetapi
merupakan bidang yang luas.

1.2.1 Perubahan Persepsi Dan Sikap Masyarakat


Metode prakiraan dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat menggunakan
pendekatan professional judgement melalui hasil wawancara dan kuisioner serta harapan
masyarakat terhadap kegiatan. perubahan persepsi dan sikap masyarakat dianalisis
secara interprestasi, tabulasi, grafik dan deskripsi.

1.2.2 Terbukanya Kesempatan Kerja


Metode prakiraan dampak kesempatan kerja adalah dengan cara model matematik
sebagai berikut :
∆ e = edp - etp
ʃ aktp yg bekerja
Etp = ------------------------------------------------ x k
Ʃ aktp
ʃ akdp yg bekerja
Edp = ------------------------------------------------ x k
ʃ akdp
Ʃ akdp yg bekerja = ʃ aktp yg bekerja + ʃ ak yg dipekerjakan proyek
Ʃ akdp = ʃ aktp + ∆ ak

III - 13
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Keterangan:
Ʃ aktp = ʃ ak di wilayah studi tanpa proyek sebagai rona awal (data
sekunder atau primer hasil survei sampel).
Ʃ aktp yg bekerja = ʃ ak di wilayah studi yang bekerja, tanpa proyek sebagai
rona awal (data sekunder atau primer hasil survei sampel).
∆ ak = tambahan jumlah ak di wilayah studi setelah ada proyek
(diperkirakan berdasarkan jumlah ak yang dipekerjakan oleh
proyek.
Ʃ ak yang dipekerjakan proyek (informasi dari pemrakarsa atau diperkirakan).

Prakiraan dampak berupa kesempatan kerja dilakukan dengan pendekatan empiris, yaitu
metode yang berdasarkan hukum-hukum yang berlaku di lingkungan yang
menggambarkan sebab akibat misalnya timbulnya kesempatan kerja/kesempatan
berusaha

1.2.3 Penurunan Kualitas Udara


Dampak penurunan kualitas udara terdiri atas penurunan kualitas akibat sumber bergerak
dan sumber tidak bergerak.
- Prakiraan Emisi Sumber Bergerak
Besarnya emisi sumber bergerak dapat dihitung berdasarkan faktor emisi dari who
offset no. 62, 1982. Emisi polutan bahan bakar solar dan bensin untuk masing-masing
parameter kualitas udara disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. 5. Emisi Polutan Per m3 Bahan Bakar


Faktor emisi solar Faktor emisi bensin
No Polutan
(kg/satuan waktu) (kg/satuan waktu)
1 So2 7,9544 0,4029
2 No2 9,2103 7,6848
3 Co 36,4226 281,2797
4 Partikulat/debu 2,0095 1,4922
5 Hc 2,1770 10,8184

Besarnya emisi = (faktor emisi) x (jumlah bahan bakar)

- Konsentrasi Kualitas Udara Ambien


Pertambahan konsentrasi kualitas udara ambien akibat emisi dihitung dengan
menggunakan box model dengan rumus dari kenneth e, noll, 1977 sebagai berikut:

III - 14
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

C = konsentrasi parameter kualitas udara ambien, µg/m3


Q = laju emisi per satuan luas, µg/det/m2
S = panjang daerah tinjauan (kotak) searah dengan arah angin, m
U = kecepatan angin, m/det
Z = tinggi pencampuran udara, m

- Emisi Debu Kendaraan


Besarnya emisi debu yang terangkat oleh kendaraan di jalan raya dihitung dengan
rumus :

E = emisi debu kendaraan, kg/km


S = persentase kandungan debu tanah pada jalan, %
S = kecepatan rata-rata kendaraan yang melewati jalan, km/jam
W = jumlah roda kendaraan rata-rata yang melewati jalan
W = berat kendaraan rata-rata yang melewati jalan, ton
P = jumlah hari hujan dalam satu tahun

1.2.4 Peningkatan Kebisingan


Prakiraan besaran dampak terhadap peningkatan kebisingan, baik untuk tahap konstruksi
maupun tahap operasi dilakukan dengan metode pendekatan model matematis dan
penggunaan baku mutu lingkungan. Metode pendekatan dengan penggunaan baku mutu
lingkungan adalah dengan menghitung kebisingan yang dihasilkan akibat penggunaan
alat dan kendaraan berat selama proyek berlangsung dan akan dibandingkan dengan
standart baku mutu yang berlaku yaitu keputusan menteri lingkungan hidup 48 tahun
1996. Selain itu tingkat kebisingan dapat diprakirakan dengan perhitungan matematis
sebagai berikut:

Dimana:
Sl1 dan sl2 : sumber kebisingan pada jarak tertentu (tabel 3.3)

III - 15
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

L2/l1 : jarak antar sumber dampak dan jarak yang diinginkan

Tabel 3. 6.. Tingkat Kebisingan Peralatan Konstruksi


Tingkat kebisingan
Pada
No Jenis peralatan Pada jarak 15 m Pada jarak 30 m
sumbernya
dari sumbernya dari sumbernya
(dba)
1 Buldozer 101 82,6 67,5
2 Backhoe 98 82,6 60,5
3 Truck 64,6
4 Vibration roller 98 82,6 60,5
5 Vibration compactor 101 82,6 63,5
6 Road roller 101 82,6 63,5
7 Asphalt finisher 101 82,6 63,5
Sumber: Pedoman Pemantauan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, 2003

Hasil perhitungan matermatis dampak peningkatan kebisingan kemudian diprakiraan


dengan pendekatan pada standar atau kriteria baku mutu lingkungan yang telah
ditetapkan berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku, baik yang berskala
nasional, sektoral maupun regional. Standar (baku mutu) ataupun kriteria ini umumnya
dipergunakan sebagai pembanding terhadap nilai parameter komponen lingkungan yang
telah maupun yang akan diperkirakan berubah terhadap nilai ambang batas yang
diperbolehkan atau diijinkan. Baku mutu lingkungan yang digunakan adalah Kepmen LH
no.48 th 1996 baku mutu tingkat kebisingan dan Permenaker no.13 th.2011 nilai ambang
batas faktor fisika dan kimia di tempat kerja.

1.2.5 Terganggunya aktivitas nelayan


Metode prakiraan dampak terganggunya aktivitas nelayan menggunakan pendekatan
professional judgement terhadap hasil wawancara dan observasi lapangan serta harapan
masyarakat terhadap kegiatan.

1.2.6 Penurunan Tingkat Pelayanan Jalan


Prakiraan besaran dampak terhadap gangguan lalu lintas, baik pada tahap konstruksi
maupun operasi dilakukan dengan pendekatan model analisis kondisi iringan lalu lintas
dan secara teoritis dengan mengasumsikan hubungan matematik antara kerapatan,
kecepatan serta arus. Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai
berikut:
C= co x fcw x fcsp x fcsf
Keterangan:

III - 16
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

C = kapasitas (smp/jam)
Co. = kapasitas dasar (smp/jam)
Fcw = faktor penyesuaian lebar jalan
Fcsp = faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan terbagi)
Fcsf = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan.

1.2.7 Perubahan kualitas air laut


Prakiraan besaran dampak terhadap Perubahan kualitas air laut dilakukan dengan
metode pendekatan model matematis dan penggunaan baku mutu lingkungan. Kualitas
air permukaan akan dibandingkan dengan acuan yang digunakan dalam metode analisis
kualitas air permukaan yaitu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003
tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan Dan Pengambilan Contoh Air
Permukaan serta mengacu pada SNI Nomor 6989.57-2008 tentang metoda pengambilan
contoh air permukaan. Selain itu prakiraan dampak terhadap kualitas air permukaan, baik
untuk tahap konstruksi maupun tahap operasi dapat dilakukan dengan cara
penganalogian dengan kegiatan serupa, penilaian ahli atau dengan perhitungan
matematis sebagai berikut :

Cm = { ( Ca x Qa ) + ( Cb x Qb) } / ( Qa + Qb)

Dimana,
Cm = konsentrasi parameter kualitas air badan air setelah bercampur dengan
limbah cair kegiatan (mg/l)
Ca = konsentrasi parameter kualitas air badan air sebelum bercampur dengan
limbah cair kegiatan (mg/l)
Cb = konsentrasi parameter kualitas air limbah cair kegiatan (mg/l)
Qa = debit badan air sebelum bercampur dengan limbah cair kegiatan
(m3/detik)
Qb = debit limbah cair kegiatan (m3/detik)

Pendekatan prakiraan dampak Perubahan kualitas air laut ini dipergunakan standar baku
mutu lingkungan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu :
a. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran
Dan/Atau Perusakan Laut
b. Keputusan Menteri LH No. 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
c. Keputusan Menteri LH No. 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut

III - 17
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

1.2.8 Perubahan Pola Arus Dan Gelombang


Prakiraan dampak yang digunakan dalam prakiraan dampak perubahan pola arus dan
gelombang digunakan simulasi menggunakan software surface water modeling system.

1.2.9 Meningkatnya Debit air larian


Perubahan bentang alam dengan terjadinya perubahan tutupan lahan akibat kegiatan
pembangunan Pelabuhan Labuhan Lalar berdampak pada peningkatan air larian.
Dampak timbul akibat air larian karena hilangnya sebagian kantong air alami,
berkurangnya daerah resapan air dan timbulnya sedimentasi pada aliran air alami.
Estimasi peak flow (debit puncak) menggunakan kurva frekuensi intensitas lamanya curah
hujan dari hidrologi untuk pengairan (Takeda dan Sosrodarsono, 1993) yang cukup bagus
untuk catchment area kecil. Besarnya air larian dihitung dengan persamaan:

Q=cia
Q = jumlah aliran permukaan (m3/detik)
C = faktor pengaliran
I = intensitas curah hujan (mm/tahun)
A = luas daerah pengaliran (m2)
Pada prakiraan besaran dampak ini akan menghitung perubahan koefisien faktor
pengaliran (c) akibat perubahan bentang alam.

1.3 Metode Evaluasi Secara Holistik


Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
Sorensen modifikasi yang dibantu dengan bagan alir. Dengan metode tersebut akan
dapat ditelaah interaksi dan keterkaitan antar tiap dampak penting terhadap komponen
kegiatan sehingga pengelolaan dapat diarahkan secara efektif dan efisien. Dampak
penting hasil evaluasi ini merupakan dampak penting yang akan dikelola.
Telaahan pada evaluasi ini dilakukan untuk 3 (tiga) hal, yaitu:
a. Keterkaitan dan interaksi dampak penting hipotetik
b. Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
c. Pertimbangan kelayakan lingkungan

1.3.1 Keterkaitan Dan Interaksi DPH


Telaahan dilakukan pada seluruh dampak penting hipotetik secara holistic menggunakan
bagan alir dengan metode sorenson modifikasi. Metode sorenson menggunakan bagan

III - 18
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

alir yang berisi susunan daftar kegiatan proyek yang saling berhubungan dengan
komponen-komponen lingkungan yang terkena dampak. Komponen kegiatan dan
komponen lingkungan disusun hingga dapat menunjukan aliran dampak yang dimulai dari
suatu kegiatan proyek. Bagan alir akan menggambarkan adanya dampak langsung dan
tidak langsung serta hubungan antara komponen-komponen lingkungan, sehingga
evaluasi dampak secara keseluruhan dapat dilakukan. Bagan alir dengan metode
sorenson modifikasi diarahkan pada beberapa hal yaitu:
a. Dampak yang paling sering muncul
b. Kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak
c. Komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak

1.3.2 Pemilihan Alternatif Terbaik


Pada kajian AMDAL ini tidak mengkaji alternatif karena dalam pelaksanaan kajian ini telah
dilengkapi dengan Masterplan dan desain sehingga kegiatan telah ditentukan lokasi,
desain, teknologi dan lokasinya.

1.3.3 Arahan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan


Arahan pengelolaan dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkan
dampak, baik komponen kegiatan yang paling banyak memberikan dampak turunan
(dampak yang bersifat strategis) maupun komponen kegiatan yang tidak banyak
memberikan dampak turunan. Arahan pemantauan dilakukan terhadap komponen
lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penataan
(complience), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical level) dari suatu
pengelolaan lingkungan hidup.

1.3.4 Pertimbangan Kelayakan Lingkungan


Kriteria rekomendasi penilaian kelayakan lingkungan berdasarakan Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup antara lain sebagai berikut:
a. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber
daya alam yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
c. Kepentingan pertahanan keamanan.
d. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek
biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang dan kesehatan masyarakat

III - 19
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi usaha dan/atau
kegiatan.
e. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui
pertimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif.
f. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam
menanggulangi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial dan kelembagaan.
g. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan
masyarakat (emic view)
h. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu
entitas ekologis yang merupakan:
1. Entitas dan/atau spesies kunci (key species)
2. Memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance)
3. Memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance) dan/atau
4. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance)
i. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha
dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau
kegiatan.
j. Tidak dilampuinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan
daya tampung lingkungan dimaksud.

III - 20
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Tabel 3. 7. Ringkasan Metode Studi


Metode
N Data dan Informasi yang Relevan Metode
DPH Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Metode Analisis
o dan Dibutuhkan Evaluasi
Data
1. perubahan Profesional judgement Hasil kuisioner terkait persepsi dan Wawancara Interpretasi, tabulasi, grafik dan deskriptifMenggunaka
sikap dan harapan masyarakat terhadap dan kuisioner n Metode
persepsi kegiatan Sorensen
masyarakat yang dibantu
2. Kesempatan Perhitungan Matematis Jumlah kesempatan kerja Wawancara Metode analisis yang bersifat kualitatif bagan alir.
kerja ∆ E = Edp - Etp dan kuisioner dilakukan dengan analisis isi, sedangkan Metode ini
yang bersifat kuantitatif dilakukan dengan digunakan
Ʃ AKtp yg bekerja analisis statistik. untuk
Etp = ---------------------------------- x k Ʃ AKtp menelaah
hubungan
Ʃ AKdp yg bekerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja holistik antar
Edp = ---------------------------------- x k
(TPAK) = jumlah penduduk bekerja x seluruh
Ʃ AKdp 100%. dampak
Ʃ AKdp yg bekerja = Ʃ AKtp yg bekerja + Ʃ AK yg dipekerjakan penduduk berumur 15th terhadap
proyek perubahan
Ʃ AKdp = Ʃ AKtp + ∆ AK . kualitas
Keterangan: lingkungan
Ʃ AKtp = Ʃ AK di wilayah studi tanpa proyek sebagai rona awal (data yang terjadi
sekunder atau ata rimer hasil survei sampel).
Ʃ AKtp yg bekerja = Ʃ AK di wilayah studi yang bekerja, tanpa
proyek sebagai rona awal (data sekunder atau ata rimer hasil
survei sampel).
∆ AK = tambahan jumlah AK di wilayah studi setelah ada proyek
(diperkirakan berdasarkan jumlah AK yang dipekerjakan oleh
proyek.
Ʃ AK yang dipekerjakan proyek (Informasi dari pemrakarsa atau
diperkirakan).
3. Penurunan Sumber bergerak - Arah dan kecepatan angin, Data sekunder - Prakiraan Emisi Sumber Bergerak
kualitas udara Qs - kualitas udara ambien dari BMG Besarnya emisi sumber bergerak dapat
C 
uz Lokasi titik dihitung berdasarkan faktor emisi dari WHO
Sumber tidak bergerak: pengumpulan offset No. 62, 1982. Emisi polutan bahan
Menggunakan Gaussian Dispersion Model: data: bakar solar dan bensin untuk masing-masing
Q - z - h2 - z + h2 Tapak proyek parameter kualitas udara disajikan pada
C x, y, z = - exp + exp Lokasi titik tabel berikut:
y
2
2 z 2 2 z 2 pengumpulan Emisi Polutan Per m3 Bahan Bakar
2  y z exp -  y 2
2 data
No Polutan Faktor Faktor
digambarkan
Emisi Emisi
pada peta
Solar Bensin
sampling
(kg/satuan (kg/satuan
(Gambar 3.1)
waktu) waktu)
1 SO2 7,9544 0,4029
2 NO2 9,2103 7,6848
3 CO 36,4226 281,2797
4 Partikulat/ 2,0095 1,4922
debu
5 HC 2,1770 10,8184

III - 21
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Metode
N Data dan Informasi yang Relevan Metode
DPH Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Metode Analisis
o dan Dibutuhkan Evaluasi
Data
Besarnya emisi = (faktor emisi) x (jumlah
bahan bakar)

- Konsentrasi Kualitas udara ambien


Pertambahan konsentrasi kualitas udara
ambien akibat emisi dihitung dengan
menggunakan Box Model dengan rumus dari
Kenneth E, Noll, 1977 sebagai berikut:

C = konsentrasi parameter kualitas udara


ambien, µg/m3
Q = Laju emisi per satuan luas, µg/det/m2
S = Panjang daerah tinjauan (kotak) searah
dengan arah angin, m
U = Kecepatan angin, m/det
Z = Tinggi pencampuran udara, m

- Emisi debu kendaraan


Besarnya emisi debu yang terangkat oleh
kendaraan di jalan raya dihitung dengan
rumus:

e = emisi debu kendaraan, kg/km


s = persentase kandungan debu tanah pada
jalan, %
S = kecepatan rata-rata kendaraan yang
melewati jalan, km/jam
w = jumlah roda kendaraan rata-rata yang
melewati jalan
W = berat kendaraan rata-rata yang
melewati jalan, ton
P = jumlah hari hujan dalam satu tahun
4. Peningkatan - Tingkat kebisingan peralatan Pengukuran Metode analisis kebisingan mengacu pada
kebisingan konstruksi langsung Keputusan Menteri Negara Lingkungan
- Tingkat kebisingan kendaraan Hidup No. Kep-48/MENLH/11/1996 tentang
type i Baku Tingkat Kebisingan.
- Jumlah kendaraan yang lewat Analisis kebisingan pada jarak tertentu akibat
perjam adanya mobilitas alat dan kendaraan berat
- Kecepatan rata-rata kendaraan dipergunakan persamaan sebagai berikut:
km/jam
- Jarak sumber bising terhadap titik
pengukuran (m) dimana:
- Faktor bising untuk daerah SL1 dan SL2 : Sumber kebisingan pada
terbuka = 3 dBA jarak tertentu (Tabel 3.3)
L2/L1: Jarak antar sumber dampak dan jarak
yang diinginkan

III - 22
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Metode
N Data dan Informasi yang Relevan Metode
DPH Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Metode Analisis
o dan Dibutuhkan Evaluasi
Data
Adapun untuk memprediksikan kebisingan
lalulintas kendaraan dapat diperkirakan
dengan menggunakan rumus Rau and
Wooten (1990) sebagai berikut:

dimana:
Loi : tingkat kebisingan kendaraan tipe i
Ni : jumlah kendaraan yang lewat perjam
Si : kecepatan rata-rata kendaraan km/jam
d : jarak sumber bising terhadap titik
pengukuran (m)
s : faktor bising untuk daerah terbuka = 3
dBA
5. Tergangguny Profesional judgement Data terkait jenis dan jumlah wawancara Interpretasi, tabulasi, grafik dan deskriptif
a aktivitas gangguan terhadap aktivitas secara
nelayan nelayan langsung dan
observasi
lapangan
6. Penurunan Tingkat pelayanan diperoleh dengan cara menghitung derajat Jumlah dan kepadatan lalu lintas Pengukuran Prakiraan dampak terhadap kemacetan
tingkat kejenuhan (D) dan menganggap jalan adalah jalan perkotaan MKJI kendaraan langsung lalulintas yang diakibatkan oleh bangkitan
pelayanan (1997). lalu lintas yang keluar-masuk tapak proyek
jalan D = V/C terutama pada titik merging (keluar/masuk)
dimana: kendaraan dan perubahan level off services
V = volume lalu lintas (smp/jam) (tingkat pelayanan) di jalan akses proyek .
C = kapasitas (smp/jam) Perkiraan dampak dihitung dari
C = Co x Fcw x Fcsf x Fcsp perbandingan antara volume kendaraan
dimana: yang lewat dengan kapasitas ruas jalan.
C = Kapasitas sesungguhnya (kendaraan/jam) Ruas jalan yang ditinjau adalah ruas jalan
Co = Kapasitas dasar (kendaraan/jam) yang menghubungkan ke daerah sekitarnya.
Fcw = Faktor koreksi lebar jalur Kapasitas ruas jalan dihitung menurut
Fcsf = Faktor koreksi hambatan samping metode dari Manual Kapasitas Jalan
Fcsp = Faktor koreksi pemisahan arah Indonesia (MKJI) Versi 1.10 tahun 1997.

7. Perubahan Analogi terhadap kegiatan sejenis dan dibandingkan dengan - Kualitas air laut Pengukuran Data yang terkumpul dilakukan prakiraan
kualitas air rencana kegiatan dalam kajian teknis langsung dengan membandingkan dengan baku mutu
laut air laut sesuai Keputusan MenLH No. 51
Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
8. Pola arus dan Modelling menggunakan surface water modelling system  Bathymetri Data sekunder Simulasi dan deskriptif
gelombang  Pola Arus
9. Meningkatnya Data terkait curah hujan dari BMKG terdekat, gambar proyek dan Data terkait peningkatan debit Data akan Data akan ditabulasi dan dianalisa secara
debit air hasik kajian drainase. Kajian drainase yang dirujuk meliputi data limpasan air hujan dikumpulkan ditabulasi dan deskriptif dan kuantitatif terhadap rencana
larian saluran drainase kota, curah hujan dari stasiun hujan yang melalui pengumpulan data dianalisa kegiatan
berpengaruh di lokasi kegiatan minimal selama 5 tahun sekunder, serta melakukan secara
pengamatan langsung/survey deskriptif dan
lapangan yang dilakukan untuk kuantitatif
mengetahui arah aliran, terhadap
perhitungan kedalaman drainase, rencana

III - 23
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

Metode
N Data dan Informasi yang Relevan Metode
DPH Metode Prakiraan Dampak Pengumpulan Metode Analisis
o dan Dibutuhkan Evaluasi
Data
ketinggian dan lebar serta kondisi kegiatan
fisik saluran drainase

III - 24
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

No table of figures entries found.

No table of figures entries found.

Contents
3.1. Metode Pengumpulan Dan Analisis Data....................................................................1

3.1.1. Perubahan Sikap Dan Persepsi Masyarakat..........................................................1

3.1.2. Terbukanya Kesempatan kerja.................................................................................2

3.1.3. Penurunan Kualitas Udara.........................................................................................3

3.1.4. Peningkatan Kebisingan.............................................................................................4

3.1.5. Terganggunya aktivitas nelayan...............................................................................5

3.1.6. Penurunan Tingkat Pelayanan Jalan.......................................................................5

3.1.7. Penurunan Kualitas Air Permukaan.........................................................................6

3.1.8. Perubahan Pola Arus Dan Gelombang....................................................................8

Pengambilan data sedimentasi meliputi wilayah perairan yang berada di sekitar


lokasi rencana kegiatan pembangunan Pelabuhan yang diperkirakan terkena
dampak.........................................................................................................................9

3.1.9. Meningkatnya Debit Air Larian................................................................................10

3.2. Metode Prakiraan Dampak Penting............................................................................12

3.2.1. Perubahan Persepsi Dan Sikap Masyarakat........................................................13

3.2.2. Terbukanya Kesempatan Kerja...............................................................................13

3.2.3. Penurunan Kualitas Udara.......................................................................................14

3.2.4. Peningkatan Kebisingan...........................................................................................15

3.2.5. Terganggunya aktivitas nelayan.............................................................................16

3.2.6. Penurunan Tingkat Pelayanan Jalan.....................................................................16

L-1
Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Pelabuhan Labuhan Lalar

3.2.7. Penurunan Kualitas Air Permukaan.......................................................................17

3.2.8. Perubahan Pola Arus Dan Gelombang..................................................................18

3.2.9. Meningkatnya Debit air larian..................................................................................18

3.3. Metode Evaluasi Secara Holistik................................................................................18

3.3.1. Keterkaitan Dan Interaksi DPH...............................................................................18

3.3.2. Pemilihan Alternatif Terbaik.....................................................................................19

3.3.3. Arahan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan............................................19

3.3.4. Pertimbangan Kelayakan Lingkungan...................................................................19

L-2

Anda mungkin juga menyukai