DAN PENANGGULANGAN
KLB DI FKTP
Identifikasi Evaluasi Sistem &
Surveillance Solusi & Action
Faktor pelayanan
Risiko/Penyebab
11/13/2020
SURVEILANS INDIVIDU
SURVEILANS SINDROMIK
SURVEILANS PENYAKIT
NS PPI DI
FKTP SUREVILANS KESEHATAN MASYARAKAT
SURVEILANS DAN KLB
1 SURVEILANS 2 KLB
http://www.indonesian-publichealth.com
1
SURVEILANS PPI DI
FKTP
PENGERTIAN
• Terus-menerus,
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan Surveilans merupakan pengumpulan,
analisis dan interpretasi data
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu populasi kesehatan secara sistematis dan terus
spesifik, dan didiseminasikan secara berkala kepada pihak-pihak menerus, yang diperlukan untuk
perencanaan, implementasi dan
yang memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan evaluasi upaya kesehatan masyarakat,
dipadukan dengan diseminasi data
dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan secara tepat waktu kepada pihak-pihak
dalam upaya penilaian resiko Healthcare Assosiated infections yang perlu mengetahuinya. (CDC Center
for desedase control and preventions,
(HAIS). 2008),
TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN SASARAN
1. Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP
2. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP fokus pada kejadian HAIs yang berhubungan erat d e
ngan proses pelayanan medis dan
3. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP keperawatan di FKTP, sbb:
4. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya 1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
masalah yang memerlukan penanggulangan 2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
NUMERATOR DENOMINATOR
Adalah jumlah pasien yang dilakukan
Adalah jumlah kejadian infeksi tindakan medis atau jumlah hari
dalam kurun waktu tertentu.(bulan, pemasangan alat dalam kurun waktu
tri wulan, semester dan tahunan). tertentu (bulan, tri wulan, semester dan
CONTOH:
tahunan).
(1) Jumlah pasien Infeksi daerah insisi paska pertolongan persalinan. CONTOH:
(1) Jumlah pasien yang dilakukan pertolongan persalinan dengan tindakan insisi di Fasilitas
(2) Jumlah pasien yang terjadi infeksi (abses) setelah dilakukan tindakan pelayanan gigi
(yang sebelumnya tidak ada tanda tanda Infeksi) di pelayanan UKP dan UKM. pelayanan kesehatan.
(3) Jumlah kejadian plebitis pada pemasangan infus. (2) Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan gigi tanpa tanda tanda infeksi di UKP dan UKM
(3) Jumlah hari pasien terpasang infus.
(4) Jumlah sasaran yang terjadi KIPI setelah pemberian imunisasi di UKP dan UKM.
(4) Jumlah sasaran yang dilakukan immunisasi di UKP dan UKM
(5) Jumlah pasien yang terjadi infeksi saluran kemih akibat pemasangan urine kateter setelah
dua hari kalender. (5) Jumlah hari pasien terpasang urine kateter
TAHAPAN SURVEILANS
PERENCANAAN
(PERSIAPAN)
PENGUMPULAN DATA
ANALISIS DATA
(PERSIAPAN)
PENGUMPULAN DATA
1. Persiapan: Buat panduan, SOP, metode, buat formulir dan waktu
pelaksanaan surveilans.
Jumlah
Contoh:
FORMAT BULANAN SURVEILANS RAWAT
Tindakan pelayananINAP
Kejadian Infeksi (HAIs)
Infeksi Infeksi
Jumlah Infus Urine Tindakan Saluran Daerah
Tanggal katete Operasi Plebitis A n t i Ket
Kemih Operasi Biotik
Pasien r
(ISK) (IDO)
1…. 10 5 3 5 2 1 1 Amx =
2
Dst
Jumlah
Contoh:
FORM HARIAN SURVEILANS RAWAT
JALANKejadian Infeksi (HAIs)
Tindakan pelayanan
Jumlah
FORM BULANAN SURVEILANS RAWAT
JALAN Tindakan pelayanan Kejadian Infeksi (HAIs)
Jumlah
3. Analisis
PERENCANAAN a) Analisis data yang telah dikumpulkan (jika memungkinkan dicatat dalam sistim
(PERSIAPAN)
komputer).
ANALISIS DATA
PENETAPAN
TARGET
DAN ANALISIS
DATA
LAPORAN DAN
DISEMINASI
HASIL
ANALISA
DATA
Insiden rate HAIs bulan Maret 2021 di
ruang PICU RS X
45
Mudah dianalisa
44,5
dan interpretasi
44
43,5
Penyajian data harus jelas,
43
sederhana, dapat dijelaskan
42,5 diri sendiri
42
41,5
VAP IAD ISK
Jenis infeksi
4. Target dan Interpretasi
PERENCANA
AN
Interprestasi data surveilans:
(PERSIAPA
N)
1. Dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik , pie dll (sesuai keperluan).
PENGUMPUL
AN DATA 2. Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah dipahami yang
memperlihatkan pola kejadian infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
3. Analisis kecenderungan menurut:
ANALISIS
DATA
Jenis infeksi, jenis tindakan, ruang perawatan, dll
Jelaskan sebab-sebab peningkatan atau penurunan angka infeksi
ANALISIS
DATA DAN
INTERPRET
ASI
4. Bandingkan dengan target kejadian infeksi yang diharapkan pada
pemantauan kejadian HAIs (berdasarkan penetapan FKTP dan data
LAPORAN
pembanding (Benchmaking).
DAN
DISEMINAS
I HASIL
5. Buat rekomendasi untuk plan of action
INTERPRETASI
ANALIS
A Dari grafik terlihat Rate HAIs tertinggi VAP 60.6‰,
kemudian CAUTI 58.8 ‰ dan CLABSI 46.5‰, data HAIs
masih tinggi jika disbanding dengan data nasional,
Rate Healtcare Associated Infections berdasarkan jenis infeksi di
ruang ICU RS.YCKS bulan Januari-Februari 2021 kemungkinan faktor Penyebab CAUTI karena masih
70
rendahnya kepatuhan Kebersihan tangan,sedangkan
58,8 60,6 penyebab VAP,masih rendahnya kepatuhan Kebersihan
60
tangan, posisi pasien sering supine, dan kepatuhan
Per 1000 hari pemakaian alat
50 46,5
39,2
Kebersihan mulut masih rendah, demikian juga pada
40 CLABSI masih rendahnya kepatuhan Kebersihan
30
23,2
tangan
20
20
REKOMENDASI
10
0 0
0
CAUTI VAP CLABSI PLABSI
Jenis infeksi
1. Tingkatkan kepatuhan Kebersihan tangan
Jan Feb
2. Tingkatkan kepatuhan Kebersihan mulut
pasien dengan ventilasi mekanik
RENCANA TINDAK
No Rencana Kegiatan
LANJUT Sasaran
Tujuan Strategik Pelaksanan/PI Waktu
C
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi Saluran Kemih akibat penggunaan urine kateter.
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi 1. Pemasangan urine kateter adalah pemasangan alat kateter urine yang bertujuan mengeluarkan urine
Operasional sesuai dengan indikasi.
2. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan urine kateter > 2 hari ditemukan
tanda tanda Infeksi, setidaknya satu dari tanda atau gejala sebagai berikut:
Demam (> 38,0 ° C)
Nyeri tekan suprapubik
Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
Urgensi kemih
Frekuensi kencing
Disuria
3. Terpasang urine kateter selama lebih dari 2 hari.
4. Ada hasil kultur urine teridentifikasiPmikroorganisme yang teridentifikasi.
11/13/2020
Satuan Pengukuran Per mill
Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Denumenator Jumlah lama hari terpasang alat pada seluruh pasien terpasang urine kateter
(penyebut)
Target Pencapaian …..permill (ditetapkan oleh masing-masing FKTP yang mengacu pada target program).
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Kejadian ISK akibat pemasangan kateter urine di FKTP tempat terjadinya infeksi.
Kriteria Eksklusi:
Kejadian ISK akibat pemasangan kateter urine di FKTP lain.
Formula Jumlah kejadian ISK
X 1000 = …………….º/ºº.
uan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian IDO akibat tindakan operasi.
2. Menjamin keselamatan pasien pada tindakan operasi dengan mengurangi risiko infeksi.
finisi Operasional 1. Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah infeksi pada daerah operasi akibat tindakan operasi.
2. IDO dengan tindakan operasi pemasangan implan diawasi selama 90 hari sedangkan tanpa implan diawasi selama 30 h
3. Pasien memiliki tanda atau gejala IDO sebagai berikut:
Merah, basah, bengkak dan bernanah.
Ada hasil kultur daerah operasi dengan organisme yang teridentifikasi.
is Indikator Proses
uan Pengukuran Persen (%)
merator (pembilang) Jumlah kasus IDO
Denominator (penyebut) Jumlah pasien yang dilakukan operasi dengan jenis operasi yang sama
Target Pencapaian …..persen (ditetapkan oleh masing-masing FKTP)
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pasien yang dilakukan tindakan operasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Kriteria Eksklusi:
Tindakan operasi dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang berbeda.
Perhitungan Jumlah pasien infeksi paska persalinan /jumlah pasien persalinan X 100 = …….%
Pengumpul data Penanggung jawab PPI atau orang yang ditugaskan
Besar Sampel Total Populasi Yang Mendapatkan Pelayanan Imunisasi di Faskes tersebut pada periode yang sama
Frequensi penilaian data Perbulan
Periode pelaporan 1 – 3 Bulan
Rencana penyebaran hasil Melalui pertemuan rutin 3 bulan dan jika diperlukan
Target penc11a/p13a/i2a0n2 1. <5%
Indikator
Insident rate Plebitis
Uraian
Sasaran Strategis Tercapainya mutu pelayanan kesehatan melalui kegiatan PPI.
Nama Key Performance Tercapai angka kejadian Plebitis sesuai standar yang ditetapkan oleh Tim PPI.
Indikator (KPI)
Alasan memilih indikator 1. Standar Akreditasi FKTP.
2. Meningkatkan Keselamatan pasien.
3. Pemantauan kejadian infeksi paska pemberian pelayanan kesehatan.
Defenisi 1. Infeksi yang terjadi pada daerah lokal tusukan infus atau pengambilan sample darah ditemukan tanda panas,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau mengeluarkan pus.
Formula 1. Jumlah pasien yang terjadi Plebitis (Numerator)
2. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pemasangan infus atau tusukan pengambilan sample darah (Denominator)
Kriteria Kriteria Inklusi:
Ditemukan tanda-tanda: dolor, tumor, fungsio laesa, kalor, rubor yang dilakukan setelah tindakan pemasangan infus
atau pengembalilan darah.
Kriteria Eksklusi:
Pasien dipasang infus atau diambil darah di fasilitas pelayanan kesehatan berbeda.
Perhitungan Jumlah pasien Plebitis/Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pemasangan infus atau tusukan pengambilan sample
darah X 100 = ……%
Pengumpul data Penanggung jawab PPI atau orang yang ditugaskan
Besar Sampel Total Populasi Yang Mendapatkan Pemasangan Infus di Faskes tersebut pada periode yang sama
Frequensi penilaian data Perbulan
Periode 1 – 3 Bulan
Judul Indikator Insiden Rate PLABSI
INSIDEN RATE
Dasar Pemikiran
PLABSI
1. Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap fasilitas
pelayanan
kesehatan harus mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan.
2. Permenkes No.27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan pengendalian infeksi di Fasilitas pelayanan kesehatan, pasal 3 ayat 1
setiap Fasilitas pelayanan kesehatan harus melaksanakan program PPI.
3. FKTP harus melakukan surveilans HAIs dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian PLABSI akibat penggunaan kateter intra vena perifer.
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Pemasangan kateter intra vena perifer adalah pemasangan alat intra vena yang bertujuan memberikan cairan atau obat sesuai
dengan
indikasi.
2. PLABSI adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan keteter Intra vena perifer > 2 hari ditemukan tanda tanda Infeksi, sebagai
berikut:
Pasien dengan bakteri patogen yang diidentifikasi dari 1 atau lebih spesimen kultur darah yang dilakukan untuk tujuan
diagnosis klinis atau pengobatan dan organisme yang teridentifikasi dalam darah, tidak terkait dengan infeksi di tempat lain.
Pasien memiliki setidaknya 1 dari tanda atau gejala berikut: demam (> 38.0 °C), menggigil, atau hipotensi dan organisme
yang diidentifikasi dari darah tidak terkait dengan infeksi di tempat lain dan komensal umum yang sama di identifikasi dari
dua atau lebih spesimen darah yang diambil kultur pada tempat yang berbeda untuk tujuan diagnosis atau pengobatan klinis
• Insident Rate ISK di PKM Melati Periode Januari – Maret 2020, sbb:
• Numerator :
1 orang terjadi ISK
• Denominator:
15 orang terpasang kateter urine masing masing 1 hari : 15 hari
1 orang terpasang urine kateter 3 : 3 hari
1 orang terpasang urine kateter 2 : 2 hari
Total hari terpasang urine kateter = 20
hari
Insident rate ISK : Numerator
1
x 1000 = x 1000 = 50 ‰
denominator
20
DATA SURVEILANS PUSKESMAS
MELATI
1. Dalam tiga bulan pengamatan Periode Januari – Maret 2020 :
Terdapat 10 pasien tindakan operasi minor antara lain : pengangkatan
limphoma, superfisial neuroktomi, tenotomi dan tindakan sunat
dari semua tindakan operasi tersebut ditemukan 2 orang yang dinyatakan
IDO akibat bedah Minor
2. Hitung Numerator dan Denomintornya.
Numerator / denominator
1. Analisis dan insiden rate ISK di Puskesmas Melati.
Analisis 1
• Insident Rate ISK di PKM Melati Periode Januari – Maret 2020, sbb:
• Numerator :
2 orang terjadi IDO
• Denominator:
10 orang yang dilakukan tindakan operasi minor
Numerator
2
x 100 = x 100 = 20 %
denominator
10
PENUGASAN -----
surevilans
LATIHAN KASUS SURVEILANS HAIS DI FKTP
• Bulan Nopember 2020 terdapat 10 orang pasien terpasang urine kateter dengan
jumlah hari pemakaian alat 54 hari, dari 10 orang pasien tersebut ditemukan ISK
sebanyak 2 orang. Hitunglah
1. Rate infeksi ISK dan
02
03
02 Memastikan KLB
03 Verifikasi Dx
Pencegahan dan
09
Penanggulangan
04 Tetapkan kasus KLB (umumkan)
B
Salah satu anggota tim IPCD/N
kesehatan Dapat terlibat langsung
dalam
penanggulangan KLB
INVESTIGASI KASUS DAN PENGUMPULAN DATA
01
02
PENGUMPULAN DATA KASUS PENCATATAN DATA
OUTBREAK CONFIRM
INVESTIGASI LANGSUNG:
TINDAKAN PENCEGAHAN - Etiologi Agent
LANGSUNG:
- Modus Penularan
- Profilaksis
- Cara Penularan
- Isolasi
- Sumber Kontaminasi
- Peringatan Publik
- Tindakan Higiene - Populasi berisiko
- Sumber paparan
Memastikan KLB
Kriteria Kerja KLB
4
Positive Rate
sebelumnya.
(PR) penderita baru dari
3 periode tertentu
menunjukkan kenaikan 2
kali lipat atau lebih
1 dibandingkan dengan
periode yang sama dalam
kurun waktu/ tahun
sebelumnya
VERIFIKASI DIAGNOSIS KLB
2. LABORATORIUM, TERMASUK
TEKNIK YANG DI GUNAKAN
3. HASIL KONSULTASI
TENAGA AHLI
Identitas; nama & alamat
Klinis PENEMUA
N
Faktor Risiko KASUS
Pelapor
TINDAKAN AWAL
Cohorting Pasien dan 1 2 Batasi Mobilitas Pasie
Staf n
1 2
3
Jangan menunggu akhir penyelidikan
Penilaian umum KLB
Penilaian spesifik menurut hasil
temuan Tindakan pencegahan, terapkan
secara konsisten:
Kewaspadaan isolasi
Isolasi
Imunisasi
KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI KLB
1 2 3 4
Struktur Bangun Penyediaan Sara Sarana dan Tindaka Pendidikan & Pelati
n Sterilisasi
an na Kesehatan han
a. Ruangan tersendiri a. Sarana kebersihan
b. Jarak antara-pasie
tangan a. SPO
n, kemudahan dala b. Kepatuhan terhadap
m pembersihan b. Alat kesehatan
c. Ventilasi yang adek c. Monitor & kebijakan
uat. tekanan negative
d. Penempatan saran a
kebersihan tanga n. ruangan
INDIKATOR KEBERHASILAN PENANGGULANGAN KLB
Menurunnya Frekwensi Kasus
Menyempitnya penyebarluasan
Wilayah Menurunnya jumlah kasus
Komunikasi dan
Menyampaikan (indikator
laporan tertulis keberhasilan
KLB penanggulangan)
Adanya Evaluasi
Kebijakan/rekomend
a si Untuk mencegah
terulangnya
KESIMPULAN