Kesehatan Masyarakat
Farrah Fahdhienie, SKM, MPH
Pertemuan Ke 11
Farrah Fahdhienie, SKM, MPH
Agenda
Pendekatan dalam
Pelaksanaan Surveilans
Kesehatan Masyarakat
1 Surveilans aktif
2 Surveilans pasif
Tindakan
Pencegahan & Pengolahan
Penanggulanggan Data
Pembuatan
laporan,rekomendasi Penyajian
tindak lanjut, & Data
diseminasi informasi
Analisis &
Interpretasi
Data
Surveilans Aktif
Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala
Ke lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya, puskesmas,
klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau kematian,
disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi laporan kasus indeks.
Ciri :
1. unit surveilans melakukan skrinning dari rumah ke rumah, shg tidak ada satupun kasus
yg lepas dari pendataan
2. unit surveilans mendatangi setiap unit sumber data untuk meminta data surveilans
epidemiologi yg dibutuhkan shg tidak ada satupun sumber data yg tidak terekam
datanya
Kelebihan Surveilans Aktif
Surveilans aktif dapat
mengidentifikasi outbreak lokal
Ciri-ciri :
1. unit surveilans epidemiologi membiarkan penderita melaporkan diri pada klinik/rumah
sakit/pelayanan yg berfungsi sbg unit-unit surveilans terdepan dalam pengumpulan data
surveilans.
2. unit surveilans epidemiologi membiarkan klinik/rumah sakit/unit pelayanan sbg unit
surveilans terdepan melaporkan data surveilans yg ada ditempatnya.
Kekurangan Surveilans Pasif
Kurang sensitif dalam mendeteksi Data yg dihasilkan cenderung under-reported,
kecenderungan penyakit karena tidak semua kasus datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan formal
Tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah, karena waktu petugas
terbagi dgn tanggungjawab utama memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan masing-masing.
Untuk mengatasi problem tersebut, instrumen pelaporan perlu dibuat sederhana dan
ringkas.
Kelebihan Surveilans Pasif
Relatif murah
Mudah dilakukan
Ada 2 alasan utama unt menjalan surveilans pada keadaan seperti itu:
1. Peningkatan pengetahuan ttg sumber penularan penyakit dan cara
penularan
2. Sehingga prioritas pemberantasan penyakit
Pencapaian tujuan akhir memerlukan tercapainya sasaran ttt oleh para penanggung
jawab surveilans penyakit. Petugas surveilans harus melakukan hal sbb:
1 2 3 5
Menguraikan setiap orang yg Menentukan sumber infeksi Mengenali golongan
terkena infeksi (nama, alamat, & cara penualran pada rentan yg tereksposur yg
umur, jenis kelamin, ras, setiap penderita: mungkin terinfeksi
pekerjaan & tanggal mulainya a. Sumber-sumber
gejala) secepat mungkin penularan yg mungkin
sesudah eksposur berasal dari manusia,
hewan, atau lingkungan
b. Cara penularan yg
mungkin bersifar
langsung/tidak langsung
Pencapaian tujuan akhir memerlukan tercapainya sasaran ttt oleh para penanggung
jawab surveilans penyakit. Petugas surveilans harus melakukan hal sbb:
4 5 6 5
Menggambarkan distribusi frekuensi
kesakitan pada golongan populasi yg terkana Mencari gambaran tsb pada Mempersiapkan &
risiko menurut: butir 4, populasi yg sedang menyebarluaskan laporan
a. Waktu: frekuensi kejadian menurut satuan atau mungkin mengalami surveilans kepada
waktu (tahun,bulan,minggu,hari,jam) peningkatan petugas yg berperan serta
b. Tempat: frekuensi menurut pembagian pada pencegahan dan
tempat (tempat tinggal,tempat
pemberantasan penyakit
kerja,daerah sosial ekonomi,sekolah,dan
rumah)
c. Orang: frekunesi kejadian menurut ciri ttt
(umur,jenis kelamin,ras,pekerjaan,dan
status imunisasi)
Dalam pelaksanaan surveilans, petugas juga harus memahami
piramida paparan infeksi :
10. Data 1. Laporan
Lingkungan 2. Laporan
Kematian
Kesakitan
9. Data 3. Laporan
Demografi Wabah
Kesakitan
kasus yg dilaporkan
4. Sifat laporan yg diperlukan
5. Kepada siapa pelaporan dikirimkan
(Morbiditas) Peraturan tsb juga merinci berbagai tindakan
pengamanan yg perlu diambil bila terjadi suatu
penyakit.
Dasar Hukum Pelaksanaan Surveilans:
1. UU No 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan
2. UU No 4 Tahun 1984 ttg Wabah Penyakit
(2) Menular
3. UU No 17 Tahun 1999 ttg Ibadah Haji
4. Kepmenkes No 1116 tttg Pedoman
Laporan Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan
Kesakitan 5. Kepmenkes No 1479 Tahun 2003 ttg STP
(Morbiditas)
(2)
Laporan
Kesakitan
(Morbiditas)
Telaah Laporan Morbiditas
Suatu keputusan pokok yg harus dibuat mengenai
(2) setiap kasus yg didiagnosis atau dicurigai ialah
apakah kasus itu perlu diselidiki atau tidak.
Laporan
Kesakitan
(Morbiditas)
Telaah Laporan Morbiditas
Suatu keputusan pokok yg harus dibuat mengenai
(2) setiap kasus yg didiagnosis atau dicurigai ialah
apakah kasus itu perlu diselidiki atau tidak.
Laporan
Kesakitan
(Morbiditas)
6 Kriteria yg dapat digunakan sbg dasar keputusan
untuk melakukan penyelidikan epidemiologi:
1. Apakah surveilans atau tujuan pemberantasan penyakit
mengharuskan penyelidikan/tidak?
2. Apakah infeksi bersifat luar biasa dari segi waktu dan
(2) tempat kejadian atau jumlah karakteristik dari orang-
orang yg berisiko?
Laporan 3. Kecurigaan adanya suatu penularan Common Source
pada dua atau lebih kasus untuk suatu penyakit sudah
Kesakitan cukup dalam memulai suatu penyelidikan
4. Apakah penyakitnya berat pada orang-orang golongan
Posko COVID-19 Dinas Kesehatan Aceh (Jalan T.Syarief Thayeb, Banda Aceh, Telp. 0651-22118)
SPESIMEN SPESIMEN
Kab/ Kuota/ Jam Diterima Kab/ Kuota/ Jam Diterima
No Ambil Kirim Periksa Keluar No Ambil Kirim Periksa Keluar
Kota Hari Pengiri Posko Kota Hari Pengiri Posko
Sampel ke Lab di Lab Hasil Sampel ke Lab di Lab Hasil
man Aceh man Aceh
A B C D E F 12 Acut 75 08.00-10.00 10.30 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30
1 B.Aceh 90 09.00-11.30 12.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 13 Bmeriah 20 08.00-10.00 10.30 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30
2 Abes 75 09.00-11.30 12.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 14 Ateng 25 08.00-10.00 10.00 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30
3 Pidie 50 08.00-10.00 10.30 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 15 Abdya 20 13.00-15.00 15.30 22.30 08.00 08.00-12.00 12.30
4 Pijay 25 08.00-09.30 10.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 16 Asel 30 13.00-15.00 15.30 23.30 08.00 08.00-12.00 12.30
5 Ajay 20 08.00-10.00 10.30 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 17 Sbls 15 14.00-15.30 16.00 04.00 08.00 08.00-12.00 12.30
6 Sml 20 14.00-16.00 17.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 18 Singkil 15 14.00-15.30 16.00 06.00 08.00 08.00-12.00 12.30
7 Sbg 15 09.00-11.30 14.30 16.00 16.20 17.00-21.00 21.30 19 Atim 50 14.00-15.30 16.00 02.00 08.00 08.00-12.00 12.30
8 Abar 25 09.00-11.30 12.00 16.00 16.20 17.00-21.00 21.30 20 Lgs 30 14.00-15.30 16.00 03.00 08.00 08.00-12.00 12.30
9 Nara 20 09.00-11.00 11.30 16.00 16.20 17.00-21.00 21.30 21 Atam 20 14.00-15.30 16.00 04.00 08.00 08.00-12.00 12.30
10 Birn 45 08.00-10.00 10.30 15.30 15.50 17.00-21.00 21.30 22 Galus 20 14.00-15.30 16.00 06.00 08.00 08.00-12.00 12.30
11 Lhoks 25 08.00-10.00 10.30 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30 23 Agara 20 14.00-15.30 15.30 06.30 08.00 08.00-12.00 12.30
Lampiran II : Surat Gubernur Aceh Nomor : 440/14872
Tanggal 15 Oktober 2020
Sumber: Kepmenkes Nomor
GENCAR COVID-19 Gerakan Nakes Aceh HK.01.07/MENKES/413/2020
Pedoman Cegah & Kendali Covid-19
(1-10 November 2020) Cegah Covid-19 Kemenkes RI Edisi Kelima hal 75 - 79
A B
Wabah
Laboratorium merupakan suatu sarana yg
penting untuk mengetahui kuman penyebab
penyakit menular dan pemeriksaan tertentu
untuk penyakit-penyakit lainnya, misalnya
(4) kadar gula darah untuk penyakit DM
Laporan
Laboratorium
Dilakukan pada kasus yg belum jelas
diagnosisnya.
(5) Para petugas kesehatan melakukan
Laporan Hasil penyelidikan ttg riwayat alamiah penyakit
dari penyakit yg belum jelas diagnosisnya
Penyelidikan tsb
Khusus Misalnya:
- Perawatan penderita di RS
- Register penyakit
- Survei serologik
Penyakit zoonosis terdapat pada manusia dan
binatang yg dalam hal ini binatang dan manusia
merupakan reservoir (Tikus,nyamuk,kutu,keong,dll)
(8)
Informasi ttg Penyakit malaria ditularkan oleh vektor nyamuk
Anopheles dan penyakit demam berdarah
Hewan ditularkan oleh vektor Aedes aegypti