Anda di halaman 1dari 45

Surveilans

Kesehatan Masyarakat
Farrah Fahdhienie, SKM, MPH
Pertemuan Ke 11
Farrah Fahdhienie, SKM, MPH
Agenda
Pendekatan dalam
Pelaksanaan Surveilans
Kesehatan Masyarakat
1 Surveilans aktif
2 Surveilans pasif

Sumber Data Surveilans


Definisi
Center of Disease Control
Dirjen P2PL (Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan (CDC)
Lingkungan)
adalah kumpulan, analisis,
Suatu proses pengamatan dan interpretasi data
terus menerus & sistematik penting secara sistematis
thd terjadinya penyebaran yg digunakan untuk
penyakit serta kondisi yg merencanakan,
memperbesar risiko
penularan dgn melakukan
SURVEILANS mengimplementasikan, dan
mengevaluasi praktek
pengumpulan data, kesehatan masyarakat.
analisis, interpretasi &
penyebaran interpretasi
serta tindak lanjut
perbaikan & perubahan.
Definisi
KMK No WHO
1116/MENKES/SK/VIII/2003
surveilans adalah proses
Kegiatan analisis secara pengumpulan,
sistematis dan terus menerus
pengolahan, analisis dan
terhadap penyakit/masalah2
kesehatan & kondisi yg
interpretasi data secara
mempengaruhi terjadinya sistematik dan terus
peningkatan dan penularan menerus serta penyebaran
penyakit atau masalah2
kesehatan tersebut, agar dapat
SURVEILANS informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk
melakukan penanggulangan mengambil tindakan.
secara efektif & efisien melalui
proses pengumpulan
data,pengolahan dan
penyebaran informasi
epidemiologi kepada
penyelenggara program
kesehatan.
LANGKAH KEGIATAN SURVEILANS
Pengumpulan
Data

Tindakan
Pencegahan & Pengolahan
Penanggulanggan Data

Pembuatan
laporan,rekomendasi Penyajian
tindak lanjut, & Data
diseminasi informasi
Analisis &
Interpretasi
Data
Surveilans Aktif
Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan berkala
Ke lapangan, desa-desa, tempat praktik pribadi dokter dan tenaga medis lainnya, puskesmas,
klinik, dan rumah sakit, dengan tujuan mengidentifikasi kasus baru penyakit atau kematian,
disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi laporan kasus indeks.

Sistem surveilans dapat diperluas pada level komunitas, disebut community


surveilance.
Dalam community surveilance, informasi dikumpulkan langsung dari komunitas
oleh kader kesehatan, sehingga memerlukan pelatihan diagnosis kasus bagi
kader kesehatan
Surveilans Aktif
Surveilans yang aktif dalam pengumpulan data (menjemput bola).
Data kelengkapan laporan menjadi wajib dilakukan agar kuantitas dan kualitas datanya tetap
terjaga atau terukur.
Kelengkapan yg dimaksud adalah kelengkapan unti sumber data, bukan pada unit surveilans
di kabupaten/kota atau di provinsi

Ciri :
1. unit surveilans melakukan skrinning dari rumah ke rumah, shg tidak ada satupun kasus
yg lepas dari pendataan
2. unit surveilans mendatangi setiap unit sumber data untuk meminta data surveilans
epidemiologi yg dibutuhkan shg tidak ada satupun sumber data yg tidak terekam
datanya
Kelebihan Surveilans Aktif
Surveilans aktif dapat
mengidentifikasi outbreak lokal

Lebih akurat daripada surveilans pasif, sebab


dilakukan oleh petugas yg memang dipekerjakan
untuk menjalankan tanggungjawab itu
Kekurangan Surveilans Aktif
Lebih mahal Lebih sulit untuk dilakukan
daripada surveilans pasif.

Membutuhkan waktu yg lama


Surveilans Pasif
Surveilans pasif memantau penyakit secara pasif,
dengan menggunakan data penyakit yg harus
dilaporkan (reportable diseases) yang tersedia
di fasilitas pelayanan kesehatan

Negara-negara anggota WHO diwajibkan melaporkan


sejumlah penyakit infeksi yang harus dilaporkan,
sehingga dengan surveilans pasif dapat dilakukan
analisis perbandingan penyakit internasional
Surveilans Pasif
Surveilans pasif adalah surveilans yang pasif dalam pengumpulan atau
pelaporan datasurveilans epidemiologi, bukan pada analisis maupun
pada diseminasi informasi epidemiologinya

Ciri-ciri :
1. unit surveilans epidemiologi membiarkan penderita melaporkan diri pada klinik/rumah
sakit/pelayanan yg berfungsi sbg unit-unit surveilans terdepan dalam pengumpulan data
surveilans.
2. unit surveilans epidemiologi membiarkan klinik/rumah sakit/unit pelayanan sbg unit
surveilans terdepan melaporkan data surveilans yg ada ditempatnya.
Kekurangan Surveilans Pasif
Kurang sensitif dalam mendeteksi Data yg dihasilkan cenderung under-reported,
kecenderungan penyakit karena tidak semua kasus datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan formal

Tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya rendah, karena waktu petugas
terbagi dgn tanggungjawab utama memberikan pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan masing-masing.
Untuk mengatasi problem tersebut, instrumen pelaporan perlu dibuat sederhana dan
ringkas.
Kelebihan Surveilans Pasif
Relatif murah
Mudah dilakukan

Tidak membutuhkan waktu yg lama


Tujuan akhir surveilans penyakit adalah untuk menentukan luasnya
infeksi dan risiko penularan penyakit sehingga tindakan pemberantasan
dapat dijalankan secara efektif & efisien.
Oleh karena itu, data surveilans harus sesuai dgn keadaan saat ini dan
lengkap untuk mengungkapkan terjadinya penyakit dan penyebarannya.

Ada 2 alasan utama unt menjalan surveilans pada keadaan seperti itu:
1. Peningkatan pengetahuan ttg sumber penularan penyakit dan cara
penularan
2. Sehingga prioritas pemberantasan penyakit
Pencapaian tujuan akhir memerlukan tercapainya sasaran ttt oleh para penanggung
jawab surveilans penyakit. Petugas surveilans harus melakukan hal sbb:

1 2 3 5
Menguraikan setiap orang yg Menentukan sumber infeksi Mengenali golongan
terkena infeksi (nama, alamat, & cara penualran pada rentan yg tereksposur yg
umur, jenis kelamin, ras, setiap penderita: mungkin terinfeksi
pekerjaan & tanggal mulainya a. Sumber-sumber
gejala) secepat mungkin penularan yg mungkin
sesudah eksposur berasal dari manusia,
hewan, atau lingkungan
b. Cara penularan yg
mungkin bersifar
langsung/tidak langsung
Pencapaian tujuan akhir memerlukan tercapainya sasaran ttt oleh para penanggung
jawab surveilans penyakit. Petugas surveilans harus melakukan hal sbb:

4 5 6 5
Menggambarkan distribusi frekuensi
kesakitan pada golongan populasi yg terkana Mencari gambaran tsb pada Mempersiapkan &
risiko menurut: butir 4, populasi yg sedang menyebarluaskan laporan
a. Waktu: frekuensi kejadian menurut satuan atau mungkin mengalami surveilans kepada
waktu (tahun,bulan,minggu,hari,jam) peningkatan petugas yg berperan serta
b. Tempat: frekuensi menurut pembagian pada pencegahan dan
tempat (tempat tinggal,tempat
pemberantasan penyakit
kerja,daerah sosial ekonomi,sekolah,dan
rumah)
c. Orang: frekunesi kejadian menurut ciri ttt
(umur,jenis kelamin,ras,pekerjaan,dan
status imunisasi)
Dalam pelaksanaan surveilans, petugas juga harus memahami
piramida paparan infeksi :
10. Data 1. Laporan
Lingkungan 2. Laporan
Kematian
Kesakitan
9. Data 3. Laporan
Demografi Wabah

8. Informasi ttg 10 SUMBER DATA


hewan sumber
penularan & vektor
SURVEILANS
(Prof Ridwan)
4. Laporan
Laboratorium
7. Survei Khusus
(Mis:perawatan penderita
di RS,register 5. Laporan hasil
6. Laporan
penyakit,survei serologik) penyelidikan
Penyelidikan
kasus perorangan
Wabah
- Data kematian dapat diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan serta laporan kantor
pemerintah dan masyarakat.

- Pencatatan kematian yg dilakukan di tingkat


desa dilaporkan ke kantor kelurahan lalu ke
(1) kantor kecamatan dan puskesmas

Laporan - Sementara itu dari kantor kecamatan,


pencatatan tersebut dikirim ke kantor
Kematian kabupaten/kota

- Unsur ini akan bermanfaat bila data pada


pencatatan kematian cepat diolah dan hasilnya
segera diberitahukan kepada yg berkepentingan
Pengumpulan data kematian dalam
komunitas

Data kematian didapat dari laporan dokter yg


langsung mengobservasi orang yg telah meninggal yg

(1) diketahuinya apa penyebab kematian dari yg


bersangkutan

Laporan Adapula petugas puskesmas dilatih shg dapat


melakukan biopsi oral yaitu mengumpulkan data
Kematian kematian dgn melakukan :
- wawancara kpd seseorang di tempat orang yg
meninggal itu
- Menggunakan kuesioner yg sudah tersedia
pertanyaan2 yg mengarah untuk menentukan
penyebab kematian
Pengumpulan data kematian di rumah
sakit

Disetiap RS apabila ada penderita penyakit ttt


meninggal, maka dokter yg bersangkutan dgn

(1) menggunakan formulir ttt mencatat antara lain


penyakit yg menyebabkan kematian dari penderita tsb.

Laporan Dara kematian seharusnya terdokumen dalam rekam


medik di RS.
Kematian
Dasar Hukum Pelaporan Morbiditas
Peraturan ttg pelaporan morbiditas secara khusus
merinci:

(2) 1. Penyakit atau keadaan mana yg harus


dilaporkan

Laporan 2. Siapa yg bertanggung jawab untuk pelaporan


3. Keterangan apa yg diperlukan untuk setiap

Kesakitan
kasus yg dilaporkan
4. Sifat laporan yg diperlukan
5. Kepada siapa pelaporan dikirimkan
(Morbiditas) Peraturan tsb juga merinci berbagai tindakan
pengamanan yg perlu diambil bila terjadi suatu
penyakit.
Dasar Hukum Pelaksanaan Surveilans:
1. UU No 23 Tahun 1992 ttg Kesehatan
2. UU No 4 Tahun 1984 ttg Wabah Penyakit

(2) Menular
3. UU No 17 Tahun 1999 ttg Ibadah Haji
4. Kepmenkes No 1116 tttg Pedoman
Laporan Penyelenggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Kesehatan
Kesakitan 5. Kepmenkes No 1479 Tahun 2003 ttg STP

(Morbiditas)
(2)
Laporan
Kesakitan
(Morbiditas)
Telaah Laporan Morbiditas
Suatu keputusan pokok yg harus dibuat mengenai
(2) setiap kasus yg didiagnosis atau dicurigai ialah
apakah kasus itu perlu diselidiki atau tidak.

Laporan
Kesakitan
(Morbiditas)
Telaah Laporan Morbiditas
Suatu keputusan pokok yg harus dibuat mengenai
(2) setiap kasus yg didiagnosis atau dicurigai ialah
apakah kasus itu perlu diselidiki atau tidak.

Laporan
Kesakitan
(Morbiditas)
6 Kriteria yg dapat digunakan sbg dasar keputusan
untuk melakukan penyelidikan epidemiologi:
1. Apakah surveilans atau tujuan pemberantasan penyakit
mengharuskan penyelidikan/tidak?
2. Apakah infeksi bersifat luar biasa dari segi waktu dan
(2) tempat kejadian atau jumlah karakteristik dari orang-
orang yg berisiko?
Laporan 3. Kecurigaan adanya suatu penularan Common Source
pada dua atau lebih kasus untuk suatu penyakit sudah
Kesakitan cukup dalam memulai suatu penyelidikan
4. Apakah penyakitnya berat pada orang-orang golongan

(Morbiditas) risiko tinggi?


5. Apakah pengetahuan yg diperoleh dari penyelidikan
membantu pemahaman yg lebih baik terhadap suatu
penyakit?
6. Adakah cara-cara pencegahan atau pemberantasan
penyakit tsb?
Lampiran I : Surat Gubernur Aceh Nomor : 440/14872
Tanggal 15 Oktober 2020

Pengambilan sampel hingga keluar hasil < 24 Jam


(Booking H-24 jam melalui Call Center Posko 0651-22118)
A Pengambilan B Jam Sample C Diterima di D Kirim E Periksa F Keluar Hasil
Sample dikirim dari Posko Aceh ke Lab di Lab
Kab/kota

Posko COVID-19 Dinas Kesehatan Aceh (Jalan T.Syarief Thayeb, Banda Aceh, Telp. 0651-22118)
SPESIMEN SPESIMEN
Kab/ Kuota/ Jam Diterima Kab/ Kuota/ Jam Diterima
No Ambil Kirim Periksa Keluar No Ambil Kirim Periksa Keluar
Kota Hari Pengiri Posko Kota Hari Pengiri Posko
Sampel ke Lab di Lab Hasil Sampel ke Lab di Lab Hasil
man Aceh man Aceh
A B C D E F 12 Acut 75 08.00-10.00 10.30 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30
1 B.Aceh 90 09.00-11.30 12.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 13 Bmeriah 20 08.00-10.00 10.30 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30
2 Abes 75 09.00-11.30 12.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 14 Ateng 25 08.00-10.00 10.00 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30
3 Pidie 50 08.00-10.00 10.30 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 15 Abdya 20 13.00-15.00 15.30 22.30 08.00 08.00-12.00 12.30
4 Pijay 25 08.00-09.30 10.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 16 Asel 30 13.00-15.00 15.30 23.30 08.00 08.00-12.00 12.30
5 Ajay 20 08.00-10.00 10.30 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 17 Sbls 15 14.00-15.30 16.00 04.00 08.00 08.00-12.00 12.30
6 Sml 20 14.00-16.00 17.00 12.30 12.40 13.00-17.00 17.30 18 Singkil 15 14.00-15.30 16.00 06.00 08.00 08.00-12.00 12.30
7 Sbg 15 09.00-11.30 14.30 16.00 16.20 17.00-21.00 21.30 19 Atim 50 14.00-15.30 16.00 02.00 08.00 08.00-12.00 12.30
8 Abar 25 09.00-11.30 12.00 16.00 16.20 17.00-21.00 21.30 20 Lgs 30 14.00-15.30 16.00 03.00 08.00 08.00-12.00 12.30
9 Nara 20 09.00-11.00 11.30 16.00 16.20 17.00-21.00 21.30 21 Atam 20 14.00-15.30 16.00 04.00 08.00 08.00-12.00 12.30
10 Birn 45 08.00-10.00 10.30 15.30 15.50 17.00-21.00 21.30 22 Galus 20 14.00-15.30 16.00 06.00 08.00 08.00-12.00 12.30
11 Lhoks 25 08.00-10.00 10.30 16.30 16.50 17.00-21.00 21.30 23 Agara 20 14.00-15.30 15.30 06.30 08.00 08.00-12.00 12.30
Lampiran II : Surat Gubernur Aceh Nomor : 440/14872
Tanggal 15 Oktober 2020
Sumber: Kepmenkes Nomor
GENCAR COVID-19 Gerakan Nakes Aceh HK.01.07/MENKES/413/2020
Pedoman Cegah & Kendali Covid-19
(1-10 November 2020) Cegah Covid-19 Kemenkes RI Edisi Kelima hal 75 - 79

A B

Tokoh Kunci Ujung Tombak Tokoh Sukses


Kepala & Dokter Pusk Bidan Desa Ibu Rumah Tangga
Penyakit tersebut terjadi dalam bentuk wabah,
misalnya keracunan makanan, influenza, demam
berdarah, dll

Laporan wabah dgn distribusi penyakit menurut waktu,


(3) tempat, dan orang penting artinya untuk menganalisis
dan menginterpretasikan data dalam rangka
Laporan mengetahui sumber dan penyebab wabah tersebut

Wabah
Laboratorium merupakan suatu sarana yg
penting untuk mengetahui kuman penyebab
penyakit menular dan pemeriksaan tertentu
untuk penyakit-penyakit lainnya, misalnya
(4) kadar gula darah untuk penyakit DM

Laporan
Laboratorium
Dilakukan pada kasus yg belum jelas
diagnosisnya.
(5) Para petugas kesehatan melakukan
Laporan Hasil penyelidikan ttg riwayat alamiah penyakit
dari penyakit yg belum jelas diagnosisnya
Penyelidikan tsb

Kasus Penyelidikan dilakukan secara detil dan


mendalam shg diketahui penyebab atau
Perorangan etiologi dari penyakit
Bila terjadi lonjakan frekuensi penyakit yg melebihi
frekuensi biasa, perlu diadakan penyelidikan wabah
dengan analisis data sekunder shg dapat diketahui
terjadinya letusan tersebut.
(6) Dalam hal ini diperlukan diagnosis klisis, diagnosis
Laporan laboratoris di samping penyelidikan epidemi di
lapangan
Penyelidikan
Wabah
Survei adalah suatu cara penelitian epidemiologi
untuk mengetahui prevalens penyakit.

Dengan ukuran ini dapat diketahui luas masalah


penyakit tersebut

(7) Setelah survei pertama dilakukan, berikan


pengobatan terhadap penderita, shg survei kedua
Survei dapat ditentukan keberhasilan pengobatan tersebut

Khusus Misalnya:
- Perawatan penderita di RS
- Register penyakit
- Survei serologik
Penyakit zoonosis terdapat pada manusia dan
binatang yg dalam hal ini binatang dan manusia
merupakan reservoir (Tikus,nyamuk,kutu,keong,dll)
(8)
Informasi ttg Penyakit malaria ditularkan oleh vektor nyamuk
Anopheles dan penyakit demam berdarah
Hewan ditularkan oleh vektor Aedes aegypti

Sumber Vektor-vektor tersebut perlu diselidiki oleh ahli


entomologi untuk mengetahui apakah
Penularan & mengandung plasmodium malaria atau virus dari
demam berdarah
Vektor
Informasi ttg distibusi penduduk menurut
umur, jenis kelamin, ras, etnis,
pendidikan, pekerjaan, dll diperlukan
sebagai penyebut dari perhitungan indikator
dalam epidemiologi seperti angka proporsi,
(9) angka prevalensi, angka insidensi, dan
Data angka serangan.

Demografi Keterangan ttg penduduk penting untuk


menetapkan “population at risk”.
Informasi ttg lingkungan misalnya:
Iklim (musim hujan, musim dingin, musim
panas)
Untuk mengetahui waktu penyakit-penyakit
ttt dapat terjadi
(10)
Data Misalnya :
Menyangkut kondisi geografis seperti di
Lingkungan sawah dapat ebrkembang nyamuk
anopheles aconitus yg dapat menularkan
malaria, dan irigasi dapat pula
mengembangkan anopheles jenis lain yg
meularkan malaria.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai