1. Pengumpulan data, data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas,
tepat dan ada hubungannya dengan penyakit yang bersangkutan.
Tujuan Surveilans
Sumber data
1. Data kesakitan yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat
2. Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta
laporan kantor pemerintah dan masyarakat
3. Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan dan
masyarakat
4. Data geografi yang dapat diperoleh dari unit meteorologi dan geofisika
5. Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan
masyarakat
6. Data kondisi lingkungan
7. Laporan wabah
8. Laporan penyelidikan wabah/KLB
9. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan
10. Studi epidemiologi dan hasil penelitian lainnya
11. Data hewan dan vektor sumber penularan penyakit yang dapat diperoleh
dari unit pelayanan kesehatan dan masyarakat
12. Laporan kondisi pangan
NAMA: MAYA FITRIANI
KELAS : ALPHA 2014 | 04011181419069
2. Kompilasi, analisis
Kompilasi/Pengelompokkan Data:
a. Untuk menghindari duplikasi, menilai kelengkapan
b. Dilakukan secara manual (membuat master tabel, kartu pengolah data),
atau secara komputerisasi (menggunakan program: Epi-Info)
c. Sesuai tujuan dari sistem surveilans dan karakteristik (ciri khusus) dari
masalah kesehatan
d. Menurut orang, tempat, waktu
Analisis data surveillans dalam hal Waktu, tempat dan orang. Secara
tradisionalnya menggunakan teknik tabel dan grafik untuk menganalisis dan
menyajikan data. Dalam menganalisa data saat ini, kita membandingkan data saat
ini dengan beberapa nilai “ diharapkan”, periode tahun-tahun sebelumnya.
NAMA: MAYA FITRIANI
KELAS : ALPHA 2014 | 04011181419069
Selain itu pada analisis data dapat membandingkan data dari satu area dengan data dari
wilayah sekitar atau dapat membandingkan data dari suatu area dengan area yang lebih luas
(misalnya; data Negara dengan data nasional).
Waktu
Biasanya melakukan analisis dasar dengan beberapa cara untuk mendeteksi
perubahan akut pada kejadian penyakit, dengan cara menganalisis kecenderungan
jangka panjang (sekuler) pada suatu penyakit, biasanya kita mencatat terjadinya
penyakit ini per tahun. Biasanya dibuat dengan menggunakan grafik.
Tempat
Jika kita menemukan peningkatan kejadian penyakit saat kita menganalisis data
kita dari waktu ke waktu, kita kemudian menganalisis data dengan tempat untuk
menentukan di mana kasus tersebut terjadi.
Orang
Menganalisis data surveilans oleh karakteristik orang yang terkena dampak juga
dapat membantu. Usia dan jenis kelamin biasanya diberikan pada kebanyakan
laporan kasus. Variabel lain, seperti sekolah atau tempat kerja, rawat inap, dan
faktor risiko penyakit tertentu seperti perjalanan baru-baru ini, mungkin juga bisa
dilaporkan.
3. Interpretasi
Menunjukkan harapan (expected pettern) untuk suatu penyakit lalu dibandingkan.
Ketika sebuah sistem surveilans menunjukkan bahwa pola yang diharapkan untuk
penyakit berbeda dari yang kita harapkan untuk penyakit tersebut pada populasi
pada waktu dan tempat tertentu, kita mungkin perlu menyelidiki lebih lanjut.
dan disebarluaskan ke unit terkait antara lain berupa laporan kepada atasan atau
kepada lintas sektor yang terkait sebagai informasi lebih lanjut.
Tempat diseminasi informasi pada orang yang membutuhkan (misalkan; penyedia
pelayanan kesehatan dan direktur laboratorium, perencana administrasi, dan
pengambilan keputusan)
Tujuan diseminasi informasi ini untuk member informasi dan memotivasi
membuat laporan.
Seseorang dari populasi yang berisiko (misalnya institusi, kelompok masyarakat, pemilik
restoran) dengan gejala klinis dari periode waktu yang ditentukan, ditandai oleh:
Tiga atau lebih tinja longgar atau buang air besar dalam periode 24 jam yang berbeda
dari normal dan / atau. Dua atau lebih episode muntah dalam periode 24 jam.
Orang yang melaporkan gejala ini yang memiliki penyebab penyakit yang diketahui
untuk penyakit mereka, seperti penyakit usus, asupan alkohol berlebihan atau kehamilan,
seharusnya tidak dianggap sebagai kasus yang dicurigai.
NAMA: MAYA FITRIANI
KELAS : ALPHA 2014 | 04011181419069
Untuk tujuan pengendalian pada awal wabah, kasus yang dicurigai dianggap berpotensi
menular sampai terbukti sebaliknya (yaitu patogen alternatif yang terbukti menyebabkan
penyakit) atau sampai 48 jam telah berlalu setelah menyelesaikan gejala.
Rate Ratio= IR e
IR u
Keterangan
e : expose
u : unexposed
Jadi, orang yang makan makanan krecek memiliki 4X lebih tinggi terkena gastroenteritis
daripada yang tidak makan krecek.
2. Daging
Jadi,
Jumlah makan 30 : 50 = 0,6
Jumlah yang tidak makan 10 : 25 = 0,4
3. Nasi
Jumlah yang makan 52 orang 22 sakit, 30 tidak sakit
Jumlah yang tidak makan 22 orang 11 sakit, 11 tidak sakit
Jadi,
Jumlah makan 22 : 52 = 0,423
Jumlah yang tidak makan 11: 22 = 0,5
4. Saus
Jadi,
Jadi, orang yang makan makanan Saus memiliki 1 X lebih tinggi terkena gastroenteritis
daripada yang tidak makan saus.
NAMA: MAYA FITRIANI
KELAS : ALPHA 2014 | 04011181419069
SUMBER:
http://phpa.dhmh.maryland.gov/Pages/gastroenteritis.aspx
http://www.statisticshowto.com/rate-ratio-incidence-density-ratio/
http://www.indonesian-publichealth.com/pengertian-surveilans/