1.1. Apa penyebab dan mekanisme dari timbul bentol kemerahan di kedua tangan
dan kaki yang terasa gatal pada kasus? 6 4
Merozoit dilepaskan ke aliran darah, menekan dirinya pada reseptor spesifik
pada eritrosit. Hal ini diyakini membuat eritrosit antigenik masuk pada selaput
sel darah merah dengan cara membuka antigen permukaaan hithertohidden dan
/ atau memasukkan parasit yang baru diturunkan. Peningkatan antigenitas sel
darah merah disebabkan oleh infeksi plasmodial atau antigen plasmodial yang
mungkin bertanggung jawab untuk degranulasi sel mast.
A. Anamnesis
Keluhan utama pada malaria adalah demam, menggigil, berkeringat dan
dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
Pada anamnesis juga perlu ditanyakan:
B. Pemeriksaan Fisik
1. Demam (>37,5 ºC aksila)
2. Konjungtiva atau telapak tangan pucat
3. Pembesaran limpa (splenomegali)
4. Pembesaran hati (hepatomegali)
5. Manifestasi malaria berat dapat berupa penurunan kesadaran, demam
tinggi, konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, dan ikterik, oliguria, urin
NAMA: MAYA FITRIANI
KELAS: ALPHA 2014
berwarna coklat kehitaman (Black Water Fever ), kejang dan sangat lemah
(prostration).
C. Pemeriksaan Laboratorium
1) Semi Kuantitatif
(-)= negatif (tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB/lapangan
pandang besar)
2) Kuantitatif
NAMA: MAYA FITRIANI
KELAS: ALPHA 2014
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sediaan darah tebal (leukosit)
atau sediaan darah tipis (eritrosit).
Contoh :
Jika dijumpai 1500 parasit per 200 lekosit, sedangkan jumlah lekosit 8.000/uL
maka hitung parasit = 8.000/200 X 1500 parasit = 60.000 parasit/uL.
Jika dijumpai 50 parasit per 1000 eritrosit = 5%. Jika jumlah eritrosit
4.500.000/uL maka hitung parasit = 4.500.000/1000 X 50 = 225.000 parasit/uL.
5. Selain pemeriksaan di atas, pada malaria berat pemeriksaan penunjang yang perlu
dilakukan adalah:
c. kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT dan SGPT, alkali fosfatase,
albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, analisis gas darah); dan
d. urinalisis.
NAMA: MAYA FITRIANI
KELAS: ALPHA 2014
1.9. Bagaimana pencegahan dan edukasi dari penyakit pada kasus (profilaksis)? 6 4
Pencegahan Penyakit Malaria
A. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal tersebut terjadi dengan cara promosi kesehatan,
gigitan nyamuk. Penggunaan minyak anti nyamuk (mosquito repplent) juga dapat
dipertimbangkan untuk mencegah gigitan nyamuk.
Obat pencegahan (profilaksis) terhadap malaria dapat dilakukan, dengan tujuan agar
tidak terjadi infeksi, serta timbul gejala-gejala malaria. Hal ini sebaiknya dilakukan
pada orang-orang yang melakukan perjalanan ke derah endemis malaria. Orang yang
akan mengunjungi daerah endemis ini harus minum obat antimalaria sekurang-
kurangnya seminggu sebelum berangkat, sampai empat minggu setelah orang yang
bersangkutan meninggalkan daerah endemis malaria.
B. Pencegahan Sekunder
B.1. Klorokuin
Indikasi:
1. Malaria akut: P. malaria dan P. falciparum yang masih sensitif dapat diterapi hanya
dengan klorokuin. Untuk P. vivax dan P. ovale, sesudah terapi dengan klorokuin
sebaiknya diikuti pengobatan dengan primakuin untuk pemberantasan bentuk
intrahepatik parasit ini. Hari pertama 1 gram klorokuin difosfat per oral, diikuti 0,5
gram 6 jam kemudian. Hari kedua dan ketiga: 0,5 gram per hari.
diberikan dengan dosis 1500 mg (base) dalam waktu 3 hari. Hari I dosis awal 600
mg, diikuti 300 mg 6-12 jam kemudian. Hari II dan hari III: 300 mg/hari. Anak: dosis
total, 25 mg (base)/kg/BB, diberikan dalam waktu 3 hari. Hari I dosis awal 10 mg/kg
BB, diikuti 5 mg/kg/BB, 6-12 jam kemudian. Hari II dan hari III: 5 mg/kgBB/hari.
B. 2. Kinin (quinine)
Indikasi:
Kina dapat diberikan per oral terhadap malaria akut tanpa komplikasi yang sudah
resisten klorokuin atau malaria falciparum yang sedah resisten terhadap banyak obat.
Terapi parenteral dengan kina merupakan terapi pilihan (drug of choice) untuk
Malaria falciparum yang berat.
Malaria yang sensitif kina: dewasa dan perempuan hamil: Kinin sulfat 3 x 600 mg
diberikan selama 7 hari. Anak: Kinin sulfat (garam) 10 mg/Kg/BB, tiga kali sehari
selama 7 hari.
Malaria yang resisten terhadap banyak obat: dewasa: Kinin sulfat (garam) 3 x 600
mg, dikombinasikan dengan Tetrasiklin 4 x 250 mg, diberikan selama 7 hari.
Perempuam hamil: Kinin sulfat (garam) 3 x 600 mg, diberikan selama 7 hari. Anak:
Kinin sulfat (garam), 10 mg/Kg/BB tiga kali sehari selama 4 hari, diikuti kinin 15
mg/Kg/BB selama 4 hari.
B.3. Primakuin
Indikasi:
1. Kombinasi artemeter-lumefantrin
Kombinasi aman dan ditoleransi, baik pada anak-anak seperti juga pada orang
dewasa, meskipun dalam suatu penelitian menujukan gangguan pendengaran yang
ireversibel. Absorbsi lumefantrin meningkat jika diberikan bersama makanan, hal
ini menyebabkan masalah pada anak yang sulit makan. Satu tablet mengandung 20
mg artemeter dan 120 mg lumefantrin. Rekomendasi yang dianjurkan adalah
regimen yang diberikan selama 3 hari. Obat ini diberikan 0, 8, 24, 36, 48 dan 60
jam. Pada regimen 3 hari diberikan berdasarkan berat-badan. Berat badan 10-14,9
kg satu tablet, 15-24,9 kg dua tablet, 25-34,9 kg tiga tablet dan >35 kg empat
tablet. Tablet diberikan dua kali sehari selama tiga hari.
adalah artesunat 4 mg/kg/BB sekali sehari selama 3 hari dan amodikuin hari
pertama dan hari kedua serta hari ketiga 10 mg/kg/BB.
C. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier meliputi rehablitasi untuk memulihkan orang sakit sehingga
menjadi manusia berdaya guna, produktif, mengikuti gaya hidup yang memuaskan,
dan untuk mermberikan kualitas hidup yang sebaik mungkin, sesuai tingkat penyakit