a. Bagaimana status gizi anak pada kasus dan adakah hubungan dengan keluhan pada
kasus? 6 8
laki-laki 2 tahun, BB 12 kg, TB 87 cm normal.
Terdapat hubungan pengaruh status gizi, jika pasien tersebut mengalami malnutrisi
maka akan meningkatkan risiko terjadinya Croup.
1. Penampilan anak
Merupakan cerminan kecukupan ventilasi dan oksigenasi otak. Penampilan anak dapat
dinilai dengan berbagai skala. Metode ‘tides’ meliputi penilaian :
Tonus (T=tone)
Interaksi (I = interactiveness)
Konsolabilitas (C = consolability)
Cara melihat (L = look/gaze)
Berbicara atau menangis (S = speech/cry)
atau pemeriksa?
Consolability Apakah anak dapat
Berhenti menangis ketika
ditenangkan oleh pengasuh dipegang oleh ibunya
Memiliki respon yang
atau pemeriksa? Atau anak
berbeda ketika dipegang
menangis terus atau terlihat
oleh pemeriksa
agitas sekalipun dilakukan
pendekatan yang lembut?
Look/gaze Apakah memfokuskan Terdapat kontak mata
penglihatan pada muka atau dengan pemeriksa
pandangan kosong?
Speech/cry Apakah anak berbicara atau Suara tangisan yang kuat
menangis dengan kuat atau Dapat mengucapkan kata-
lemah atau parau? kata atau kalimat
(tergantung usia
2. Upaya napas
Upaya napas merefleksikan usaha anak dalam mengatasi gangguan oksigenasi dan
ventilasi. Karakteristik yang dinilai adalah:
Karakteristik Hal yang dinilai
Suara napas yang tidak Mengorok, stridor, parau, merintih, mengi
normal/Abnormal breath
sound
Posisi tubuh yang tidak Sniffing, tripoding, menolak berbaring
normal/Abnormal positioning
Retraksi/Retraction Supraklavikula, interkosta, substernal, head
bobbing
Cuping hidung/Flaring Napas cuping hidung
3. Sirkulasi
Nama: Maya Fitriani
Kelas: alpha 2014
Sirkulasi mencerminkan kecukupan curah jantung dan perfusi ke organ vital. Hal yang
dinilai:
2. Breathing
Evaluasi RR, mekanik pernapasan (nasal flaring, retractions, wheezing,
grunting, stridor)
Berikan oksigenasi murni dan nebulizer berisi steroid untuk proses
inflamasi dan epinefrin adrenelin rasemik untuk mendinginkan mukosa
sehingga terjadi vasokontriksi sehingga mengurangi edem.
3. Circulation
Evaluasi warna kulit, tekanan darah, frekuensi jantung. Capillary refill
time, pulse quality.
4. Disability
Skala AVPU (Alert, respon to Voice, respon to Pain, Unresponsive)
GCS
Postur
Pupil
e. Apa saja diagnosis banding dari penyakit pada kasus dan apa diagnosis pada kasus?
68
Diagnosis banding yang paling sering pada penyakit croup adalah epiglottitis, aspirasi
benda asing, angioedema, dan abnormalitas kongenital. Pada epiglottitis terdapat
demam tinggi, tidak adanya batuk croupy, terdapat posisi tripoding dan pada insfeksi
rongga mulut terdapat epiglottis yang berwarna merah. Sedangkan pada penyakit
croup demamnya tidak tinggi kecuali yang disebabkan oleh bakteri, pada
pemeriksaan rongga mulut epiglotis tidak merah, pasien merasa lebih nyaman jika
posisi supinasi sedangkan pada epiglottitis pasien merasa tidak nyaman pada posisi
supinasi.
Pada aspirasi benda asing, gejala muncul secara mendadak dan terdapat riwayat
tersedak. Sedangkan pada penyakit croup tidak terdapat riwayat tersedak. Pada
angioedema terdapat pembengkakan di daerah leher dan muka, biasanya disebabkan
oleh reaksi alergi.
Sumber:
Sindroma Croup, Penyakit Respirologi, Pedoman Diagnosis dan Terapi. Edisi III, Buku satu,
RSUD dr. Soetomo Surabaya: 2008. p 57-61
Zoorob, R., Sidani, M. & Murray, J. 2011. Croup: An Overview. American Family Physician.
83(9):1067-1073.
Croup, Buku saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO,DEPKES dan IDAI. 2009. p
104-105
Croup (Laringotrakeobronkitis akut), Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi Pertama. Badan
Penerbit IDAI: 2008. p 320-328.