Anda di halaman 1dari 6

Nama: Maya Fitriani

Kelas : Alpha 2014

Apa makna klinis merintih? 2, 3


Mobil minibus melaju dengan kecepatan tinggi  menabrak pohon (tekanan pada
dinding toraks oleh setir minibus)  trauma tumpul pada thorax  Trauma pada
dinding dada & pleura  ruptur pleura  udara memasuki rongga pleura dimana
pleura sebagai katup satu arah karena rongga pleura memiliki tegangan
permukaan (tekanan negatif)  tekanan bergerak dari tinggi ke rendah sehingga
udara masuk rongga pleura saat inspirasi  saat ekspirasi, katup menutup
sehingga udara tidak bisa keluar (one way valve/ventile phenomenon)  inspirasi
terus menerus tanpa pengeluaran udara  udara di rongga pleura semakin banyak
 tekanan udara mulai melampaui tekanan barometrik  tekanan intrapleural
meningkat  mendorong paru yang dalam keadaan recoiling  udara menekan
mediastinum (mediastinal shift)  mediastinum tergeser dari sisi yang terkena 
mendorong jantung, trakea, esofagus, pembuluh darah besar berpindah ke sisi
yang sehat, penekanan pada aliran vena balik (vena kava anterior & superior) 
ventilasi terganggu  oksigen menurun  peningkatan usaha pernafasan 
merintih.

Kulit pucat, dingin, berkeringat dingin 3, 4


Pemeriksaan Normal Interpretasi Mekanisme
yang Ditemukan
Kulit pucat, Tidak Kurang Hipoksia  penurunan
dingin, dan pucat & perfusi O 2 di perfusi O2 ke jaringan
berkeringat dingin perifer perifer  kulit pucat,
dingin dingin, berkeringat
dingin.
Nama: Maya Fitriani
Kelas : Alpha 2014

Krepitasi iga 2, 3

Pemeriksaan Normal Interpretasi Mekanisme


yang Ditemukan
Krepitasi costae Tidak Fraktur os Flail chest/fraktur iga
9, 10, 11 kanan ada costae 9, multiple terjadi akibat
depan krepitasi 10,11 kompresi anteroposterior
dari rongga thoraks
korban  trauma
mengenai dada trauma
costa. Krepitasi
mengungkapkan bahwa
telah terjadi fraktur pada
costa.

Bibir semakin kebiruan 3, 4


Pemeriksaan Normal Interpretasi Mekanisme
yang
Ditemukan
Wajah dan Tidak ada Sianosis Hipoksia  penurunan
bibir terlihat kebiruan suplai O2  peningkatan
kebiruan kadar hemoglobin yang
tidak terikat dengan O2 
hemoglobin tereduksi 
diskolorisasi yang tampak
pada wajah dan bibir
sebagai kebiruan.

\
Nama: Maya Fitriani
Kelas : Alpha 2014

Bagaimana penanganan awal saat pasien sampai di UGD RSUD? 2, 3


a. Bagaimana prinsip penanganan pasien trauma di UGD pada kasus?
Primary survey
1) Airway : Jaga jalan napas tetap paten. Bila diperlukan lakukan
pemasangan intubasi ETT (dengan bantuan auskultasi pada 5 titik) dan
pemberian oksigen dengan ambu bag (resusitasi oksigen), NGT dapat
dipasang untuk mencegah aspirasi.
2) Breathing : Inspeksi dada, auskultasi paru dan jantung, perkusi, palpasi

Untuk tatalaksana lanjut tension pneumothoraks dilakukan pemasangan


chest tube:

 Antiseptik daerah insersi chest tube


 Penyuntikan anastesi pada dinding dada intercostals 5 (intramuscular,
pleura parietal, permukaan periosteal iga 5)
 Incisi dengan skapel
 Pemasukan chest tube (ukuran 24 -26 french)
 Fiksasi chest tube

3) Circulation : Pemberian kristaloid (RL 4500–6000cc/jam) caliber besar


yang telah dihangatkan, melalui IV (resusitasi cairan)
4) Exposure : membuka keseluruhan pakaian pasien (digunting) tetapi
cegah hipotermia.

Untuk tatalaksana fraktur iga

1. Pemberian analgesia untuk mengurangi nyeri dan membantu pengembangan


dada yaitu:
Morphine Sulfate. Hidrokodon atau kodein yang dikombinasi dengan
aspirin atau asetaminofen setiap 4 jam.
Nama: Maya Fitriani
Kelas : Alpha 2014
2. Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat
akibat fraktur costae
- Bupivakain (Marcaine) 0,5% 2 sampai 5 ml, diinfiltrasikan di sekitar n.
interkostalis pada costa yang fraktur serta costa-costa di atas dan di
bawah yang cedera
- Tempat penyuntikan di bawah tepi bawah costa, antara temp at fraktur
dan prosesus spinosus. Jangan sampai mengenai pembuluh darah
interkostalis dan parenkim paru
Pengikatan dada yang kuat tidak dianjurkan karena dapat membatasi
pernapasan

Jika pasien telah stabil kita lakukan secondary survey.


1) Monitoring (kesadaran, vital sign, cairan urin, ABG, dll)
2) Anamnesis SAMPLE (Sensation, Allergic, Past illness, Last meal, Event)
3) Pemeriksan head to toe untuk mengetahui kemungkinan ada trauma lain.
Semua prosedur yang dilakukan harus dicatat dengan baik. Pemeriksaan
dari kepala sampai ke jari kaki (head-to-toe examination) dilakukan
dengan perhatian utama :

Pemeriksaan kepala

Kelainan kulit kepala dan bola mata, telinga bagian luar dan membrana
timpani, cedera jaringan lunak periorbital.

Pemeriksaan leher

Emfisema subkutan,deviasi trachea, vena leher yang mengembang.

Pemeriksaan neurologis

Penilaian fungsi otak dengan Glasgow Coma Scale (GCS), penilaian rasa raba /
sensasi dan reflex.

Pemeriksaan dada
Nama: Maya Fitriani
Kelas : Alpha 2014
Clavicula dan semua tulang iga, suara napas dan jantung, pemantauan ECG
(bila tersedia).

Pemeriksaan rongga perut (abdomen)

cari luka, memar dan cedera lain, pasanglah pipa nasogastrik pada pasien
trauma tumpul abdomen kecuali bila ada trauma wajah. Periksa dubur (rectal
toucher), pasang kateter kandung seni jika tidak ada darah di meatus externus.

Pelvis dan ekstremitas

Cari adanya fraktura (pada kecurigaan fraktur pelvis jangan melakukan tes
gerakan apapun karena memperberat perdarahan), cari denyut nadi-nadi perifer
pada daerah trauma, cari luka, memar dan cedera lain.

Evaluasi fungsi neurologis


Untuk evaluasi berat dan luasnya cedera, jika pasien sadar tanyakan dengan
jelas apa yang dirasakan dan minta pasien untuk melakukan gerakan agar dapat
dievaluasi fungsi motorik dari ekstremitas atas dan bawah.

Pemeriksaan Tambahan

 Foto Thorax, indikasi : Fraktur iga, Flail chest, Pneumtoraks, Hemotoraks


 Foto Pelvis, indikasi : Curiga fraktur pelvis, fraktur collumna femoris, dll
 Foto femur, indikasi : Fraktur femur
 DPL / USG abdomen, indikasi : curiga perdarahan intra-abdomen, trauma
organ abdominal, nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya,
trauma pada bagian bawah dari dada, hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan
yang jelas, pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran
(obat,alkohol, cedera otak).
SUMBER:
2004. Rib Fracture and Flail Chest. http://www.trauma.org/index.php/main/article/399/
diakses tanggal 12 September 2017.
Nama: Maya Fitriani
Kelas : Alpha 2014
American Chollage of Surgeon Committe on Trauma. 2004. Advance Trauma Life
Support for Doctors.
Berg, R.A., R. Hemphill, B.S. Abella, T.P. Aufderheide, D.M. Cave,
M.F.Hazinski, E.B.Lerner, T.D. Rea, M.R. Sayre, and R.A. Swor. Part 5:
Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association Guidelines for
Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
Circulation. 122:S685-S705.
Bresler, Michael Jay dan George L. Sternbach. 2007. Manual Kedokteran
Darurat.Jakarta : EGC.
Dandy DJ. 1989. Essential Orthopaedics and Trauma. Edinburg, London,
Melborue, New York: Churchill Livingstone.

Anda mungkin juga menyukai