Flail Chest berkaitan dengan trauma thorak, yang dapat disebabkan oleh:
a) Trauma Tumpul
Penyebab trauma tumpul yang sering mengakibatkan adanya fraktur
costa antara lain: Kecelakaan lalulintas,kecelakaan pada pejalan
kaki,jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada lantai yang keras atau akibat
perkelahian
b) Truma Tembus
Penyebab trauma tembus yang sering menimbulkan fraktur costa:Luka
tusuk dan luka tembak
c) Disebabkan bukan trauma
Yang dapat mengakibatkan fraktur costa adalah terutama akibat gerakan
yang menimbulkan putaran rongga dada secara berlebihan atau oleh
karena adanya gerakan yang berlebihan dan stress fraktur,seperti pada
gerakan olahraga: Lempar martil, soft ball, tennis, golf.
3. PATOFISIOLOGI
Flail Chest terjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi mempunyai
kontinuitas dengan keseluruhan dinding dada. Keadaan tersebut terjadi
karena fraktur iga multipel pada dua atau lebih tulang iga dengan dua atau
lebih garis fraktur. Adanya semen flail chest (segmen mengambang)
menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding dada.
Jika kerusakan parenkim paru di bawahnya terjadi sesuai dengan
kerusakan pada tulang maka akan menyebabkan hipoksia yang serius.
Kesulitan utama pada kelainan Flail Chest yaitu trauma pada parenkim
paru yang mungkin terjadi (kontusio paru). Walaupun ketidak-stabilan
dinding dada menimbulkan gerakan paradoksal dari dinding dada pada
inspirasi dan ekspirasi, defek ini sendiri saja tidak akan menyebabkan
hipoksia. Penyebab timbulnya hipoksia pada penderita ini terutama
disebabkan nyeri yang mengakibatkan gerakan dinding dada yang tertahan
dan trauma jaringan parunya.
4. ANFIS
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan
a. Anamnesa yang ditanyakan:Waktu kejadian,Tempat kejadian,Jenis senjata
atau penyebab trauma, Arah masuk terjadinya trauma, Bagaimana keadaan
penderita selama dalam transportasi.
b. Pemeriksaan harus lengkap dan cepat, baju penderita harus dibuka, kalau
perlu seluruhnya.Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
c. Pemeriksaan tekanan darah.
d. Kalau perlu segera pasang infus, kalau perlu yang besar.
e. Pemeriksan kesadaran
f. Pemeriksaan sirkulasi perifer.
g. Kalau keadaan gawat pungsi.
h. Kalau perlu intubasi napas bantuan.
i. Kalau keadaan gawat darurat, kalau perlu massage jantung.
J . Kalau perlu torakotomi massage jantung internal.
k. Kalau keadaan stabil dapat dimintakan pemeriksaan radiologik (Foto
thorax AP, kalau keadaan memungkinkan)
Terapi dan tindakan operasi
PENGKAJIAN
Identitas
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai
identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk
memudahkan dan jadi penanggung jawab klien selama
perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur,
pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat
pengkajian. Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada dada saat
bernafas.
Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui metode
PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan klien,
quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri dirasakan oleh klien,
regional (R) yaitu nyeri menjalar kemana, Safety (S) yaitu posisi yang
bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau klien merasa nyaman dan
Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri tersebut.
Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau pernah di
riwayat sebelumnya.
PENGKAJIAN SISTEM
B1 (Breath) Ø Takipnea
Ø Peningkatan kerja napas
Ø Bunyi napas turun atau tak ada
Ø Fremitus menurun
Ø Perkusi dada hipersonan
Ø Gerakkkan dada tidak sama
Ø Kulit pucat
Ø Sianosis
Ø Berkeringat
Ø Krepitasi subkutan
Ø Mental ansietas
Ø Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
B2 (Bleed) Ø Takikardia
Ø Disritmia
Ø Irama jantunng gallops
Ø Nadi apical berpindah
Ø Tanda Homman
Ø Hipotensi/hipertensi
Ø Distensi Vena Jugularis
B3 (Brain) Ø Bingung
Ø Gelisah
Ø Pingsan
B4 (Blader) Tidak ada kelainan
B5 (Bowel) Tidak ada kelainan
B6 (Bone) Ø Perilaku distraksi
Ø Mengkerutkan wajah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. #Pola napas tidak efektif (D.0005) #Pola napas #Menejemen jalan napas
Pola napas tidak efektif (L.01004) (I.01011)
berhubungan dengan Depresi Setelah dilakukan tindajan 2x24 jam Observasi:
pusat pernapasan. diharapkan pola napas membaik 1. Monitor pola napas ( frekuensi, kedalaman, usaha
Definisi: inspirasi atau ekspresi dengan kriteria hasil: napas)
yang tidak memberikan ventilasi 1. Dispnea meningkat 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
adekuat. 2. Penggunaan otot bantu napas wheezing, ronkhi kering)
meningkat 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Pemanjangan fase ekspirasi Terapeutik:
meningkat 4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tllt
4. Frekuensi napas membaik dan chin-tllt (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
5. Kedalaman napas membaik 5. Posisikan semi-Fowler
6. Berikan minum hanggat
7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
8. Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
9. Lakukan hiperoksigenasi sebelum pengisapan
endrotrakeal
10. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
11. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
12. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi:
13. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. #Nyeri Akut (D.0077) #Tingkat nyeri (L.08066) #Menejemen nyeri (I.08238)
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi:
dengan Agen pencedera keperawatan 2x24 jam di 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
fisiologis. harapkan tingkat nyeri kualitas,intensitas nyeri
Definisi: : Pengalaman menurun dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi skala nyeri
sensorik atau emosional 1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nywri non verbal
yang berkaitan dengan 2.Meringgis menurun 4. Indentifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
kerusakan jaringan actual 3. Sikap protektif menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakian tentang nyeri
atau fungsional, dengan 4.Gelisa menurun 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
onset mendadak atau 5. Kesulitan tidur menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
lambat dan berintensitas 6. Frekuensi nadi membaik 8. Monitor keberhasilan terapi komplemeter yang sudah diberikan
ringgan hingga berat yang 9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
berlangsung kurang dari 3 Terapeutik:
bulan. 1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitas istirahat dan tidur.
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mendiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara mandiri
5. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk menguranggi rasa nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
PATWEY