STEP 1
- Triple airway maneuver : maneuver untuk membebaskan jalan nafas. Caranya ada 3 (jaw trust,
head tilt, chin lift)
- Primary survey : suatu tindakan assessment ttv, untuk mengetahui kondisi yang
mengancam nyawa Airway, Breathing, Circulation, Devibrilation, Expose
- Definitive airway : penanganan pembukaan jalan nafas dengan alat. Surgical
(trakheotomi, cricotyroidotomi) dan nonsurgical (intubasi nasotrakeal dan orotrakeal atau OPA)
- Advance airway :
STEP 2
1. Bagaimana interpretasi dari E3V4M5, spO2 96%, TD 100/60, rr 28x permenit, denyut jantung
115x/menit?
2. Mengapa didapatkan gurgling, epistaksis, dan edem periorbital?
3. Bagaimana langkah primary survey pada pasien tersebut?
4. Jelaskan cara tripel airway maneuver dan maneuver lain dalam kegawatdaruratan
5. Apa indikasi dilakukanya definitive airway?
6. Bagaimana pengelolaan advance airway dengan pemasangan definitive airway pada kasus
diskenario?
7. Sebutkan tanda tanda terdapat sumbatan jalan nafas
8. Bagaimana cara pengelolaan pada pasien yang mengalami gangguan jalan nafas?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien?
10. Apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan sebagai paramedic dalam menghadapi kasus
kegawatdaruratan?
STEP 3
1. Bagaimana interpretasi dari E3V4M5, spO2 96%, TD 100/60, rr 28x permenit, denyut jantung
115x/menit?
Eye opening
Score : 4 : Dapat membuka mata sendiri secara spontan
3 : Membuka mata hanya bila diajak bicara
2 : Membuka mata bila dirangsang nyeri
1 : Tidak membuka mata dengan rangsangan apapun.
Motor respon
Score : 6 : Dapat melakukan gerakan sesuai perintah
5 : Adanya getaran untuk menyingkirkan rangsangan
4 : Flexi yang cepat saja dibarengi abduksi bahu
3 : Flexi yang ringan dan adduksi bahu seperti pada
dekortikasi
2 : Ekstensi lengan disertai adduksi endorotasi
bahu,pronasi lengan
1 : Bawah seperti pada decerebresi rigidity.
Verbal respon
Score : 5 : Sadar Orentasi waktu tempat dan orang tetap
utuh
4 : Dapat diajak bicara tapi kacau jawabannya
3 : Tidak dapat diajak bicara mengeluarkan kata – kata
yang tidak mengandung arti (masih berteriak).
2 : Mengeluarkan kata – kata mengerang / merintih
1 : Tidak bersuara sama sekali
Interpretasi Score :
Cedera Kepala Ringan : Skor 15
Cedera Kepala Sedang : Skor 9-14
Cedera Kepala Berat : Skor 3-8
Advanced Trauma Life Support for Doctors, American College of Surgeons Committee on Trauma,
7th edition
Suara mendengkur timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafas atas akibat
sumbatan. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidah atau palatum. Sumbatan
terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas menstabilkan jalan nafas di
mana otot-otot faring berelaksasi, lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi
obstruksi.
Pada keadaan dengan penurunan kesadaran misalnya pada tindakan anestesi, penderita
trauma kepal/karena suatu penyakit, maka akan terjadi relaksasi otot-otot termasuk otot
lidah dan sphincter cardia akibatnya bila posisi penderita terlentang maka pangkal lidah
akan jatuh ke posterior menutup orofaring, sehingga menimbulkan sumbatan jalan
napas.
a) Otot-otot ekstrinsik
1. Musculus genioglossus
Fungsi : menarik turun lingua; bagian posterior menjulurkan lingua keluar, memajukan
dan menekan lidah.
Inervasi : N. hypoglossus
2. Musculus hypoglossus
Fungsi : menarik lingua turun dank e belakang, retraksi dan menekan lidah.
Inervasi : N. hypoglossus
3. Musculus styloglossus
Fungsi : menarik lingua ke belakang dan mengangkatnya untuk membentuk alur guna
menelan.
Inervasi : N. hypoglossus
4. Musculus palatoglossus
Fungsi : mengangkat bagian posterior lingua.
Inervasi : radix cranialis (n. cranialis XI lewat ramus pharyngealis, n. cranialis X, dan
plexus pharyngeus)
b) Otot-otot instrinsik
Terbatas pada lingua dan tidak melekat pada tulang.
1. Musculus longitudinalis superior
Fungsi : retraksi dan melebarkan lidah, mengangkat ujung lidah, menurunkan ujung
lidah, apex linguae
Inervasi : N. hypoglossus
2. Musculus longitudinalis inferior
Fungsi : retraksi dan melebarkan lidah, mengangkat ujung lidah, menurunkan ujung
lidah, apex linguae
Inervasi : N. hypoglossus
3. Musculus transversus linguae
Fungsi : untuk menyempitkan lidah, memanjangkan lidah bersama-sama dengan
musculus verticalis linguae
Inervasi : N. hypoglossus
4. Musculus verticalis linguae
Fungsi : untuk melebarkan lidah
Keith L. Moore dan Anne M. R. Agur. Anatomi Klinis Dasar. 2002. Jakarta :
Hipokrates
SURVEI PRIMER
a) Difokuskan pada bantuan napas dan bantuan sirkulasi serta defibrilasi. Tindakan
survey primer meliputi :
A airway (jalan nafas)
B breathing (bantuan nafas)
C circulation (bantuan sirkulasi)
D defbrilation (terapi listrik)
b) Sebelum melakukan tahapan A (airway), harus terlebih dahulu dilakukan
prosedur awal pada korban/pasien, yaitu :
a. Memastikan keamanan lingkungan bagi penolong
i. Mulut ke mulut
Bantuan pernapasan dengan menggunakan cara ini merupakan
cara yang cepat dan efektif untuk memberikan udara ke paru-paru
korban/pasien. Pada saat dihikukan hembusan napas dari mulut ke
mulut, penolong harus mengambil napas dalam terlebih dahulu dan
mulut penolong harus dapat menutup seluruhnya mulut korban
dengan baik agar tidak terjadi kebocoran saat menghembuskan napas
dan juga penolong haras menutup lubang hidung korban/pasien
dengan ibu jari dan jan telunjuk untuk mencegah udara keluar kembah
dari hidung. Volume udara yang diberikan pada kebanyakkan orang
dewasa adalah 700 - 1000 ml (10 ml/kg).
Volume udara yang berlebihan dan laju inpirasi yang terlalu
cepat dapat menyebabkan udara memasuki lambung, sehingga terjadi
distensi lambung
ii. Mulut kehidung
Tekhnik ini direkomendasikan jika usaha ventilasi dari mulut
korban tidak memungkinkan, misalnya pada trismus atau dimana
mulut korban mengalami ,luka yang berat, dan sebaliknya jika melalui
mulut kehidung, penolong harus menutup mulut korban/pasien.
iii. Mulut ke Stoma.
Pasien yang mengalami laringotomi mempunyai lubang (Stoum)
yang menghubungkan trakhei langsung ke kulit. Bila pasien mengalami
kesulitan pernapasan maka harus dilakukan ventilasi dari mulut ke
Stoma.
d) D (DEFIBRILATION)
Defibrilation atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan
istilah defibrilasi adalah suatu terapi dengan memberikan energi listrik. Hal
ini dilakukan jika penyebab henti jantung (cardiac arrest) adalah kelainan
irarna jantung yang disebut dengan Fibrilasi Ventrikel. Dimasa sekarang ini
sudah tersedia alat untuk defibrilasi (defibrilator) yang dapat digunakan oleh
orang awam yang disebut Automatic External Deftbrilation, dimana alat
tersebut dapat mengetahui korban henti jantung ini harus dilakukan
defibrilasi atau tidak, jika perlu dilakukan defibrilasi alat tersebut dapat
memberikan tanda kepada penolong untuk melakukan defibrilasi atau
melanjutkan bantuan napas dan bantuan sirkulasi saja.
Henti jantung (cardiac arrest) ialah terhentinya jantung dan peredaran darah
secara tiba-tiba, pada seseorang yang tadinya tidak apa-apa; merupakan
keadaan darurat yang paling gawat.
Pada henti jantung yang tidak diketahui, penolong pertama-tama membuka jalan
napas dengan menarik kepala ke belakang. Bila korban tidak bernapas, segera ti
up paru korban 3 5 kali, lalu raba denyut a. carotis.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/39_ResusitasiJantungParudanOtak.padaf/39_ResusitasiJa
ntungParudanOtak.html
4. Jelaskan cara tripel airway maneuver dan maneuver lain dalam kegawatdaruratan
Manufer jalan nafas dasar (tanpa bantuan alat)
5. Apa indikasi dan kontraindikasi dilakukanya definitive airway dan non definitive airway?
a. Non Surgical
i. Intubasi Endotrachea
Proses memasukkan pipa ET ke dalam trachea pasien. Bila pipa
dimasukkan melalui mulut, disebut intubasi orotrachea, sedangkan jika
pipa dimasukkan melalui hidung disebut intubasi nasotrachea.
o Kegunaan :
Membuka jalan nafas atas
Membantu pemeliharaan oksigen konsentrasi tinggi
Mencegah jalan nafasa dari aspirasi isi lambung / benda asing
Mempermudah suction dalam trachea
Alternative untuk memasukkan obat
o Indikasi :
Cardiac arrest bila ventilasi kantung nafas tidak memungkinkan /
tidak efektif
Pasien sadar dengan gangguan pernafasan dan pemberian oksigen
yang tidak adekuat dengan lat-alat ventilasi yang non invasive
Pasien yang tidak bisa mempertahankan jalan nafas (koma)
b. Surgical
i. Tracheostomi
ii. Cricotiroidotomi
o Indikasi :
Ketidakmampuan melakukan intubasi trachea
Edema glottis
Fraktur laryng
Perdarahan Orofaring berat yang membuntu airway dan pipa ET
tidak dapat dimasukkan ke dalam plica
Advanced Trauma Life Support for Doctors, American College of Surgeons
Committee on
Trauma, 7th edition
Indikasi OPA
Napas spontan
Tdk ada reflex muntah
Pasien tdk sadr, tdk mampu maneuver manual
Kontraindikasi OPA
Indikasi NPA
Pasien setengah sadar dengan nafas spontan.
Lebih dapat ditoleransi pasien daripada OPA, kecil kemungkinan rangsang
muntah.
Kontraindikasi NPA
Fraktur basis cranii
Kerusakan mukosa nasal
Laryngospasme
Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I.
Riwanto, Sp.BD,
FK UNDIP
OPA
Indikasi Kontraindikasi komplikasi
Napas spontan
Tidak ada reflek
muntah
Pasien tidak sadar,
tidak mampu
manuver manual
Pasien sadar/setengah
sadar
Pasien dgn reflek batuk
dan muntah masih ada
Obstruksi jalan napas
Laringiospasmeukuran
OPA
Muntah
aspirasi
NPA
Indikasi kontraindikasi komplikasi
pasien sadar/tidak
sadar
napas spontan
masih ada reflek
muntah
kesulitan dgn OPA
(trauma skitar mulut &
trismus)
fraktur wajah
fraktur basis cranii
iritasi mukosa dan
trauma jaringan
adenoid
laringiospasme
muntah
aspirasi
insersi intrakranial
Advanced Trauma Life Support for Doctors, American College of Surgeons
Committee on
Trauma, 7th edition
Buku Panduan Advanced Cardiac Life Support, PERKI 2010
6. Bagaimana pengelolaan advance airway dengan pemasangan definitive airway pada kasus
diskenario?
Definitif Airway adalah suatu pipa di dalam trachea dengan balon (cuff) yang
dikembangkan, pipa tersebut dihubungkan dengan suatu alat bantu pernafasan yang
diperkaya oksigen dan airway tersebut dipertahankan dengan menggunkan plester.
Kebutuhan utk Perlindungan Kebutuhan utk Ventilasi
Airway
Pasien tidak sadar (GCS <8) Apnea :
- Paralisis neuromuscular
- Tidak sadar
Fraktur maksilofasial berat Usaha nafas yang tidak adekuat :
- Takipnea
- Hipoksia
- Hiperkarbia
- Sianosis
Bahaya aspirasi : Cedera kepala tertutup berat yang
- Perdarahan membutuhkan ventilasi
- Muntah
Bahaya sumbatan : Kehilangan darah yang massive dan
- Hematoma leher memerlukan resusitasi volume
- Cedera laring, trachea
- Stridor
a. Non Surgical
i. Intubasi Endotrachea
Proses memasukkan pipa ET ke dalam trachea pasien. Bila pipa
dimasukkan melalui mulut, disebut intubasi orotrachea, sedangkan jika
pipa dimasukkan melalui hidung disebut intubasi nasotrachea.
o Kegunaan :
Membuka jalan nafas atas
Membantu pemeliharaan oksigen konsentrasi tinggi
Mencegah jalan nafasa dari aspirasi isi lambung / benda asing
Mempermudah suction dalam trachea
Alternative untuk memasukkan obat
o Indikasi :
Cardiac arrest bila ventilasi kantung nafas tidak memungkinkan /
tidak efektif
Pasien sadar dengan gangguan pernafasan dan pemberian oksigen
yang tidak adekuat dengan lat-alat ventilasi yang non invasive
Pasien yang tidak bisa mempertahankan jalan nafas (koma)
b. Surgical
i. Tracheostomi
ii. Cricotiroidotomi
o Indikasi :
Ketidakmampuan melakukan intubasi trachea
Edema glottis
Fraktur laryng
Perdarahan Orofaring berat yang membuntu airway dan pipa ET
tidak dapat dimasukkan ke dalam plica
Advanced Trauma Life Support for Doctors, American College of Surgeons Committee on Trauma,
7th edition
c. Obstruksi Total
i. Bisa ditemukan dalam keadaan sadar atau dalam keadaan tidak sadar
ii. Pada obstruksi total akut, biasanya disebabkan oleh tertelannya benda
asing yang kemudian menyangkut dan menyumbat pangkat larinks.
iii. Bila obstruksi total timbul perlahan maka berawal dari obstruksi parsial
yang kemudaian menjadi total
d. Obstruksi Parsial
Keadaan ini dapat timbul pada pasien yang tidak sadar (coma) atau
pada penderita yang tulang rahan bilateralnya patah. Sehingga
timbul suara mengorok (snoring) yang harus segera diatasi dengan
perbaikan airway secara manual atau dengan alat.
3. Penyempitan di larinks atau trachea
8. Bagaimana cara pengelolaan pada pasien yang mengalami gangguan jalan nafas?
Inspeksi
LOOK:
o Sianosis
o Retraksi
LISTEN:
FEEL: