STEP 1
STEP 2
1. bagimana cara px kesadaran dan apa arti dari E3V4M5 ? GCS dan AVPU ?
MATA SCORE
Spontan membuka mata 4
Terhadap suara membuka mata 3
Terhadap nyeri membuka mata 2
Menutup mata terhadap segala jenis rangsang 1
VERBAL RESPON SCORE
Berorientasi baik 5
Bingung 4
Membentuk kata tapi tidak mengucapkan sesuatu 3
Bergumam (groaning) 2
Tidak bersuara 1
MOTORIK RESPON SCORE
Menurut perintah 6
Mampu melokalisir rangsangan sensorik 5
Menolak rangsang nyeri pada anggota gerak 4
(withdrawal)
Menjauhi rangsang nyeri (flexion) 3
Ekstensi spontan 2
Tidak ada gerakan 1
PENILAIAN SCORE
Komposmentis 15
Coma 3
Tingkat kesadaran
Penatalaksanaan:
b. Obstruksi Parsial
Cairan (Darah/Sekret)
Timbul suara gurgling (suara napas + suara cairan) , bisa terjai pada
aspirasi akut. Penatalaksanaan :
b. Breathing (Ventilasi)
1) Inspeksi
Gangguan jantung.
2) Palpasi
Hal ini mungkin mengarah pada fraktur kosta. Nyeri timbul akibat
penekanan kosta ke pleura parietalis sedang krepitasi adalah bunyi
tulang kosta yang patah.
- Deviasi Trachea
3) Perkusi
4) Auskultasi
3. Ambu-Bag
Dipakai alat yang ada bag dan mask dengan diantaranya ada katup.
4. Jackson-REES.
5. Ventilator.
c. Circulation
d. Disability
Variabel Nilai
Respon Spontan 4
Buka Terhadap Suara 3
Mata Terhadap Nyeri 2
(M) Tidak Ada 1
Menuruti Perintah 6
Melokalisir Nyeri 5
Respon Fleksi Normal
4
Motorik (Menarik Dari Nyeri)
Terbaik Fleksi Abnoemal
3
(M) (Dekortikasi)
Ekstensi Abnormal 2
Tidak Ada 1
Respon Berorientasi 5
Verbal Bicara 4
(V) Membingungkan
Kata-kata Tak
3
Teratur
Suara tak jelas 2
Tidak ada 1
Nilai GCS = ( M + M + V), nilai terbaik = 15, Nilai terburuk = 3
Anisokor adalah jika perbedaan diameter kedua pupil lebih dari 1 mm.
Miosis.
Midriasis.
e. Environment
Penatalaksanaan:
b. Obstruksi Parsial
Timbul suara gurgling (suara napas + suara cairan) , bisa terjai pada
aspirasi akut. Penatalaksanaan :
b. Jaw Thrust
Pegang angulus mandibulae kiri dan kanan, lalu dorong rahang bawah
ke depan.
1. Trauma
Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus
percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan
sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll.
2. Benda Asing
Pada Bronkhus
Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya
lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi
besar
Jackson
1. Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal ; KU masih baik
2. Gejala stadium I + retraksi epigastrium ; penderita mulai gelisah
3. Gejala stadium II+retraksi supra/infraklavikular; penderita sangat gelisah dan
sianotik
4. Gejala umum stadium III+retraksi interkostal; penderita berusaha sekuat
tenaga untuk menghirup udara; lama-kelamaan terjadi paralisis pusat
pernapasan, penderita menjadi apatik dan ahirnya meninggal.
KEDARURATAN MEDIK. AGUS PURWADIANTO. EDISI REVISI TAHUN 2000
Klasifikasi
a. Sumbatan totaltidak dikoreksi dalam 5-10 menit dapat mengakibatkan asfiksi
(kombinasi hipoksemi dan hipokarbia), henti nafas dan henti jantung, tidak
terdengar suara nafas dan tidak terasa adanya aliran udara lewat hidung dan
mulut, retraksi pada supraklavikula, sela iga jika masih dapat bernafas secara
spontan dan dada tidak mengembang saat inspirasi atau inflasi paru gagal
walaupun cara sudah benar. Bisa terjadi atelektasis
b. Parsialkerusakan otak, sembab otak, sembab paru, terdengar aliran udara
berisik dan kadang2 disertai retraksi, bunyi melengking (stridor)menandakan
laringospasme, bunyi kumur menandakan sumbatan benda asing
c. Obstruksi yang hanya mengganggu ventilasiwheezing tanpa gangguan
parenkim paru
a. Eksogen : padat, cair & gas, seperti kacang, rambutan, jarum, dsb
Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih
besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar
Pasien mengalami batuk yang hebat dan bersin-bersin selama beberapa menit.
Batuk ini diikuti wheezing (mengi) dan ila tidak terdapat riwayat asma, maka hal
ini harus dicurigai sbg benda asing, terutama bila wheezing (mengi) terdapat di
unilateral.
Akibat
BAGIAN ATAS
Dasar lidah
Sering menyumbat jalan nafas pd penderita koma krn pd penderita koma otot
lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari
dinding belakang farings. Hal ni sering terjadi bila kepala penderita dalam
posisi fleksi.
Benda asing
Seperti tumpahan atau darah di jalan nafas bagian atas yang tidak dapat
ditelan atau dibatukkan oleh penderita yang tidak sadar dapat menyumbat
jalan nafas. Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada :
a. Laring Secara progresif akan terjadi stridor, dispneu, apneu, penggunaan
otot bantu nafas, sianois
b. Saluran nafas
1. Trachea tidak dapat dikeluarkan karena tersangkut didalam rimaglotis
dan akhirnya tersangkut dilarink dan akhirnya dapat menimbulkan gejala
obstruksi larink
2. Bronkus Biasanya tersangkut pada bronkus kanan, benda asing ini
kemudian dilapisi sekresi bronkus sehingga menjadi besar.
Edema jalan nafas : dapat disebabkan infeksi(difteri), reaksi alergi atau akibat
instrumentasi (pemasangan pipa endotrakeal,bronkoskopi) dan trauma tumpul.
Tumor : kista larings, papiloma larings, karsinoma larings biasa sumbatan
terjadi perlahan-lahan.
Trauma daerah larings
Spasme otot larings : tetanus, reaksi emosi
Kelumpuhan otot abduktor pita suara (abduktor paralysis) terutama bila
bilateral.
Kelainan kongenital : laryngeal web, fistula trakeoesofagus yang menimbulkan
laringotrakeomalasia.
BUKU AGENDA GAWAT DARURAT, JILID 2, PROF. DR.. H. TABRANI RAB
BAGIAN BAWAH
Bronkospasne
Sembab mukosa
Sekresi bronkus
Masuknya isi lambung atau benda asing ke dlm paru.
DR. SOENARJO SP.AN,KIC., BUKU PENANGANAN PENDERITA GAWAT
DARURAT
Indikasi :
Flow rate: 1-6 L/menit
Konsentrasi O2 : 20-45%
Keuntungan :
- Pasien dapat makan dan bicara tanpa melepas canula
- Nyaman untuk semua usia
Kerugian :
- Mudah terlepas / salah posisi
- Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan, karena dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman
Perbedaan antara rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada
adanya vulve yang mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali. (
Macam Bentuk Masker :
Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60% dengan
kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
Rebreathing mask
Mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan kecepatan aliran
8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang baik, saat
inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup
melalui lubang antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari
kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi
sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO 2 lebih
tinggi daripada simple face mask. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
Non rebreathing mask
Mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan kecepatan
aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi
dan tertutup saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah
udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.
(Tarwoto&Wartonah, 2010:37)
STEP 3
GCS < 8
Fraktur maksilo facial yang berat
Bahaya dari aspirasi ( pendarahan dan muntah )
Bahaya karena sumbatan ( hematoma di leher, cidera di trakea )
STEP 4
PRIMARY SURVEY