PENDAHULUAN
dalam suatu tindakan anestesi. Karena beberapa efek dari obat-obatan yang
berjalan dengan baik. Bila terjadi henti nafas primer, jantung dapat terus
memompa darah selama beberapa menit dan sisa O2 yang ada dalam paru
dan darah akan terus beredar ke otak dan organ vital lain. Penanganan dini
pada korban dengan henti napas atau sumbatan jalan napas dapat mencegah
henti jantung. Bila terjadi henti jantung primer, O2 tidak beredar dan O2 yang
jalan nafas dengan triple airway maneuver dilakukan dengan baik. Saat
mengelola pasien yang tidak sehat dengan jalan nafas yang terkompromi ,
tehnik maneuver dasar untuk membuka jalan nafas. Salah satu usaha untuk
anestesi adalah menjaga agar jalan napas selalu bebas dan napas dapat
berjalan dengan lancar serta teratur. Tahap akhir dari pelaksanaan intubasi
adalah ekstubasi. Gejala komplikasi kadang-kadang datangnya tidak diduga
B. ANATOMI
Ada dua gerbang untuk masuk ke jalan nafas pada manusia yaitu
hidung yang menuju nasofaring (pars nasalis), dan mulut yang menuju
orofaring (pars oralis). Kedua bagian ini di pisahkan oleh palatum pada
yang memanjang dari dasar tengkorak menuju kartilago krikoid pada jalan
posterior.5
Gambar 1. Anatomi Jalan Nafas.5
dengan menutup glotis- gerbang laring- pada saat menelan. Laring adalah
suatu rangka kartilago yang diikat oleh ligamen dan otot. Laring disusun
Saraf sensoris dari saluran nafas atas berasal dari saraf kranial
(gambar 5-3). Membran mukosa dari hidung bagian anterior dipersarafi oleh
palatinus mendapat serabut saraf sensori dari saraf trigeminus (V) untuk
palatum durum. Saraf lingual (cabang dari saraf divisi mandibula [V3] saraf
umum pada dua pertiga bagian anterior dan sepertiga bagian posterior lidah.
Cabang dari saraf fasialis (VII) dan saraf glosofaringeal untuk sensasi rasa
tonsil dan bagian dalam palatum molle. Saraf vagus (saraf kranial ke 10)
untuk sensasi jalan nafas dibawah epiglotis. Saraf laringeal superior yang
merupakan cabang dari saraf vagus dibagi menjadi saraf laringeus eksternal
yang bersifat motoris dan saraf laringeus internal yang bersifat sensoris
untuk laring antara epiglotis dan pita suara. Cabang vagus yang lainnya
yaitu saraf laringeal rekuren, mempersarafi laring dibawah pita suara dan
trachea. Otot laring dipersarafi oleh saraf laringeal rekuren (cabang dari
utama. 5
Jalan nafas adalah yang pertama kali harus dinilai untuk mengkaji
benda asing, serpihan tulang akibat fraktur pada wajah, akumulasi sekret
Pada orang yang sadar dan dapat bicara dengan suara yang jelas,
berbicara jelas, tanpa ada suara –suara tambahan. Saat menarik nafas
a. Look (melihat)
paradoksal?
AVPU
b. Listen (mendengar)
c. Feel (merasakan)
oleh darah atau benda asing, dan spasme laring. Penyabab lain dapat terjadi
Head tilt
Chin lift
Jaw trust
abdomen).
atas.
Hilangnya tonus otot jalan nafas bagian atas pada pasien yang
bagian posterior. Pasien yang sadar atau dalam anestesi ringan dapat
terjadi batuk atau spasme laring pada saat memasang jalan nafas
hidung ke lubang telinga, dan kira-kira 2-4 cm lebih panjang dari oral
fraktur basis cranii. Setiap pipa yang dimasukkan melalui hidung (nasal
anestesi ringan.
Gambar 4. Oropharyngeal airway dan Nasopharyngeal airway
gas ekspirasi dan muntahan. Facemask yang dibuat dari karet berwarna
Ventilasi yang efektif memerlukan jalan nafas yang bebas dan face
mask yang rapat/tidak bocor. Teknik pemasangan face mask yang tidak
memeras breathing bag. Face mask dipasang dimuka pasien dan sedikit
ditekan pada badan face mask dengan ibu jari dan telunjuk. Jari tengah
yang menopang dasar lidah karena dapat terjadi obstruksi jalan nafas.
ventilasi pasien.
jaw thrust yang adekuat dan face mask yang rapat. Karena itu
ekspirasi dapat disebabkan karena tekanan kuat dari face mask atau
efek ball-valve dari jaw thrust. Kadang-kadang sulit memasang face
maks rapat kemuka. Membiarkan gigi palsu pada tempatnya (tapi tidak
lambung.
mask dan oral atau nasal airway. Ventilasi dengan face mask dalam
saraf trigeminal atau fasial. Bila face mask dan ikatan mask digunakan
Sungkup laring (LMA, laryngeal mask airway) adalah alat jalan napas
seperti balon pada pipa trakea. Tangkai pipa LMA dapat berupa pipa
keras dari polivinil atau lembek dengan spiral untuk menjaga supaya
2. Sungkup laring dengan dua pipa yaitu satu pipa napas standar dan
esofagus.
laringoskop. Sebenarnya alat ini dibuat dengan tujuan antara lain agar
dapat dipasang langsung tanpa bantuan alat dan dapat digunakan bila
dipasang
gulungan kain kasa (bite block) atau pipa napas mulut faring (OPA).
Endotracheal Tube
pipa, tapi ini juga dipengaruhi oleh panjang pipa dan lengkungannya.
balon, dan balon (cuff). Katup mencegah udara keluar setelah balon
dapat meningkat pada saat batuk). Tekanan balon dapat menaik selama
anetesi umum sebagai hasil dari difusi dari N2O dari mukosa tracheal
ke balon TT.
telungkup. Jika pipa lapis baja menjadi kinking akibat tekanan yang
ekstrim ( contoh pasien bangun dan menggigit pipa), lumen pipa akan
tetutup dan pipa TT harus diganti. Pipa khusus lainnya termasuk pipa
mikrolaringeal, RAE tube, dan lubang pipa ganda (double lumen tube).
Laryngoscope
bola lampu pada ujung blade, atau untuk energi fiberoptic bundle yang
langsung supaya kita dapat memasukkan pipa trakea dengan baik dan
Gambar 8. Laryngoscope
langsung dari laring dalam beberapa kasus atau untuk beberapa situasi
Krikotirotomi
Tracheotomy
Tracheotomy berasal dari bahasa Yunanai, dari kata trachea dan tome
atau stoma permanen yang dibuat pada trakea dan kulit tersebut.
Penyebab utama jalan napas pada pasien tidak sadar adalah hilangnya tonus
otot tenggorokan sehingga pangkal lidah jatuh menyumbat farink dan epiglotis
bunyi napas saat inspirasi bertambah (stridor), sianosis (tanda lanjut) dan
retraksi otot napas tambahan. Tanda ini akan hilang pada pasien yang tidak
bernapas. Keadaan ini sering terjadi, bila terjadi dapat dikoreksi dengan
beberapa cara :