STEP 1
STEP 2
1. Mengapa pasien tampak somnolen dan pucat, serta pada ekstremitas didapatkan akral dingin
(+) ?
2. Mengapa tidak didapatkan sucking chest wound pada pasien tersebut ?
3. Mengapa terdapat nyeri tekan lepas pada abdomen kanan dan bising usus melemah ?
4. Mengapa didapatkan floating jaw, mulut tidak bisa menutup, dan nafas cuping hidung, nyeri
regio maksilla?
5. Mengapa pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan feses dan darah, dan ampulla tidak
kolaps ?
6. Bagaimana interpretasi dari TTV (TD = 90/60 mmHg, nadi = 110x/menit teraba kecil dan cepat,
RR = 24x/menit, SpO2 = 97%) ?
7. Hal-hal apa saja yang termasuk dalam primary survey ?
8. Apa diagnosis dari kasus di skenario ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kasus di skenario ?
10. Bagaimana tatalaksana dan monitoring dari kasus di skenario?
11. Apa komplikasi dari skenario ?
STEP 3
1. Mengapa pasien tampak somnolen dan pucat, serta pada ekstremitas didapatkan akral dingin
(+) ?
a. Luka2 perdarahan berkurangnya cairan darah hipovolemik menurunkan
Cardiac output O2 otak menurun somnolen
b. TD menurun kompensasi : vasokonstriksi pembuluh darah kulit pucat +
ekstremitas : akral dingin
3. Mengapa terdapat nyeri tekan lepas pada abdomen kanan dan bising usus melemah ?
a. Bising usus melemah = pada pasien mungkin didapatkan peritonitis terdapat
penurunan peristaltik usus saat auskultasi : bising usus melemah
b. Nyeri tekan lepas = tanda peritonitis
c. Peritonitis = kemungkinan karena adanya luka tusuk di ICS 10 menyebabkanruptur
dibagian hepar perdarahan perdarahan dapat keluar ke peritoneum dapat
menyebabkan peritonitis (defan muskular + nyeri tekan lepas)
d. Tanda-tanda akut abdomen
4. Mengapa didapatkan floating jaw, mulut tidak bisa menutup, dan nafas cuping hidung, nyeri
regio maksilla?
a. Floating jaw = rahang atas yang mengaalami pergerakan karena terpisahnya
proc.alvelaris dan palatum durum = tanda Lefort I fraktur yang terjadi pada area
maksilla mengenai septum nasal (sehingga didapat nyeri pada regio maxilla, nafas
cuping hidung, dan mulut tidak bisa menutup)
b. Tanda dan gejala fraktur maxilla berhubungan dengan kegawatan obstruksi jalan
napas (bagaimana hubungannya fraktur obstruksi airway, kemudian bagaimana
penatalaksanaannya ?)
5. Mengapa pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan feses dan darah, dan ampulla tidak
kolaps ?
a. Abdomen : peritonitis mengganggu peristaltik usus ileus paralitik = saat RT
ampulla tidak kolaps (DD : ileus obstruktif = RT ampulla kolaps)
b. Darah segar perdarahan GIT bawah (ex: perforasi usus)
c. Darah kehitaman perdarahan GIT atas
6. Bagaimana interpretasi dari TTV (TD = 90/60 mmHg, nadi = 110x/menit teraba kecil dan cepat,
RR = 24x/menit, SpO2 = 97%) ?
a. TD = 90/60 menurun dikompensasi oleh nadi yang meningkat
b. Nadi = meningkat (N=60-100)
c. RR = normal (N= 16-24x/menit)
d. SpO2 = normal (>95%)
e. Menilai syok dengan MAP skenario : MAP = sistole +2x disastole / 3 = 90 + 120/ 3
= 70(MAP Normal > 65) syok hipovolemik ringan
f. Tatalaksana syok hipovolemik
i. Derajat I- II = tidak perlu transfusi darah, hanya diberi cairan kristaloid
skenario : diberi kristaloid (terapi inisial 1-2L RL), sementara belum
membutuhkan transfusi
kebutuhan transfusi dilihat dari EBV :
laki2 = 70ml/kgBB
perempuan = 65ml/kgBB
ii. Derajat III – IV = diberi kristaloid dan transfusi darah
g. Skenario : syok derajat berapa tatalaksananya bagaimana
h. Perbedaan syok hipovolemik karena perdarahan kelas 1-4 (skenario = bold)
perbedaan Syok kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4
Kehilangan <750cc 750-1500cc 1500-2000cc >2000cc
darahnya
Kehilangan <15% 15-30% 30-40% >40%
cairan
Denyut nadi Masih normal Sudah 120-140 >140
(<100) meningkat
(100-120)
Tekanan nadi Normal / menurun menurun menurun
(S-D) meningkat
Frekuensi nafas 14-20 20-30 30-40 >35
Urin output Masih baik 20-30 5-15 Tidak ada urin
(>30)
Status Gelisah sedikit Cukup gelisah Sangat gelisah letargi
neurologis
(mental)
Resusitasi kristaloid kristaloid Kristaloid dan Kristaloid dan
cairan inisial darah darah
STEP 4
Pemeriksaan
penunjang
diagnosis