Step 3
Suara mengorok
Suara mendengkur timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafas
atas akibat sumbatan. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidah
atau palatum. Sumbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas
menstabilkan jalan nafas di mana otot-otot faring berelaksasi, lidah dan palatum
jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi.
Journal of The Royal Society of Medicine 2003; 96: 343 4. Can Med Assoc J
2007; 176(9): 1299-303.
Suara berkumur
Gargling: suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan
yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di
atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah
dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).
Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life Support.
Sianosis adalah suatu keadaan di mana kulit dan membran mukosa berwarna
kebiruan akibat penumpukan deoksihemoglobin pada pembuluh darah kecil pada area
tersebut. Sianosis biasanya paling terlihat pada bibir, kuku, dan telinga. Derajat sianosis
ditentukan dari warna dan ketebalan kulit yang terlibat. Sebenarnya, penilaian akurat
dari derajat sianosis ini sulit ditentukan, karena tingkat penurunan saturasi oksigen
yang dapat berakibat sianosis berbeda pada tiap ras. Selain itu, pemeriksaan sianosis
pada membran mukosa, seperti mulut dan konjungtiva, lebih bermakna daripada
darah vena akibat dilatasi venula atau penurunan saturasi oksigen di dalam darah.1
Sianosis biasanya muncul ketika kadar hemoglobin tereduksi minimal 5 g/dL pada darah
hemoglobin tereduksi. Penyebab lain yang mungkin yaitu adanya pigmen abnormal,
Pada umumnya sianosis menjadi jelas bila konsentrasi rata-rata dari Hb yang
tereduksi pada pembuluh darah kapiler melebihi 4 gr/dl. Untuk menimbulkan sianosis,
yang lebih berperan adalah jumlah absolut Hb yang tereduksi daripada jumlah
relatifnya. Dengan demikian, pada penderita dengan anemia berat, jumlah relatif dari
Hb yang tereduksi pada darah vena dapat sangat banyak bila dibandingkan dengan
jumlah total Hb dalam darah. Namun karena konsentrasi Hb turun, jumlah Hb yang
tereduksi tetap kecil dan karenanya, pasien denagn anemia berat dan bahkan dengan
sianosis. Dengan demikian, pasien dengan polisitemia yang jelas cenderung untuk
menjadi sianosis pada tingkat SaO2 yang lebih tinggi dibandingkan pasien dengan nilai
hematokrit normal.
Pada fraktur impresi (juga disebut fraktur depresi), bagian yang patah menonjol
atau fragmennya ke bagian lebih dalam dan memerlukan tindakan bedah saraf segera
terutama bila bersifat terbuka dimana fraktur depresi yang terjadi melebihi ketebalan
tulang tengkorak. Fraktur basis cranii merupakan fraktur yang terjadi pada dasar tulang
tengkorak yang bisa melibatkan banyak struktur neurovaskuler pada basis cranii,
tenaga benturan yang besar, dan dapat menyebabkan kebocoran cairan serebrospinal
melalui hidung dan telinga dan menjadi indikasi untuk evaluasi segera di bidang bedah
saraf.
Snell RS. Clinical Anatomy for Medical Student. 6th ed. Sugiharto L, Hartanto H,
Penilaian GCS
MATA SCORE
Spontan membuka mata 4
Terhadap suara membuka mata 3
Terhadap nyeri membuka mata 2
Menutup mata terhadap segala jenis rangsang 1
VERBAL RESPON SCORE
Berorientasi baik 5
Bingung 4
Membentuk kata tapi tidak mengucapkan sesuatu 3
Bergumam (groaning) 2
Tidak bersuara 1
MOTORIK RESPON SCORE
Menurut perintah 6
Mampu melokalisir rangsangan sensorik 5
Menolak rangsang nyeri pada anggota gerak 4
(withdrawal)
Menjauhi rangsang nyeri (flexion) 3
Ekstensi spontan 2
Tidak ada gerakan 1
PENILAIAN SCORE
Komposmentis 15
Coma 3
E2M4V2
E2 : Mata membuka terhadap rangsang nyeri
M4 : Menolak rangsang nyeri pada anggota gerak (withdrawal)
V2 : Bergumam (groaning)
Total GCS : 8 berarti pasien berada dalam level penurunan kesadaran
STUPOR (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.
(Sumber : Buku Panduan Gawat Darurat, Jilid 1, FKUI).
RR 32x/menit?
fungsi miokardium
Pengurangan
jantung arrest
pengurangan
Fungsi
cardiac output
respirasi
Cardiorespir
tergganggu
atory arrest
Kerusakan
jaringan otak
Jackson)?
Berdasar penyebab
Trauma
Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri,
tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu,
digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau dapat pula
terjadi sianosis.
Saluran nafas
Trakhea
Benda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di
trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rima glotis dan
Bronkhus
Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena
diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga
menjadi besar
BUKU AGENDA GAWAT DARURAT, JILID 2, PROF. DR.. H. TABRANI RAB
Berdasar macam
Sumbatan Jalan Nafas Total
Bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 10 menit dapat mengakibatkan
asfiksi ( kombinasi antara hipoksemia dan hipercarbi), henti nafas dan henti jantung.
Obstruksi Total
Bisa ditemukan dalam keadaan sadar atau dalam keadaan tidak sadar
Pada obstruksi total akut, biasanya disebabkan oleh tertelannya benda asing yang
kemudian menyangkut dan menyumbat pangkat larinks.
Bila obstruksi total timbul perlahan maka berawal dari obstruksi parsial yang kemudaian
menjadi total
Obstruksi Parsial
Biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara,
tergantung penyebabnya:
o Cairan (darah, secret, aspirasi lambung, dsb)
Timbul suara gurgling suara bernafas bercampur suara cairan. Dalam keadaan ini
harus dilakukan penghisapan (suction)
o Pangkal lidah yang jatuh ke belakang
Keadaan ini dapat timbul pada pasien yang tidak sadar (coma) atau pada penderita
yang tulang rahan bilateralnya patah. Sehingga timbul suara mengorok (snoring) yang harus
segera diatasi dengan perbaikan airway secara manual atau dengan alat.
o Penyempitan di larinks atau trachea
Dapat disebabkan edema karena berbagai hal ataupun desakan neoplasma. Timbul
suara crowing atau stridor respiratoir. Keadaan ini hanya dapat diatasi dengan perbaikan
airway pada bagian distal dari sumbatan, misalnya trakhetostomi
Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life Support
6. Bagaimana tindakan primary survey?
7.
8. Bagaimana teknik yang baik dan benar dari triple airway
maneuver?
. Head tilt
Bila tidak sadar, pasien dibaringkan dalam posisi terlentang dan horizontal,
kecuali pada pembersihan jalan napas dimana bahu dan kepala pasien harus
bawah leher pasien dengan sedikit mengangkat leher ke atas. Tangan lain diletakkan
pada dahi depan pasien sambil mendorong / menekan ke belakang. Posisi ini
Chin lift
Jari - jemari salah satu tangan diletakkan bawah rahang, yang kemudian secara
hati hati diangkat ke atas untuk membawa dagu ke arah depan. Ibu jari tangan yang
sama, dengan ringan menekan bibir bawah untuk membuka mulut, ibu jari dapat juga
diletakkan di belakang gigi seri (incisor) bawah dan, secara bersamaan, dagu dengan
Maneuver chin lift tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher. Manuver ini
kemungkinan patah ruas rulang leher atau mengubah patah tulang tanpa cedera spinal
Jaw thrust
Penolong berada disebelah atas kepala pasien. Kedua tangan pada mandibula,
jari kelingking dan manis kanan dan kiri berada pada angulus mandibula, jari tengah
dan telunjuk kanan dan kiri berada pada ramus mandibula sedangkan ibu jari kanan dan
kiri berada pada mentum mandibula. Kemudian mandibula diangkat ke atas melewati
molar pada maxila (Arifin, 2012).
orofaring yang sesuai dengan pasien. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan
ukuran pipa oro-faring dari tragus (anak telinga) sampai ke sudut bibir. Masukkan pipa
orofaring dengan tangan kanan, lengkungannya menghadap ke atas (arah terbalik), lalu
masukkan ke dalam rongga mulut. Setelah ujung pipa mengenai palatum durum putar
pipa ke arah 180 drajat. Kemudian dorong pipa dengan cara melakukan jaw thrust dan
kedua ibu jari tangan menekan sambil mendorong pangkal pipa oro-faring dengan hati-
hati sampai bagian yang keras dari pipa berada diantara gigi atas dan bawah, terakhir
lakukan fiksasi pipa orofaring. Periksa dan pastikan jalan nafas bebas (Lihat, rasa,
dengar). Fiksasi pipa oro-faring dengan cara memplester pinggir atas dan bawah
pangkal pipa, rekatkan plester sampai ke pipi pasien (Arifin, 2012)
Apa saja yang harus di lakukan paramedis untuk menentukan bahwa kasus pasien
Kata triase (triage) berarti memilih. Jadi triase adalah proses skrining secara cepat
terhadap semua anak sakit segera setelah tiba di rumah sakit untuk mengidentifikasi ke dalam
kegawatdaruratan segera.
Dengan tanda prioritas (PRIORITY SIGNS): harus diberikan prioritas dalam antrean untuk
pengobatan.
Breathing. Apakah ada kesulitan bernapas? Sesak napas berat (retraksi dinding dada,
merintih, sianosis)?
Circulation. Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat dan lemah).
Consciousness. Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma)? Apakah kejang
Dehydration. Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung,
turgor menurun).
Tanda prioritas digunakan untuk mengidentifikasi anak dengan risiko kematian tinggi.
Tahap 2: Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar, kejang, atau
menunda penanganan. Tetap tenang dan kerjakan dengan tenaga kesehatan lain yang mungkin
diperlukan untuk membantu memberikan pertolongan, karena pada anak yang sakit berat
seringkali memerlukan beberapa tindakan pada waktu yang bersamaan. Tenaga kesehatan
profesional yang berpengalaman harus melanjutkan penilaian untuk menentukan masalah yang
malaria). Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan golongan darah dan cross-match bila anak
Bila tidak didapatkan tanda kegawatdaruratan, periksa tanda prioritas (konsep 4T3PR MOB):
Trismus
Poisoning (keracunan)
Anak dengan tanda prioritas harus didahulukan untuk mendapatkan pemeriksaan dan
penanganan lebih lanjut dengan segera (tanpa menunggu giliran). Pindahkan anak ke depan
antrean. Bila ada trauma atau masalah bedah yang lain, segera cari pertolongan bedah.
9. Mengapa pasien tidak sadarkan diri meskipun telah diberi
Tachypnea
Hypoxia
Hypercarbia
Cyanosis
Risk for obstruction Massive blood loss and need for
volume resuscitation
Neck hematoma
Laryngeal or tracheal injury
Stridor
Risk for aspiration Severe closed head injury with n
for brief hyperventilation if acut
Bleeding neurologic deterioration occurs
Vomitting
Unconscious Apnea
Neuromuscular paralysis
Unconscious
11. Bagaimana algoritma penanganan KGD pada
scenario?
dilakukan?