Anda di halaman 1dari 15

STEP1

1. Primary survey : deteki cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam, meliputi :
airway, breathing, circulation, disability, exposure selama 2-5 menit
2. advace airway : contoh endotracheal tube, LMA (laryngeal mask airway)
3. Triple airway manuver : teknik pengelolaan jalan nafas dasar dengan maneuver sederhana, 3
kombinasi. Head tilt (eksteksi kepala), chin lift (angkat dagu), jaw thrust (membuka mulut lalu
mandibular ditarik kedepan dank e atas)
4. NRM (non re-breathing mask) : masker yang dibawahnya ada sungkup dan kantung, diantara
sungkup dan kantung ada katup yg berfungsi agar co2 tidak kembali ke atas
5. Definitive airway : alat seperti pipa, dimasukan ke tracea, di pipa tsb ada bolon yg akan
dikembangkan. Berfungsi sebagai alat banti pernafasan. Dg cara surgical (sayatan di tracea, dan
cricotiroidektomi) dn non surgical (endotracheal tube)
6. Gurgling : suara sperti berkumur karena kebuntuan jalan nafas krn adanya cairan, darah

STEP2

1. Bagaimana mekanisme terjadinya trauma dengan kecepatan tinggi dan menabrak benda diam?
2. Bagaimana langkah langkah primary survey yang dilakukan oleh dokter pada kasus tersebut?
3. Bagaimana interpretasi dari GCS E3V4M5?
4. Jelaskan interpretasi pemerikaan fisik dari sekenario
5. Bagaimana cara melakukan triple airway maneuver?
6. Apa saja bentuk sumbatan jalan nafas dan bagaimana cara pengelolaannya?
7. Jelaskan derajat sumbatan jalan nafas!
8. Bagaimana penentuan pemberian O2
9. Apa indikasi dari definitive airway
10. Bagaimana cara pemasangan NRM pada kasus tersebut
11. Mengapa setelah dilakukan pengelolaan jalan nafas dokter masih mendengar gurgling?
12. Bagaimana cara mengelola airway pada kasus tersebut
13. Bagaimana komplikasi pada kasus tersebut

STEP3

1. Bagaimana mekanisme terjadinya trauma dengan kecepatan tinggi dan menabrak benda diam?
Motor denga kecepatan tinggi  menabrak truk  trauma high velocity trauma 
cidera kepala
cidera thorax
- Trauma kepala : cidera dahi, tulang tengkorak, otak
Jenis seberapa keras benturan :
 Concusion : cidera paling ringan di trauma kepala , denganhantaman cukup kuat
untuk memberikan getaran otak, mis : tabrakan antara 2 orang, terjatuh dr sepeda
 Contusion : ditandai dengan luka yg timbul di kepala, timbul perdaran, mis :
tabrakan dengan benda tajam
 Compression : gabungan trauma kepala antara concusion dan contusion. Hantaman
kuat da robeknya kepala. Dapat menurunkan kesadaran seseorang

2. Bagaimana langkah langkah primary survey yang dilakukan oleh dokter pada kasus tersebut?
a. Airway dan C-spine : menilai jalan nafas
- Look : Alert (tidak ada gg orientasi waktu dan tempat), verbal (merespon dengan rangsang
verbal), pain(merepon dengan rangsnag nyeri), unconsiunsnes(tidak merepon), agitasi,
sianosis, nafas cuping hidung, retraksi oto pernafasan
- Listen : mendengan suara tambahan. Snoring(ngorok) lidah jatuh kebelakang krn otot
relaksasi krn hipoksia dengan cross finger, gurgling(berkumur) krn cairan darah,,
stridor(umbatan benda asing di laring : inpirasi. di tracea : ekspirasi), hoarsnes krn mukosa
laring edem dan afoni
- Feel : merasakan hembusan aliran udara dari mulut atau hidung pasien, ada krepitasi,
bagaimana posisi tracea pada paien trauma
C pine control :
Dengan triple air way maneuver
Head tilt : jika tidak ada trauma leher
Chin lift : jika tidak ada trauma leher, taunya ada trauma : ada trauma tumpul di leher,
penurunan kesadaran, jejas diatas klavicula, nyeri hebat pada leher
Head tilt chin lift : pasien cardiac arrest, pasien stroke tp harus tanya dulu jatuh atau tidak.
syarat tidak ada trauma leher kepala
Jaw thrust : jika ada gangguan trauma leher,
Pada scenario : menggunakan jawthrust

b. Breathing :
- Inspeksi : jejas, simetris atau tidak. Leher ada peningkatan JVP, deviasi tracea, thorak : jejas
bagian thorak, lihat nafa simetris atau tidak, ada deformitas atau tidak
- Palpasi : nyeri, krepitasi atau fraktur,
- Perkusi : sonor hipersonor(pneumo thorak), redup, pekak (cairan di thorak atau hemthorak)
- Auskultasi : suara jantung, ada bunyi jantung yg menjauh (ada cairan), tamponade jantung
C. Cirkulasi dan bleeding control
Lighat tanda tanda akral dingin pengencekan nadi, Cek tekanan daran, shok, akral dingin,
palpasi arteri a. carotis(90 mmHg), a. femoralis(70mmHg), a. radialis(50mmHg) sistol
Bleeding control : di abdomen dilakukan laparotomi, thorak ,femur lakukan pembalutan
tekan dengan kasa
D. Disability : lihat dari GCS
E. Eksposure : lihat trauma lain

3. Bagaimana interpretasi dari GCS E3V4M5? Tambahkan perincian e,v,m apa saja ,
E : respon membuka mata  3, merespon terhadap suara
V : respon bicara  4, bicara kacau, membentuk kalimat tapi waktu dantempat tidak bisa
M : respon gerakan  5, mengetahui lokasi nyeri
13-15 : kesadaran baik
9- 12 : kesadaran sedang. Pasien 12
3-8 : keadaran buruk
Penggolongan yg lain :
12 : apatis krn trauma kepala sedang

4. Jelaskan interpretasi pemerikaan fisik dari sekenario?


tekanan darah 100/60 mmHg : rendah. Normal jarak antara sistol dan diastol
denyut jantung 115 x/menit :
laju pernafasan 28 x/menit
SpO2 96%
suara berkumur (gurgling)  sumbatan cairan darah
epistaksis
edema periorbital (+/+)
sumbatan o2 turun hipoksi simpatis rangsang dilatasi pembuluh darah (tekanan darah
turun) dan jantung  meningkatkan cardiac out put (takikardi)  laju pernafasan meningkat
kemungkinan trauma kepala
bagaimana terapi cairan, jumlahnya, tetesan permenit berapa jenis infus (garam/ cristaloid.
Colid ganti darah jenis yg apa)
5. cari tentang kehilangan cairan akibat kecelakuaan, masuk syok atau tidak
6. Bagaimana cara melakukan triple airway maneuver? Tambahkan gambar
- Head tilt dan chin lift : leher eksteni dan jalan nafas dibuka, tangan penolong menekan dahi
pasien sedangkan ibu jari dan jari yang telunjuk mengangkat dagu pasien.  lidah terakgat
dr posterior faring. Jika obstruski nafas diebabkan lidah
- Jaw thrusr : bila trauma atau cidera leher, lidah bergeser ke anterior saat mandibular di
dorng ke depan. Jadi leher tidak perlu diekstensikan pasien pada posisi tidur terlentang dan
penolong berdiri sejajar dengan kepala pasein kmd mendorong angulu mandibular ke
anterior tidak boleh memberi bantal pada pasien tidak sadar krn akan membuat poisi kepala
fleksi dan tidak boleh menyangga leher
7. Apa saja bentuk sumbatan jalan nafas dan bagaimana cara pengelolaannya? Menjelaskan patfis,
obtotal, obs parial penyebab dr mana, penanganan, berkaitan dengan kgd / tidak
Trauma inhalasi obstruksi atau tidak yg mana knp bisa obstruksi
a. Obtruki total : pasien adar/ tidak. Disebabkan tertelan benda asing menyangkut dan
meyumbat pada pangkat laring. Bila timbul perlahan maka berawal dr obs parsial ke total
b. Obstruksi parsial : penderita masih bisa bernafas sehingga timbul berbagai suara, krn cairan
darah aspirasi lambung : gurgling harus dilakukan suction. Krn pangkal lidah jatuh ke
belakang pasien tidak sadar, tulang rahang bilaterap patah : snoring diatai airway manual/
alat. Krn penyempitan laring / trakea
8. Jelaskan derajat sumbatan jalan nafas!
9. Bagaimana penentuan pemberian O2
10. Bagaimana indikasi penggunaan puls oksimetri
11. Apa indikasi dari definitive airway
12. Bagaimana cara pemasangan NRM pada kasus tersebut
13. Mengapa setelah dilakukan pengelolaan jalan nafas dokter masih mendengar gurgling?

14. Bagaimana cara mengelola airway pada kasus tersebut


15. Bagaimana komplikasi pada kasus tersebut

Anda mungkin juga menyukai