SKENARIO
Dari berbagai jurnal yang dibaca, Fira mendapatkan informasi bahwa buah markisa
kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa) mengandung polifenol dan karotenoid yang
mempunyai efek antioksidan. Sementara itu, senyawa antioksidan diketahui dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker melalui mekanisme cell cycle arrest pada fase G1.
Buah markisa kuning juga sudah dibuktikan secara in vitro mempunyai efek sitotoksik pada
lini sel kanker payudara T47D. Fira tertarik untuk melanjutkan penelitian tersebut ke tahap
uji in vivo. Untuk melakukan penelitiannya, Fira merancang desain penelitian yang tepat
dengan mempertimbangkan pemilihan subyek uji, metode uji, parameter yang akan diukur
serta uji analisisnya.
Step 1
Step 2
Step 3
dengan rumus:
(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/06%20vol%207%20april%202008%20(48-54).pdf)
Antifungi
UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG RAMBUTAN (Nephelium
lappaceum L.) TERHADAP JAMUR Candida Albicans SECARA IN VITRO
Pengujian Aktivitas Antijamur
a. Media dasar PDA dituang ke dalam cawan petri dan dibiarkan mengeras.
b. Pada permukaan lapisan dasar diletakkan 6 pencadang dan diatur sedemikian rupa
sehingga terdapat daerah yang baik untuk mengamati zona hambat yang terjadi.
c. PDA yang mengandung suspensi jamur uji dituang ke dalam cawan petri di sekeliling
pencadang.
d. Dikeluarkan pencadang dari cawan petri sehingga terbentuk sumur yang akan
digunakan untuk larutan uji, larutan kontrol positif (+) dan larutan kontrol negatif (-).
e. Diteteskan larutan uji ekstrak sampel kering etanol, ekstrak sampel basah etanol,
larutan kontrol positif (+) dan larutan kontrol negatif (-).
f. Dilakukan pengulangan secara triplo dengan cara yang sama.
g. Diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37 C selama 1x24 jam.
h. Diamati zona hambat yang terjadi di sekitar sumuran kemudian diukur diameter zona
hambat secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan penggaris berskala.
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=123510&val=5543)
Organ Terisolasi
EFEK EKSTRAK DAUN CIPLUKAN (Physalis minima L) TERHADAP RELAKSASI OTOT
POLOS TERPISAH TRAKEA MARMUT (Cavia porcellus)
METODOLOGI
Percobaan dilakukan dengan menggunakan hewan coba marmut jantan (n=5).
Percobaan dilakukan dengan metoda organ terpisah yaitu menggunakan rantai cincin
trakea yang dimasukkan ke dalam organ bathdan dihubungkan dengan rekorder
macLab. Selama percobaan rantai cicin trakea di dalam organbath direndam cairan
fisiologis Kreb”s yang selalu diganti setiap 15 menit, temperatur dipertahankan 35-37 C
dan terus menerus dialiri gas karbogen (9). Daun ciplukan (Physalis minima L) dibuat
ekstrak dengan menggunakan etanol. Untuk melihat respon relaksasi dari pemberian
ekstrak daun ciplukan, dilakukan stimulasi kontraksi otot polos trakea terlebih
duludengan menggunakan histamin 10-5 M (9,10), jika sudah terjadi kontraksi yang
stabil, kemudian baru ditambahkan ekstrak daunciplukan secara kumulatif dengan dosis
0,3 %, 0,5 %, 0,7 % dan diamati respon relaksasi otot polos trakea dari penurunan kurva
yang terekam di komputer mac lab dan dapat diukur besar kontraksi dan relaksasi
dalam satuan mv. Ekstrak daun ciplukan diberikan secara kumulatif berdasar penelitian
pendahuluan yang didapatkan hasil bahwa efek relaksasi ekstrak daun ciplukan bertahan
lama dan baru hilang responsnya setelah dilakukan pencucian. Data yang diperoleh
adalah besar kontraksi dari otot polos trakea setelah pemberian histamin (kontrol) dan
penurunan kontraksi (relaksasi) otot polos trakea setelah pemberian ekstrak daun
ciplukan (perlakuan). Besar kontraksi yang terekam pada komputer maclab
menggunakan satuan mili volt Data yang didapatkan dianalisis dengan uji anova, dan uji
korelasi regresi.
(http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/viewFile/237/229)
Mukolitik
SKRINING KOMPONEN KIMIA DAN UJI AKTIVITAS MUKOLITIK EKSTRAK RIMPANG
BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP MUKOSA USUS SAPI SECARA IN VITRO
Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Uji
Larutan stok ekstrak uji dibuat dari ekstrak uji yang ditimbang sesuai kadar yang di-
inginkan (1 % b/v dan 0,5 % b/v) dan dibasahi dengan tween 80 hingga konsentrasi
tween 80 dalam larutan mencapai 1% dengan cara mela-rutkan tween sebanyak 1 g
dengan 100 ml akua-dest, lalu diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam ekstrak uji dan
dihomogenkan hingga terbentuk dispersi ekstrak.
Penyiapan Mukus
Mukus didapatkan dari mukosa usus sapi yang dicuci dengan air mengalir sampai bersih,
kemudian dibelah dan dikerok. Mukus ditampung pada gelas kimia. Mukus yang
didapatkan berwarna putih kecoklatan sampai putih kekuningan.
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi validitas dari hasil uji in vitro maupun in vivo?
In vivo In vitro
Faktor internal Faktor eksternal
- Usia: usia hewan coba harus - pH
diperhatikan - kandungan nutrisi
- Jenis kelamin: pada uji - suhu
hipertensi yg jantan lebih stabil, - kelembapan
dari segi hormonnya - dari faktor o2 untuk bakteri aerob/
- Berat badan anaerob
- Sifat genetik: spesies hewan uji - faktor dari peneliti
yg digunakan. Ex. Pada SD lebih Faktor internal
aktif di malam hari -usia sel
Faktor eksternal -jenis sel
- Keadaan kandang
- Suhu
- Cahaya
- Kebisingan
Apa saja kriteria penentuan uji in vitro ataupun in vivo?
- Bila ingin melihat efek thd suatu sistemik tubuh in vivo
- Bisa berlanjut dr in vitro ke in vivo
- Bisa juga apabila efek atau bukti empirisnya sudah ada, langsung menggunakan in
vivo
- Usia sel lebih pendek dibanding hewan. Apabila melihat toksisitas kronis maupun
subkronis dilakukan uji in vivo
- Penentuan uji in vivo maupun in vitro tergantung tujuan penelitiannya
5. Bagaimana merencanakan desain penelitian pada efek anti kanker payudara buah
markisa kuning?
Bisa menggunakan post test control group
- Pada hewan coba (tikus) dibuat kanker terlebih dahulu dengan cara diinduksi dgn
sel kanker
- Setelah di induksi diberikan ekstrak buah
- Ditentukan waktu pemberiannya misal 14 hr
- Tikus di matikan dilihat dr histopatologisnya sebagai parameter penelitian
- Hasil di analisis kemudian cek datanya berpasangan atau tidak
Apakah bisa dilakukan prepost test?
Untuk parameter melihat efek berat badan bisa
Tetapi untuk anti kanker dilakukan post test
6. Bagaimana cara pemilihan subjek uji pada efek anti kanker payudara buah markisa
kuning?
Kenapa memilih subjek uji tikus? Galurnya apa?
Bisa tidak menggunakan mencit atau kelinci?
- Mudah dipelihara
- Waktu hidup relative singkat
- Fisiologisnya di sesuaikan terhadap manusia
- Ekstrak mudah di berikan
7. Apa saja parameter yang akan diukur pada efek anti kanker payudara buah markisa
kuning?
- Histopatologi: menggunakan IHC: dinilai sitokin
- Makroskopis: ukuran nodul, ukuran massa tumor
- Selera makan dan berat badan diukur sabagai data tambahan
8. Bagaimana cara pemilihan metode uji?
- Induksi? Bagaimana cara induksi?
- Pengukuran massa
-
9. Bagaimana cara pemilihan analisis uji?
- penentuan skala variabel yang dipakai
ukuran massa: rasio
- lihat jenis hipotesis: komparasi atau korelasi
memakai komparasi
- lihat berpasangan atau tidak? Di skenario tidak berpasangan
- jumlah kelompok
bisa >2 kelompok: kelompok kontrol, kelompok dosis 1, kelompok dosis 2, kelompok
dosis 3, kelompok dosis 4
Step 7
Prabu S. L., Thirumurugan R., Suriyaprakash T. N. K.; The Role of the Drug Discovery,
Clinical, and Regulatory Affairs Teams
in Turning a Potent Agent into a Registered Product;2014;Oxford;Elsevier.
Uji farmakokinetik bisa dilakukan dengan in vivo dan in vitro terutama untuk
menguji metabolisme
In vitro :
Terletak di dalam suatu system tetapi di luar tubuh manusia
dilakukan mikroorganisme pada tidak hidup tetapi dalam lingkungan terkontrol,
misalnya di dalam tabung reaksi atau cawan Petri
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dari variabel
eksperimental pada subset dari bagian pokok suatu organisme. Hal ini cenderung
untuk memfokuskan pada organ , jaringan , sel , komponen sel, protein , dan / atau
biomolekul
tingkat penyederhanaan sistem yang diteliti lebih besar , sehingga peneliti dapat
fokus pada sejumlah komponen. Sebagai contoh , identitas protein dari sistem
kekebalan tubuh ( misalnya antibodi ) , dan mekanisme yang mengenali dan
mengikat antigen asing akan tetap sangat jelas jika tidak untuk penggunaan ekstensif
kerja in vitro untuk mengisolasi protein , mengidentifikasi sel-sel dan gen yang
memproduksi mereka , mempelajari fisik sifat interaksi mereka dengan antigen , dan
mengidentifikasi bagaimana interaksi mereka menyebabkan sinyal seluler yang
mengaktifkan komponen lain dari sistem kekebalan tubuh. Respon seluler adalah
spesies - spesifik , lintas analisis - bermasalah spesies . Metode baru spesies - sasaran
yang sama - , studi multi- organ yang tersedia untuk memotong hidup , pengujian
lintas-spesies
Gofa sabarni, 2018 aktivitas sitotoksik ekstrak etanol etil asetat N heksana daun
kelor thd sel T47D, jurnal penelitian kimia, vol 14 No 2P303-313
Daniel zips., et al, 2005, New Anticancer Agents: In Vitro and In Vivo
Evaluation,
Aktivitas antimikroba
In vitro assays with High throughput; no cell culture or animal Prone to irrelevant hits (compounds with
purified proteins facilities necessary. low bioavailability unable to reach the
respective target in intact cells or in vivo).
In vitro cell-based Medium- to high-throughput; demonstrate Require access to cell culture facility; do
target-oriented efficacy of the hits at the cellular level; the not assure efficacy in vivo (e.g., identified
assays affected molecular target is known, saving hits may not reach their site of in
further work for mechanism of action studies. vivo action, for example as a result of rapid
catabolism in the liver).
In vitro phenotypic Medium- to high-throughput; demonstrate Require access to cell culture facility; great
cell-based assays efficacy of the hits at the cellular level; useful effort might be needed to identify the
for addressing the underlying mechanism of affected molecular target(s) underlying the
action, whereby such investigations might lead changed phenotype; do not assure
to the discovery of new molecular targets or efficacy in vivo (e.g., identified hits may
pathways affecting the respective phenotype. not reach their site of in vivo action, for
example as a result of rapid catabolism in
the liver).
Biotechnology Advances
Volume 33, Issue 8, December 2015, Pages 1582-1614
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi validitas dari hasil uji in vitro maupun in vivo?
In vivo In vitro
Faktor internal Faktor eksternal
- Usia: usia hewan coba harus - pH
diperhatikan - kandungan nutrisi
- Jenis kelamin: pada uji - suhu
hipertensi yg jantan lebih stabil, - kelembapan
dari segi hormonnya - dari faktor o2 untuk bakteri aerob/
- Berat badan anaerob
- Sifat genetik: spesies hewan uji - faktor dari peneliti
yg digunakan. Ex. Pada SD lebih Faktor internal
aktif di malam hari -usia sel
Faktor eksternal -jenis sel
- Keadaan kandang
- Suhu
- Cahaya
- Kebisingan
Apa saja kriteria penentuan uji in vitro ataupun in vivo?
- Bila ingin melihat efek thd suatu sistemik tubuh in vivo
- Bisa berlanjut dr in vitro ke in vivo
- Bisa juga apabila efek atau bukti empirisnya sudah ada, langsung menggunakan in
vivo
- Usia sel lebih pendek dibanding hewan. Apabila melihat toksisitas kronis maupun
subkronis dilakukan uji in vivo
- Penentuan uji in vivo maupun in vitro tergantung tujuan penelitiannya
- Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil percobaan diantaranya:
1. Faktor internal
a) Variasi biologic
- Usia (berpengaruh pada dosis yang harus diberikan)
- Jenis kelamin (ada obat-obat yang lebih peka untuk jantan dan untuk betina)
- Ras dan sifat genetic faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap hewan
yang akan di jadikan percobaan karena akan mempengaruhi hasil dari percobaan
disebabkan oleh pengaruh dosis dan cairan tubuh hewan tersebut sehingga hasil dari
pengamatan akan berbeda-beda, sehingga memepengaruhi efek farmakologinya.
b) Status kesehatan
c) Nutrisi
d)Bobot tubuh serta luas permukaan tubuh berpengaruh pada dosis yang harus
diberikan.
2. Faktor eksternal
a) Suplai oksigen
b) Pemeliharaan lingkungan fisiologik (keadaan kandang, suasana asing atau baru,
pengalaman hewan dalam penerimaan obat, keadaan ruangan tempat hidup seperti
suhu, kelembaban, ventilasai, cahaya, kebisingan serta penempatan hewan)
c) Pemilihan keutuhan struktur ketika menyiapkan jaringan atau organ untuk
percobaan. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi hasil percobaan, dan
mempengaruhi efek farmakologinya, apabila hewan yang sudah biasa di beri obat
maka akan terlihat lebih rileks dan santai berbeda dengan hewan percobaan yang
masih baru dan masih asing makan akan lebih berontak dan agresif, sehingga kita
membutuhkan penelitian dan perawatan yang baik terhadap hewan percobaan
sebelum melakukan percobaan.
(Kusumawati.2004.Bersahabat dengan Hewan Coba.Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press)
5. Bagaimana merencanakan desain penelitian pada efek anti kanker payudara buah
markisa kuning?
Bisa menggunakan post test control group
- Pada hewan coba (tikus) dibuat kanker terlebih dahulu dengan cara diinduksi dgn
sel kanker
- Setelah di induksi diberikan ekstrak buah
- Ditentukan waktu pemberiannya misal 14 hr
- Tikus di matikan dilihat dr histopatologisnya sebagai parameter penelitian
- Hasil di analisis kemudian cek datanya berpasangan atau tidak
Apakah bisa dilakukan prepost test?
Untuk parameter melihat efek berat badan bisa
a. Tetapi untuk anti kanker dilakukan post test
6. Bagaimana cara pemilihan subjek uji pada efek anti kanker payudara buah markisa
kuning?
Kenapa memilih subjek uji tikus? Galurnya apa?
Bisa tidak menggunakan mencit atau kelinci?
- Mudah dipelihara
- Waktu hidup relative singkat
- Fisiologisnya di sesuaikan terhadap manusia
- Ekstrak mudah di berikan
Carere C., Mastripieri D.;Animal Personalities:Behavior, Physiology, and
Evolution;2013;Chicago;The University of Chicago Press.
Many of the links between human personality and physiological function have
- focused on stress-related processes (e.g., glucocorticoid production and
- sympathetic/cardiovascular activity; see chapter 12), and thus we focus on
these
- physiological processes in our review of the data on laboratory rodents.
Given the
- established relationships between behavioral traits and physiological
functioning, it is
- reasonable to hypothesize that consistent, even low-grade, physiological
biases
- associated with personality can have long-lasting influences on the
development and
- progression of diseases, particularly chronic or slow-to-manifest diseases
(e.g., cancer,
- Segerstrom 2003).
- In animals, personality-linked behavioral traits have also been associated
with
- specific physiological biases, and to a lesser extent with health outcome
biases (Gentsch
- et al. 1982; Walker et al. 1989; Sandi et al. 1991, Capitanio et al. 1999, 2004;
Kavelaars
- et al. 1999; Koolhaas et al. 1999; Laudenslager et al. 1999; Ruis et al. 2000;
Maninger et
- al. 2003; Cavigelli and McClintock 2003; Carere and Van Oers 2004;
Tõnissaar et al.
- 2004; Coppens et al. 2010; chapter 12). Several of these studies link
behavioral traits to
- differential stress and immune physiological processes and thus provide clear
- physiological mechanisms by which personality traits can influence health
and disease
- processes. Given the fact that some of the behavioral traits identified in
laboratory
- rodents are similar to traits identified in humans (e.g., aggression and
behavioral
- inhibition), and that physiological processes can be more completely
elucidated in
- animals than in humans, the above array of studies indicate strong potential
for
- application of results with animal models to understanding differential
behavior-linked
- disease susceptibility in humans. Animal research provides an opportunity to
examine
- how personality-linked behavioral traits associate with physiological traits,
and how
- these physiological biases may influence disease progression and health,
while holding
- environment and health-related behaviors relatively constant.
Anjing
Anjing dengan bulu pendek dan berat sekitar 12 kg paling sesuai untuk uji
toksikologi. Umur paling baik dipakai adalah 14-16 minggu, sementara
dibutuhkan 4 minggu untuk adaptasi dengan lingkungan yang baru.
Primata
Pengguanaan kera lebih menguntungkan dibandingkan pemakaian hewan-
hewan lain, terutama dalam hal berat badan dan postur tubuhnya yang
menyerupai manusia. Postur seperti ini memungkinkan untuk mencatat
observasi penting terutama bila neurophaty perifer merupakan manifestasi
toksik. Kerugiannya perlu banyak hewan yang dibutuhkan untuk uji fertilitas
karena produktivitasnya rendah.
(Kusumawati.2004.Bersahabat dengan hewan coba.Yogyakarta:Gadjah
Mada University Press)
- satwa primata (macaca fascicularis) lebih mirip dengan manusia
lebih menyarankan perempuan: insiden lebih banyak wanita, dan ada hormone
terkait
Pengaruh Pemberian Minyak Jinten Hitam (Nigella sativa L.) terhadap
Volume Adenokarsinoma Mammae secara In Vivo menggunakan dengan
rancangan pre and post test control group design.
7. Apa saja parameter yang akan diukur pada efek anti kanker payudara buah markisa
kuning?
- Histopatologi: dilihat jaringan tumor diidentifikasi sel kromatin, sel radang, penebalan lapisan
epitel kuboid
- Makroskopis: ukuran nodul, ukuran massa tumor
- Selera makan dan berat badan diukur sabagai data tambahan
- Buah markisa kuning Hambat kanker angiogenesis dari CA payudara lihat
makroskopisnya
Parameter yg di ukur dari berat badan
Plantamajoside, a potential anti-tumor herbal medicine inhibits breast cancer
growth and pulmonary metastasis by decreasing the activity of matrix
metalloproteinase-9 and -2
Shimin Pei,
Xu Yang,
Huanan Wang,
Hong Zhang,
Bin Zhou,
Di Zhang &
Degui Lin
BMC Cancer volume 15, Article number: 965 (2015) Cite this article
2698 Accesses
27 Citations
1 Altmetric
Metricsdetails
analisis: data normal dan homogen one way annova kel 1,2, negative dengan kel
3,4, negative
ada perbedaan pemberian waktu
-dibandingkan kel 1 dan kel 3 dengan uji independent T test
-dibandingkan kel 2 dan kel 4 dengan uji independent T test
Dilihat mana yang lebih bagus